Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KARAWANG, KOMPAS.TV - Kisah tragis menimpa Rido Pulanggar, bocah disabilitas yang meninggal akibat aksi main hakim sendiri oleh warga di Karawang, Jawa Barat.

Peristiwa pengeroyokan terhadap Rido, bocah disabilitas berusia 15 tahun ini, terjadi di Desa Tegalwaru, Cilamaya Wetan, Karawang, pada 5 November 2025.

Insiden bermula ketika Rido tepergok masuk ke teras rumah warga. Rido yang memiliki gangguan mental dan kesulitan berkomunikasi, tak bisa menjawab apa yang ditanyakan warga kepadanya.

Warga yang tak mengenal sosok Rido, langsung menuduhnya sebagai pencuri. Tanpa memeriksa lebih lanjut, warga lantas menghakimi Rido di Desa Tegalwaru.

Warga yang tak mengetahui Rido seorang penyandang disabilitas, kemudian menghajarnya secara membabi buta hingga korban babak belur.

Akibat pengeroyokan, Rido mengalami luka parah terutama di bagian kepala. Setelah menjadi sasaran amuk warga, Rido akhirnya diamankan aparat desa.

Korban selanjutnya dibawa polisi ke Puskesmas Cilamaya dan selanjutnya dirujuk ke RSUD Karawang untuk mendapat perawatan medis.

Setelah dirawat secara intensif di rumah sakit, Rido, bocah disabilitas berusia 15 tahun, menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis, 13 November lalu di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Usai meninggal, jenazah Rido dibawa ke RS Sartika Asih Bandung untuk menjalani autopsi sebagai bagian dari proses hukum.

Keluarga geram atas perbuatan main hakim sendiri yang dilakukan warga terhadap Rido. Satreskrim Polres Karawang, Jawa Barat, telah melakukan penyelidikan kasus pengeroyokan yang dialami Rido.

Polisi memeriksa sejumlah saksi, mulai dari keluarga korban dan sejumlah warga yang berada di lokasi saat pengeroyokan terjadi.

Dari hasil penyelidikan, polisi telah kantongi identitas terduga pelaku.

Dalam waktu dekat polisi akan memeriksa saksi tambahan serta memanggil beberapa orang yang diduga pelaku.

Baca Juga Komplotan Pencuri Baterai Tower di Solok Dibekuk Polisi, Kerugian Capai Rp 300 Juta | BERUT di https://www.kompas.tv/regional/630924/komplotan-pencuri-baterai-tower-di-solok-dibekuk-polisi-kerugian-capai-rp-300-juta-berut

