Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 6 hari yang lalu
Transkrip
00:00Saudara aku, salah satu cara kita mengenali apakah orang itu benar atau tidak, salah satu cara.
00:24Dan ini sangat efektif, apakah di hamba Tuhan yang benar atau hamba Tuhan yang palsu.
00:31Dan ini efektif, ini tidak bisa dibuat-buat, yaitu bagaimana dia berdoa.
00:38Bagaimana dia berdoa.
00:42Suatu hari waktu saya masih di petamburan, saudara aku di lantai 4, datang seseorang.
00:49Saya ingat saya, dia mengaku hamba Tuhan.
00:56Dan dia berkata, Pak saya diperintahkan Tuhan untuk dia sebutkan sesuatu yang saya harus lakukan.
01:08Begitu meyakinkan, saudara.
01:14Dan sebagai orang timur sulit berkata tidak atau ya.
01:18Apa yang saya lakukan waktu itu?
01:22Saudara Tuhan mengajar saya, ya.
01:26Walaupun saya belum benar-benar memuaskan hati Tuhan waktu itu.
01:32Tetapi saya punya hati sudah mengasihi Tuhan sejak muda.
01:36Apa yang saya lakukan?
01:38Saya berkata kepada Bapak tersebut.
01:44Oke, mari kita berdoa.
01:46You berdoa.
01:48Saya suruh dia berdoa.
01:50Lalu dia berdoa.
01:53Dari doa seseorang, kita tahu seberapa orang itu bergaul dengan Tuhan.
02:01Dari doa seseorang, kita tahu seberapa dalam dia memiliki kehidupan doa.
02:15Kita tahu.
02:23Walaupun tentu tidak semua orang bisa menimbang dan discerning spirit atau membedakan roh.
02:31Tetapi kalau saudara seorang yang bergaul dengan Tuhan,
02:35saudara akan bisa merasakan kualitas hidup rohani orang tersebut.
02:41Dari doanya.
02:47Saya pernah memberikan ilustrasi kepada saudara dan ini tepat.
02:53Satu kejadian yang saya jadikan ilustrasi, sekarang saya jadikan ilustrasi untuk hal lain, untuk hal ini.
02:59Beda dengan waktu saya gunakan itu.
03:02Atau waktu itu saya tidak tahu saya gunakan untuk apa ilustrasi itu atau cerita itu.
03:07Pada waktu kami, saya menemani anak cucu saya di sebuah tempat wisata.
03:17Di sebuah hotel, ada beberapa juga yang ikut saya.
03:22Di situ ada panahan dan menembak.
03:24Jadi kita memanah dan menembak.
03:32Orang yang biasa memanah pasti punya ketepatan yang menembak juga.
03:38Tapi yang tidak itu bisa kemana-mana, saudara.
03:49Karena tidak pernah berlatih.
03:53Sama dengan main volley, saudara.
03:57Orang dari jarak 10 meter bisa masuk.
04:02Saudara yang tidak pernah main volley jarak 2 meter tidak masuk.
04:05Kalau tiap hari dia terus begini, berapa ribu dia?
04:14Bisa berapa belas ribu dia?
04:17Bahkan dari jarak 15 meter bisa masuk, saudara.
04:24Anda ingat apa yang saya katakan ini?
04:27Karena saya baru menemukan beberapa waktu ini, saudara.
04:30Ingat ini.
04:31Karena saya baru menemukan beberapa waktu ini.
04:34Membidik Tuhan pun perlu latihan lama.
04:45Membidik Tuhan pun perlu waktu lama.
04:48Kalau saudara main, kalau saudara telpon seseorang.
04:58Saudara pencet, pencet, pencet.
05:00Halo?
05:02Nyambung ke orang itu.
05:03Saudara mau bicara sama siapa?
05:06Seseorang.
05:07Namanya Ucok.
05:08Halo?
05:10Nyambung.
05:10Ketuhan tidak semudah kita menunjukkan adres seperti kita mau ngomong dengan seseorang lewat HP.
05:22Tetapi perlu latihan.
05:28Dan ini baru beberapa minggu ini saya temukan, saudara.
05:32Jadi pada waktu kita berdoa,
05:36kita harus sudah mulai konsentrasi.
05:39Seperti orang menembak itu konsentrasi.
05:40Walaupun dia sudah latihan menembak berkali-kali, tetap perlu konsentrasi.
05:49Saya pun juga begitu.
05:52Begitu mulai pimpin doa,
05:54kalau pikiran saya melayang-layang ini musik kenapa, itu apa,
05:58tidak kena bidikannya.
06:00Kacau!
06:02Mulai konsentrasi.
06:03Ku datang menghadapmu Tuhan.
06:12Misalnya.
06:14Konsentrasi.
06:16Tetapi kita perlu ada latihan juga.
06:21Walaupun latihan, tapi sekali lagi waktu Anda berdoa tidak konsentrasi, tidak bisa.
06:27Anda tiap hari harus memiliki kehidupan doa biasa membidik Allah.
