00:00Silahkan duduk saudaraku sekalian, silahkan duduk puji Tuhan.
00:05Kita telah menyelesaikan rangkaian pujian penyembahan kita.
00:11Dan tempat ini menjadi lembah pujian, lembah penyembahan yang akan selalu menarik hati Bapak.
00:22Selalu menarik hati Bapak.
00:24Kita menjaga hadirat Tuhan bukan hanya di tempat ini, tetapi juga sepanjang waktu hidup kita dengan setiap kata, setiap perbuatan renungan hati pikiran kita.
00:43Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita sering mendengar orang berkata hidup ini adalah pilihan.
00:50Dan itu benar.
00:51Tetapi masalahnya adalah apa yang kau pilih.
00:56Kalau hanya memilih soal, memilih masalah jodoh, memilih masalah pendidikan, memilih masalah pekerjaan.
01:04Itu belumlah pikir pemilihan yang beresiko tinggi.
01:10Walaupun tentu itu cukup beresiko.
01:12Tapi bagi orang-orang yang memiliki martabat tinggi, martabat anak Allah, pilihannya hanyalah pilihan satu, menjadi anak-anak Allah yang standar.
01:27Atau bukan standar.
01:29Atau bukan standar.
01:30Saya terkesan dengan istilah, normal is not enough.
01:42Normal itu tidak cukup.
01:44Kalau kita memperhatikan tokoh-tokoh iman di dalam Alkitab, yang disebut sebagai sahabat-sahabat Yahweh.
01:54Yang juga menjadi kekasih-kekasih Tuhan.
02:03Kekasih-kekasih Yahweh.
02:06Mereka adalah orang-orang yang tidak normal.
02:09Apakah normal Abraham itu?
02:14Yang sudah ada di satu wilayah yang pada zamannya metropolis dan maju di lembah Sumeria.
02:23Lalu meninggalkan kampung halaman, negerinya, sanak familinya.
02:28Untuk menuruti keinginan Elohim yang tidak dikenal oleh banyak orang yang bernama Yahweh.
02:40Ke negeri yang Yahweh akan tunjukkan.
02:45Abraham menapaki hari, minggu bulan tahun-tahun hidupnya.
02:52Seakan-akan sia-sia dalam penantian anak selama seperempat abad.
03:00Bahkan dalam tanda kutip tragis.
03:04Tentu itu bukan ketragisan.
03:06Sampai mati Abraham tidak melihat negeri tersebut.
03:11Dan memang ternyata negeri itu seperti yang dikatakan dalam Ibrani pasal 11 ayat 9 sampai 14.
03:18Itu adalah kanaan surgawi, langit baru, bumi baru.
03:24Apakah normal seorang yang sudah menjadi anak bangsawan.
03:30Bisa dikatakan calon pewaris.
03:33Dari tahta-tahta viraun.
03:36Meninggalkan kegemerlapan istana.
03:40Kenyamanan, keagungan, kemuliaan istana.
03:43Lalu memilih untuk menjadi seorang pelarian.
03:52Musa.
03:54Moses, saudara.
03:57Tidak normal.
04:02Apakah normal Daniel Sadrame Sabetnego.
04:05Yang bisa hidup sebagai anak-anak bangsawan.
04:12Yang diistimewakan dari orang-orang buangan lain yang bisa melayani raja.
04:18Tetapi mereka memilih untuk tetap dalam integritasnya.
04:24Tidak menaciskan diri dengan makanan yang didangkan oleh mereka.
04:29Demi kesucian hidup sebagai anak-anak Israel yang menyembah Elohim Yahweh.
04:40Apakah normal sementara orang bisa nyaman dan menikmati kehidupan.
04:49Hanya jika menyembah patung yang dibangun Nebuchadnezzar di Lembadura.
04:55Tetapi Sadrame Sabetnego memilih.
05:02Tidak menyembah walaupun dia harus diancam dengan hukuman.
05:06Dibakar di dapur perapian yang dinyalakan tujuh kali lipat.
05:12Apakah normal orang seperti Daniel.
