JAKARTA, KOMPAS.TV Politisi PDIP, Ferdinand Hutahaean dan Ketua Jokowi Mania, Andi Azwan berbeda pendapat soal dugaan mark up pada proyek Whoosh era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
"Saya menduga keras, dengan juga peralihan tiba-tiba dari Jepang ke China, dan Pak Jokowi harus mengorbankan beberapa pejabat yang tidak setuju dengan beliau. Patut diduga telah terjadi permufakatan jahat," ujar politisi PDIP, Ferdinand Hutahaean.
"Kita percayakan semua kepada aparat penegak hukum. Jangan membuat suatu fitnah, jangan menggiring opini publik," jawab Ketua Jokowi Mania, Andi Azwan, kepada Ferdinand.
Sementara itu, eks penyidik KPK, Yudi Purnomo, mencurigai dugaan mark up di proyek Whoosh ini berkaitan dengan permainan dalam pembebasan lahan.
#jokowi #keretacepat #whoosh
Bola liar utang jumbo kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh, menggelinding jauh. Usai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak APBN dipakai membayar utang Whoosh, dan belum jelasnya skema penyelesaian lewat Danantara, kini sorotan mengarah ke dugaan markup proyek senilai Rp 118 T itu.
Yang terbaru, KPK tengah melakukan penyelidikan. Sementara, beban kerugian operasional Whoosh terus berjalan, mencapai rata-rata lebih dari Rp 11 M tiap hari. Nilai ini ekuivalen dengan kerugian sekitar Rp 2 T per tahun, yang harus ditanggung PT KAI, sebagai pemegang saham mayoritas di proyek konsorsium Indonesia-China.
Apakah utang jumbo dan dugaan korupsi proyek Whoosh, akan jadi bom waktu ekonomi dan politik bagi pemerintahan Presiden Prabowo?
Simak pembahasannya dalam BOLA LIAR, episode "SENGKARUT WHOOSH, WARISAN JOKOWI KE PRABOWO?" Jumat, 31 Oktober 2025 pukul 20.30 WIB, LIVE di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/627067/beda-politisi-pdip-andi-azwan-soal-dugaan-mark-up-whoosh-eks-penyidik-kpk-curigai-ini-bola-liar