#disabilitas #pengeroyokan #karawang

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/630928/aksi-pengeroyokan-tewaskan-anak-disabilitas-korban-dituduh-maling-dan-dihakimi-massa-berut
Transkrip
00:00Anda kembali di berita utama bersama saya Jihan Novita.
00:05Saudara kisah tragis menimpa Rido Pulanggar, bocah disabilitas yang meninggal akibat aksi main hakim sendiri oleh warga di Karawang, Jawa Barat.
00:16Bocah berusia 15 tahun ini menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat menjalani perawatan selama 9 hari di RSUD Karawang.
00:26Nyawa Rido tak tertolong setelah menjadi korban pengeroyokan warga akibat tuduhan yang tak terbukti.
00:35Kematian Rido meninggalkan duka mendalam bagi keluarga sekaligus mengunggah perhatian publik.
00:42Keluarga menuntut keadilan atas kejadian yang menimpa hingga hilangnya nyawa Rido.
00:48Saudara peristiwa pengeroyokan terhadap Rido, bocah disabilitas berusia 15 tahun ini terjadi di desa Tegalwaru, Cilamaya, Wetan, Karawang pada 5 November 2025.
01:05Insiden bermula ketika Rido terpergok masuk ke teras rumah warga.
01:11Rido yang memiliki gangguan mental dan kesulitan berkomunikasi tak bisa menjawab apa yang ditanyakan warga kepadanya.
01:21Warga yang tak mengenal sosok Rido langsung menuduhnya sebagai pencuri.
01:28Saudara tanpa memeriksa lebih lanjut, warga lantas menghakimi Rido di desa Tegalwaru.
01:38Warga yang tak mengetahui Rido seorang penyandang disabilitas kemudian menghajarnya secara membabi buta hingga korban babak belur.
01:49Akibat pengeroyokan, Rido mengalami luka parah terutama di bagian kepala.
01:54Setelah menjadi sasaran amuk warga, Rido akhirnya diamankan aparat desa.
02:01Korban selanjutnya dibawa ke polisi ke Puskesmas Cilamaya dan selanjutnya dirujuk ke RSUD Karawang untuk mendapat perawatan medis.
02:10Tersebut megang-megang jemuran, ada jemuran.
02:17Pasti tanya sama si Sandi lah, si Sandi yang itu, dia nggak jawab, diam aja gitu.
02:27Langsung si Sandi pergi lagi, nah anak tersebut ngambil ke pintu rumah.
02:33Sama hampir terbuka, baru-baru sedikit ngebuka, langsung ketahuan warga.
02:42Terus warga ya, apa, manggil anak-anak yang ada di jalan.
02:51Jadi pas anak-anak datang ke situ, langsung dibukulin anak terbun, ya karena ditanya nggak jawab-jawab.
03:00Pihak keluarga sangat menyayangkan peristiwa yang menimpa Rido.
03:08Keluarga menyebut, selama ini Rido yang merupakan penyandang disabilitas mental,
03:12memang kerap pergi dari rumah dan tak pulang selama beberapa hari.
03:17Bahkan, tetangganya di Purwakarta sudah hafal betul kebiasaan tersebut lantaran kondisi Rido sebagai anak istimewa.
03:27Namun, meski begitu, keluarga menyebut Rido tak pernah membuat masalah, apalagi sampai mencuri barang orang lain.
03:36Di proyek masak, karena diduga melakukan pencurian.
03:42Padahal pada saat kami melakukan cek TKP bersama Inafis dari Pores Karawan dan juga Piket Reskrim,
03:53itu tidak terjadinya pencurian seperti apa yang dituduhkan oleh masyarakat desa Cilamayawekan.
04:04Akibat luka yang dialami usai dikeroyok warga di desa Tegalwaru, Cilamayawekan,
04:11Rido harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
04:16Rido sebelumnya sempat dirawat di RSUD Karawang dalam kondisi kritis,
04:21akibat luka parah di bagian kepala dan paha sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Bayu Asih, Purwakarta.
04:28Luka yang dialami Rido membuat Rido tak sadarkan diri dan mengalami koma selama sembilan hari.
04:36Setelah dirawat secara intensif di rumah sakit,
04:50Rido, bocah disabilitas berusia 15 tahun,
04:54menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis 13 November lalu di RSUD Bayu Asih, Purwakarta, Jawa Parang.
05:03Tangis keluarga pun pecah, tak menyangka Rido harus berpulang akibat dikeroyok warga karena dituduh mencuri.
05:14Usai meninggal, jenazah Rido dibawa ke rumah sakit Sartika Asih, Bandung
05:18untuk menjalani otopsi sebagai bagian dari proses hukum.
05:23Keluarga pun geram atas perbuatan main hakim sendiri yang dilakukan warga terhadap Rido.
05:29Masa keluar gitu kan, tapi gak ada kasus apa-apa, Pak.
