00:00Terjadi reformasi, tidak terjadi transformasi.
00:05Lembaganya dipisah.
00:07Beliunya tidak ikut transformasi.
00:11Tadi dikatakan polisi harus kembali pada prinsip supremasi sipil.
00:18Itu juga salah.
00:20Yang si supreme itu bukan orang sipilnya, tapi nilai-nilai sipil.
00:25Jadi yang benar bukan supremacy, civilian supremacy,
00:29tapi the supremacy of civilian value.
00:33Supremasi dari nilai-nilai sipil.
00:36Di dalam demokrasi, mau tentara, mau satpam, mau akademisi, profesor,
00:41punya ijasa apa enggak punya ijasa, tunduk pada nilai sipil.
00:45Lampu merah artinya tentara harus berhenti, polisi harus berhenti, profesor harus berhenti.
00:50Itu namanya nilai sipil.
00:52Jadi lampu merah itu nilai sipil, lampu hijau nilai sipil.
00:56Itu yang kita mau biasakan.
00:59Jadi sebetulnya kita mau bongkar dulu bahwa kenapa hari-hari ini ada ketakutan pada,
01:08tadi Usman Hamid pakai istilah,
01:12the revival of authoritarianism.
01:13Sebetulnya itu masih abstrak, kembalinya authoritarianism.
01:20Lebih tepat, creeping militarism.
01:26Pengamat dunia sekarang menganggap Indonesia, militarisme itu lagi merangkak, creeping.
01:32Dan itu yang sebetulnya lebih berbahaya daripada reformasi.
01:39Reformasi TNI tersusul oleh creeping militarism, kita balik pada the revival of authoritarianism.
01:45Itu soalnya.
01:46Jadi saya mau terangkan bahwa ada reformasi terjadi pemisahan lembaga, tentara, dan militer.
01:55Tapi hanya sekedar reformasi, bukan transformasi.
01:59Kenapa?
01:59Karena nilai-nilai militaristik tidak tercegah di 98.
02:06Nilai-nilai itu carry over ke dalam sistem.
02:09Demokrasi.
02:12Jadi sebetulnya kita belum masuk di dalam era demokrasi.
02:18Reformasi tidak menghasilkan demokrasi.
02:22Terjadi perubahan kelembagaan, tapi tidak terjadi perubahan nilai-nilai berdemokrasi.
02:28Dengan kata lain,
02:30kalau kita sebut kita pindah dari otoriter ke demokrasi,
02:34pindah itu artinya langkah keluar dari order baru masuk ke order reformasi.
02:41Kita baru keluar dari, belum masuk ke.
02:46Lembaga-lembangnya lengkap.
02:48KPU ada.
02:49Parlemen ada.
02:50Mahkamah Konstitusi ada.
02:53DPR ada.
02:55Lembaganya lengkap.
02:57Tapi pelembagaan belum berlangsung sempurna.
03:02Hanya itu yang mau kita pastikan.
03:05Jadi sekali lagi,
03:06kalau kita mau bicara tentang reformasi, transformasi, apapun istilahnya,
03:11kita mesti lihat bahwa kondisi kelembagaan kita itu
03:14tidak menghasilkan pelembagaan,
03:17hanya ada perubahan di dalam lembaga.
03:22Tetapi,
03:23kita mulai lihat bahwa ada inisiatif lokal
03:26untuk menghasilkan ide tentang demokrasi.
03:31Waktu demonstrasi Agustus kemarin,
03:33saya ada di Peganbaru di Riau.
03:34nemenin
03:35Irjen Heri Heriawan,
03:39Kapolda Riau.
03:42Demonstrasi yang besar itu,
03:44saya datang ke situ,
03:46yang dipajang di depan para demonstran,
03:48menyambut para demonstran,
03:49bukan panser,
03:51bukan water cannon,
03:52tapi sepanduk besar,
03:54ditulis oleh Kapolda Riau,
03:55Saudara Heri Heriawan,
03:57selamat datang para pejuang aspirasi.
04:01Bayangin coba,
04:02dia sambut,
04:05dengan sepanduk itu,
04:08gak ada ketakutan,
04:09demonstran,
04:10ngoce suka-sukanya,
04:11karena dianggap demonstrasi itu pejuang aspirasi.
04:14Dengan cara itu langsung terbagi kimianya itu.
04:18Pejuang aspirasi diterima,
04:22provokator,
04:24dihalangi.
04:25Yang memperjuangkan aspirasi,
04:27pasti pakai argumen.
04:28yang ingin merusak demonstrasi,
04:31pasti pakai molotov.
04:34Mudah dipisahkan.
04:36Jadi, contohlah,
04:38Kapolda Riau.
04:39Bukan saya puji-puji,
04:40tapi faktanya begitu.
