Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Kasus keracunan MBG terus berulang. Bagaimana agar kasus ini bisa disikapi lebih serius?

Bisakah kasus keracunan MBG ini dibawa ke ranah pidana?

Kita ulas bersama politisi Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko; pakar hukum pidana, Jamin Ginting; dan salah satu orang tua dari siswa yang mengalami keracunan, Ibu Asnah.

Baca Juga Usut Kasus Keracunan MBG, BGN Gandeng Polri-BPOM hingga Tutup SPPG Bermasalah | KOMPAS PETANG di https://www.kompas.tv/nasional/619535/usut-kasus-keracunan-mbg-bgn-gandeng-polri-bpom-hingga-tutup-sppg-bermasalah-kompas-petang

#mbg #keracunanmbg #keracunanmakanan #pidana

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/619557/full-bahas-kans-pidana-kasus-keracunan-mbg-berulang-pakar-hukum-soroti-hal-ini
Transkrip
00:00Kepala Padang Gizi Nasional Dadan Hindayana menyampaikan permintaan maaf karena maraknya kasus keracunan makanan bergizi gratis atau MPG di sejumlah daerah.
00:09Dadan mengaku bakal melakukan evaluasi terhadap seluruh satuan penyelenggara pangan gizi atau SPPG.
00:15Memang kami menyadari ya tidak semua SPPG melakukan implementasi kegiatan sesuai SOP sehingga ada beberapa kesalahan prosedur yang dilakukan.
00:26Oleh sebab itu kami mohon maaf untuk keteleloran tersebut seperti contoh ya di Garut itu ini ketelelorannya sederhana.
00:33Ketika mau mengirim ke satu sekolah nasinya habis ya karena artinya ada satu hal teknis mendadak di lapangan sehingga ayam bukunya terlambat dikirimkan.
00:44Kemudian yang di Bandung itu itu masaknya terlalu awal padahal kami mensyaratkan kalau masak itu paling cepat jam 1 malam.
00:53Kalau bisa sejak 2 sehingga pada saat dikirimkan itu masih dalam keadaan segar.
00:59Kasus keracunan MPG terus berulang bagaimana agar kasus ini bisa disikapi lebih serius.
01:05Bisakah kasus keracunan MPG ini dibawa ke ranah pidana?
01:09Kita ulas bersama politisi Partai Gerinda, Hendar Samarantoko. Selamat malam.
01:13Selamat malam.
01:13Terima kasih telah bergabung.
01:15Dan Pakan Hukum Pidana Jamin Genting, selamat malam.
01:18Bang Jamin.
01:19Selamat malam, selamat sehat.
01:21Salam sehat dan salah satu orang tua dari sesuai yang mengalami keracunan ada Ibu Asnah.
01:27Selamat malam Ibu Asnah.
01:29Ya selamat malam.
01:31Sehat ya Bu?
01:33Ya.
01:34Ibu saya mau nanya Ibu dulu.
01:37Gimana kondisi anak Ibu sekarang Bu?
01:40Alhamdulillah ada membaik.
01:42Cuman kadang masih cepat.
01:44Masih sakit, bisnya masih cepat.
01:46Jadi mungkin bisa diceritakan lebih jauh apa yang dialami Putri Ibu mungkin awalnya begitu apakah mual atau beberapa jam setelah mengkonsumsi MBG atau seperti apa Bu?
02:03Ya dari dari awalnya, habis makan itu 30 menit dan dari-dari makanannya.
02:09Yaitu pertama-tama susu, moal, sama sesuai.
02:16Sama agak, gimana ya Bu ya?
02:19Tangannya kayak sakit-satu gitu kan?
02:21Kayak sejang sesuai gitu.
02:22Oh, awalnya apakah anak Ibu cerita ke Ibu misalnya sebelum mengkonsumsi MBG, misalnya mencium aroma makanan yang tidak normal?
02:37Ya ada.
02:38Itu ada dua macam katanya.
02:42Ada dua macam, apa aja Bu?
02:44Menunya Bu?
02:44Menunya, cuman sih cuman ayam tepung ya, tepung, ayam tepung, nasi, sama sambal, sayuran, sama stroberi.
02:56Dan sekarang kondisi anak Ibu sudah mulai membaik, tapi apakah mungkin ada gejala demam atau seperti apa?
03:04Cuman perutu sakit, terkadang cepat.
03:08Sudah, sudah.
03:09Terkadang cepat.
03:12Bu, saya konfirmasi.
03:14Kan sekolah anak Ibu ini sudah menerima MBG cukup lama berarti ya?
03:21Iya.
03:22Nah, kejadiannya baru sekarang?
03:25Iya, kejadiannya baru sekarang.
03:28Rame-rame di satu kelas?
03:32Iya, satu kelas.
03:33Lalu, apakah sebelum konsumsi misalnya anak Ibu cerita tidak ada pengawasan atau mungkin guru di sekolah tersebut juga mungkin memeriksa dulu menu MBG setiap sebelum diberikan, dikonsumsi kepada sang anak?
03:51Iya, diperiksa dulu.
03:52Tapi nyatanya ternyata, ya ternyata kok, ya agak begini.
04:06Saya juga heran.
04:07Oke, baik.
04:09Saya ke Pak Hendarsam dulu.
04:12Program MBG, program prioritas.
04:15Dadanya fantastis.
04:17Harusnya negara tanggung jawab.
04:18Malah ini program bikin masalah.
04:21Kenapa berulang-ulang kasus keracunan terus terjadi, menurut Anda?
04:23Jadi gini, kita melihatnya bahwa program ini kan banyak diklaim oleh beberapa orang adalah program yang populis.
04:36Padahal memang kalau saya pribadi ini bukan program populis.
04:40Karena seperti kalau saya analogikan, bahwa keberhasilan mungkin dari penerima manfaat siswa-siswa 5,2 juta per hari mereka mendapatkan makanan bergizi gratis,
04:53kemudian ada keracunan, ini cukup besar, yang jadi spotlight tentunya yang ini.
05:03Ya kan gitu kan?
05:04Jadi ini bukan program populis, bukan program populer sebenarnya.
05:09Tapi bukan itu maksudnya.
05:10Kita harus membedakan, mengeskalasikan dua hal.
05:15Bahwa kita harus sama-sama programnya adalah program yang sangat strategis dan sangat baik
05:20untuk SDM kita ke depannya.
05:25Itu dulu yang pertama.
05:27Nah, jadi kedua, tantangannya memang di tata kelola.
05:32Tata kelola tadi.
05:34Nah, tinggal satu.
05:37Kita, apa namanya itu, saya pribadi sangat prihatin dengan kejadian yang diaulami oleh anak kita,
05:45Bu Asnah, juga dengan teman-temannya yang mengalami hal tersebut.
05:48Dan tadi kan kalau kita dengar, sudah mendapatkan manfaat selama ini, baru sekali ini terjadi.
05:55Nah, sekarang kan masalahnya teman-teman media,
05:58apakah pernah memberitakan dari sekolahnya Ibu Asnah ini terhadap proses pelaksanaan yang sebelum-sebelumnya,
06:08yang tidak ada masalah.
06:10Kan gitu kan?
06:10Tapi kita juga tidak mengenyampingkan bahwa ketika ada masalah, di situ harus ada koreksi.
06:16Kan gitu, ya kan?
06:17Di situ harus ada koreksi.
06:19Gini Bang, maaf kalau saya potong.
06:23Masalahnya, kasusnya ini kan berulang.
06:26Ya, berulang itu.
06:27Dari data BGN sendiri, 4 ribuan.
06:30Dari kepala staf kepresidenan, lebih dari 5 ribuan.
06:33Jadi ini bukan angka yang kecil.
06:35Ketika kita berani mengatakan bahwa memberikan gizi kepada anak-anak,
06:39tapi yang terjadi justru sebaliknya.
06:41Saya rasa jangan diringankan gitu loh Bang.
06:44Makanya pertensiannya kayak gini.
06:45Berulang itu di satu tempat, di tempat Ibu Asnah ini sudah berulang,
06:48atau di tempat lain.
06:50Jadi kata-kata berulang itu, ya kan?
06:53Kalau berulang di satu dapur.
06:54Di Bandung agak berulang sih Bang?
06:56Ya enggak, maksud saya satu dapur.
06:57Satu yayasan?
06:58Ya, satu dapur ini berulang atau tidak.
07:01Nah kan gitu, jadi kan ini statement yang bisa menyesatkan.
07:08Berulang itu, apakah di satu tempat, di satu dapur saja ini berulang,
07:12kalau ini bahaya.
07:14Ini dapurnya enggak beres.
07:16Tapi kalau berulang kejadian-kejadiannya,
07:19saya hampir bisa katakan 5 tahun atau 10 tahun akan tetap akan ada kejadian.
07:25Ini kan tetap akan ada, tetap akan ada.
07:28Saya bisa disclaimer, akan tetap ada.
07:31Kejadian yang seperti ini.
07:32Tetap ada dah, enggak yakin sama dapur MBG?
07:34Sekarang masalahnya gini,
07:37enggak ada MBG juga,
07:38kasus keracunan, nasi basi, makanan basi itu akan tetap ada.
07:43Orang catering itu pasti tetap ada, itu masalahnya.
07:46Ya kan?
07:47Cobalah kita berpikir jernih.
07:49Ya kan?
07:49Jadi dipisahkan dulu,
07:51kalau masalah berulang,
07:53kalau satu dapur sudah berulangkan melakukan hal tersebut,
07:57itu dapurnya bermasalah.
07:58Kita harus katakan.
08:00Bukan programnya.
08:03Jadi itu dulu.
08:04Tapi tata kelolanya anda akuin salah.
08:06Tata kelola di beberapa tempat bermasalah.
08:09Beberapa tempat?
08:10Di beberapa tempat.
08:12Ya kan?
08:12Di beberapa tempat kan?
08:13Makanya kita harus...
08:15Paling banyak di Pulau Jawa.
08:16Di Pulau Jawa, iya.
08:17Kita harus fair melihatnya.
08:20Ya kan?
08:20Case by case kita melihatnya.
08:22Dapur ini bermasalah berapa kali?
08:23Dapur ini bermasalah berapa kali?
08:25Dapur ini basi berapa kali?
08:26Nah kan kayak gitu kan?
08:28Nah kalau...
08:29Tapi kalau dijadikan satu,
08:31yukon ada 4 ribu segala macem,
08:33ada 4 ribu sekian,
08:35ya seolah-olah angka yang fantastis.
08:37Memang fantastis.
08:39Tapi harus dilihat di pila-pila.
08:41Dapurnya ini, dapur ini, dapur ini, dapur ini.
08:44Kan kayak gitu.
08:45Tanpa harus kita mengentenkan masalah.
08:47Jadi memang tantangan tata kelola itu sangat penting.
08:51Karena iya, ini program baru.
08:53Program baru tentunya trial dan error itu udah pernah terjadi.
08:56Coba.
08:57Trial dan error kan kita udah mau berjalan berapa bulan?
08:59Bang, SOP-nya kok kayak gak sama semua.
09:01Sorry, sorry.
09:02Bu Asnah tadi sudah mengatakan.
09:05Bu Asnah, izin.
09:06Sudah berapa lama menerima manfaat, Ibu?
09:09Udah satu bulan lebih.
09:11Satu bulan lebih?
09:13Satu kejadian.
09:14Nah sekarang pertanyaannya, apakah dari teman-teman media yang satu bulan 30 hari,
09:21yang 29 hari tidak ada apa-apa, apakah itu menjadi...
09:25Kan kita memberitakan sebuah program yang perlu dievaluasi, Bang.
09:27Ya iya, makanya dari itu.
09:29Kan kita harus fair juga dong ngeliatnya.
09:30Ada yang baik tadi kita beritakan kok.
09:32Ada yang inspiratif kita beritakan.
09:35Kita angkat bahwa program ini kan cita-citanya baik dari awal.
09:39Tapi masalahnya faktanya kan ini yang terjadi.
09:41Nanti saya ke Bang Enresman lagi, saya ke Bang Jamin.
09:43Bang Jamin, program kreativitas pemerintah bermasalah.
09:48Meski tadi saya dikoreksi soal, jangan dibilang berulang,
09:50tapi ya berulang di beberapa wilayah.
09:52Ya di beberapa wilayah.
09:53Siapa yang harus bertanggung jawab, Bang Jamin?
10:02Bang Jamin, dengan suara saya.
10:09Gak, gak saya aja.
10:10Oke baik, Bang Enresman.
10:11Jadi kalau misalnya kita...
10:13Ya, begini ya.
10:14Oh, silahkan.
10:15Harusnya.
10:16Ya, mendengar.
10:17Silahkan, aman.
10:18Silahkan, lanjut Bang.
10:19Suara terdengar gak?
10:20Terdengar Bang, jelas.
