- 6 menit yang lalu
- #banjir
- #istana
- #prabowo
- #sumaterautara
KOMPAS.TV - Hingga Jumat (5/12/2025), pemerintah belum membuka pintu bagi bantuan asing dalam penanganan bencana di Sumatera.
Keputusan ini diambil karena pemerintah menilai masih mampu menangani bencana dari sisi sumber daya yang tersedia. Namun, muncul pertanyaan: Apakah sistem penanggulangan bencana kita sudah cukup kuat untuk menghadapi bencana sebesar ini?
Simak pembahasannya bersama Timothy Ivan Triyono, Staf Khusus Kantor Staf Presiden; Sudirman Said, Pengurus Pusat PMI; serta Sania Leonardo, Influencer yang ikut turun langsung menjadi sukarelawan memberikan bantuan kepada korban banjir di Sumatera Utara.
#banjir #istana #prabowo #sumaterautara
Baca Juga Detik Detik CCTV Rekam Penumpang Kapal Lompat ke Laut di https://www.kompas.tv/regional/636120/detik-detik-cctv-rekam-penumpang-kapal-lompat-ke-laut
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/636121/full-pemerintah-belum-buka-bantuan-asing-seberapa-kuat-sistem-penanggulangan-bencana-ri
Keputusan ini diambil karena pemerintah menilai masih mampu menangani bencana dari sisi sumber daya yang tersedia. Namun, muncul pertanyaan: Apakah sistem penanggulangan bencana kita sudah cukup kuat untuk menghadapi bencana sebesar ini?
Simak pembahasannya bersama Timothy Ivan Triyono, Staf Khusus Kantor Staf Presiden; Sudirman Said, Pengurus Pusat PMI; serta Sania Leonardo, Influencer yang ikut turun langsung menjadi sukarelawan memberikan bantuan kepada korban banjir di Sumatera Utara.
#banjir #istana #prabowo #sumaterautara
Baca Juga Detik Detik CCTV Rekam Penumpang Kapal Lompat ke Laut di https://www.kompas.tv/regional/636120/detik-detik-cctv-rekam-penumpang-kapal-lompat-ke-laut
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/636121/full-pemerintah-belum-buka-bantuan-asing-seberapa-kuat-sistem-penanggulangan-bencana-ri
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Saudara Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkap alasan pemerintah tak menetapkan status bencana nasional di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
00:08Prasetyo juga mengatakan pemerintah masih sanggup menangani bencana sehingga belum membuka peluang masuknya bantuan internasional.
00:16Yang penting adalah bukan masalah statusnya, tapi sekali lagi adalah masalah penanganannya, kemudian support atau backup dari pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah, provinsi maupun kabupaten termasuk mengenai anggaran.
00:37Untuk sementara ini belum ya, meskipun kami juga mewakili pemerintah Republik Indonesia menyampaikan terima kasih karena banyak sekali atensi dari negara-negara sahabat.
00:52Demikian kita merasa bahwa pemerintah dalam hal ini kita semua masih sanggup untuk mengatasi seluruh permasalahan yang kita hadapi.
01:10Saudara hingga saat ini pemerintah belum membuka pintu bagi bantuan asing dalam penanganan bencana di Sumatera.
01:16Keputusan ini diambil karena pemerintah masih mampu dalam segi sumber daya, tapi pertanyaannya apakah sistem pendanggulangan bencana kita sudah cukup kuat menghadapi bencana sebesar ini?
01:29Kita akan membahasnya dengan Timoti Ivan Riono, staf khusus kantor staf presiden.
01:33Mas Timoti, selamat malam.
01:35Ada juga Sudirman Said, pengurus pusat PMI.
01:38Pak Said, selamat malam.
01:41Masih di mute Pak Said.
01:42Dan hadir juga Sania Leonardo, influencer.
01:46Selamat malam Pak Said.
01:47Dan hadir juga Sania Leonardo yang merupakan influencer.
01:51Kemarin beberapa hari belakangan juga turun menjadi sukarelawan yang memberikan bantuan langsung kepada korban terdampak banjir di Sumatera Utara.
02:01Mbak Sania, selamat malam.
02:05Selamat malam.
02:06Saya mau tanya dulu ke Mas Timoti.
02:08Sebenarnya pertimbangan dari pemerintah apa sih Mas Timoti tidak menetapkan status bencana oke?
02:12Tapi yang pertanyaannya kenapa kemudian menolak bantuan asing?
02:17Ini karena alasan gengsi atau ada faktor lainnya?
02:20Ya, pertama-tama kami mengucapkan Belasungkawa ya.
02:24Duka cita yang sedam dalamnya kepada seluruh korban bencana di tiga provinsi gitu.
02:29Ini merupakan duka kita semua, duka saudara sebangsa dan setanah air.
02:33Kami juga mewakili pemerintah memohon maaf apabila dalam penanganan bencana ini masih kurang optimal.
02:40Nah, berkaitan dengan tidak menerima bantuan asing itu bukan seperti itu ya.
02:45Seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Mesesnek tadi bahwa pemerintah mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada negara sahabat maupun PBB
02:55yang sudah memberikan perhatian, keprihatinan dan juga dukungan kepada Indonesia begitu.
03:03Namun demikian, pemerintah dalam hal ini, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,
03:09kami masih meyakini bahwa pemerintah masih sanggup untuk melakukan penanganan bencana begitu.
03:15Jadi, apa namanya, semuanya masih bisa diatasi dan arahan Pak Presiden adalah semua kementerian lembaga,
03:22semua sumber daya kita kerahkan untuk penanganan bencana begitu.
03:25Jadi, apa namanya, rasanya kami menilai belum perlu untuk menerima bantuan dari negara asing.
03:31Kenapa Mas Imoti dirasa belum perlu?
03:33Kalau kita lihat kan oke memang penanganan sudah semaksimal mungkin dikerjakan,
03:37tetapi masih banyak daerah yang terisolir yang belum mendapatkan bantuan.
03:40Banyak sekali cerita-cerita yang jalan berhari-hari tanpa alas kaki, mereka hanya demi untuk mencari makan.
03:48Gimana caranya kemudian juga mengartikan bahwa sampai sekarang ini kita masih mampu untuk bisa sendiri menanganinya?
03:54Ya, begini. Ada situasi kondisi tertentu yang masih belum bisa ditembus oleh aparat kita.
04:00Itu bukan berarti karena kita tidak mampu dan akhirnya kita membutuhkan negara asing.
04:04Itu bukan. Kita masih berusaha terus ya.
04:07Karena kan geografis Indonesia sangat beragam gitu ya.
04:12Ada yang mudah ditembus, ada yang sulit ditembus begitu.
04:15Tapi Pak Presiden, lalu juga jajaran begitu ya, BNPB, TNI, Polri masih solid untuk mencoba agar bantuan itu bisa terdistribusi dengan baik begitu.
04:27Nah, dengan sulitnya akses itu bukan berarti kita tidak mampu begitu.
04:31Bukan berarti pemerintah pusat tidak mampu begitu.
04:33Tapi memang ada kondisi-kondisi tertentu di mana kita butuh ekstra effort, kita butuh dukungan penuh dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah gitu.
04:42Jadi bukan berarti pemerintah pusat tidak mampu lagi begitu.
04:46Jadi kita terus berusaha mohon dukungan dari masyarakat Indonesia agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus berusaha untuk menyalurkan bantuan.
04:57Oke, kalau daripadanya dari Pak Sudirman saya sendiri melihat bencana dasyat yang terjadi, longsor banjir bandang di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara.
05:08Seperti apa dampak yang sangat-sangat terasa sampai memasuki hari ke-10 ini?
05:11Terima kasih, Sandi. Jadi pertama ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan support pada Palang Merah Indonesia untuk melakukan operasi kemanusiaan.
05:23Kami sedang terus menjalankan operasi kemanusiaan dari mulai memproduksi air bersih.
05:29Sekarang 60 tanki sedang dalam perjalanan ke Lok Sumawe dan Medan untuk dibagikan ke seluruh kabupaten.
05:36Kemudian health support, mobil klinik, kemudian psikosomatis memberikan dukungan psikososial kepada para pengungsi.
05:46Tapi juga kita memberikan warning akan munculnya risiko-risiko kesehatan sambil terus membantu mereka.
05:52Kemudian juga kita melakukan pemulihan hubungan family yang namanya restoring family link karena sebagian keluarga terpisah dengan anggota-anggota yang lain.
06:02Nah, di Halim ada gudang logistik yang memang merupakan tugas dari pemerintah untuk menjadi hub bagi teman-teman yang ingin menyumbangkan apapun untuk dibawa ke daerah bencana baik melalui udara maupun laut.
06:15Dan di priok, standby kapal kemanusiaan yang terus.
06:18Nah, pandangan kami tentu saja kita hormati pandangan pemerintah.
06:22Tapi saya ingin berbagi pengalaman ketika tsunami Aceh itu, seorang panglima TNI bernama Diantar Sutarto memutuskan untuk membuka Aceh yang dalam keadaan konflik pada waktu itu kepada tentara-tentara dari negara asing.
06:42Jadi saya ingat TNI membuka kesempatan kepada tentara Singapura.
06:48Untuk menghidupkan kali bandara, itu hari-hari pertama tuh pada waktu rescue.
06:54Tapi juga beliau meminta kapal induk Amerika yang sedang berlayar menuju kepada pangkalannya diminta belok untuk membuka rumah sakit-rumah sakit darurat di dekat Banda Aceh.
07:04Jadi waktu itu dikritik oleh DPR, Pak Tarto, dikatakan tidak nasionalis.
07:11Mengapa dalam keadaan tidak kondusif secara keamanan tapi membuka peluang bagi tentara asing?
07:17Beliau mengatakan, saya lebih baik disebut tidak nasionalis daripada membiarkan rakyat yang masih hidup akhirnya menjadi korban dan membiarkan orang-orang tidak tertolong.
07:29Itu adalah satu positioning yang mungkin bisa jadi referensi.
07:34Tapi kita hormati apapun keputusan pemerintah.
07:37Nah kami di Palang Merah kebetulan punya asas-asas dalam bantuan kemanusiaan.
07:41Yaitu mulai dari kemanusiaan, kesukarelaan, kesamaan, kenetralan.
07:45Dan paling penting dalam hal ini adalah yang kita bicarakan kesemestaan.
07:49Apa maknanya?
07:49Kesemestaan itu artinya bencana kita adalah bencana seluruh dunia.
07:55Begitupun bencana orang lain, bencana kita juga.
07:57Dan karena itu hari ini kita tidak lagi membatasi asal dari mana bantuan itu datang.
08:03Hari ini kita menerima bantuan dari Australia, dari DREF, AFRC, dari Ampros.
08:09Pak Sudirman, berarti artinya di sini yang ingin dibagikan adalah berkaca kepada pengalaman dulu pada saat tsunami di Aceh.
08:19Tidak apa-apa, artinya tidak ada presiden buruk pada saat membuka seluas-seluasnya bantuan luar negeri, bantuan asing ke dalam negeri.
08:28Karena kira-kira pada waktu itu terjadilah yang disebut sebagai non-military operation yang paling besar di dunia.
08:36Dan banyak sekali negara asing yang membantu kita karena memang prinsipnya kan sebetulnya makin banyak tangan di lapangan,
08:43rakyat makin ditemani kan, merasa begitu kan.
08:45Kemudian 51 negara mengirimkan palang merahnya ke Aceh pada waktu itu.
08:50Sekarang ini mungkin baru 10-12 palang merah yang ada di Aceh dan Sumatera ya.
08:56Tapi berangkali sebagai pertimbangan, Mas Timoti mungkin bisa dibicarakan sama teman-teman,
09:01sebetulnya yang diperlukan adalah suasana batin yang merasa didampingi.
09:06Dan it's okay untuk memperoleh bantuan dari asing dalam hal kapal merah gitu ya.
09:11Karena memang kita terbiasa begitu.
09:13Ketika terjadi Myanmar, kita juga membantu Myanmar.
09:16Dan meskipun waktu itu kita berhadapan dengan kesulitan karena junta militer,
09:21tapi kita punya jalan untuk bekerja dalam konteks kemanusiaan.
09:25Kira-kira gitu, Mbak.
09:25Oke, sebelum saya kembali lagi, saya ingin dengar cerita langsung dari Mbak Sani.
09:30Mbak Sani, jadi dalam beberapa hari terakhir, ini mengunjungi lokasi terdampak di mana nih?
09:35Di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara?
09:38Saya di Sumatera Utara.
09:41Tepatnya di?
09:42Khususnya di Adian Koting.
09:44Itu arah mau ke Sibolga sebenarnya.
09:47Cuman kan jalanannya putus, tapi di belakang gunung itu yang Adian Koting itu semua kena longsor.
09:53Tercatat memang ada, masih ada korban yang harus ditemukan sampai sekarang.
09:58Oke, Mbak Sani, kami pengen dengar cerita lebih lengkap lagi.
10:02Seperti apa kondisi di sana?
10:06Satu, akses.
10:07Akses itu sulit.
10:08Kalau dibilang akses itu nggak ada daerah yang terisolir, salah.
10:12Semua banyak banget daerah yang di sana itu terisolir.
10:14Mereka susah untuk mencari makan, khususnya untuk yang dari lurusan Adian Koting lurus lagi mau arasi bolga.
10:20Karena jalanan kan putus.
10:22Jalanan itu udah bukan jembatan putus, tapi jalanan udah hilang.
10:26Dan banyak orang yang di sana itu jalan jauh sekali untuk ngambil bantuan.
10:30Kira-kira kalau jalan dari ujung yang jalan hilang itu, itu kurang lebih 2,5 jam ke Adian Koting.
10:372,5 jam mereka harus jalan kaki untuk cari telur dan beras.
10:40Ibaratnya kayak gitu.
10:41Dan untuk yang sekarang, masih dalam proses pencarian, lagi evakuasi juga dengan Basarna setempat.
10:48Karena masih ada jenazah yang belum ditemukan.
10:51Yang ketiga, mereka posisi pengungsi.
10:53Ada juga pengungsi yang di gereja, di HKBP sana.
10:56Dan juga ada pengungsi mandiri.
10:58Untuk bantuan yang lagi sulit juga untuk masuk adalah jaringan internet, juga listrik di sana.
11:06Nah, begitu.
11:08Jadi masih butuh banget karena masih ada tim yang di sana untuk mengurusin di Adian Koting.
11:12Untuk sisanya, untuk kebutuhan-kebutuhan lain, masih butuh untuk khususnya untuk anak bayi dan ibu hamil.
11:20Dan juga untuk para lansia, kebutuhan para lansia.
11:22Begitu, Kak.
11:22Jadi di sana ini memang benar-benar aksesnya sangat, aksesnya terputus sekali gitu ya, Mbak Saniya.
11:29Bahkan kalau tadi dibilang, kalau menuju ke jalan untuk meminta bantuan, 2,5 jam untuk pergi saja, berarti pulang balik 5 jam.
11:36Iya, kurang lebih kayak gitu. Mereka harus jalan kaki.
11:39Aksesnya benar-benar terputus?
11:41Aksesnya putus ke jalannya benar-benar putus.
11:44Jadi kalau misalkan minta bantuan, minta makan, segala macam, ya 2,5 jam harus jalan.
11:48Itu dari ujungnya. Jadi ini Adian Koting, ini masih lurus lagi lewat parsing kaman.
11:53Nah, habis itu lurus lagi nggak jauh, itu adalah jalanan putus yang menuju Sibolga.
11:58Begitu kondisinya.
12:00Dan untuk menuju ke sana, untuk mendapatkan makanan, hanya satu-satunya dengan jalan kaki?
12:05Iya. Itu yang video sekarang yang lagi diputer, mah itu.
12:09Kondisinya itu di situ, kita masih ketemu orang yang harus mengambil telur.
12:12Kayak gitu kondisi harus jalannya.
12:14Oke. Itu pun harus menghadapi medan yang berat, ya?
12:18Betul. Nah, itu bapak-bapak yang di video itu tuh lagi nyari makan.
12:22Itu lagi habis mengambil bantuan.
12:26Jadi, kalau tadi mencari makan, untuk berapa hari, Kak Saniya, untuk bisa mendapatkan?
12:31Karena kan, karena harus mengambil dengan tangan, artinya kan tidak bisa, ya sebanyak mungkin.
12:37Tapi kan artinya ada berat yang mereka harus jinjingkan dengan apalagi menempuh perjalanan bolak-balik 5 jam.
12:43Ya, palingan mereka bisa keker atau mungkin mereka lebih ke, aduh kok, kadang suka nggak sampai hati.
12:48Mereka tuh berpikir gimana caranya makanan itu bisa irit-irit sampai mereka makan selanjutnya.
12:54Nah, kayak gitu. Biasanya kayak gitu.
12:57Nah, itu. Bapaknya lagi ngambil telur buat keluarganya.
12:59Kayak gitu jalannya harus ditempuh.
13:01Itu satu hari, berarti harus irit. Itu satu hari, biasanya kalau Mbak Saniya lihat, makan sehari sekali? Dua kali?
13:09Sekali? Sekali dua kali? Mungkin.
13:12Segitu sekali lah, kurang lebih.
13:14Karena pasti mereka juga prioritas ke anak-anak mereka dulu lah, untuk mereka makan.
13:18Oke. Balik lagi ke Mas Timoti. Mas Timoti, kita sudah dengar tadi cerita dari Mbak Saniya.
13:23Banyak juga pasti cerita-cerita lainnya.
13:25Pertanyaannya sebenarnya yang ditolak atau yang belum kemudian menerima bantuan itu apa saja sih, termasuk misalnya bantuan berupa Tunaika, atau bantuan pokok, atau semuanya yang masih belum?
13:35Ya, untuk bantuan tentu kami sedang berupaya untuk terus menyalurkan bantuan.
13:40Segala macam upaya untuk menyalurkan kita sudah lakukan, mulai dari jalur darat, laut udara kita sudah lakukan.
13:46Ambil contoh, untuk laut itu kita sudah mengerahkan kapal perang, TNI AL sudah kita kerahkan.
13:53Lalu untuk jalur udara kita sudah kerahkan Airbus A400M, kami juga sudah kerahkan helikopter Hercules milik TNI AU.
14:02Kami juga sudah mengerahkan ratusan truk untuk mengirim logistik, begitu ya.
14:06Jadi menurut hemat kami, kami sedang berusaha terus untuk menyalurkan bantuan, begitu.
14:11Nah, sebagai contoh, pemerintah melalui bulog itu sudah menyalurkan 16 juta kilogram beras, dan juga 3,2 juta minyak goreng, gitu.
14:21Jadi kami sudah menyalurkan beras dan juga minyak goreng ke berbagai daerah, begitu.
14:27Kami juga sudah memastikan bahwa perbaikan, apa namanya, sinyal telekomunikasi, satelit juga sudah kita lakukan oleh telkom, begitu.
14:37Lalu PLN juga terus bergerak untuk memperbaiki tower-tower listrik, begitu ya.
14:43Kami juga sudah mengirimkan Starlink, satelit untuk internet, begitu.
14:48Agar masyarakat yang terdampak banjir bisa mengakses internet, begitu.
14:53Jadi pemerintah sudah dan akan terus berupaya agar bantuan itu bisa disalurkan dengan baik, begitu.
15:00Tapi pertanyaannya tadi soal akses juga kenapa kemudian tidak mengevaluasi lagi untuk oke menerima bantuan dari luar saja untuk secepat mungkin kemudian bantuan-bantuan ini dapat nyampe ke masyarakat, tidak perlu berjalan lebih lama lagi.
15:14Ya, untuk apa namanya, mengakses daerah-daerah yang terisolir itu memang masih cukup banyak, begitu ya.
15:20Dan pemerintah terus melakukan evaluasi terkait penyaluran bantuan.
15:23Sebagai contoh begini, beberapa waktu yang lalu sempat viral pengiriman beras ke sebuah daerah dan akhirnya beras itu jatuh dan tidak bisa digunakan oleh masyarakat, begitu.
15:33Nah, akhirnya pemerintah melakukan evaluasi sistem pengiriman, kita menggunakan box-box yang akhirnya kita berikan baling-baling, begitu.
15:43Sehingga ketika box-box ini diterjunkan ke bawah, itu tidak langsung jatuh dan barang bantuan tidak rusak, begitu.
15:50Nah, itu merupakan salah satu mekanisme evaluasi kita terhadap pengiriman bantuan, begitu.
15:55Dan TNI, baik TNI, Angkatan Darat, Laut Udara juga masih terus mencoba membuka jalan, membuka lahan, begitu ya, agar bantuan bisa disalurkan, begitu.
16:06Dan Presiden terus memantau proses penanganan bencana ini agar berjalan optimal dan maksimal.
16:13Oke, memang bantuan masih sampai dengan sekarang ini terus disalurkan, Bapak dan juga Ibu.
16:17Tetapi pertanyaannya, apakah dengan tadi akses yang masih terputus di mana-mana, ini juga tentunya mengganggu untuk penyaluran bantuan?
16:23Ini kemudian membuat pemerintah harus memikirkan kembali bantuan-bantuan dari asing ini untuk bisa terserap ke dalam negeri,
16:31supaya bisa lebih cepat lagi bantuannya tersalurkan.
16:34Usai jeda, tetap bersama kami di Sampai Indonesia Malam.
16:41Menteri Luar Negeri Sugiono menyebut Indonesia belum membutuhkan bantuan dari negara lain dalam penanganan bencana banjir dan longsor di Sumatera.
16:48Menurut Menlu, banyak negara yang menawarkan bantuan, tapi saat ini Indonesia masih berasa sanggup menanggani dampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
16:59Yang ingin membantu itu seperti apa sih Pak? Yang mungkin yang requirement dari Indonesia seperti apa?
17:05Saat ini kita belum membuka.
17:06Semuanya mengatakan kalau misalnya perlu apa-apa kasih tahu.
17:17Kalau mekanisme pembukaan itu bisa kan apa sih Pak sampai boleh kita?
17:21Oh, dan merasa kita membutuhkan bantuan.
17:25Tapi saya kira kita dengan semua kekuatan, tadi disampaikan bahwa ini adalah upaya bersama, saya yakin kita bisa menyelesaikan masalah ini.
17:35Oke, pertanyaan selanjutnya yang tadi saya tanyakan sebelumnya, Pak Syed, menurut Anda sendiri ketika oke bantuan kita cukup,
17:41tapi kemudian aksesnya yang sangat sulit sekali untuk menjangkau daerah-daerah terisolasi.
17:46Bahkan tadi Mbak Saniya bilang semuanya bukan hanya beberapa yang terisolasi, semuanya daerah terisolasi.
17:50Pertanyaannya, apakah kita masih tetap yakin kita sanggup sendirian?
17:55Ya, sekali lagi kita hormati sikap pengurus negara ya, tapi begini, sebagai contoh saja.
18:03Pada waktu Indonesia membuka kehadiran bantuan asing, militer asing masuk, maka kapal itu dengan segala perlengkapannya masuk dan menjadi sangat resourceful.
18:15Contoh, daerah-daerah yang paling sulit itu kemudian diterbangi dengan Cinox, helikopter yang sangat canggih itu membawa bantuan,
18:23sekaligus mengangkut orang ketika orang-orang itu terisolasi.
18:26Ini contoh bahwa kadang-kadang diperlukan.
18:29Nah, saya sebenarnya ingin melihat perspektifnya begini, bisa jadi bantuan dari luar itu bisa dilewatkan kepada lembaga-lembaga sosial seperti Cepala Merah,
18:39tapi kadang-kadang ada yang memang harus melalui dituji.
18:41Nah, apakah tidak bisa? Misalnya perspektifnya perspektif sebagai gap filler, ketika ada gap yang memang perlu diatasi dengan cepat, maka undanglah pihak ketiga.
18:54Nah, bukankah kecepatan bekerja itu adalah fungsi dari resources?
18:59Semakin besar resources, makin banyak gotong royong.
19:03Lebih cepat juga gitu ya Pak?
19:05Akan lebih cepat, terutama di saat-saat sekarang yang namanya tanggap darurat.
19:08Kalau rehab-recon kita, rakyat makan menunggu, karena kan pada waktu tanggap darurat itu biasanya nanti dimasukkan ke dalam temporary shelter.
19:16Kehidupannya dijamin, kemudian dicarikan pekerjaan sampai rehab-reconnya selesai.
19:22Tetapi, hari-hari ini masyarakat dalam keadaan sangat tertekan, makanan mulai berkurang dan kita apresiap pada usaha-usaha dari pemerintah untuk menyebarkan logistik.
19:32Tapi, alangkah baiknya kalau gap itu tetap dibuka kemungkinan bagi bantuan pihak lain yang mungkin mereka lebih punya resources ekstra gitu sehingga usaha-usaha bisa dilakukan dengan cepat.
19:46Nah, yang lain juga berangkali adalah ini soal mampu tidak mampu itu kan relatif saja kan?
19:54Tapi, masyarakat mungkin perlu didengar sebetulnya keadaan di lapangan seperti apa.
19:58Nah, alangkah baiknya kalau tadi dalam rangka menambah jumlah resources yang bisa dimobilisasi dan juga menjadi satu get feeling dari apa-apa yang kurang itu tetap dibuka.
20:11Nah, tapi kami di Palang Merah tentu saja menghormati keputusan pemerintah, tapi kita akan siap sedia untuk bila bantuan-bantuan itu akan dilewatkan kepada lembaga-lembaga seperti Palang Merah.
20:21Dan beberapa negara memang sudah melakukan itu lewat organisasi Palang Merahnya masing-masing gitu.
20:26Artinya Mas Imoti yang mungkin ingin disampaikan adalah kalau lebih banyak bantuan lagi akan lebih cepat nyampainya kan?
20:33Bukan hanya perkara beberapa hari saja untuk bantuan makanan, tetapi gimana dengan pemulihan kemeli rumah, rehabilitasi, ekonomi harus dipulihkan juga, anak-anak bisa sekolah?
20:43Ya, tentu saya sepakat dengan sampaikan Pak Sudirman bahwa ini kerja bersama, ini kita harus bawa-bawa gitu.
20:51Oleh karena Pak Presiden sudah menginstruksikan kepada seluruh kementerian lembaga ya, untuk turun semua, untuk kita mengerahkan segala daya upaya.
20:59Sebagai contoh, pemerintah sudah mengerahkan sekitar lebih dari 50 ribu persoaling gabungan dari TNI, Polri, BNPB untuk melakukan operasi terpadu, untuk menyalurkan bantuan, untuk mengevakuasi warga yang masih terisolasi.
21:13Jadi memang ini kerja bersama dan tentu kami juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sudah secara sukarela seperti Mbak Sania ini untuk membantu penanganan korpor bencana.
21:27Jadi ini murni kerja bersama, tetapi pemerintah pada prinsipnya kami merasa kami siap dan kami yakin bahwa penanganan bencana ini masih bisa kita kelola dan tangani dengan baik.
21:39Meskipun dengan berbagai macam tantangan, berbagai macam kesulitan yang dihadapi, masih ada daerah-daerah yang masih belum bisa kita tembus,
21:47tapi kami masih, insya Allah kami masih terus berusaha untuk menyalurkan bantuan, memastikan bahwa masyarakat masih punya harapan hidup kembali setelah peristiwa bencana ini.
22:01Termasuk nantinya mungkin tadi Pak Sudirma sudah sempat singgung proses rehab dan rekon ke depannya.
22:07Berkaitan dengan harapan warga Mbak Sania, saya yakin Mbak Sania juga pasti sudah mendengar cerita kelukesannya warga di sana.
22:13Apa sih cerita dan kelukesannya? Apa yang paling mereka takutkan setelah berhari-hari menjadi korban banjir bandang dan juga longsor di sana?
22:21Hal apa yang paling ingin disuarkan oleh warga di sana? Nanti Mbak Sania akan menjawab tetap bersama kami di Sapa Indonesia Malam.
Jadilah yang pertama berkomentar