00:00Masih bersama kami di Kompasian, Saudara Pemerintah Indonesia belum memiliki pedoman untuk menanggulangi paparan panas ekstrim yang berdampak pada kesehatan masyarakat.
00:08Hingga kini Indonesia belum dapat mengklasifikasikan paparan panas ekstrim sebagai bencana dan menentukan ambang batasnya.
00:16Lalu sejauh mana pemahaman dan kesiapan otoritas terkait pada dampak perubahan iklim? Berikut liputannya.
00:22Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memaparkan cuaca panas ekstrim yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia disebabkan gerak semua matahari yang sedang melintas di selatan Katolistiwa.
00:37Sementara itu berdasarkan penelitian IPCC yang berjudul Temperatur Terpanas yang pernah tercatat di 9 bulan pertama tahun 2024, kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,55 derajat Celcius.
00:50Sejauh ini, Indonesia belum dapat mengklasifikasikan paparan panas ekstrim sebagai bencana dan menentukan ambang batasnya.
00:59Namun, sejumlah negara Asia seperti Filipina, India, Malaysia, dan Kamboja tengah merancang mitigasi fenomena alam terkait.
01:09Berdasarkan laporan lembaga PBB untuk anak UNICEF, gelombang panas membawa dampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan terutama pada bayi dan anak-anak.
01:18Sepertiga anak-anak di dunia terpapar gelombang panas ekstrim yang berlangsung 4 hingga 7 hari bahkan lebih dan suhu 2 derajat Celcius di atas rata-rata setempat selama 15 hari.
01:30Di lain pihak, Darmawan Setia Budi Setianto, Ketua Satgas Kesehatan Lingkungan dan Perubahan Iklim Idai, turut menanggapi faktor polisi udara yang dapat menurunkan kemampuan adaptif respons.
01:42Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran nafas jika tidak segera mendapatkan penanganan.
01:48Dari masalah panas ini pada anak tentu akan lebih besar dibandingkan pada orang rewasa.
01:55Kalau kita lihat bahkan bisa menyebabkan kematian langsung ini kalau suhu yang terlalu tinggi ya.
02:03Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 1,9 juta kasus infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA sepanjang Januari hingga Oktober 2025.
02:14Angka ini melonjak signifikan sejak pertengahan tahun.
02:18Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat 1.079 warga terpapar ISPA selama awal Oktober.
02:26Rata-rata dikarenakan kelelahan hingga dehidrasi.
02:29Sementara itu, Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tensu Yanti, turut menanggapi pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan mitigasi.
02:39Khususnya harus menghidupi ke masyarakat apabila panas ekstrim, jangan keluar rumah lah ya kalau tidak diperlukan.
02:48Dan perhatikan anak-anak untuk tanda-tanda dehidrasi.
02:52Tanda dehidrasi biasanya mulutnya kering, terus dia tidak kencing gitu ya.
02:58Itu tanda-tanda dehidrasi.
03:00Nah, seperti kalau dia di luar, dia otomatis kan nanti panas, kulitnya merah ya.
03:06Itu kita edukasi ke masyarakat.
03:10Namun, Erma Yuli Hastin, ahli klimatologi dan perubahan iklim BRIN menyarankan terkait problema ini.
03:16Pemerintah itu harus menyediakan strukturnya, instrumen kebijakannya, regulasinya gitu kan untuk mengantisipasi dan memang harus banyak inisiatif gitu loh.
03:28Setahu saya, itu sudah menjadi konsen di Asia Tenggara.
03:32Temasek misalnya, itu sangat agresif gitu ya, mencari cara, solusi-solusi gitu, yang berasal dari masyarakat yang bikin pendanaan ini itu,
03:43yang menginisiasi apa nih ide-ide untuk meredam atau mengurangi dampak dari perubahan iklim di semua sektor gitu.
03:50Panas yang membara akan meninggalkan bekas.
03:54Bicara angka dan data namun tak meninggalkan berkas.
03:58Luka di masyarakat tetap membekas, problema besar butuh upaya untuk mengusut tuntas.
04:04Klenis Oktania, Tim Liputan, Kompas TV, Jakarta.