Apa Kabar Jasa Foto Keliling di Tengah Kecanggihan Teknologi?
- 4 tahun yang lalu
SUKABUMI, KOMPAS.TV - Jika ke tempat wisata pastinya tidak akan lupa untuk memotret momen-momen indah dengan kamera yang ada di ponsel pintar anda. Namun, kecanggihan teknologi ini ternyata membuat jasa foto keliling di tempat wisata semakin kurang diminati wisatawan.
Hal inilah yang terjadi pada seorang jasa foto keliling di sebuah lokasi wisata, di Sukabumi, Jawa Barat. Namanya Murodin, setiap hari ia tak mengenal lelah berkeliling pantai Pelabuhan Ratu untuk menawarkan jasa foto keliling kepada para wisatawan.
Namun seiring perkembangan zaman, teknologi sudah semakin canggih dan memotret momen-momen wisata bisa dengan mudah dilakukan dengan menggunakan ponsel pintar, jasa Murodin kini sudah mulai sedikit peminatnya.
35 tahun sudah Murodin menekuni profesi ini, demi bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Dahulu dalam sehari ia bisa menghabiskan 3 set kertas foto, yang satu setnya berisi 54 lembar. Namun kini, satu set pun tidak habis, hanya sekitar 30 persen yang mampu ia jual.
Harga jasanya pun ia turunkan, jika sebelumnya diberi harga 25 ribu rupiah, kini menjadi 15 ribu rupiah. Sedangkan penghasilannya kini hanya sekitar 50 ribu hingga 100 ribu rupiah, itupun tergantung banyaknya pengunjung. Murodin adalah salah satu contoh dari sekian banyak jasa foto keliling yang bertahan di era digital seperti saat ini.
Namun, hal ini tidak membuatnya kemudian menyerah begitu saja karena dari profesi inilah Murodin bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya dan terutama menyekolahkan anak-anaknya.
Hal inilah yang terjadi pada seorang jasa foto keliling di sebuah lokasi wisata, di Sukabumi, Jawa Barat. Namanya Murodin, setiap hari ia tak mengenal lelah berkeliling pantai Pelabuhan Ratu untuk menawarkan jasa foto keliling kepada para wisatawan.
Namun seiring perkembangan zaman, teknologi sudah semakin canggih dan memotret momen-momen wisata bisa dengan mudah dilakukan dengan menggunakan ponsel pintar, jasa Murodin kini sudah mulai sedikit peminatnya.
35 tahun sudah Murodin menekuni profesi ini, demi bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Dahulu dalam sehari ia bisa menghabiskan 3 set kertas foto, yang satu setnya berisi 54 lembar. Namun kini, satu set pun tidak habis, hanya sekitar 30 persen yang mampu ia jual.
Harga jasanya pun ia turunkan, jika sebelumnya diberi harga 25 ribu rupiah, kini menjadi 15 ribu rupiah. Sedangkan penghasilannya kini hanya sekitar 50 ribu hingga 100 ribu rupiah, itupun tergantung banyaknya pengunjung. Murodin adalah salah satu contoh dari sekian banyak jasa foto keliling yang bertahan di era digital seperti saat ini.
Namun, hal ini tidak membuatnya kemudian menyerah begitu saja karena dari profesi inilah Murodin bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya dan terutama menyekolahkan anak-anaknya.