Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 2 hari yang lalu
Presiden RI, Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh bangsa dalam upacara khidmat dalam peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 10 November 2025.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Menseneg), Prasetyo Hadi menjelaskan, pemberian gelar ini adalah wujud penghormatan atas jasa luar biasa para pendahulu.

“Ini bagian dari bagaimana kita menghormati para pemimpin dan tokoh bangsa yang telah memberikan kontribusi besar terhadap negara,” kata Prasetyo kepada awak media di Bogor, pada Minggu, 9 November 2025.

Terkini, upacara penganugerahan Pahlawan Nasional dimulai dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan pembacaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Dari sepuluh tokoh yang menerima gelar, dua di antaranya adalah mantan Presiden RI, Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto dan K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Di sisi lain, perhatian publik banyak tertuju pada sosok Marsinah, aktivis buruh perempuan asal Jawa Timur, yang perjuangannya kini diakui sebagai bagian dari sejarah nasional.

Kilas Balik Kisah Perjuangan Marsinah

Marsinah dikenal sebagai buruh pabrik arloji di PT Catur Putra Surya, Porong, Sidoarjo, yang dikenal gigih memperjuangkan hak-hak pekerja di era 1990-an.

Ia tak gentar memperjuangkan keadilan bagi rekan-rekannya, terutama soal upah dan kesejahteraan.

Pada Mei 1993, setelah memimpin aksi mogok kerja menuntut perbaikan nasib, Marsinah dinyatakan hilang. Tiga hari kemudian, ia ditemukan telah meninggal dunia.

Kepergiannya kini menimbulkan duka mendalam dan menjadi simbol perjuangan kaum buruh yang tak kenal lelah menegakkan keadilan di Tanah Air.

Dikenang sebagai Pahlawan Nasional

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menuturkan upaya pengajuan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional telah berlangsung lama.

“Sebetulnya kalau Marsinah itu dari 2022 sudah pernah diajukan, cuma kelengkapannya memang masih minim,” ujar Khofifah kepada awak media jelang upacara penganugerahan Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 10 November 2025.

Khofifah menjelaskan, dorongan agar Marsinah diakui datang dari berbagai serikat buruh di seluruh Indonesia, terutama saat peringatan Hari Buruh atau May Day.

“Ketika May Day itu, hampir serentak seluruh serikat buruh termasuk di Jawa Timur menyuarakan agar Marsinah diajukan sebagai pahlawan nasional," terangnya.

"Dan ketika disampaikan ke Presiden Prabowo, beliau langsung merespons dengan positif,” imbuh Khofifah.

Khofifah menambahkan, pemerintah provinsi kemudian membentuk posko khusus untuk melengkapi data sejarah perjuangan Marsinah.

“Kami ke makamnya, ke rumahnya, dan mencari data primer agar proses ini lengkap dan sahih. Ini hasil kerja bersama banyak pihak,” ujarnya.

Kini, nama Marsinah berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh besar seperti Soeharto, Gus Dur dan Sarwo Edhie Wibowo.

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Nama saya Maksina, saya pegawai buruh PPCPS di Porong.
00:05Umur saya 24, saya tinggal di Desa Siring RT7 RW2, Jamatan Porong, Sidoarjo.
00:30Terima kasih.

Dianjurkan