Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Pangdam I/Bukit Barisan mengambil langkah strategis dalam penyaluran bantuan kepada korban bencana dengan memaksimalkan dropping lewat jalur darat.

Upaya ini dilakukan untuk memastikan bantuan sampai secara lebih tepat sasaran dan aman.

Selain itu, Pangdam juga mengurangi dropping dari udara menggunakan pesawat, yang selama ini digunakan namun dinilai kurang efektif karena risiko kehilangan atau kerusakan barang.

#bantuan #tni #pangdamibukitbarisan

Baca Juga DPR Blak-Blakan Soroti Nama Menteri di Balik Kerusakan Hutan Sumatera: Siapa Tanggung Jawab? di https://www.kompas.tv/nasional/635553/dpr-blak-blakan-soroti-nama-menteri-di-balik-kerusakan-hutan-sumatera-siapa-tanggung-jawab



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/635555/full-pangdam-i-bukit-barisan-maksimalkan-dropping-bantuan-lewat-darat-ke-korban-bencana
Transkrip
00:00Saudara, pengiriman bantuan terus dioptimalkan kepada para korban banjir dan longsor di Sumatera.
00:06Kita akan membahasnya bersama dengan jurnalis Kompas TV Jonaha Monangan
00:13yang sudah bersama dengan Pangdam Satu Bukit Barisan di sana, Maizhen Rio.
00:23Selamat siang.
00:27Selamat siang, Maizhen.
00:30Oke, Maizhen Rio.
00:34Bantuan hari ini seperti apa? Apakah sudah disalurkan kepada para korban di sana?
00:44Baik, Mas. Kami informasikan bahwa setiap hari kami terus mengirimkan bantuan para korban
00:53melalui jalur darat yang bisa dilalui dengan jalur darat maupun menggunakan
00:57menggunakan helikopter. Di belakang kita ada dua pesawat helikopter jenis Bell,
01:03kemudian satu jenis MI. Ini kita terus gerakan setiap hari, dua sampai tiga sorti
01:09untuk mengirimkan logistik atau bantuan bahan pokok dan kebutuhan primer
01:15kepada masyarakat yang terisolir di jalur Tapanung Utara dan Tapanung Tengah sampai dengan Sibolga.
01:24Untuk jalur darat yang ke Tamanung Selatan tetap bisa berlanjut, kemudian Tapanung Utara
01:29yang juga berlanjut kita kirim dari Medan termasuk area yang kemarin terlanda banjir
01:34yaitu di langkat menuju Aceh.
01:37Oke, untuk penyaluran bantuan secara airdrop, bagaimana? Masih dilangsungkan, Majedrio?
01:47Tetap kita langsungkan, Mas. Hanya memang arahan dari Panglima TNI dengan plasta pangkatan darat
01:53kita disampaikan untuk memaksimalkan dropping dengan pendaratan.
01:59Jadi dikurangi untuk dropping yang dilemparkan dari atas untuk pencegah,
02:04bantuan itu rusak tiba di bawah.
02:07Solusi yang kami kerjakan adalah kami mengirimkan satu SSK prajurit kurang lebih 100 orang
02:13untuk masuk ke titik-titik yang belum bisa dilalui oleh kendaraan berjalan kaki.
02:19Ini panjangnya antara 20 sampai 30 km. Kami berlompatan ke depan, kemudian membuat pos
02:26perjalanan satu malam kita istirahat, kemudian maju lagi.
02:31Di titik-titik tersebut, para prajurit merampat ke lokasi atau perkampungan masyarakat
02:37yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan.
02:42Kemudian kita mencari titik pendaratan yang bisa digunakan, setelah itu diinformasikan
02:47ke penerbat, kemudian didalati dengan heli. Demikian solusi yang kita kerjakan mas.
02:54Oke Pak Limah, itu titik-titik yang sangat terisolasi dengan akses komunikasi yang juga sangat terbatas.
03:00Apa informasi dari prajurit yang disampaikan terkait dengan kondisi para korban di sana?
03:06Yang pertama, mereka sangat kekurangan logistik karena memang mereka tidak bisa kemana-mana.
03:15Tidak bisa turun ke Sibolga maupun naik ke Tarutung, Karatapani Utara.
03:19Sehingga bantuan yang diberikan oleh TNI, kemudian Polri dengan pemerintah komisi ini sangat
03:25bermanfaat sekali untuk mereka. Kemudian mereka juga menyampaikan hal-hal yang kurang
03:31seperti kondisi kesehatan. Bila ada masyarakat yang sakit, kami kirimkan dokter,
03:38tim dokter dari kesehatan Kodam untuk merapat ke sana, baik menggunakan heli maupun berjalan kaki.
03:45Memang jalannya cukup jauh, antara 20 sampai 30 kilo menuju titik-titik kritis tersebut mas.
03:50Tapi saya pikir sudah mulai bisa dikerjakan perlahan, kita sudah mulai bisa mendekati
03:57titik-titik yang terisolir tersebut.
04:00Pak Lima, untuk upaya membuka akses ke daerah terisolir itu sejauh ini seperti apa?
04:10Kami informasikan bahwa Satgas kami dari Batalan Zeni, Kodam Satbukit Barisan,
04:18bersama unsur Polri, kemudian unsur dari PUPR atau PERKIM dari Provinsi dan Pemerintah Kabupaten
04:28Tampuni Utara sudah membuka 39 km jalan darat yang kemarin tertutup.
04:36Itu kurang lebih sekitar 26 titik yang sudah berhasil kita buka.
04:40Hanya kemarin pada saat kami meninjau ke titik terakhir, prajurit kami terhenti kurang lebih 3 hari.
04:52Karena di titik itu pada saat dibersihkan, mereka turun lagi longsorannya.
04:57Turun lagi longsorannya karena memang ada mata air di situ yang mendorong longsoran baru.
05:03Jadi kami sampaikan ke seluruh prajurit dengan Satgas yang ada di sana
05:08untuk berhati-hati karena khawatir para petugas terkana longsoran.
05:15Kita terus berusaha pelan-pelan, memang itu sudah 4 hari belum bisa tertembus.
05:20Mudah-mudahan 1-2 hari ke depan sudah bisa ditembus.
05:23Prajurit TNI tertahan selama 3 hari karena terjadi longsoran baru itu di daerah mana saja
05:28dan warga yang saat ini masih terisolasi di sana, berapa jumlahnya kira-kira, Pangdam?
05:39Baik, untuk yang titik kita berhenti itu ada di Kecamatan Adian Koting
05:44di perbatasan antara Tapanuli Utara dengan Tapanuli Tengah.
05:48Jadi kita tinggal 2 atau 3 km lagi akan memasuki Tapanuli Tengah.
05:54Itu yang cukup banyak dan di situ juga cukup banyak korban.
05:59Ada lumayan banyak kendaraan yang terperangkap di sana.
06:03Truk, kami kemarin hitung kurang lebih ada 6 truk besar
06:06dengan kendaraan-kendaraan kecil yang tertimbun di sana.
06:10Ini sudah bisa digeser, hanya memang tanah dan air yang turun dari atas itu belum bisa di-stop.
06:16Tapi, rajurit kami yang berjalan kaki sudah maju ke depan, kurang lebih 10 km sudah bisa dilewati menggunakan jalan kaki.
06:26Hanya memang kendaraan belum bisa lewat.
06:28Kemudian, kita sudah kirim kendaraan dengan dipanggul,
06:32menggunakan karung, kemudian menggunakan ransel di bawah ke depan
06:37untuk mendukung kebutuhan masyarakat yang bisa terjangkau oleh kami.
06:43Nanti, begitu seterusnya, kita akan lanjutkan sampai ke titik terakhir, Ras.
06:47Kemudian, untuk titik yang putus,
06:52kami perkirakan ini dari pantauan udara melalui helikopter maupun penyampaian masyarakat,
06:58kurang lebih ada sekitar 11 sampai 18 titik estimasi.
07:02Kemudian, masyarakat yang terdampak antara 3.000 sampai 5.000 orang di titik-titik yang
07:09atau daerah-daerah yang terisolir yang belum bisa dijangkau menggunakan kendaraan darat.
07:15Demikian, Mas.
07:16Fokus utama saat ini adalah menyalurkan bantuan kepada para korban terisolir.
07:21Terima kasih.
07:22Pangdam 1 Bukit Barisan, Majen Rio Firdianto,
07:25sudah berbagi informasi bersama kami di Breaking News Kompas TV.
07:28Terima kasih, Panglima.
07:30Saudara Breaking News.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan