Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadapi tantangan serius dengan tercatat 4.711 kasus keracunan hingga September 2025, sebagian besar di Pulau Jawa.
Badan Gizi Nasional (BGN) sebut penyebab kasus keracunan beragam, mulai dapur umum yang belum ahli hingga pergantian pemasok bahan makanan.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ingatkan penyerapan anggaran MBG baru 18,3 persen dari Rp71 triliun, ancamgeser ke pos lain bila lambat.
Wamenkeu Suahasil Nazara catat penerima manfaat MBG dominasi Pulau Jawa sebanyak 13,26 juta orang, dengan target nasional 82,9 juta penerima.
BGN optimistis serapan anggaran bisa tembus Rp19 triliun di September dan Rp76,4 triliun hingga akhir 2025, dengan prinsip “stick and carrot”.
Untuk 2026, BGN terima pagu anggaran Rp268 triliun, mayoritas untuk pemenuhan gizi nasional, sisanya dukungan manajemen dan belanja pegawai.
Sekitar Rp34 triliun dialokasikan untuk bantuan pangan bergizi anak sekolah, serta dana untuk ibu hamil, digitalisasi dan pelatihan tenaga gizi.
Meski masih sorotan, pemerintah tetap jalankan MBG dengan pengawasan ketat, guna percepat pertumbuhan gizi dan kesehatan masyarakat.
Pro TV - Televisi Digital Berjaringan
Pro TV (@protv_id) bagian dari ekosistem Promedia Teknologi Indonesia (@promediateknologi) - SUBSCRIBE OFFICIAL CHANNEL YOUTUBE : @protv_official | PROMEDIA TV www.protv.id
00:00Mengingatkan yang ada kejadian di Bandai itu agar Nipra kalau mau mengganti supplier harus dilakukan berapa.
00:09Karena khususnya untuk Cakalang, kalau tidak membersihkan dengan baik, memang Cakalang ini sangat rentan keberadaan alergi dan bahkan ada yang bisa mematikan.
00:19Jadi memang khususnya agak hati-hati. Dan total dari seluruh yang ada di wilayah tiganya ada 11 kurs dengan total jumlah 824 orang.
00:32Jadi total sama kami itu ada sekitar 4.700 kursi makan yang menimbulkan jambuan kesintihkan.
00:41Dan perlu Anda ketahui bahwa sampai hari ini Badan Biasongal sudah membuat 1 miliar kursi makan.
00:48Jadi 4.700 menimbulkan jambuan kesehatan terhadap anak-anak.
00:53Dan itu kami saksikan kami terus perketat mekanismenya.
00:58Misalnya SEPG baru kita minta agar memulai dengan juga kecil.
Jadilah yang pertama berkomentar