Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
BANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Dalam sepekan terakhir, dua bencana longsor melanda wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Sabtu (15/11/2025) lalu, longsor terjadi di Desa Pandanarum, Banjarnegara.

2 orang tewas sementara 26 lainnya masih dinyatakan hilang.

Dua hari sebelumnya, Kamis (13/11/2025), longsor menerjang Desa Cibeunying, Cilacap, Jawa Tengah.

18 orang meninggal dan 5 lainnya masih dalam pencarian.

Kami kutip dari Harian Kompas, BNPB mencatat sejumlah titik bencana yang terjadi di Pulau Jawa.

BNPB juga mencatat, Banjarnegara dan Cilacap merupakan daerah dengan jumlah korban menderita dan mengungsi akibat tanah longsor terbanyak di Jawa Tengah periode 2015-2024, yakni sebanyak 13.351 jiwa dan 9.641 jiwa.

Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Dwikorita Karnawati, bilang ada kesamaan pola antara lokasi dan kondisi tanah di Banjarnegara dan Cilacap.

Sehingga peristiwa longsor terjadi dalam waktu berdekatan, yang menentukan adalah curah hujan yang tinggi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari bilang, daerah yang pernah terjadi bencana longsor berpotensi berulang jika tidak ada perbaikan signifikan.

Abdul Muhari juga menyebut pihaknya tengah mematangankan sistem peringatan dini bencana yang terjadi akibat cuaca eksterm.

Sehingga mampu mengantisipasi jatuh korban lebih besar.

Baca Juga BNPB soal Pencarian Korban Longsor di Banjarnegara, BMKG Prediksi Hujan Sedang-Lebat dalam Sepekan di https://www.kompas.tv/regional/631740/bnpb-soal-pencarian-korban-longsor-di-banjarnegara-bmkg-prediksi-hujan-sedang-lebat-dalam-sepekan

#longsor #banjarnegara #cilacap

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/631746/longsor-banjarnegara-cilacap-terjadi-berdekatan-guru-besar-ugm-ungkap-penyebabnya-kompas-malam
Transkrip
00:00Alhamdulillah
00:01Dalam sepekan terakhir, dua bencana longsor melanda wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
00:13Sabtu 15 November lalu, longsor terjadi di Desa Pandanarum, Banjar Negara.
00:19Dua orang tewas, sementara 26 lainnya masih dinyatakan hilang.
00:24Dua hari sebelumnya, Kamis 13 November, longsor menerjang Cilacap, Jawa Tengah.
00:30Delapan belas orang meninggal dan lima lainnya masih dalam pencarian.
00:35Kami kutip dari Harian Kompas, BNPB mencatat sejumlah titik bencana yang terjadi di Pulau Jawa.
00:41Dua November terjadi angin putih beliung di Malang, Jawa Timur.
00:46Lima hingga tujuh November terjadi banjir lahar dingin di Lumajang.
00:50Enam November terjadi longsor di Bilitar, Jawa Timur.
00:54Delapan November banjir bandang di Berbes, Jawa Tengah.
00:57Dua belas November banjir di Banyumas, Jawa Tengah.
01:02Tiga belas November longsor di Cilacap, Jawa Tengah.
01:05Dan lima belas November longsor di Banjar Negara.
01:07BNPB juga mencatat, Banjar Negara dan Cilacap merupakan daerah dengan jumlah korban menderita dan mengungsi akibat tanah longsor terbanyak di Jawa Tengah periode 2015-2024,
01:21yakni sebanyak 13.351 jiwa dan 9.641 jiwa.
01:31Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Dwi Korita Karnawati bilang,
01:36ada kesamaan pola antara lokasi dan kondisi tanah di Banjar Negara dan Cilacap.
01:42Sehingga peristiwa longsor terjadi dalam waktu berdekatan.
01:46Yang menentukan adalah curah hujan yang tinggi.
01:48Ada kesamaan pola, yaitu pertama, sama-sama berada pada kondisi lareng yang rentan.
02:00Kemudian yang kedua, kondisi tanahnya.
02:03Tanahnya memang berbakat atau rentan untuk longsor, polanya sama.
02:09Namun, kapan akan longsor? Ini yang menjadi agak berbeda.
02:14Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari bilang,
02:32daerah yang pernah terjadi bencana longsor berpotensi berulang jika tidak ada perbaikan signifikan.
02:39Data kita dalam 20 tahun terakhir itu untuk Jawa Tengah, Cilacap dan Banjar Negara itu peringkat satu,
02:50peringkat dua kejadian longsor yang memakan korban jiwa paling banyak di Jawa Tengah.
02:54Itu tadi yang kemudian saya sampaikan, kalau historis kabupaten wilayahnya sudah seperti itu,
03:01maka kalau misalkan kita tidak benar-benar melakukan restorasi lingkungan di bagian atas,
03:11penanaman pohon keras yang bisa mengikat air dan mengikat tanah dan seterusnya,
03:15pasti ini akan terus berulang.
03:17Abdul Muhari juga menyebut, pihaknya juga tengah mematangkan sistem peringatan dini bencana
03:24yang terjadi akibat cuaca ekstrim, sehingga mampu mengantisipasi jatuh korban lebih besar.
03:30Tim Liputan Kompas TV

Dianjurkan