05:15Yang mestinya sudah menikmati kedudukan sebagai salah satu hulu balang pejabat kerajaan.
05:23Hanya karena dilarang untuk tidak berdoa.
05:28Tapi Daniel tetap sembayang dan berkiblat ke Yerusalem.
05:33Dan untuk itu dia harus mempertaruhkan nyawa dan kenyamanan hidup.
05:39Dan banyak lagi saudara.
05:42Yang lebih lagi adalah Tuhan Yesus.
05:44Yang dalam segala hal disamakan dengan manusia.
05:53Belum lagi nanti kemudian kita melihat Paulus yang mencontoh kehidupan Yesus.
06:01Paulus masih bisa menjadi seorang yang terhormat di tengah-tengah anggota Sanhedrin.
06:06Tapi perjumpaan dengan Yesus membuat ia rela meninggalkan semuanya.
06:12Di dalam kesaksiannya di Filipi pasal 3.
06:15Ayat 7 sampai 9 dia berkata.
06:18Segala sesuatu yang dulu merupakan keuntungan bagiku.
06:23Sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
06:25Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalanku akan Kristus Yesus.
06:33Yang lebih mulia daripada semuanya.
06:37Oleh karena dialah aku telah melepaskan semuanya itu.
06:41Dan menganggapnya sampah.
06:43Supaya aku memperoleh Kristus.
06:46Tidak wajar saudara.
06:47Tidak normal semua ini.
06:51Saudara bisa berlibur hari ini.
06:54Tapi anda memilih duduk di gereja.
06:56Ini juga agak tidak normal.
07:00Doa bisa di rumah kok.
07:03Ada streaming online.
07:07Tapi anda memilih kalau aku bisa datang.
07:09Kenapa aku mesti di rumah.
07:14Saudara kalau sedang bicara dengan seseorang yang terhormat.
07:18Anda punya punggung gatel pun tidak ada garuk.
07:24Ada orang berisik.
07:32Saudara kan perintahkan diam.
07:34Kalau ada orang terhormat di situ.
07:37Bagaimana bisa kita menyembah di tengah-tengah.
07:41Suasana kita bisa ke kanan, ke kiri.
07:43Garuk-garuk dan lain sebagainya.
07:46Saudara katakan garuk-garuk itu salah.
07:48Itu tadi hanya sebuah ilustrasi.
07:50Artinya kalau kita sedang menghadap Tuhan.
07:53Mestinya tidak ada pekerjaan lain yang kita lakukan.
07:57Jangankan pekerjaan pikiran kita melayang pun juga sudah tidak patut.
08:04Tapi pak ini lima hari ini pak.
08:06Mau sepuluh hari, mau tiap hari juga tidak menjadi masalah.
08:09Kalau kita melihat nilai kekekalan, saudaraku.
08:15Satu hal yang saya khawatirkan kepada para hamba-hamba Tuhan.
08:19Dan dengar ucapan saya ini.
08:21Demi nama Yesus Kristus.
08:23Kalau Anda sudah tidak sering datang doa bersama saya.
08:26Nanti tenaga dalam kamu rendah.
08:30Kamu bisa khutbah bagus.
08:31Tapi tidak menyentuh semuanya pengetahuan ilmu.
08:35Dan itu bisa menjenuhkan.
08:38Orang hanya diam saja.
08:40Tapi berkata, aku jenuh.
08:42Aku capek dengar pendeta ini.
08:48Aku perhatikan siapa yang selalu hadir dalam doa bersama.
08:52Aku catat di dalam hatiku.
08:54Orang-orang yang bisa ku percayai.
08:56Untuk bersama saya berjuang untuk menyampaikan kebenaran.
09:02Bukan hanya pengetahuan tentang kebenaran.
09:06Yang katanya itu kebenaran yang ditulis dalam buku oleh Pak Eras.
09:11Yang dikutbahkan Pak Eras.
09:12Tidak cukup kau menyampaikan apa yang kau ucapkan.
09:15Tapi kau punya roh yang pecah.
09:18Hati yang menyala.
09:20Supaya firman itu menembus hati.
09:26Banyak alasan bisa dilakukan.
