JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Umum Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Rizal Fadillah menegaskan pihaknya akan membuktikan bahwa ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) palsu.
Hal itu disampaikan Rizal saat menghadiri gelar perkara khusus kasus tudingan ijazah palsu Jokowi di Bareskrim Polri, Jakarta, pada Rabu (9/7/2025).
"Hari ini menjadi bukti sejarah menuju pembuktian jawaban atas penasaran itu, yaitu ijazah Joko Widodo dan skripsi Joko Widodo palsu," ujar Rizal.
Baca Juga Buka-bukaan! Roy Suryo Tunjukkan Analisa Ijazah Jokowi Palsu di Gelar Perkara Khusus di https://www.kompas.tv/nasional/604084/buka-bukaan-roy-suryo-tunjukkan-analisa-ijazah-jokowi-palsu-di-gelar-perkara-khusus
00:00Kesiasi pihak kepolisian yang telah mengabulkan permohonan TPUA untuk diadakan belar perkara khusus
00:07atas keberatan pengumuman Dirti Pidum tanggal 22 Mei 2025.
00:14Dan pada kesempatan inilah kami akan mengoptimalkan apa-apa yang menjadi misi untuk membuktikan
00:21bahwa ijazah maupun skripsi Pak Jokowi Dodo itu palsu.
00:25Jadi apa yang disimpulkan oleh pihak Bareskrim atau Dirti Pidum bahwa ijazah Jokowi Dodo itu identik
00:34dengan tiga temannya yang telah diajukan komparasinya, kita pada kesempatan ini para ahli akan membuktikan
00:45bahwa ijazah Jokowi Dodo itu tidak identik.
00:50Nah dengan seperti itu maka akan ketarik juga nanti ketidak identikan pada skripsi Jokowi Dodo.
00:59Dan atas dua hal prinsip inilah kita akan mendesak pihak Mabes Polri untuk meningkatkan proses dari penyelidikan menjadi penyidikan.
01:09Dan kalau itu sudah bisa terrealisasi maka diharapkan Jokowi Dodo diproses keperadilan.
01:16Jadi disitu nanti akan ada pembuktian asli atau palsu berdasarkan fonis hakim.
01:22Namun terdakwanya adalah Jokowi Dodo.
01:25Karena memang yang kami adukan melalui Dumas dan sampai ke penyelidikan dan diharapkan sampai ke penyelidikan nanti adalah Jokowi Dodo.
01:33Saya kira kami yakin bahwa perjuangan ini akan mencapai hasilnya dan pembuktian itu akan terrealisasi.
01:41Bahwa harapan dan kepenasaran masyarakat rakyat Indonesia loh ini bukan soal TPUA, bukan soal para aktivis atau kuasa hukum, praktisi hukum.
01:55Bukan, ini adalah kepenasaran rakyat Indonesia dan hari ini menjadi bukti sejarah nanti menuju ke pembuktian dan jawaban atas kepenasaran itu yaitu ijazah Jokowi Dodo dan skripsi Jokowi Dodo palsu.
02:16Selanjutnya, ada dari TPUA yang diwakili oleh Pak Muslim Arwi yang sebenarnya kasus ini bermula dari Dumas TPUA di 9 Desember 2024. Silahkan Pak Muslim Arwi.
02:27Baik, pertama saya mencapkan ulang tahun Poli dulu ya, tanggal 1 Juli kemarin.
02:32Dan yang kedua mengapresiasi pernyataan Kapoli, Jenderal Sigit melibatkan pihak internal.
02:38Kemudian yang ketiga, terima kasih kepada Baris Trim yang mengadakan gelar perkara khusus pada hari ini.
02:46Yang kedua, saya sebagai TPUA dan mewakili teman-teman yang lain, apa namanya, melihat bahwa pada tanggal 9 Desember, itu kan TPUA mengadu ke sini, 2004.
03:02Kemudian terjadi kebakaran, kebakaran di Pasar Pramuka, yang itu menurut pernyataan Bitor Suriadi bahwa jasa Yoko Widor itu dibuat di sana.
03:12Nah, jadi saya minta, ini juga harus diseliliki dan oleh sebab itu hari ini juga saya minta Sudara Bitor hadir.
03:19Kemudian juga, saya menggunakan teman-teman, apa namanya, ahli pilana seperti Dr. Taufik, kemudian para ahli juga kami dibatkan di sini, saya disebutkan Mas Roy, kemudian Rizmon dan lain-lain, dan juga Dr. Tifa.
03:32Jadi, saya berharap gelar perkara pada hari ini, PORI itu melaksanakan presisi, ya kan, mengayomi, ya kan, melayani, dan melindungi, ya kan, itu.
03:45Jadi, jangan sampai kemudian, 10 tahun kemarin, itu banyak aktivis, ulama, ya kan, ditangkap, hanya karena kritik.
03:52Nah, ini kan rakyat bertanya, kami bertanya, jangan dikriminalisasi.
03:57Jadi, sekali lagi, jangan ada kriminalisasi seperti Dr. Roy, Dr. Rizmon, Dr. Tifa, dan sebagainya, Dr. Egi, Ibu Kurnia, Sudari Jarvalila, ya.
04:07Jadi, jangan sampai rakyat bertanya, ini kan persoalannya begini, ya.
04:11Kalau memang, Jokowi ini punya, gampang tunjukkan selesai barang itu.
04:15Di zaman SPY, ketika, dok, apa nama, ada buku, membuangkan rakyat sikias, itu dijawab dengan buku.
04:22Jangan buku dijawab dengan penjara seperti Sudara Bambang Ski dan Sudara Kusur.