04:42Dia menerima protes itu,
04:44sebagai pejuang aspirasi.
04:47Sepanduknya di depan.
04:48Mahasiswa datang,
04:50digelar sepanduk di depan tiba-tiba.
04:52Selamat datang,
04:53para pejuang aspirasi.
04:56Karena kita menghormati,
04:57mahasiswa yang berjuang
04:58untuk menghasilkan perubahan politik.
05:02Itu dasarnya.
05:04Suatu waktu saya
05:05bertemu dengan Pak Kapolri.
05:11Saya lagi membantu.
05:14Saya cerita saja sebelum saya bicara teorinya.
05:19Saya lagi berupaya untuk membuat
05:21beberapa polda itu,
05:23laboratorium tentang civilian value.
05:27Nah, karena saya berteman dengan Pak Herriman,
05:29saya bolak-balik ke,
05:30bukan baru.
05:31Tiba-tiba ada seorang tokoh
05:33masyarakat sipil,
05:34WA saya,
05:35Rocky Gerung,
05:36Anda ternyata sudah dibeli
05:38oleh polisi itu.
05:41Bayangin coba.
05:42Kenapa?
05:44Terlihat Anda berfoto dengan
05:46Pak Sigit,
05:49Kapolri.
05:51Lagi nanam pohon.
05:54Dan Anda bicara,
05:56pidato di samping Kapolri.
05:57Saya bilang enggak.
05:59Pak Sigit enggak,
06:00tidak di samping saya,
06:01dia di belakang saya.
06:05Kenapa enggak dibalik?
06:06Bahwa saya
06:06yang membeli
06:09Kapolri.
06:10Bukan saya yang terbeli.
06:12Karena saya nyusun kurikulum
06:14tentang hubungan
06:15antara polisi dan lingkungan.
06:18Yang disebut green policing.
06:20Yang dipermosikan oleh
06:22Kapolri.
06:23Jadi bayangin,
06:24masyarakat sipil pun mencurigai
06:26aktivitas masyarakat sipil.
06:28Karena dia enggak paham bahwa
06:30lebih banyak orang yang mati
06:33karena kerusakan lingkungan
06:34daripada yang mati di jalan raya.
06:35itu soalnya.
06:39Jadi kepicikan
06:41aktivis masyarakat sipil juga ada.
06:43Karena kecengengan,
06:44enggak bisa berpikir.
06:46Kalau saya kritik,
06:46saya juga kritik
06:47lingkungan saya.
06:49Yang mencurigai
06:50hubungan antara aktivis,
06:53dosen,
06:54jurnalis,
06:55dengan kalangan kepolisian.
06:57Roki Gerung
06:59sudah terkooptasi
07:01oleh Kapolri.
07:03Lalu dalam isu lingkungan
07:04terbalik.
07:05Pak Sigi terkooptasi
07:06oleh isu lingkungan
07:07yang saya buat.
07:09Begitu dong fairness-nya itu.
07:12Jadi kita lihat bagaimana
07:13kepicikan itu
07:14ada di lembahkan
07:15masyarakat kita.
07:16Dan itu terjadi
07:18karena satu hal.
07:19Di belakang
07:20kepala kita,
07:21di belakang kepala makmak,
07:23di belakang kepala para dosen,
07:24kepala jurnalis,
07:25ada isu yang
07:26unexplainable.
07:27unspeakable.
07:31Yaitu soal
07:32fufufafa
07:33dan soal
07:34ijasa palsu.
07:36Itu yang jadi
07:37background
07:38kemarahan publik
07:39yang tidak mungkin
07:39dia ucapin.
07:41Karena menunggu
07:41kepastian
07:42isu ini sampai di mana.
07:44Kita bikin riset,
07:45saya bikin riset,
07:45isu ini akan ada di
07:46semester ke depan
07:47masih ada di situ.
07:50Jadi kita mau coba
07:51bahas sekaligus
07:52apa yang kita sebut
07:53sebagai reformasi
07:54sebetulnya
07:55basisnya adalah
07:56kecurigaan
07:57masyarakat sebil
07:58terhadap penyelesaian
08:00kasus-kasus
08:01yang sangat sensitif.
08:03Mereka tidak bisa
08:04ucapkan,
08:04saya pakai satu istilah,
08:06deep psychology,
08:07psikologi dalam
08:08masyarakat kita
08:09adalah
08:10bimbangan,
08:12kecurigaan,
08:12ketidakpastian.
08:13Ketidakpastian politik
08:14sekarang
08:15disiram dengan
08:17ketidakpastian ekonomi.
08:18Maka orang akan cari
08:19siapa yang harus
08:21bertanggung jawab.
08:22selamat menikmati.
08:24Terima kasih.