09:29Tapi kita catat baik-baik.
09:31Pendeta-pendeta yang tidak berserta dengan saya berdoa dengan seribu satu alasan.
09:36Tunggu waktu.
09:37Engkau makin hari makin lumpuh.
09:39Kau bisa berkhutbah.
09:41Tapi engkau pasti lumpuh.
09:43Rohmu lemah.
09:44Dan menjadi persoalan bagi saya.
09:46Karena kalau tidak memberi kesempatan.
09:48Nanti dipikirnya saya.
09:51Saya akan-akan pilih kasih.
09:53Kalau saya beri kesempatan.
09:55Saya mengorbankan jemaat.
09:59Catat baik-baik.
10:03Saya mestinya menggunakan kalimat yang lebih sopan di sini.
10:07Tapi roh kudus.
10:09Menyalah di hatiku.
10:10Dan saya merasa harus ku ucapkan ini.
10:17Makanya setiap doa bersama ini.
10:19Sebisa-bisanya semua mahasiswa dihadirkan.
10:23Kita kurang kendaraan, Pak.
10:29Usahakan kendaraan.
10:31Berapa ratus juta harganya.
10:33Dibanding dengan kehidupan rohani mereka yang tak ternilai harganya.
10:39Awas.
10:41Kalau kamu berdoa di tempat ini dengan terpaksa.
10:45Karena disuruh Pak Agustinus.
10:49Karena disuruh Pak Eras.
10:51Awas kamu.
10:51Tidak dengan rela.
10:54Kamu duduk di sini.
10:55Kamu melecehkan dan meremehkan Tuhan.
10:58Kalau saya lihat kamu tadi angkat tangan.
11:01Begini hati saya pecahna.
11:02Lihat kamu saja sudah terharu.
11:06Setiap hari kamu begini.
11:08Suatu hari nanti saya sudah dipanggil pulang Tuhan.
11:11Kamu menggantikan spirit, gairah, semangat, kebenaran yang sama.
11:17Itulah tujuannya kamu ada disini.
11:20Kamu mau dijadikan orang-orang mulia.
11:24Orang-orang yang sukses di mata Allah.
11:26Dan sukses di dunia ini.
11:27Baik kemuliaan Allah.
11:28Oh kami bisa berdoa di rumah.
11:36Bisa kok sambil jalan-jalan di mal.
11:38Sambil bergendara.
11:41Kita menyembah Allah.
11:42Jangan main-main dengan Tuhan yang Maha Kudus.
11:45Jangan main-main.
11:48Anda tahu kalau saya berdoa.
11:50Saya pakai calon panjang, pakai baju.
11:51Color tidak.
11:52Tidak kecuali terpaksa untuk ke dalam keadaan tertentu.
11:56Tapi kalau saya sudah berdoa.
11:58Di samping tempat tidur saya ada telana panjang.
12:01Saya pakai ada kaos yang berkerah.
12:04Saya berlutut berdoa.
12:06Lagi berdoa mau ngambil tisu saja.
12:09Saya kadang-kadang ragu-ragu.
12:11Sedang haleluya.
12:12Tisu di sana.
12:13Tidak bisa.
12:14Haleluya.
12:15Saya merasa tidak sopan.
12:16Saya siapkan tisu di situ.
12:19Saya siapkan gitar di situ.
12:21Kalau sampai tidak ada tisu ini.
12:23Saya tidak ngarang.
12:24Saya angkat.
12:24Saya punya kaos dalam.
12:25Saya pakai untuk tisu.
12:27Saya angkat lagi.
12:28Betul.
12:30Anda percaya?
12:31Nuranimu pasti berkata benar.
12:32Kata pendeta ini.
12:36Banyak ingus.
12:37Tidak ada tisu.
12:38Saya tidak berani bergerak.
12:39Saya angkat kaos dalam saya.
12:41Saya berjadikan.
12:43Buang ingus.
12:44Sebegitu.
12:45Bagaimana bisa?
12:46Kecuali terpaksa.
12:47Di jalan.
12:49Haleluya.
12:49Tapi kalau Anda bisa datang kebaktian.
