00:00Kita melihat sistem monitoring dashboardnya Bia Cukai di sana, yang ke pelabuhan dan yang ke tempat-tempat lain.
00:09Kita juga sempat diskusi dengan atau teleponan dengan orang Bia Cukai di kapal yang dekat Batam sana.
00:16Ada kendala apa tadi? Ada kendala apa tadi monitoring sistemnya?
00:21Nggak ada kendala, cuman saya pengen lihat seberapa canggih sih punya Bia Cukai.
00:25Bisa nggak saya optimalkan untuk tadi mengurangi yang dikitik Pak Presiden, under-invoicing.
00:32Di situ sebenarnya sudah cukup bagus, tapi belum ke level di mana saya bisa secara online di situ saja monitor kapalnya under-invoicing, kapalnya under-invoicing.
00:42Belum sampai sana karena AI-nya belum dikembangkan.
00:45Dalam tiga bulan ke depan kita akan kembangkan sistem AI yang lebih siap di Bia Cukai.
00:51Berarti lanjutan dari yang LMSW kemarin ya Pak?
00:53Ya, di LMSW kan nanti akan kita buat think tank untuk perdagangan.
00:59Dan ini kata-kata sebut, kita bentuk tim bersih 10 orang yang tidak bojok di sana.
01:04Ada matematisian segala macam untuk memastikan bahwa nanti mereka bisa menganalisa kebocoran-kebocoran perdagangan kalau ada.
01:12Ini kelanjutannya saya akan perkuat semua LMSW, Bia Cukai, nanti juga pajak juga sama.
01:17Itu bukan kejalan normal karena...
01:22Jadi kita akan perkuat itu, pajak juga sama nanti pada dasarnya kita akan perkuat sistem penerimaan kita dari monitoring dari ujian ke ujung.
01:40Nanti ke depannya sih dari command center saya harusnya bisa lihat kapal di pelabuhan lagi ngapain, isinya apa, ininya apa.
01:50Jadi akan kita buat sistem yang terkoneksi betul di sana nanti.
01:54Pak tadi katanya belum bagus di sana, ada target untuk supaya di sana bagus kapan?
01:59Kalau sampai AI bisa mulai menganalisa, tiga bulan ke depan sudah.
02:06Tapi kalau sampai sistem yang betul-betul terintegrasi, di situ saya bisa lihat kapal di pelabuhan langsung,
02:13sepertinya perlu panjang lagi, saya targetkan setahun, sudah lengkap semua.
02:16Tapi yang jelas dalam beberapa bulan ke depan harusnya penerimaan Bia Cukai akan lebih efisien dibanding sekarang.
02:22Tadi juga ada diskusi, balpres saya juga baru tahu istilah balpres itu, impor barang-barang baju bekas seperti apa, penanganannya.
02:32Rupanya selama ini hanya bisa dimusnahkan, dan yang impor masuk penjara, saya nggak dapet duit, nggak didenda, saya rugi.
02:42Cuma ngeluarin ongkos untuk memusnahkan barang itu, tambah ngasih makan orang-orang yang di penjara itu.
02:49Jadi kita berubah di mana kita harus bisa dendara orang itu juga.
02:53Pak Bet, jadi sistem dan perbaikan itu akan mampu juga memonitoring untuk terkait pencegahan balpres masuk lebih banyak ke induk, Pak?
02:58Harusnya iya.
03:00Pak, kalau misalnya kalau...
03:01Dan sekiranya kita sudah tahu pemain siapa saja, harusnya di...
03:07Saya lupa tadi, kalau ada yang pernah balpres saya akan blacklist, nggak boleh impor barang lagi.
03:11Pak, tadi terkait kortex kan katanya dari seminggu akan sudah bisa dipakai itu?
03:17Nanti hari Jumat saya umumkan. Kan sekarang belum...
03:19Pak, kalau...
03:20Kan sebulan kan jatuhnya Jumat kalau nggak salah, saya umumkan seberapa bagus.
03:23Pak, balpres...
03:24Ini sudah jalan terus sih, sudah bagus.
03:25Pak, kalau balpres tadi nggak boleh impor lagi, berarti Senin tutup dong, Pak?
03:29Pasar Senin maksudnya?
03:30Oh, nggak. Nanti kan diisi dengan barang-barang dalam negeri.
03:33Tapi artinya barang-barang impor bekas itu nggak ada lagi yang kayak pakaian bekas itu di Senin.
03:37Pak, pasti.
03:38Gini kan, lo pengen menghidupkan UMKM ilegal, bukan itu tujuan kita. Kita tujuannya menghidupkan UMKM yang ilegal yang juga bisa menciptakan tenaga kerja di penyerapan, di sisi produksi di sini.
03:56Jadi kita ingin hidupkan lagi produsen-produsen tekstil dalam negeri.
03:59Pak, omur baik dengan ujika?
04:01Saya biasa yang kemarin. Nanti setelah diskusi, setelah diskusi dengan ujika saya umumkan.
04:07Pak, hambatan usaha, Pak. Ini ada keluhan dari pelaku usaha micel mereka. Ada event-event mereka, khususnya event pemerintah yang belum dibayar.
04:15Salah satunya itu dari event PON ke-2021 di Papua. Nah, ini gimana, Pak? Pendaharan negara, Pak, menangkapinya, Pak?
04:24Nanti saya cek deh seperti apa. Tapi kan ini 2021 saya belum tahu. Belum sampai ke saya juga.
04:29Saya juga dulu pernah dengar bahwa ada kontraktor-kontraktor dari kementerian yang gak dibayar juga, kan.
04:37Saya mulai itu sampai mana, nanti.
04:40Saya belum tahu seperti apa sebetulnya.
04:41Ketika keuangan yang ada di perbankan, Pak, mereka juga mengalukan meskipun uangnya ada,
04:47tapi mereka kesulitan mengakses, Pak, berkait syarat untuk agunannya gitu, Pak. Gimana, Pak?
04:54Itu kan normal itu bisnis normal dari perbankan, kan.
04:57Dia juga gak mau rugi, kan. Pasti harus ada agunan dan lain-lain kalau pinjamannya besar.
05:02Jadi begini, kalau bank uangnya banyak,
05:07push factor untuk mereka, untuk menyalurkan lebih besar dibanding sebelumnya.
05:11Karena kalau enggak, dia bayar ke saya bunga, kan. Rugi dia.
05:14Dia akan cari kesimbangan yang pas, saya pikir.
05:17Tapi kalau emang gak ada agunan sama sekali yang gak bisa untuk pinjaman normal, ya.
05:21Kecuali kur, ya.
05:22Jadi saya serahkan ke banknya sendiri, seperti apa.
05:25Mereka akan menentukan resiko dari pinjaman yang mereka berikan.
05:31Jadi saya pakai kemampuan bank untuk menilai kredit,
05:38supaya penyalurnya seaman mungkin.
05:41Apu, Pak, yaudah ketahuan belum kendala BLT di pos.
05:43Terima kasih, ya. Kita mulai ketemu, Pak.
05:45Terima kasih, Pak.
05:46Terima kasih, Pak.