Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 2 hari yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kursi pelatih Timnas Indonesia hingga kini masih kosong setelah PSSI mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert.

Saat ini, PSSI mengaku tengah menyeleksi lima kandidat pelatih baru. Siapa saja mereka?

Hal ini dibahas dalam Dialog Sapa Pagi bersama pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni, yang akrab disapa Bung Kus.

Dari lima kandidat, menurut Bung Kus, nama-nama tersebut sudah mengerucut menjadi dua pelatih asal Eropa.

Satu pelatih masih menangani klub di Eropa, sementara satu lainnya tengah melatih klub di kompetisi domestik Indonesia.

Baca Juga Timnas Indonesia Tidak Ditargetkan Raih Medali Emas di Sepak Bola SEA Games 2025 di https://www.kompas.tv/olahraga/632426/timnas-indonesia-tidak-ditargetkan-raih-medali-emas-di-sepak-bola-sea-games-2025



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/olahraga/632453/full-pengamat-sepak-bola-bung-kus-ungkap-petunjuk-penting-kandidat-pelatih-baru-timnas
Transkrip
00:00Kursi pelatih Kepala Timnas Indonesia hingga kini masih belum terisi setelah mengakhiri kerjasama dengan Patrick Leifert.
00:07Kini PSSI mengaku tengah menyeleksi lima nama sebagai pelatih baru Timnas.
00:13Siapa saja kandidatnya akan kita bahas bersama pengamal sepak bola Muhammad Kusnaini atau yang sering disapa Bungkus.
00:19Bungkus selamat pagi.
00:21Selamat pagi Mario.
00:22Terima kasih Bungkus sudah bergabung di dialog Sapa Indonesia pagi hari ini.
00:25Bungkus kemarin konversi pers lima nama masih dirahasiakan karena untuk menjaga privasi.
00:32Kalau dari Bungkus sebagai pengamal senior pasti sudah ada bocoran nih.
00:35Siapa saja Bungkus kalau yang bisa dibagi ke kita.
00:38Yang pertama kehatian PSSI dalam menentukan pelatih Timnas ini sebetulnya ada hubungannya dengan kegagalan pelatih sebelumnya.
00:47Tentu kalau kita mengalami kegagalan kita berusaha tidak sampai terulang kegagalan itu.
00:52Dan ini sebetulnya hal yang ada baiknya.
00:54Kita sekarang lebih berhati-hati dalam memilih pelatih baru.
00:57Supaya proyek untuk lolos ke Piala Dunia 2030 ini kali ini tidak lagi gagal benar-benar berhasil dicapai.
01:05Nah kehatian-hatian itu tentu juga berkaitan dengan banyak aspek ya.
01:08Pertama karena ini proyeknya kan jangka panjang.
01:11Jadi kita butuh pelatih yang tidak sekedar punya nama besar gitu ya.
01:14Tapi juga punya program yang bagus.
01:16Punya program yang terukur, terstruktur.
01:18Sehingga akhirnya nanti kita betul-betul punya Timnas yang kuat.
01:22Yang mampu bersaing di Piala Dunia.
01:24Kualifikasi Piala Dunia 2030.
01:26Di samping tentu ada aspek lain ya.
01:28Aspek kesiapan pendanaan dari PSSI sendiri.
01:31Serta tentu kesediaan dari pelatih yang bersangkutan.
01:35Nah dari lima nama itu sebetulnya sudah mengerucut menuju ke dua nama sebetulnya.
01:41Yang satu pelatih berasal dari luar dari Eropa sana.
01:45Yang kebetulan sekarang masih pegang tim.
01:47Yang satu sebetulnya dua-duanya dari Eropa pada dasarnya ya.
01:51Yang satu sudah ada di Indonesia tapi masih pegang tim di kompetisi domestik.
01:55Makanya tadi dalam conference PES kan disebutkan pelatih yang diincar itu salah satunya masih menangani tim.
02:02Jadi dua nama itu yang sebetulnya paling kuat mengerucut menjadi kandidat.
02:06Ya tapi kan mungkus kan belum ada nama yang disampaikan kemarin.
02:10Berarti sudah ada bocoran-bocoran ini ya.
02:13Karena pada dasarnya seperti yang saya sampaikan tadi pelatih tersebut masih menangani tim ya.
02:18Yang satu masih menangani tim di Eropa sana.
02:21Satu masih menangani tim di kompetisi domestik kita.
02:24Nah tentu tidak elok kalau kontraknya masih berjalan.
02:27Pelatih yang bersangkutan kemudian sudah disebut-sebut sebagai kandidat pelatih timnas Indonesia.
02:33Kalau sampai terjadi seperti itu biasanya dampaknya menjadi kurang positif ya.
02:37Bagi pelatih yang bersangkutan tentu menjadi tekanan tersendiri.
02:41Kemudian kalau sampai terjadi kegagalan di klubnya.