05:36Selama dia pergi 4 hari, mau berapa hari gak ada kasus apapun, Pak.
05:41Baru kali ini gitu dikerawang gitu.
05:43Kalau untuk dia keluar kemana kabur-kaburan gak pernah ada kasus apapun.
05:48Gak ada penculian, gak ada.
05:50Gak ada, yang ada, kosan nanti istilah kabur gitu ya.
05:53Ada yang ini, ada yang kasusnya, ada yang nanganin gitu.
05:56Jadi lapor ke kita, ibu ada ini di daerah ini, daerah ini kita jemput gitu.
06:00Belum pernah ada tuduhan.
06:02Belum pernah, selama ini seumur umur belum pernah ada tuduhan apapun.
06:06Baru kali ini gitu.
06:07Itu yang kami bilang gitu aja, Pak.
06:12Usai diotopsi, saudara.
06:13Jenazah Rido dimakamkan di TPU Bongas Kidul Purwakarta, Jawa Barat pada Jumat 14 November lalu.
06:21Prosesi pemakaman jenazah bocah disabilitas ini dihadiri keluarga, guru, dan teman sekolah korban.
06:32Selama jalannya pemakaman, air mata keluarga dan kerabat Rido terus mengalir.
06:38Di mata keluarga, saudara.
06:51Bocah 15 tahun, kelas 8, SMP SLB Kapten Halim ini.
06:57Merupakan anak lelaki kesayangan yang periang, cerdas, dan rajin beribadah.
07:03Meski sebagai anak yang memiliki kebutuhan khusus, Rido kerap melantunkan solawat di musola dekat rumah hingga mengumandangkan azan.
07:16Sementara di mata guru dan teman-temannya, Rido dikenal sebagai anak yang ceria.
07:21Rido juga sangat menyukai seni terutama saat memainkan gendang.
07:27Jemput juga.
07:32Dia orangnya ceria, rajin juga ke masjid, adan gitu.
07:43Solawatan.
07:45Dan dia kelebihannya suka main gendang.
07:49Dikenal yang seharian dia ceria bermain sama keluarga, gitu.
07:59Terus suka cerita, goblok, gitu.
08:06Rido, Alhamdulillah, anaknya emang baik, ya.
08:09Terus humble sama semua orang, ceria.
08:11Dia tuh senang sama seni, Pak, ya.
08:16Khususnya tuh alat musik kendang, gitu.
08:19Jadi, ya kalau misalkan di sekolah tuh ya anaknya tuh gak pernah muruh, gak pernah apa.
08:24Tapi memang kalau ditanya tuh, memang dia diem.
08:27Ya, dia.
08:30Katakan kalau ada kemampuan yang dia punya, ya.
08:33Saudara kejadian tragis yang menimpa Rido, memberi luka mendalam bagi keluarga.
08:43Keluarga berharap polisi segera menangkap dan memproses hukum para pelaku pengeroyokan
08:49yang telah menyebabkan Rido mengalami luka parah hingga kritis dan meninggal.
08:56Pihak keluarga menyebut, proses hukum terus berjalan demi mencari keadilan untuk korban.
09:03Nah, pokoknya, Pak, ini dari keluarga Rido.
09:07Ya, minta keadilan aja lah, Pak.
09:12Semoga ketangkap cepat-cepat, diadili, tanggung jawab, gitu loh.
09:18Di hukum setimpal, gitu ya?
09:19Di hukum setimpal.
09:20Karena nih, anak kan disabilitas, Pak.
09:22Kita yang normal aja kan gak boleh ya, Pak, ya.
09:24Paket kerasan, apalagi yang disabilitas, gitu loh.
09:27Sudah jelas, gitu.
09:28Satres Krimpores, Karawang, Jawa Barat telah melakukan penyelidikan kasus pengeroyokan yang dialami Rido.
09:42Polisi memeriksa sejumlah saksi, mulai dari keluarga korban dan sejumlah warga yang berada di lokasi saat pengeroyokan terjadi.
09:52Dari hasil penyelidikan, polisi telah mengantongi identitas terduga pelaku.
10:00Dan, dalam waktu dekat, polisi akan memeriksa saksi tambahan, serta memanggil beberapa orang yang diduga sebagai pelaku.
10:09Polisi, Karawang telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, serta menunggu hasil otopsi resmi dari pihak rumah sakit untuk melengkapi proses penyelidikan.
10:23Polisi, Karawang telah memeriksa saksi, kemudian dalam waktu dekat, kami telah mengantongi sejumlah nama yang diduga sebagai pelaku penganiayaan dan akan segera kami lakukan penangkapan.
10:40Selanjutnya, penyidik akan memanggil lima orang saksi tambahan untuk melengkapi konstruksi peristiwa, serta memperkuat alat bukti yang dibutuhkan dalam proses penyidikan.
10:55Jangan main hakim sendiri, saudara. Apalagi sampai menghilangkan nyawa orang.
11:04Polisi harus usutuntas kasus ini.
11:07Pengawasan anak berkebutuhan khusus juga harus dilakukan, agar kejadian serupa tak lagi terulang.
11:14Jangan sampai anak yang seharusnya butuh bantuan malah menjadi korban hanya karena menuruti emosi dari tuduhan yang tak terbukti.

Dianjurkan