00:00Sekarang kan emas ya Pak, untuk tahun depan apakah ada dua tukar lagi untuk dipertimbangkan?
00:06Kalau emas ada kan, karena sekarang kan ekspornya no kalau gak salah.
00:11Itu selain untuk meningkatkan pendapatan pemerintah,
00:14juga untuk melihat si berapa sih ekspor mas kira sebetulnya.
00:18Jadi kita lihat nanti ada potensi income apa yang kita bisa dapat dari pertambangan itu yang mungkin sebelumnya.
00:24Belum tahu, saya gak estimasi, nanti salah angkanya, saya lupa angkanya berapa triliun lagi tuh.
00:31Dua sampai enam triliun ya.
00:35Pak, siapa?
00:38Saya gak peduli apa dagangnya, pokoknya yang barang masuk ilegal, saya berhentiin.
00:48Saya gak mungkin buka pasar untuk barang-barang ilegal kan.
00:53Tapi mereka bersedia untuk bayar pajak sekitar 10 persen gitu, itu gimana Pak?
00:57Bukan urusan saya, pokoknya masuk ilegal, saya tangkap.
01:01Itu kan, kalau Anda lihat cerita apa Alkapun, zaman dulu,
01:05impor apa dari Kanada ke Amerika, alkohol kan.
01:09Apa alkoholnya beracun? Enggak, tapi karena melanggar undang-undang gitu.
01:13Itu sama saya kerjaan seperti itu.
01:14Tapi sebenarnya seberapa membahangkan sih Pak, ini ada datanya gak berapa besar dampaknya ke ekonomi makro gitu Pak?
01:22Angkanya ada gak?
01:23Apa kerugiannya?
01:24Gini, saya kan selalu bilang, market kita kuat, besar.
01:2890% dari domestic demand itu 90% dari ekonomi kita.
01:33Globalnya kacau bala yang 10% itulah, 10-20%.
01:36Kalau yang domestiknya dikuasai asing, dikuasai barang asing,
01:40apa untungnya buat pengusaha domestik?
01:42Selain pedagang-pedagang yang jumlahnya ratif kecil dibanding rakyat kita semua.
01:46Jadi saya memaksimalkan market domestik untuk pemain domestik.
01:49Nanti pedagang itu juga kalau mereka cukup cerdas memanage dagangnya, bisa shift kan ke barang-barang domestik.
01:55Kalau mereka bilang jelek, nanti lalu aja bagus.
01:58Kan demand yang menentukan kualitas barang.
02:01Kalau jelek ya gak dibeli sama masyarakat gitu.
02:03Yang mana nih?
02:10Banyak khawatir kehadiran uaman Thomas kemarin di ADDII itu.
02:18Ada kemungkinan?
02:20Banyak yang mengira itu ada intimidasi gitu?
02:23Enggak, itu kan undang-undangnya membolehkan kan.
02:26Pemerintah boleh mengirim pejabat tingkat menteri mengikuti rapat Dewan Gemuri yang menentukan bunga, tingkat suku bunga.
02:35Banyak yang apa uangnya misalnya?
02:37Saya pikir untuk menyalahkan pandangan aja dan melihat gimana sih suasana di Bank Sentral.
02:43Jadi ke depan akan lebih sinkron antara pemerintah dengan Bank Sentral.
02:47Jadi bukan negatif, harusnya pandangannya harus positif, lebih positif ke depannya.
02:50Bagaimana berarti ada kemungkinan melambangkan besar itu KTG juga?
02:54Kira diperbankan melambangkan di ke-7,36 persen, ini akan ada ekonomi ke-7 persen?
02:59Enggak, saya akan tambah lagi melambangnya.
03:00Kan saya sudah bilang kan, saya kita lihat MNO-nya, tadi saya lihat kan MNO-nya di akhir Oktober menurun sedikit kan.
03:09Dari tadinya 13 persen turun ke 7 persen.
03:13Artinya dorongan dari saya agak berkurang sedikit sehingga saya tambah uang lagi ke ekonomi 76 triliun.
03:1825-25 ke Bank Besar itu, satu ke Bank Jakarta.
03:23Tapi yang paling baik soal kompensasi uang pertama dari PLN kan bisa dibikin per bulan ya Pak?
03:28Iya.
03:31Mengingkatin cash flow?
03:33Memperbaiki cash flow dan jangan saya dituduh nggak bayar hutang gitu kira-kira.
03:37Terima kasih ya.
03:38Jadi dengan itu cash flow mereka akan lebih bagus.
03:41Setiap bulan akan dapat 70 persen dari ininya, nanti 30 persen dihitung di bulan September.
03:48Nanti kalau itu kurang, sisanya dibayar September semua.
03:51Jadi 9 bulan pertama dibayar di bulan September jadinya.
03:54Terima kasih semuanya.
03:56Terima kasih.
03:56Terima kasih ya.
03:58Terima kasih.