00:00Intro
00:00Kelangkaan bahan bakar minyak atau BBM di SPBU swasta seperti Shell, Vivo, dan BPAKR masih terjadi hingga kini.
00:26Kekosongan BBM di SPBU swasta pertama terjadi pada awal 2025 sekitar akhir Januari dan awal Februari.
00:36Kemudian stok BBM kosong lagi pada akhir Agustus hingga saat ini.
00:42Artinya sudah hampir 2 bulan stok BBM di SPBU swasta kosong.
00:48Bolehkah kopinya? Bolehkah? Silakan, silakan.
00:52Dampaknya sejumlah karyawan SPBU swasta beralih profesi.
00:58Mereka terpaksa menawarkan minuman dan makanan kepada pengendara karena tidak bisa melayani pengisian BBM.
01:07Kekosongan stok ini memicu polemik antara pemerintah dan pihak swasta.
01:12Menteri SDM Pahlil Lahadalia menegaskan kuota impor BBM untuk swasta sudah diberikan 110%.
01:20Ia menawarkan opsi agar SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina.
01:26Pertama, SPBU swasta itu sudah diberikan kuota impor 110% dibandingkan dengan 2024.
01:38Ini biar clear ya, kita sudah memberikan kuota impor 110%.
01:43Jadi, sangatlah tidak tepat kalau dikatakan kuota impornya tidak kita berikan.
01:50Sedangkan kekurangan, kita minta untuk melakukan kolaborasi dengan Pertamina.
01:55Kenapa? Karena ini terkait dengan hajat hidup orang banyak.
01:59Cabang-cabang industri yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu tetap harus tetap dikontrol oleh negara.
02:08Namun, dalam rapat dengar TPR awal Oktober, pihak swasta mengaku masih menghadapi kendala.
02:15Vivo Energy menyebut ada masalah teknis standar BBM Pertamina.
02:19Kami telah mengadakan negosiasi dengan Pertamina untuk membeli.
02:26Tapi, karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina,
02:35sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan.
02:41Kami tetap akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang.
02:48Siapa tahu apa yang kami minta itu bisa dipenuhi oleh Pertamina dan kami...
02:54Sementara pihak Shell mengaku masih dalam tahap pembahasan bisnis dengan Pertamina.
03:01Awalnya, Pertamina bersedia menyediakan produk SE, tetapi akhirnya setelah mendengar kekhawatiran kami,
03:09akhirnya Pertamina bersedia menyediakan produk dalam bentuk base fuel dan kami sangat mengapresiatikan hal tersebut.
03:16Saat ini, kami masih dalam pembahasan B2B sesuai dengan anjuran dari Bapak Menteri terkait pasokan import base fuel saat ini sedang berlangsung.
03:25Menanggapi hal ini, Wakil Dirut Pertamina Patraniaga Ahmad Muhtasyar menyebut,
03:34salah satu kendala utama dalam kerjasama ini adalah kandungan etanol pada BBM murni atau base fuel di Lig Pertamina.
03:42Nah, ini yang membuat kondisi teman-teman SPB B2B swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut.
03:57Di mana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah.
04:04Kementerian SDM memastikan pasokan BBM swasta akan kembali normal.
04:09Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian SDM Laude Sulaiman menyatakan,
04:15seluruh SPBU swasta telah sepakat bernegosiasi membeli base fuel atau BBM murni dari Pertamina.
04:22Laude menargetkan, proses pengisian BBM ke SPBU swasta akan rampung pada akhir Oktober 2025 seiring dengan kedatangan kapal pengangkut BBM.
04:33Penggambat ekonomi energi UGM Fahmiradi penilai,
04:37kelangkaan ini diakibatkan perubahan periode impor BBM swasta yang dipersingkat dari satu tahun menjadi enam bulan.
04:46BBM swasta itu diberikan waktu satu tahun sekali untuk melakukan impor,
04:53sehingga dia punya waktu yang cukup panjang.
04:54Nah, kemudian ada suatu aturan dari Kementerian SDM yang mengubah priorisasi waktu dari satu tahun menjadi enam bulan.
05:04Dan ini harus dilakukan izin ulang gitu ya, dan dievolusi setiap tiga bulan.
05:10Nah, ini take time gitu ya, sehingga tak lama dalam pengadaan BBM.
05:15Atau saya menilainya ini sebagai pemangkasan dari kuota tadi yang sekitar 50% tadi, itulah yang menyebabkan BBM langka tadi.
05:33Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Selios Nailul Huda mengkritik kebijakan pemerintah sebagai regulator
05:40yang dinilai tidak berpihak pada publik dalam menangani kekosokan pasokan ini.
05:46Direktur, sayangnya ini pemerintah tidak berpihak pada masyarakat secara luas.
05:54Karena kebutuhan yang dibiarkan BBM berkualitas itu dibutuhkan oleh masyarakat.
06:01Tapi sayangnya untuk BBM yang berkualitas itu tidak bisa dihasilkan oleh pertamanya semata.
06:08Nah, ini yang saya lihat sebenarnya ada masalah di situ.
06:13Nah, yang kemudian ini membuat ketika impor ya, impor BBM yang dilakukan oleh perusahaan yang lebih asing itu di-stop,
06:23maka mereka akan kehilangan stok yang ada di BBM.
06:30Pemerintah kini berpacu dengan waktu menormalkan pasokan sekaligus menjaga iklim investasi
06:40dan keberlangsungan usaha SPBU swasta di tanah air.
06:45Terima kasih telah menonton!