10:23Oke.
10:24Ya, jadi begini.
10:26Kalau konteks daripada program MBG ini harusnya
10:33Jero Tolerance terhadap keracunan makanan.
10:37Kenapa saya bilang Jero Tolerance?
10:40Karena ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk memberikan gizi,
10:47bukan malah menjadikan orang jadi penyakit, begitu yang pertama.
10:51Yang kedua, saya melihat kurangnya pengawasan.
10:54Kenapa harusnya pemerintah melibatkan BP POM yang mengawasi makanan dan obat-obatan terkait dengan pengedaran makanan.
11:05Jadi jangan yang harus dilaksanakan pengawasannya jadi lemah, begitu.
11:09Jadi harusnya dilibatkan BP POM.
11:11Nah, siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini?
11:14Ya, tentu yang bertanggung jawab adalah yang penyedia sarana makanannya, dapurnya, penanggung jawabnya.
11:23Saya lebih cenderung karena kelemahan pengawasan ini saya khawatir ada orang-orang tertentu yang mendapatkan keuntungan dari program ini secara tidak layak.
11:34Itu namanya illicit enrichment.
11:37Memperkaya diri secara tidak layak dari program ini.
11:41Apakah karena dia di-backingin atau dia menggunakan nama orang lain untuk dapurnya, tetapi sebenarnya dia yang mendapatkan keuntungan.
11:51Pejabat negara contohnya, atau juga kemungkinannya ada anggota DPR yang memiliki, yang kita dengar punya dapur sendiri atau orang lain.
12:01Nah, kalau ada sampai aliran dana kepada pejabat negara, aliran dana kepada anggota Dewan yang menggunakan itu.
12:10Dan itu mengingatkan ada keracunan, itu harus dipiksa juga.
12:15Jadi, ada peran di sini, khususnya juga kejaksaan dan KPK untuk boleh mengawasi peredaran keuntungan ataupun aliran dana terkait dengan program ini.
12:27Oke, baik. Bang Yenad Sam, ini harusnya jiru tolerans kalau tahu Bang Jamin.
12:31Lalu kemudian pengawasannya kemana selama ini, bahkan sudah masuk ke masalah hukum.
12:35Kecurigaannya jadi orang itu jadi skeptis gitu sama MBG Bang?
12:38Ya, enggak masalah. Makanya ini kan bukan program yang populis ya, kita katakan ya.
12:42Tapi program tulus tapi mungkin tidak populis seperti ini.
12:46Ini akan-akan, saya yakin ke depan akan ada juga kejadian serupa.
12:51Tapi, kan maksud saya gini ya, kita harus melihatnya kan secara parsial.
12:56Jika memang di dapur tersebut, di titik tersebut itu bermasalah, di dapur dan titik tersebut secara khusus harus dievaluasi.
13:06Itu dulu.
13:06Kemudian ke atas harus ada evaluasi benar seperti oleh Bang Jamin tadi, evaluasi di atas mengenai masalah pengawasan.
13:18Itu dari BPPOM, kemudian ada bagian pengawas dan standar-standar tertentu.
13:26Sehingga oleh karena itu, para penerima manfaat ini yang jumlahnya 5,4 juta, hampir 6 juta, itu siswanya ya, belum lagi 600 ribu orang yang bekerja di bawah ini.
13:37600 ribu orang loh, ya kan setengah juta lebih yang bekerja untuk ini.
13:42Sehingga oleh karena itu ekonomi ini bisa berjalan maksimal, ini tidak menjadi apa namanya itu korban.
13:48Jadi ibaratnya, kita kalau pengen nangkep ikan, jangan kita pakai bom.
13:56Sehingga oleh karena itu, tangkep ikan yang satu, tanpa harus membunuh ikan-ikan yang lain, yang sehat.
14:04Dapur-dapur yang benar, yang sehat itu maksud saya.
14:08Jadi jangan goalnya, ini kan ada seolah anasir, arahnya ini program pengen dihentikan.
14:15Loh, kalau program ini dihentikan, kasihan dong adik-adik kita, anak-anak kita yang 5,4 juta penerima manfaat ini,
14:26yang selama ini makan aja susah, ya makan aja susah, habis itu 600 ribu orang,
14:33yang selama ini tidak mendapatkan pekerjaan, ya kan dengan adanya ini dia mendapatkan pekerjaan, ya kan.
