Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh yang dianggap berjasa besar bagi negara.

Acara penganugerahan tersebut dihadiri oleh para ahli waris, yang mewakili para tokoh untuk menerima gelar secara simbolis. Presiden Prabowo menyerahkan plakat Monumen Taman Makam Pahlawan dan map penghargaan yang dikemas dalam kotak kaca.

Dari sepuluh tokoh penerima gelar, terdapat nama Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang dikenal sebagai pejuang kemanusiaan dan pluralisme. Kemudian Presiden kedua RI, Soeharto, yang berperan besar sejak masa kemerdekaan.

Nama lainnya yaitu aktivis buruh Marsinah, Mochtar Kusuma Atmaja, penggagas konsep negara kepulauan, Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, pejuang pendidikan perempuan Islam, serta Sarwo Edhie Wibowo, pejuang kemerdekaan yang juga ayah dari Ani Yudhoyono, istri Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Selain itu, Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai pejuang pendidikan dan diplomasi, Syaikhona Muhammad Kholil, ulama karismatik dari Jawa Timur yang memperjuangkan pendidikan Islam, Tuan Rondahaim Saragih dari Sumatera Utara yang dijuluki Napoleon dari Batak, dan Zainal Abidin Syah, Sultan Tidore ke-37, pejuang politik dan diplomasi.

Masuknya nama Soeharto sempat menimbulkan kontroversi. Namun Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Fadli Zon, menjelaskan bahwa Soeharto berjasa dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Kotabaru, Yogyakarta.

Pihak keluarga Soeharto, yang diwakili putri-putri almarhum, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas penganugerahan tersebut, dan menyebut tidak mempermasalahkan adanya pro dan kontra di masyarakat.

Presiden Prabowo juga menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada aktivis buruh Marsinah. Kakaknya, Marsini, menyampaikan rasa terima kasih dan berharap perjuangan Marsinah menjadi inspirasi bagi para pekerja di seluruh Indonesia.

#pahlawannasional #10november #prabowo

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/629687/presiden-prabowo-anugerahkan-gelar-pahlawan-untuk-10-tokoh-ada-soeharto-hingga-marsinah
Transkrip
00:00Sorotan lainnya Saudara, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh.
00:06Di antaranya terdapat nama Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto, Presiden keempat Abdul Rahman Wahid, dan aktivis buru Marsina.
00:1910 November 2025, tepat di hari pahlawan, Presiden Prabowo Subianto menganugerahi gelar pahlawan nasional
00:27kepada 10 tokoh yang dianggap berjasa bagi negara.
00:31Acara pengadu gerahan dihadiri ahli waris yang sekaligus mewakili tokoh untuk menerima gelar.
00:37Secara simbolis, Presiden Prabowo memberikan pelakat monumen Taman Makam Pahlawan dan map yang dikemas dalam kota kaca.
00:46Dari 10 tokoh, ada Presiden keempat RI Abdul Rahman Wahid atau Gus Dur yang semasa hidup dikenal sebagai pejuang kemanusiaan dan pluralisme.
00:54Ada Presiden Kedua RI, Soeharto, yang menonjol sejak masa kemerdekaan.
01:00Lalu ada aktivis buru Marsina.
01:04Mokhtar Kusumat Maja, penggagas konsep negara kepulauan.
01:09Hajah Rahma L. Yunusiyah, yang memperjuangkan pendidikan perempuan Islam di Indonesia.
01:14Kemudian Sarwo Edwi Bowo, pejuang kemerdekaan yang juga ayah dari Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
01:21Sultan Muhammad Salahuddin, yang memperjuangkan pendidikan dan diplomasi.
01:28Syahkona Muhammad Khalil, ulama karismatik dari Jawa Timur, yang memperjuangkan pendidikan Islam.
01:36Dari Sumatera Utara, Tuan Ronda Haim Saragih, yang dikenal sebagai Napoleon dari Batak.
01:42Yang terakhir, Zainal Abidin Syah, Sultan ke-37 Tidore, pejuang politik dan diplomasi.
01:50Masuknya nama Presiden ke-2 RI, Soeharto, sempat jadi kontroversi.
01:56Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Padli Zon bilang,
02:01Soeharto berjasa dalam pertempuran serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
02:06Yang terkait dengan jasa-jasa Pak Arto, yang terkait dengan perjuangan Pak Arto, dalam hal ini sudah dikaji.
02:18Antara lain, itu serangan umum 1 Maret, ikut beliau ikut pertempuran di Ambarawa,
02:24ikut pertempuran 5 hari di Semarang, menjadi komandan operasi Mandala, perebutan Irian Barat,
02:34dan juga kiprah Presiden Soeharto dalam pembangunan 5 tahunan yang saya kira tadi juga sudah dibacakan.
02:48Keluarga Presiden ke-2 RI, Soeharto, yang diwakili Putra Putri Almarhum Soeharto,
02:52berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas gelar pahlawan, kepada Soeharto,
02:58dan tidak mempermasalahkan pro-kontra yang terjadi.
03:01Kerja yang pro-kontra itu wajar-wajar saja.
03:05Mungkin kan kita melihat apa yang telah dilakukan oleh bapak saya,
03:12dari sejak muda sampai beliau manfaat, itu semua perjuangannya untuk bangsa dan negara dan masyarakat Indonesia.
03:19Jadi, boleh-boleh saja kontra, tapi juga jangan ekstrim gitu.
03:28Yang penting kita jaga persatuan dan kesatuan dengan Indonesia.
03:34Presiden Prabowo juga menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada aktivis buruh, Marsina.
03:38Kakak Marsina, Marsini, berterima kasih kepada Presiden Prabowo atas penganugerahan gelar tersebut.
03:45Keluarga berharap perjuangan Marsina jadi inspirasi bagi pekerja di seluruh Indonesia.
03:50Insya Allah pemerintah bisa mensejahterakan kaum buruh yang ada di Indonesia.
04:01Juga memikirkan nasibnya, jangan ada PHK-PHK.
04:07Terutama yang outsourcing, siapa tahu dengan Pak Prabowo dibuat seperti zaman dulu,
04:13tidak ada outsourcing.
04:15Sehingga untuk kehidupan berumah tangga itu bisa berjalan lancar.
04:20Kalau outsourcing tiga bulan selesai, tiga bulan selesai,
04:24otomatis kalau sudah berumah tangga,
04:27itu bisa menjadi pertengkaran di dalam rumah tangga sehingga banyak perceraian.
04:32Penetapan 10 nama pahlawan nasional sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 116 tahun 2025.
04:41Keputusan ini sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi
04:44atas jasa yang luar biasa untuk kepentingan mewujudkan kesatuan dan kesatuan bangsa.

Dianjurkan