02:44Lalu dihubung-hubungkan dengan rencana menangani timnas.
02:48Itu saya pikir hal yang menjadi dasar kehatian-hatian dalam membuka nama pelatih yang bersangkutan.
02:54Oke. Kalau yang di Indonesia ini pelatih dari Indonesia atau luar bungkus?
03:01Di Indonesia ini kan sebagian besar pelatih berasal dari luar ya.
03:04Hanya satu pelatih domestik yaitu pelatih Malut United.
03:07Selebihnya pelatih dari luar ya.
03:08Oke saya ganti pertanyaan saya.
03:11Asalnya dari Belanda atau dari mana Eropan?
03:15Ya yang saya tahu ini pelatih ini bukan dari Belanda yang di Liga 1.
03:19Di Liga Domestik ini ya di Super League ini pelatihnya bukan dari Belanda.
03:22Dan kabarnya pelatih yang bersangkutan juga tertarik.
03:25Tapi memang sejauh ini belum ada kesepakatan yang formal.
03:30Dan ini menurut saya hal yang normal gitu ya.
03:32Karena pembicaraan mengenai kontrak dengan pelatih yang bersangkutan tentu harus mendapatkan izin juga dari klub yang bersangkutan.
03:40Cuma memang kalau untuk kompetisi domestik biasanya sih lebih mudah ya.
03:43Karena klub itu biasanya kalau untuk timnas itu dengan mudah memberikan dukungan ya.
03:49Bagi klub domestik mungkin masalahnya untuk kandidat yang berasal dari Eropa.
03:54Itu tentu akan lebih rumit prosesnya.
03:56Oke kalau yang satu lagi yang berasal dari Eropa.
04:00Pelatih yang sedang melatih klub di Eropa.
04:02Apakah memang Liga besar atau bagaimana?
04:05Bungkus.
04:06Ternyata memang bukan Liga besar ya.
04:09Tapi menurut saya bukan masalah Liga besar atau Liga kecil.
04:12Liganya mungkin tidak terlalu besar untuk ukuran Indonesia ya.
04:14Kalau orang Indonesia kan bilang Liga besar itu kan Inggris, Itali, Jerman, Spanyol.
04:18Ini bukan dari sana.
04:20Tapi menurut saya meskipun bukan menangani tim yang bisa dibilang Liga besar itu ya.
04:25Atau tim nasional besar itu ya.
04:26Yang di Eropa sana kan ada juga yang menangani timnas ya.
04:29Bukan timnas besar.
04:30Tapi sebetulnya paling penting untuk Indonesia itu pelatih yang punya kemampuan membangun timnas secara terstruktur ya.
04:39Secara terkonsep.
04:40Karena kita ini kan sekarang kalau kita mau pelatih yang betul-betul grade-nya A super, itu kan juga tidak mudah.
04:47Di samping salary-nya tinggi, itu juga peringkat Indonesia ini kan menjadi problem juga.
04:51Karena kita masih di level yang cukup jauh ya.
04:54Di atas 110.
04:55Pelatih-pelatih top itu biasanya maunya klub yang ada di level 20 atau 30 besar.
05:00Kita ini masih jauh sekali.
05:01110 ke atas.
05:03Karena itu kita juga harus paham bahwa kita tidak mudah mendapatkan pelatih yang levelnya seperti itu.
05:07Yang penting itu pelatih itu orang yang teruji kemampuannya.
05:11Orang yang punya konsep, orang yang punya kemampuan membangun timnas.
05:15Naik secara perlahan.
05:16Ya itu sudah pernah kita alami dari ketika jamannya Sintayong ya.
05:20Peningkatan prestasi itu secara bertahap terjadi.
05:23Meskipun memang kemudian terjadi perbedaan kesepakatan sehingga akhirnya berhenti di tengah jalan.
05:30Oke. Apakah juga yang pelatih Eropa ini mantan pemain terkenal seperti Patrick Leifert?
05:35Atau kita memang mengenal pelatih ini secara umum atau bagaimana?
05:40Kali ini kebetulan bukan mantan pelatih terkenal ya.
05:43Yang saya tahu ini bukan mantan pelatih atau pemain terkenal.
05:46Dan ini menurut saya lagi-lagi bukan masalah.
05:49Tidak semua pemain terkenal itu bisa menjadi pelatih hebat juga.
05:52Seperti halnya sama.
05:54Pelatih hebat itu tidak semuanya sebelumnya berasal dari latar belakang pemain yang hebat.
05:59Atau sebaliknya pelatih yang tidak hebat itu belum tentu juga sebelumnya pemain yang tidak hebat.
06:04Jadi bukan seolah latar belakang tapi bagaimana dia membangun karir kepelatihannya dengan sebaik sehingga akhirnya mampu berprestasi.
06:11Oke. Mengerucut kedua nama.
06:12Kalau dua nama ini menurut Bungkus satu sudah punya pengalaman di Indonesia.
06:17Satu masih di Eropa.
06:18Menurut Bungkus lebih cocok mana sebenarnya?
06:22Untuk di Timnas?