14:41Jadi kita harus fair juga, kalau memang dapurnya bermasalah, kita evaluasi.
14:45Pendekatannya banyak, salah satunya pendekatan administratif, ya kan pengawasan, bisa juga.
14:52Kalau memang itu, memang dia ada faktor kesengajaan, dia bisa dipidana.
14:58Ada faktor kelalaian, bisa dipidana juga.
15:00Ininya dari pusat harus tegas gitu lah ya, Pak.
15:01Kan mau programnya berjalan dengan baik, artinya tindak tegas orang-orang yang main-main di sana, atau mungkin tidak hati-hati.
15:08Jadi ya, Bu Asnah, kita prihatin, dan termasuk semua adik-adik kita, anak-anak kita yang menerita pada saat ini prihatin,
15:16mudah-mudahan, khusus di, Bu Asnah di daerah mana?
15:20Bandung.
15:21Di Bandung, mudah-mudahan ke depan dengan evaluasi ini tidak akan terjadi lagi.
15:25Kita awasi, kita butuh teman-teman media juga untuk mengawasi ini tersebut, memberikan masukan kepada BGN.
15:34Baik, Bang Jamin, tolong diop singkat saja.
15:37Ini kan program untuk masyarakat, luas buat anak-anak gitu kan, memenuhi gizi,
15:43tapi kemudian ternyata ini yang kita lihat, fakta di lapangan, tidak sesuai dengan keinginan, ada kasus keracunan.
15:50Apakah ini bisa dipidana? Pakai pasal apa saja, Bang?
15:53Ya, tentu kalau kita terkait dengan pebidanaan, ada di pasal 359 kalau mengakibatkan kematian,
16:01kelalaian yang mengakibat kematian.
16:04Tapi kalau tidak ada kematian, di pasal 360, kelalaian mengakibatkan luka berat, itu bisa diterapkan.
16:10Lalu ada undang-undang tentang kesehatan, itu diatur terkait dengan peredaran makanan
16:18yang tidak memenuhi ketentuan pangan, yang mengakibatkan kerusakan atau mengakibatkan orang lain menjadi menderita,
16:26itu juga bisa undang-undang kesehatan.
16:28Bahkan undang-undang perlindungan konsumen, kalau kita mau jujur, mereka bagian dari konsumen tidak mendapatkan distribusi makanan
16:36yang berdasarkan standar distribusi makanan dan kualitas makanan yang baik.
16:41Itu juga bisa dijadikan dasar pemidanaan karena di undang-undang kesehatan dan perlindungan konsumen dan KUAP ada yang mengatur itu.
16:48Maka saya minta supaya penyedia jasa dapur makanan ini yang bertanggung jawab untuk melakukan itu.
16:55Makanya yang paling penting adalah pengawasan, standarisasi.
17:00Nah, sertifikasi terkait dengan dapur itu ada enggak mereka?
17:04Nah, itu kan bisa dilihat. Jangan-jangan yang tukang dapur yang memasak dan gizi itu enggak punya sertifikasi yang benar
17:13atau satu dapur atau sepuluh dapur cuma satu pemilik sertifikasi dan ini kan berbahaya.
17:20Jadi, dia enggak punya waktu untuk keliling begitu.
17:24Kalau standarisasi persyaratan itu penting, itu yang harus dipenuhi begitu.
17:28Ya, baik. Saya ke Bu Asnal. Terakhir, Bu, singkat saja. Jadi, apa harapan Ibu terkait dengan program MBG?
17:37Ya, disingkatkan lagi lah sebenarnya ya.
17:41Jadi, kita selaku orang tua itu jadi was-was.
17:44Jadi, kita khawatir anak kita terkena lagi, gimana lagi.
17:47Anak saya dua loh, dua yang dikena.
17:50Cuman, yang satu alhamdulillah yang masih kecil yang lagi di MB.
17:54Dia cuman enggak terlalu parah sama ayah-kakaknya.
17:59Baik. Kita tunggu nanti langkah nyata.
18:03Orang tua jangan sampai was-was gara-gara terima MBG dari sekolah.
18:06Tapi, justru happy, senang. Jangan bikin was-was.
18:09Terima kasih, Bu Asnal. Terima kasih, Bang Hendarsam.
18:11Terima kasih, Bang Jamin telah bergabung di Sapa Indonesia Malam.
18:14Terima kasih, Bang Jamin.

Dianjurkan