Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Sepekan hilang diculik, seorang balita berusia 4 tahun akhirnya kembali ke pelukan keluarga dalam kondisi selamat.

Tangis haru dan rasa syukur dirasakan orang tua balita yang berhasil diselamatkan dari penculikan.

Korban ditemukan pada Sabtu, 8 November 2025, di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, setelah hilang selama sepekan.

Hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan tidak ada tanda kekerasan fisik maupun trauma psikologis pada korban.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan empat tersangka yang berasal dari sejumlah daerah.

Kriminolog Haniva Hasna mengatakan, sebelum melakukan penculikan, pelaku pasti sudah mengetahui aktivitas keseharian korbannya, seperti waktu pulang sekolah hingga saat korban jauh dari pengawasan orang tua.

Selain itu, modus kedekatan juga sering kali dijadikan kesempatan pelaku menculik korbannya.

Sementara itu, sindikat penculikan lebih terstruktur dalam menjalankan kejahatan ini.

Yang baru-baru ini terjadi, dua anak ditemukan di Tol Wiyoto Wiyono, Papanggo, arah Ancol.

Diduga, kedua anak tersebut bingung usai diturunkan di jalan setelah diajak orang tak dikenal menggunakan motor.

Kedua anak tersebut kemudian masuk ke dalam pagar melewati jalan keluar Papanggo.

Dari kejadian-kejadian ini membuktikan, pengawasan keluarga terhadap anak tak boleh dianggap remeh.

Baca Juga Polisi Menilai Modus Penculikan Bilqis Cukup Profesional dan Tidak Biasa di https://www.kompas.tv/regional/629665/polisi-menilai-modus-penculikan-bilqis-cukup-profesional-dan-tidak-biasa