12:52Lalu tidak datang.
12:53Rohmu.
12:54Akan menjadi padam.
12:57Kalau Anda pakai istilah tenaga dalam.
13:00Itu pengurapanmu jadi lemah.
13:03Semuanya kata-kata saja.
13:05Kata-kata.
13:07Kata-kata.
13:09Kalau orangnya dipenuhi roh kudus dari hidup dalam doa.
13:12Wah itu gampang sekali membedakan.
13:15Tipis.
13:15Doanya tipis.
13:18Doanya tipis.
13:20Getar doanya tidak mencapai tata Bapak.
13:23Tipis.
13:24Nyanyiannya tipis.
13:26Hanya nyanyi.
13:28Lip service.
13:29Ngomong.
13:30Tok.
13:31Pengurapan Tuhan.
13:33Sudara juga.
13:38Hadirlah dan nikmati kehadiran Tuhan itu.
13:42Apa capek dan ruginya.
13:44Hanya satu jam setengah setelah itu Anda bisa jalan-jalan di mal ini.
13:48Mal Arta Gading ya.
13:50Yang aman sekarang.
13:51Anda jangan takut.
13:52Ini mal Arta Gading aman.
13:53Apalagi kalau Anda ke gereja.
13:59Aman lagi.
14:02Cari Tuhan.
14:05Selagi masa ada kesempatan itu menemukan Dia.
14:08Amin.
14:09Amin.
14:10Tidak akan menyesal.
14:13Ketika kita datang pada tahta Bapak di surga.
14:16Kita tahu betapa mulianya Allah.
14:19Dan ternyata betapa sedikit kita memberikan hormat kita kepadanya.
14:30Semua pembicara-pembicara harus duduk manis.
14:34Mestinya dosen-dosen STT harus duduk manis.
14:38Saya catat kehadiranmu.
14:40Jangan datang karena terpaksa.
14:42Aku perhatikan.
14:45Sedera apa kau mencintai Tuhan.
14:47Memang tidak selalu bisa hadir karena banyak urusan.
14:50Saya mengerti.
14:52Tapi kalau sudah tidak pernah hadir.
14:54Saya tahu.
14:56Saya takar kamu.
14:58Kamu memang tidak serius.
15:03Kurang sibuk apa yang namanya pendeta Frankie Chong.
15:08Berapa sekolah dia harus mengajar.
15:11Berapa jauh rumahnya dari sini.
15:12Saya tidak pernah meminta beliau hadir.
15:19Tapi dia hadir di situ.
15:22Betapa sibuknya pria ini.
15:25Betapa sibuknya.
15:29Yang rajin berdoa saja.
15:32Tenaga dalamnya naiknya pelan-pelan.
15:34Paham?
15:35Langsung berk langsung ngurapan.
15:36Tidak.
15:38Kalau mengurai kalimat.
15:40Mengucapkan kata itu mudah.
15:43Orang yang berberdirikan tinggi.
15:44Dan memiliki nilai akademis.
15:46Yang biasa berucap.
15:48Berujar.
15:49Dan membuat narasi.
15:50Itu mudah.
15:52Tetapi kalau pengurapan itu.
15:54Harus duduk diam di kaki Tuhan.
15:56Berlama-lama.
15:57Allah itu hidup.
16:02Saya yakin dan merasa.
16:05Waktu kita di menyembah.
16:07Betapa Bapak menarik.
16:10Malaikat-malaikatnya ikut turun.
16:12Temani umatku di bawah sana.
16:16Ini memikat hatiku.
16:19Dan Anda tahu sering saya berkata apa dalam hati.
16:22Walaupun tidak saya ucapkan.
16:23Berapa harganya Tuhan untuk menjadikan ini lembah pujian.
16:28Lembah penyembahan.
16:30Berapa harganya supaya kebaktian kita.
16:32Kebaktian kami selalu terhubung di surga.
16:35Menjadi kebaktian yang dilegalitas oleh Allah.
16:38Ini kebaktian yang benar dan kuadiri.
16:41Berapa harganya apa yang harus kulakukan.