KOMPAS.TV - Sebelum hujan melanda sejumlah daerah, cuaca panas ekstrem yang tak kunjung reda mulai berdampak pada kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan Jakarta mencatat, kasus penderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA mencapai hampir 2 juta orang.
Lonjakan terdeteksi sejak Juli lalu. Gangguan kesehatan seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA banyak terjadi seiring cuaca panas yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir.
Dinas Kesehatan Jakarta mencatat hampir dua juta orang terkena penyakit ISPA. Lonjakan terdeteksi sejak Juli 2025 lalu. Di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat, dari Agustus hingga 2 Oktober, tercatat ada sebanyak 220 pasien yang terkena ISPA.
Masyarakat diimbau cukup mengonsumsi air putih serta mengurangi beraktivitas di luar rumah, terutama kaum rentan seperti anak-anak dan lansia. BMKG memprediksi cuaca panas terjadi hingga akhir Oktober hingga awal November mendatang.
Sementara Poliklinik Paru di RSD Mangusada, Badung, menerima lonjakan pasien dengan gangguan pernapasan dari faskes pertama.
Direktur RSD Mangusada bilang, faktor cuaca menjadi penyebab utama masyarakat terkena ISPA. Sebelumnya, sepanjang Januari hingga September 2025 terdapat 160 kasus ISPA yang dirawat inap, dan per 22 Oktober jumlah tersebut meningkat menjadi 179 kasus.
Penderita ISPA didominasi oleh usia produktif karena keseharian beraktivitas di luar rumah, disusul lansia dan anak-anak.
#ispa #cuacaekstrem #cuacapanas
Baca Juga Dedi Mulyadi Beber Rincian Anggaran Jabar Buntut Menkeu Purbaya Sentil Dana Mengendap RP4,17 T di https://www.kompas.tv/nasional/624774/dedi-mulyadi-beber-rincian-anggaran-jabar-buntut-menkeu-purbaya-sentil-dana-mengendap-rp4-17-t
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/624778/lonjakan-pasien-ispa-akibat-cuaca-esktrem-sapa-pagi