#penculikan #penculikanak #makassar

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/629721/full-usai-kasus-penculikan-bilqis-polisi-bongkar-modus-baru-sindikat-penculikan-anak-sapa-pagi
Transkrip
00:00Sepekan hilang diculik, seorang balita berusia 4 tahun akhirnya kembali ke pelukan keluarga dalam kondisi selamat.
00:10Tangis haru dan rasa syukur dirasakan orang tua balita yang berhasil diselamatkan dari penculikan.
00:17Korban ditemukan pada Sabtu 8 November 2025 di Kabupaten Merangu, Provinsi Jambi, setelah hilang selama sepekan.
00:24Dari hasil pemeriksaan kesehatan, tak ada tanda-tanda keterasan fisik maupun trauma psikologis pada korban.
00:32Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan 4 tersangka yang berasal dari sejumlah daerah.
00:37Polis Tabis Makassar mengamankan SJ sebagai pelaku utama, membawa korban dari TKP ke kos pelaku di Jalan Abu Bakar, Rambungo,
00:48kemudian menawarkan korban melalui medsos Facebook, ada yang berminat dengan korbel pembelinya atas nama NH.
00:58Hasil pengakuan asal dari Jakarta dan datang ke Makassar untuk membawa korban dengan transaksi sebesar 3 juta rupiah di kos pelaku.
01:09Kemudian korban dibawa NH ke Jami, transaksi di Jakarta dan menjual kepada AS dan MA pengakuan NH sebagai keluarga di Jami sebesar 15 juta rupiah
01:24dengan gali membantu keluarga yang 9 tahun belum punya anak.
01:29Kemudian AS dan MA mengaku membeli korban dari NH sebesar 30 juta dan menjual kembali kepada kelompok salah satu suku di Jami seharga 80 juta.
01:47Kriminolog Hanifah Hasna bilang, sebelum melakukan penculikan, pelaku pasti sudah mengetahui aktivitas keseharian korbannya.
01:56Seperti waktu pulang sekolah hingga waktu saat korbannya jauh dari pengawasan orang tua.
02:01Selain itu, modus kedekatan juga seringkali dijadikan kesempatan pelaku menculik korbannya.
02:07Sementara itu, sindikat penculikan lebih terstruktur dalam menjalankan kejahatan ini.
02:12Modus ini biasanya ada 3 hal yang seringkali dilakukan.
02:15Yang pertama adalah modus pemantauan.
02:17Pemantauan itu, pelaku melihat bagaimana cara orang tua mengawasi anak ini.
02:24Sehingga celah ini digunakan oleh pelaku untuk mengambil anak ketika tidak dalam pemantauan yang tepat.
02:29Yang kedua, modus kedekatan semu.
02:31Biasanya, anak itu ketika mengenal atau didekati orang dan orang itu mengaku kenal dengan orang tuanya,
02:37anak ini akan merasa bahwa orang ini adalah orang yang harus dihormati, harus dihargai,
02:41dan dia harus menurut kepada orang itu.
02:43Ini menggunakan modus rayuan, bukan hadiah.
02:45Yang ketiga adalah modus jaringan.
02:48Anak diculik bukan untuk kepentingan pribadi,
02:51karena pada dasarnya ada beberapa penculikan yang digunakan oleh seseorang atau keluarga yang lama tidak punya anak,
02:58tapi untuk diserahkan kepada pihak lain.
03:00Nah, ini yang paling bahaya.
03:01Yang baru-baru ini terjadi,
03:06dua anak ditemukan di tol Yotowiono, Papanggo, arah Ancon.
03:10Diduga, kedua anak tersebut bingung pusai diturunkan di jalan setelah diajak orang tak dikenal menggunakan motor.
03:17Kedua anak tersebut kemudian masuk ke dalam pagar melewati jalan keluar Papanggo.
03:21Dari kejadian-kejadian ini,
03:24membuktikan pengawasan keluarga terhadap anak tak boleh dianggap reng.
03:29Tim Liputan, Kompas TV.
03:31Kasus penculikan anak semakin terstruktur,
03:41bahkan melibatkan pelaku dari lintas provinsi.
03:44Apa saja modusnya dan bagaimana sindikat ini bekerja?
03:48Kami akan tanyakan kepada narasumber kami, Kapolres Tabes Makassar,
03:52Kombes Area Perdana yang sudah hadir melalui sambungan daring.
03:55Selamat pagi, Pak Kapolres.
03:58Selamat pagi, Pak Kapolres.
03:59Baik, Pak ini kemarin ketika kasus terbaru soal anak berusia 4 tahun di Makassar yang akhirnya kembali ke orang tuanya,
04:07ini kan kemudian menjadi sorotan publik gitu ya,
04:10bahkan ada 4 pelaku dengan 3 tahapan pembelian gitu ya,
04:15dari mulai SJ, kemudian ada NH, MA, dan AS.
04:19Nah kalau SJ ini kan katanya baru pertama kali Pak,
04:22tapi yang 2 pelaku, 3 pelaku lain, ini yang si NH, kemudian MA, AS ini sudah berkali-kali.
04:28Nah kalau Anda melihat, ini seperti apa sebenarnya?
04:31Mereka ini punya sindikat, apakah punya jaringan atau punya kaitan satu sama lain?
04:35Iya, terima kasih, Mas Polona.
04:39Jadi, yang harus kita ketahui pertama adalah bahwa setiap pelaku selalu akan berupaya untuk membela diri.
04:48Nah kami memang mendapatkan keterangan dari pelaku pertama,
04:53itu mengaku baru satu kali gitu ya,
04:55tetapi kalau dari gelagatnya sih mungkin sudah beberapa kali,
04:59tapi ini masih kami dalami.
05:01Nah modus yang dilakukan sendiri juga cukup profesional,
05:04yaitu mendekatkan anak kandungnya kepada si korban gitu,
05:09sehingga bermain begitu ya,
05:11nah begitu sudah mulai akal bermain,
05:13lalu korban dibawa gitu.
05:15Nah ini juga menunjukkan satu, apa namanya, modus yang memang tidak biasa gitu ya,
05:22tadi ada dijelaskan beberapa modus,
05:24tetapi ini juga salah satu modus di mana memberikan pancingan kepada korban
05:29untuk bisa mendekat secara cepat,
05:31yaitu dengan sesama anak kecil.
05:33Nah kemudian yang kedua, kita juga melihat ada pergerakan di media sosial,
05:39bahwa penawaran untuk menjual anak ini,
05:42itu tidak face to face,
05:45tidak juga secara konvensional,
05:47tetapi dilakukan dengan menggunakan media sosial,
05:50yaitu Facebook, dan akun yang memang sudah khusus digunakan
05:54untuk mereka-mereka yang ingin melakukan adopsi anak secara ilegal.
05:58Nah dari akun tersebut,
05:59lalu ada yang nyambung gitu ya,
06:01dan datang ke Mari, datang ke Makassar,
06:04dan berinteraksi serta melakukan transaksi gitu ya.
06:09Nah ditanya sama si pelaku pertama ini,
06:12berapa, lalu dibayar 3 juta rupiah,
06:14dan anak-anak itu memang langsung dibawa ke Jambi.
06:17Nah dari situ juga memang ada beberapa anak yang memang
06:22sangat antipati terhadap orang asing.
06:25Tetapi kebetulan korban ini, korban bilkis, anak bilkis,
06:29anaknya juga cukup supel, cukup ceria,
06:32dan dia bisa gampang berkomunikasi dengan siapapun ya.
06:36Nah sehingga ini juga merupakan satu kemudahan
06:39bagi si pelaku kejahatan untuk dapat mengambil ya,
06:43anak ini untuk dibawa ke tempat lain untuk dijual.
06:46Nah setelah dari situ di Jambi juga ketemu dengan pelaku yang lain,
06:50pelaku ketiga dan keempat itu,
06:53dan mereka sudah ada jaringan khusus memang,
06:55untuk melakukan penjualan terhadap orang yang memang sudah memesan
07:00dari beberapa waktu sebelumnya.
07:02Sehingga ini merupakan jaringan yang terorganisir,
07:06ya mereka tahu harus kemana,
07:08mereka juga tahu harus menggunakan siapa,
07:09mereka juga sudah tahu berapa angka yang harus diminta,
07:13nah itu merupakan satu jaringan terorganisir sampai akhirnya
07:16berada di Jambi dan dijual ke pembeli terakhir.
07:20Jadi jaringan ini mulainya dari NH ya Pak ya,
07:23kalau untuk SJ ini memang Lone Ranger gitu ya,
07:26mungkin hanya pelaku yang berlaku sendiri,
07:29bukan jaringan,
07:29karena meshnya di media sosial seperti itu.
07:33Iya, jadi namanya jaringan itu memang tidak harus selalu terkoreksi,
07:37tapi mereka bisa menggunakan orang-orang yang mereka inginkan dengan janji-janji tertentu
07:42untuk merekrut ya, untuk merekrut atau untuk melakukan sesuatu,
07:47sehingga jaringan ini bisa tercover gitu.
07:50Nah misalnya, apa namanya, si pelaku yang kedua tadi ya,
07:55dia mencari anak yang mau dijual gitu.
07:59Tinggal mereka sebar di Facebook, di akun itu,
08:01tolong carikan saya anak, usia sekian gitu ya,
08:04dengan kondisi begini gitu.
08:06Sehingga nanti dari situ seperti sayembara gitu ya,
08:10seperti apa namanya, ditawarkan kepada siapa yang bisa,
08:13yang bisa menghubungi saya gitu.
08:14Nah memang orang-orang yang paling tingkatan bawah ini,
08:17dia tidak langsung terkoneksi kepada jaringan,
08:20tetapi jaringannya ini sudah di level yang kedua, ketiga, dan keempat.
08:24Oke baik, kemudian seluas apa penemuan Anda Pak Arya,
08:27terkait dengan pelaku yang kedua dan ketiga, keempat?
08:30Ini mereka sudah lintas provinsi,
08:32atau mungkin juga punya jaringan internasional juga Pak?
08:37Yang jelas, yang kami dapatkan dari keterangan para pelaku,
08:43kalau jaringan internasional sudah pasti kita ketahui,
08:47karena memang dari Makassar melalui Jakarta ke Jambi gitu ya.
08:51Dan akun ini kan sifatnya bisa dilihat oleh siapapun ya,
08:56namanya akun di media sosial di Facebook ya itu ya.
08:58Dan kalau kita bilang jaringan internasional,
09:02maka kami masih mendalami itu.
09:03Tetapi yang jelas jaringan secara nasional sudah pasti ada gitu ya,
09:07karena si pelaku kedua ini bisa kontak sampai ke Makassar dan membawanya ke Jambi.
09:13Artinya mereka sudah ada orang-orang yang dikenal.
09:16Seperti yang saya bilang tadi pertama,
09:18sudah tahu siapa yang dihubungi,
09:20karena kan ini kan rahasia begitu ya,
09:23mereka tidak mungkin bisa berkomunikasi pada orang-orang yang tidak mereka percaya.
09:28Termasuk soal angkanya.
09:30Oke, baik.
09:31Pak Arya, terkait dengan terakhir ini kan posisinya,
09:34anak Bilkis ini kan ada di Jambi dan bersama dengan suku anak dalam gitu ya,
09:38dibeli seharga 80 juta.
09:40Nah, ini kemudian waktu itu bagaimana Pak?
09:42Proses bisa persuasi dengan suku anak dalam ini,
09:45sehingga mereka bisa menyerahkan ya ke kita gitu?
09:48Ya, kami tentu berkoordinasi dengan polres tempat,
09:53dengan polres tempat ya,
09:55kepolisian tempat untuk bersama-sama masuk ke pedalaman tersebut.
10:01Nah, kami juga berkomunikasi dengan tetua-tetua yang ada di sana,
10:06orang-orang yang dituakan,
10:07dan juga yang berpengaruh untuk membantu kami,
10:11menjelaskan kepada pihak yang sudah menguasai anak Bilkis,
10:15untuk bisa mengembalikan anak Bilkis kepada kami,
10:17dan dibawa kembali ke Makassar.
10:20Dengan ya, negosiasi dan komunikasi diskusi yang cukup alat,
10:25tapi akhirnya mereka paham bahwa ini prosesnya juga ilegal begitu,
10:31sehingga mereka walaupun dengan rasa yang cukup sedih bagi mereka ya,
10:36karena sudah beberapa hari dengan Bilkis,
10:41mereka melepaskan anak tersebut.
10:43Nah, ini kemudian yang jadi pertanyaan juga Pak Arya,
10:45kami penasaran terkait dengan suku anak dalam ini,
10:49yang kemudian bisa gitu ya,
10:51membeli anak dalam tanda kutip seharga 80 juta,
10:54apakah memang murni mereka ingin mengadopsi anak secara ilegal,
10:58atau memang ada tujuan lain,
11:00seperti misalnya dikatakan oleh ibu dari Bilkis ini,
11:04ada kemungkinan mereka ini terkait dengan jaringan internasional?
11:07Ya, sampai saat ini kami masih mendalami itu,
11:13karena yang kami ketahui dari pelaku-pelaku yang sudah kami tangkap,
11:18ini modusnya memang modus untuk adopsi.
11:23Jadi, mereka membuat surat yang seolah-olah asli begitu,
11:28sehingga orang yang mengadopsi pun menganggap itu seperti adopsi yang asli.
11:31Nah, ini yang perlu diwaspadai,
11:34karena kalau sampai orang beranggapan bahwa ini adopsi asli,
11:38mereka akan mengeluarkan biaya yang disampaikan oleh pihak pelaku tadi,
11:43dan mereka membayar seolah-olah itu sudah legal gitu ya,
11:46tapi ternyata belum.
11:46Jadi, modusnya itu modus untuk adopsi.
11:49Terkait dengan jaringan internasional,
11:51atau akan digunakan untuk kejahatan lainnya,
11:54kami masih melakukan pendalaman terhadap hal itu.
11:56Kalau untuk suku anak dalam Jambi ini, Pak Arya,
12:00ini memang apakah satu keluarga atau satu kelompok ini untuk diadopsi, bilgisnya?
12:08Yang kami temukan di sana memang satu keluarga saja.
12:13Satu keluarga, dan ini di pedalaman di Jambi,
12:16satu keluarga, dan kami kemarin berkomunikasi dengan tatua-tatua di sana untuk mengambil.
12:23Karena memang itu tadi, kami masih mendalami apakah ini disengaja tahu atau tidak,
12:29tapi yang jelas, memang prosesnya yang tadi dikatakan melalui adopsi tadi.
12:34Sehingga dengan adopsi ini, orang kan merasa,
12:37oh ini adopsi, nggak apa-apa nih kalau adopsi,
12:39tapi kan bukan beli anak gitu kan ya.
12:41Nah, tapi kalau adopsi, seolah-olah mereka seperti legal,
12:44jadi mereka melakukannya dengan iming-iming adopsi tadi.
12:47Tapi yang jangkal juga nih, Pak Arya,
12:49ini kan mereka suku perdalaman,
12:51dan dikatakan oleh ibu korban juga ini cukup primitif seperti itu.
12:54Dari mana mereka mendapatkan akses untuk bisa berhubungan dengan pelaku terakhir
12:59yang dua orang ini, MA dan AS,
13:01dan kenapa juga kemudian MA dan AS ini memilih untuk menjual ke suku perdalaman seperti itu?
13:08Kalau itu transaksional ya,
13:11Nah, jadi bisa saja misalnya,
13:15kalau sekarang kan handphone sudah banyak ya,
13:17handphone sudah banyak, media sosial juga bisa di mana-mana,
13:20walaupun itu tempat mungkin koneksi internetnya agak kurang,
13:24tetapi kan orang bisa berangkat kemanapun
13:28untuk bertanya dari mulut ke mulut bagaimana cara mendapatkan anak,
13:33terus ada yang menyambungkan,
13:35nah pelaku yang kedua, ketiga, keempat ini,
13:37yang sebenarnya yang bermain begitu,
13:39sehingga kalau mereka tahu siapapun yang menginginkan untuk mengadopsi anak,
13:44mereka yang nanti bekerja, jaringan ini yang bekerja itu.
13:47Nah, masalah kliennya itu mereka bisa pilih,
13:50mau orang yang berada, orang yang tidak berada,
13:53atau mungkin dari daerah mana,
13:55itu dari jaringan ini yang bisa memilih,
13:57mereka akan kemana menjualnya.
13:58Baik, kemudian Pak Arya,
14:01dari tiga pelaku yang SH, kemudian NH, kemudian MA, dan juga AS,
14:07ini Anda melihatnya memang hanya untuk adopsi anak,
14:10atau yang worst case itu ya,
14:13yang kita khawatirkan bersama-sama terkait dengan penjualan organ gitu Pak?
14:18Jadi, trafficking in person itu ada beberapa bagian ya,
14:23mulai dari penjualan manusia, penjualan anak, lalu penjualan organ.
14:28Nah, kami sepanjang yang kami ketahui untuk kasus ini ya,
14:34dengan kasus ini, itu memang dilakukan modusnya dengan cara modus adopsi.
14:39Tetapi kan tidak menutup kemungkinan,
14:40kalau misalnya mereka sudah menutup jaringan,
14:42nanti ada modus dengan pemaksaan, dengan penipuan, dengan kekerasan.
14:46Namanya jaringan ini sudah terbentuk,
14:48maka mereka akan melakukan hal-hal yang memungkinkan kejahatan itu terjadi,
14:53supaya trafficking itu bisa terlaksana dan bisa sampai kepada orang yang membelinya nanti.
15:00Dan tujuan trafficking ini adalah untuk mengeksploitasi sebenarnya,
15:03jadi eksploitasi manusia.
15:05Nah, yang kita lihat ini eksploitasi manusianya itu adalah dengan modus adopsi.
15:10Tapi bisa juga nanti jaringan ini,
15:11misalnya adopsi sudah tidak laku,
15:13karena yang kami dengar kan dari keterangan pelaku adalah
15:18sembilan kali penjualannya bayi,
15:21yang satu anak,
15:23sedangkan yang pelaku kedua itu sudah tiga kali melakukan.
15:26Nah, kalau bayi kan, ya misalnya diserahkan kemana,
15:29tentu kami belum tahu ini apakah bayi itu memang benar-benar diadopsi
15:32atau ada tindakan lain, ini masih kami dalami.
15:35Tetapi kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam
15:38apa namanya, tindakan-tindakan melaksanakan perdagangan orang itu,
15:44itu kemungkinan saja bisa terjadi di setiap jaringan.
15:48Baik, Pak Arya kita coba flashback lagi dari rekaman CCTV gitu ya,
15:53terkait pertama kali anak Bilkis ini diculik oleh pelaku pertama SJ.
15:59Ada tiga, ada dua anak lain gitu ya Pak ya, selain Bilkis yang dibawa,
16:04berarti dua anak ini adalah anak kandungnya SJ yang memang dilakukan
16:09untuk memancing agar Bilkis mau dibawa pergi?
16:14Iya, begitu. Keterangan dari pelaku demikian.
16:17Oke, berarti dua anak kandung dari SJ lagi-lagi ini adalah modus baru
16:20untuk mendekati Bilkis supaya bisa mau diajak tanpa paksaan seperti itu ya.
16:25Kemudian Pak Arya, terkait dengan ini kan pelaku pertama, SJ ini kan menawarkan Bilkis
16:31dari media sosial, Facebook seperti itu ya.
16:34Kemudian bagaimana nih kemudian ke depannya Pak Arya memastikan bahwa
16:38kita harus mengawasi juga media sosial, kita lihat bagaimana modus-modus pelaku
16:42menawarkan anak dengan kedok adopsi supaya tidak terulang lagi nih Pak?
16:49Yang pertama memang kita tidak bisa membatasi arus di media sosial.
16:56Karena memang arus media sosial ini cukup deras dan informasinya bisa berbagai macam.
17:01Yang harus kita berikan masukan adalah pada setiap orang yang memiliki media sosial
17:08dan menggunakan media sosial agar tidak terpengaruh pada hal-hal yang sifatnya ilegal.
17:13Karena yang ditawarkan di situ adalah adopsi.
17:16Jadi kita perlu tahu dulu nih adopsi yang legal itu seperti apa, kan gitu.
17:21Sehingga tidak lagi ada orang yang tertipu untuk masalah adopsi.
17:25Yang kedua memang akun-akun yang dibuat ini sifatnya memang rahasia.
17:29Pengawasan tentu akan ada dari pemerintah, dari kementerian Kominfo gitu ya.
17:35Dan pemerintah kota, kebupaten itu juga akan melakukan melalui dinas-dinasnya.
17:41Tetapi itu pun tidak cukup kalau dari masyarakat tidak sama-sama secara aktif untuk mengawasi
17:48anak-anak ya, orang-orang yang melakukan penggunaan media sosial itu.
17:52Nah sehingga di kejahatan-kejahatan seperti ini tentu membutuhkan kejelian dari
18:01Direktur Cyber misalnya gitu ya, untuk melakukan pelacakan terhadap akun-akun contribut.
18:06Itu yang mungkin.
18:07Baik, terakhir Pak Arya, untuk pengembangan kasus ini tentunya tidak hanya berhenti
18:12di pelaku pertama, kedua, ketiga, dan juga keempat.
18:16Apa yang kemudian akan dilakukan pihak dari kepolisian, terutama di Makassar
18:20untuk bisa melihat kembali siapa lagi jaringan-jaringan dari para pelaku
18:24supaya bisa kita beratas juga sampai ke akar-akarnya Pak?
18:28Ya tentu kami sampai saat ini pemeriksaan secara intensif dilakukan kepada para pelaku.
18:34Dan juga terhadap barang bukti yang telah kami cita ya, dan mudah-mudahan
18:42ada jaringan-jaringan atau grup-grup lain yang bisa terbuka dari situ.
18:47Dan itu nanti akan kami limpahkan apabila memang bukan di TKP di Makassar.
18:52Tapi jaringan ini tentu akan kita buka, insya Allah mudah-mudahan bisa kita lihat lagi
18:59ke tindakan-tindakan kejahatan lainnya.
19:02Baik, tentu kami mengapresiasi pertama kali Pak Kombes Arya,
19:06ini terkait dengan bisa menyelamatkan Bilkis tanpa kurang suatu apapun.
19:10Tapi kami juga menanti Pak Arya untuk bisa mengungkap jaringan-jaringan yang mungkin masih ada.

Dianjurkan