06:33Kalau seseorang menembak, ini pistol beneran, ya saudara.
06:41Bukan pistol air atau pistol mainan.
06:43Itu harus punya kekuatan, ya saudara.
06:47Itu bisa terlempar kita.
06:49Paham?
06:50Harus punya fisik yang kuat.
06:53Ketajaman.
06:54Untuk memiliki ketepatan, dua hal yang mutlak.
06:58You harus suci dan tidak mencintai dunia.
07:01Tidak mencintai dunia dan suci, ketepatan membidik kita akan lebih bagus.
07:10Pasti bagus.
07:11Tetapi juga perlu berlatih.
07:14Suci, betul, kudus.
07:17Tidak mencintai dunia, bagus.
07:19Tetapi tetap berdoa juga.
07:22Berlatih terus.
07:25Sampai Anda menjadi ahli.
07:30Makanya kalau penembak-penembak sambil jalan, nembak, bisa kena.
07:35Sampai ahli.
07:38Tapi tetap perlu konsentrasi.
07:41Tidak sembarangan juga.
07:42Walaupun dia ahli.
07:43Demikian pula dengan berdoa.
07:47Berlatih dulu.
07:49Memanah tadi.
07:50Nembak tadi.
07:52Perlu berlatih, saudaraku.
07:55Tetap perlu berlatih, saudara.
07:59Kalau handphone, tak-tak-tak-tak-tak, gampang.
08:02Tuhan tidak bisa dibidik dengan mudah.
08:05Perlu berlatih.
08:07Jadi, setiap kali kita berlutut.
08:12Bapak di dalam surga.
08:15Kita membidik.
08:17Saudara pasti punya pengalaman.
08:19Dimana saudara berdoa jenuh bosan.
08:22Seperti berdoa di udara kosong.
08:26Atau doamu hanya menembus langit-langit rumahmu.
08:29Hanya berputar-putar di ruanganmu.
08:32Lalu kosong.
08:32Beda dengan orang yang memiliki pengalaman membidik Allah bertahun-tahun.
08:41Itu luar biasa, saudara.
08:43Kalau sudah tak, gak bisa ngantuk.
08:48Tapi tetap perlu konsentrasi, saudara.
08:50Seperti tadi itu perlu konsentrasi.
08:53Tapi kalau sudah memang memiliki ketepatan membidik.
08:56Kapan saja berdoa, dipunya ketepatan.
09:01Misalnya, tolong Pak berdoa untuk makan.
09:05Bapak kami tetap tepat.
09:09Seperti orang sambil jalan menembak kena itu.
09:13Tepat.
09:15Nah, mengapa sering orang ketika berdoa dimimbar kacau?
09:19Karena dia tidak memiliki kemampuan untuk membidik Allah.
09:24Berhubung dengan di depan audiens.
09:26Kadang-kadang pengen juga doanya dianggap, wah, wah, dekat Tuhan.
09:32Apalagi kalau sudah menghiasi kata-kata, rusak.
09:37Rusak itu.
09:38Rusak total itu.
09:41Tidak ada ketulusan.
09:43Kalau saudara tiap hari berdoa itu,
09:45Anda membidik Allah.
09:46Dan Allah akan mengajari saudara bagaimana punya ketulusan atau natural.
09:52Kalau saya ngomong misalnya dengan Pak Timotius Tan gitu.
09:59Pak, gimana?
10:00Besok pagi ya.
10:02Besok pagi jam...
10:04Jam lima pagi ya.
10:05Saya akan datang sebelum jam lima pagi.
10:07Dan saya minta Felix ini,
10:09anak saya ini untuk main musik dengan Pak Boim.
10:14Ya, oke.
10:15Siap kan Pak.
10:16Sudah minta izin.
10:18Pihak gedung.
10:20Anda tahu saya ngomong natural ini?
10:22Atau gini?
10:23Pak Timotius Tan.
10:25Apakah Bapak sudah mempersiapkan?
10:27Anda pernah ngerti lihat orang-orang kayak begitu?
10:30Ada kan ibu-ibu terutama itu yang sudah biasa memoles kalimatnya.
10:34Bagaimana Pak?
10:36Bapak jangan lupa besok ya.
10:38Oh, disiapin semua ya Pak ya.
10:40Tidak natural.
10:40Tuhan itu akan mengajari Anda natural berbicara dengan Tuhan.
10:45Saya belum sempurna naturalnya.
10:47Saya juga menyadari.
10:49Tapi tingkat natural saya pasti lumayan atau tinggi.
10:52Karena memang hidup doa saya tiap hari.
10:57Dan saudara kalau peka,
10:58kualitas doa saya hari ini
11:00dengan saya dua tahun yang lalu beda.
11:03Mengerti?
11:05Paham ya?
11:06Pasti beda.
11:10Saudara kita bisa bertemu dengan Tuhan itu luar biasa.
11:18Kenapa kita tidak bertemu dengan Tuhan?
11:22Harus ada perjumpaan, encounter with God.
11:27Perjumpaan dengan Allah.
11:29Harus.
11:31Dan saya ingatkan disini banyak dosen sekolah tinggi teologi dan para mahasiswa.
11:36Sekolah tinggi teologi tidak membuat Anda encounter dengan Allah.
11:39Tidak membuat Anda berjumpa dengan Allah.
11:42Anda hanya berjumpa dengan teologi.
11:44Dan kadang-kadang justru sesat disitu.
11:48Mungkin saya doktrin benar,
11:49tapi tidak memiliki perjumpaan.
11:52Doanya bagus.
11:53Tapi itu bukan doa yang natural.
11:57Gampang membidik Allah yang dia buat itu gampang.
12:00Bapak kami yang di surga,
12:02kami bersyukur karena kasih setiamu yang besar.
12:05Sungguh Tuhan,
12:08jika bukan Tuhan yang memelihara kami,
12:10kami tidak seperti-seperti sekarang.
12:13Kami bersyukur di merahmat anugramu.
12:16Ya Allah yang rahimi dan rahmani.
12:19Kiranya Engkau memberikan kami pengertian.
12:21Bisa.
12:22Saya pinter.
12:23Percaya enggak?
12:24Tapi tidak menembus hati Tuhan.
12:30Dan kalau Tuhan bisa berbicara,
12:33Tuhan tidak mau bicara langsung ya.
12:35Tuhan bicara begini,
12:36kamu doa kepada siapa?
12:38Ke Tuhan?
12:39Enggak.
12:40Aku enggak merasa kamu berdoa kepadaku.
12:42Kamu tidak membidik aku.
12:44Kamu membidik Allah di dalam pikiranmu.
12:47Malah ironisnya,
12:55ibu-ibu encim-encim yang tidak punya teologi,
12:58enggak bisa berdoa.
13:01Ini Kristen baru,
13:03rumahnya di Cilincing.
13:04Dia ke doa begini,
13:05Tuhan Yesus makan yuk.
13:08Lebih tulus dia.
13:09Tuhan Yesus makan yuk.
13:13Dia enggak tahu.
13:14Dia pikir seperti sumpan santun,
13:17kesantunan hidup ya.
13:19Yuk makan dulu.
13:20Tuhan Yesus makan yuk.
13:22Kamu siar.
13:24Lebih tulus, natural.
13:26Daripada kami mengenal Engkau,
13:28Allah yang luar biasa.
13:30Orang karismatik apalagi?
13:32Waduh.
13:34Kalau doa apa?
13:35Waduh.
13:37Bukan enggak boleh.
13:39Bukan enggak boleh.
13:42Tapi hilang naturalnya.
13:45Saya juga bergetar,
13:46tapi jangan dibuat-buat.
13:50Dulu bapak-bapak pendeta saya itu begitu.
13:57Ya mungkin benar juga,
13:58saya kan enggak boleh menghakimi ya.
14:05Ini saya enggak ngarang.
14:06Saya pernah nginep di sebuah rumah.
14:09Rumah pendeta.
14:10Pagi-pagi dia bangunkan.
14:12Saya juga bangun mau berdoa.
14:13Kan itu kursinya kayu panjang-panjang.
14:16Dia berlutut tidak kelihatan.
14:18Tidak kelihatan.
14:19Karena kursinya panjang-panjang.
14:20Dia berlutut saya tidak tahu.
14:22Suaranya gini.
14:23Saya takut.
14:24Suara suara suara.
14:27Sungguh.
14:28Karena begini.
14:30Jadi itu gedung gereja.
14:31Dia doa di bawah.
14:32Ada balkon.
14:33Dan saya tidurnya di balkon.
14:35Yang masih muda.
14:36Enggak ada tempat.
14:37Saya tidurnya di balkon.
14:38Jadi waktu saya bangun membelok.
14:40Ada suara gitu.
14:43Ini tempatnya gini.
14:44Aku takut loh.
14:58Sempat.
14:58Apa itu?
15:00Tapi lama-lama.
15:01Oh.
15:02Om ini lagi doa.
15:04Akhirnya saya juga turun.
15:05Belan-belan ikut.
15:06Haleluya.
15:11Aduh.
15:12Kita seperti doa di kutub utara.
15:15Enggak salah ya.
15:16Boleh buka gitu.
15:17Boleh juga.
15:23Senang kita mengakhiri doa puasa ya.
15:26Dan khutbah hari ini luar biasa.
15:28Membidik Allah.
15:30Sudulnya membidik Allah.
15:34Amin.
15:34Berlatih tiap hari membidik Allah.
15:37Hamba-mba Tuhan harus berdoa setiap hari.
15:41Jadi waktu berdoa di mimbar.
15:42Jangan sampai ada kesenjangan.
15:46Yang satu.
15:46Udah berdoa terus.
15:47Ini jarang berdoa.
15:49Nanti ketika berdoa jadi ringan.
15:50Tahu gak?
15:52Enggak terbang.
15:54Ini berat.
15:55Oke.

Dianjurkan