06:22Iya sebetulnya idealnya pelatih Timnas itu juga orang yang punya pemahaman tentang sepak bola Asia keseluruhannya.
06:31Karena kita nanti akan bersaing di Asia ya.
06:32Tidak hanya harus paham tentang Indonesia.
06:35Tapi Asia secara keseluruhan.
06:37Jadi pelatih ini nanti tahu kita akan bertemu lawan Thailand.
06:40Thailand itu seperti apa.
06:41Bertemu dengan Korea Selatan.
06:43Korea Selatan seperti apa mainnya.
06:45Bertemu dengan Uzbek.
06:46Uzbek seperti apa mainnya.
06:47Jadi dengan demikian dia tahu bagaimana cara mempersiapkan tim, membangun tim.
06:52Itu membantu ya.
06:53Dan itu menurut saya keuntungan pelatih yang sudah menjadi pelatih yang sekarang berada di Liga Domestik.
07:00Karena dia sudah tahu sepak bola Indonesia dan sudah tahu lawan-lawan yang biasa dihadapi oleh tim-tim kita di kompetisi Asia.
07:07Entah itu di level klub maupun di level tim nasional.
07:10Itu kelebihan dia ya.
07:11Dan kalau itu bisa kita dapatkan tentu merupakan keuntungan tersendiri.
07:15Tapi itu bukan faktor yang paling utama.
07:18Yang paling utama itu pelatih ini punya rekam jejak yang bagus.
07:22Dan punya konsep yang bagus untuk membuat tim nasi ini lebih berprestasi.
07:26Itu yang paling utama.
07:27Oke.
07:27Berarti ini karena rame di Metos Bungkus.
07:31Ada tiga nama.
07:31Timur Kapatse, Heimir Halgrimson, dan Jesus Kasas.
07:36Berarti tidak tiga-tiganya nih ya.
07:40Pelatih yang berasal dari Eropa itu bukan di antara nama-nama tadi ya.
07:45Tapi pelatih yang juga cukup dikenal sebetulnya di kalangan sepak bola Eropa.
07:49Oke.
07:50Bungkus, kita lebih ke evaluasi secara besar ya.
07:54Karena kemarin beberapa hari yang lalu itu,
07:58Erik Thohir, Ketua PSSI,
08:00mengatakan bahwa pencarian pengganti Clyford ini
08:03harus dilakukan secara hati-hati.
08:05Apakah ini mau belajar dari pengalaman sebelumnya
08:08ketika menggantikan HTA dengan Clyford?
08:15Ya, itu yang saya bilang tadi di awal bahwa
08:16kita belajar dari kekeliruan ketika memilih pelatih pengganti Sintayong.
08:23Dasarnya itu terutama karena soal komunikasi,
08:27dasarnya itu soal kemampuan mendatangkan pemain diaspora,
08:30karena latar belakang kebintangannya dihormati pemain,
08:34itu ternyata tidak efektif juga untuk membuat tim Nas lebih berprestasi ya.
08:37Pada akhirnya tetap soal kualitas kepelatihan juga yang menjadi penentu ya.
08:41Dan itu yang membuat kita sekarang lebih hati-hati.
08:44Nah, satu-satu yang juga harus dipahami oleh publik bahwa
08:47tidak hanya Indonesia yang mengalami persoalan belum punya pelatih ya.
08:51Negara lain sebesar Tiongkok pun saat ini nggak punya pelatih juga.
08:54Sesudah mereka tidak lolos ke piala dunia,
08:56Tiongkok juga sampai sekarang masih cari pelatih.
08:58Dan agak-agak mirip juga sekarang pemikiran yang terjadi di Tiongkok itu.
09:02Federasi Sepak Bola Tiongkok itu berpikir
09:04sepertinya mereka akan menggunakan pelatih domestik
09:07yang punya pemahaman tentang sepak bola domestik dan sepak bola Asia.
09:11Makanya sekarang mereka mengincar pelatih yang berhasil dari kompetisi domestik.
09:15Nah, karena masih menangani tim domestik,
09:17maka akhirnya Federasi Sepak Bola Tiongkok masih menunggu nih
09:21sampai kompetisi selesai sebelum memutuskan
09:23menunjuk pelatih yang baru.
09:25Makanya kemarin di Match Day Viva bulan November,
09:28Tiongkok kan juga tidak menggelar pertandingan internasional friendly.
09:31Itu karena problem yang sama dengan Indonesia.
09:33Belum punya pelatih definitif.
09:35Oke, terima kasih Bungkus atas apa yang disampaikan.
09:38Semoga memang memberikan masukan ya.
09:40Seperti yang dibilang tadi bahwa
09:42ya harus lebih hati-hati dalam mencari pengganti pelatih Klaifer
09:45terutama pelatih Timnas Senior ini
09:47untuk perkembangan Timnas kita ke depan.
09:50Terima kasih sekali lagi Pengamat Sepak Bola Muhammad Kusneni
09:52atas apa yang disampaikan.
09:54Terima kasih Bungkus, sehat-sehat selalu.
09:57Amin, amin.
09:59Saudara jangan kemana-mana.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan