00:00Apa yang saat ini masih jauh panggang dari api?
00:03Ketua Umum DPR-nya undang audiensi.
00:06Ada sensitivitas sebelum ada teriakan dari masyarakat itu yang diinginkan.
00:11Ini jangan sampai terulang lagi, kemarahan yang kemudian dirawat kemudian meledak.
00:15Itulah kenapa kita masih ada, kita masih menginginkan penjelangan negara itu tetap ada.
00:21Tapi di-reform dong.
00:23Ini harus bersyukur nih, orang-orang muda Gen Z ini masih bisa ngelangkan kremnya.
00:28Iya, kita masih peduli.
00:29Oke, apa jawaban untuk gelisahan publik agar tidak terjadi hal demikian lagi?
00:36Tentu ini semuanya dari bahan koreksi terdalam ya.
00:39Ini bukan berarti lip service ya.
00:41Wah itu sekedar itu lantas dengan saya.
00:43Enggak, bagi kami DPR saya kira sepakat bahwa ini pelajaran yang sangat pahit bagi kami.
00:49Artinya apa?
00:50Ekspresi kami yang kadang-kadang tidak empati itu bisa melecut sesuatu
00:55di tengah-tengah ketidakadilan yang sedang dirasakan oleh masyarakat.
01:00Dan kami sangat, ini menjadi bahan koreksi kami.
01:03Tentunya ke depan kita, kami dipastikan harus lebih baik.
01:08Itu harus, tidak ada lagi tawar-menawar.
01:10Dalam hal kinerja dan ada parameter-parameter tingkat produktivitasnya bagaimana misalnya undang-undang secara kuantitatif dan sekaligus kualitatif.
01:20Karena apa? Ya percuma juga undang-undang sebanyak-banyaknya kalau tidak bisa diimplementasikan secara baik
01:26atau justru tidak menjamin bagaimana tujuan pernegara ini tercapai dengan baik dengan undang-undang.
01:31Itu salah juga DPR kalau hanya menghasilkan produktivitas undang-undang tetapi tidak kualitatif.
01:37Yang kita harapkan semoga dialog ini bisa mendudukan soal.
01:41Kita harus terus mengoreksi dan semoga apa yang terjadi bisa jadi koreksi nyata.
01:47Untuk DPR RI kita boleh kesal juga meluapkannya tapi tidak dengan meluapkan secara berlebihan harus sesuai dengan koridor hukum itu kita setuju.
01:53Dan tentunya kita harus tetap punya harapan dan menagih janji anggota DPR RI yang menjadi wakil kita di Senayan.