Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Dua minggu terakhir, pasien anak dengan gejala batuk, pilek, hingga campak meningkat di RSUD Karangasem, Bali.

Perubahan cuaca ditengarai menjadi penyebab meningkatnya penyebaran virus. Kondisi diperparah dengan turunnya imunitas anak akibat cuaca ekstrem.

Di Bengkulu, cuaca ekstrem juga memicu peningkatan pasien flu dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Pada awal Oktober, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat kasus ISPA telah menyerang 1.079 warga, yang rata-rata disebabkan oleh kelelahan hingga dehidrasi.

Warga diminta menjaga kesehatan dengan minum air putih yang cukup, selalu menggunakan masker untuk mencegah debu masuk ke saluran pernapasan, dan rutin mencuci tangan.

Sementara di Kediri, Jawa Timur, suhu panas sempat mencapai 35 derajat Celsius.

Karena itu, BPBD Kediri mengimbau warga membatasi aktivitas luar ruangan yang terpapar langsung sinar matahari agar tidak terkena serangan panas atau heat stroke.

BPBD juga mengingatkan warga untuk tidak melakukan pembakaran di sembarang tempat yang dapat memicu kebakaran.

Cuaca panas ekstrem dirasakan di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir, seperti di Tanah Merah, Jayawijaya, Papua; Kupang, Nusa Tenggara Timur; Kalimantan Barat; dan Majalengka, Jawa Barat.

Suhu udara mencapai lebih dari 37 derajat Celsius.

Panasnya suhu udara disebabkan gerak semu matahari di wilayah selatan ekuator, tepatnya di Indonesia bagian selatan.

BMKG memprediksi cuaca panas ekstrem akan mereda pada akhir Oktober 2025. Saat itu, diperkirakan akan terjadi curah hujan tinggi setelah gerak semu matahari menjauhi Indonesia bagian selatan.

Baca Juga Waspada! OJK Catat Ada Lebih dari 299 Ribu Kasus Scam, Kerugian Capai Rp7 T Sepanjang 20242025 di https://www.kompas.tv/regional/624597/waspada-ojk-catat-ada-lebih-dari-299-ribu-kasus-scam-kerugian-capai-rp7-t-sepanjang-2024-2025

#cuacapanas #panasekstrem #bmkg

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/624598/full-bmkg-dan-dinkes-dki-jelaskan-sebab-dampak-cuaca-panas-ekstrem-di-sejumlah-wilayah-indonesia
Transkrip
00:00Dua minggu terakhir pasien anak dengan gejala batuk pilek hingga campak meningkat di RSUD Karangasem Bali.
00:10Perubahan cuaca di tengah rai menjadi penyebab meningkatnya penyebaran virus.
00:15Kondisi diperparah dengan turunnya imunitas anak akibat cuaca ekstrim.
00:20Di Bengkulu, cuaca ekstrim juga memicu peningkatan pasien flu dan infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA.
00:26Di awal Oktober, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat, kasus ISPA telah menyerang 1.079 warga yang rata-rata karena kelelahan hingga dehidrasi.
00:37Warga diminta menjaga kesehatan dengan minum air putih yang cukup, selalu menggunakan masker untuk mencegah debu masuk ke saluran pernafasan dan rutin mencuci tangan.
00:46Selain makanan-makanan yang bergizi, juga mengkonsumsi air putih minimal 2 liter atau 18 dalam sehari.
00:56Karena suhu yang panas itu bisa menyebabkan kekurangan cairan pada tubuh kita, sehingga harus diimbangkan dengan pemasukan cairan tubuh, air putih.
01:09Sementara di Kediri Jawa Timur, suhu panas sempat mencapai 35 derajat Celcius.
01:16Karena itu, BPBD Kediri menghimbau warga mengurangi aktivitas di luar ruangan yang terpapar langsung sinar matahari agar tidak terkena serangan panas atau heat stroke.
01:26BPBD juga mengingatkan warga untuk tidak melakukan pembakaran di sembarang tempat yang bisa menyulut api.
01:32Ini saran aja untuk masyarakat yang ada di Kediri, karena cuacanya ini kan juga berubah-ubah, ambisipasi aja.
01:39Dia juga berbanyak minum air putih, kemudian jangan membakar api sembarang, sembarangnya, karena juga berbahaya.
01:49Di samping itu juga keluar yang perlu-perlu saja, jangan terlalu banyak keluar.
01:53Apalagi keluar di tempat yang langsung menasihkan matahari.
01:55Cuaca panas ekstrim dirasakan di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir,
02:03seperti di Tanah Merah, Jaya Wijaya, Papua, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Majalengka, Jawa Barat.
02:10Suhu udara mencapai lebih dari 37 derajat Celcius.
02:14Panasnya suhu udara disebabkan gerak semu matahari di wilayah selatan Ekuator, di Indonesia bagian selatan.
02:21Memang beberapa wilayah di wilayah Indonesia suhunya berkisar antara 36 sampai 38.
02:27Data observasi di wilayah Jakarta sendiri, Jabodetabek, masih berkisaran antara 33 sampai 35.
02:35Di hampir sebagian selatan Ekuator, di wilayah Jabodetabek.
02:38Kemudian juga ditambah pengaruh dari monsoon Australia yang membawa masa udara kering.
02:43Jadi memang menambah terasanya jadi cukup panas di wilayah Indonesia bagian selatan.
02:50Tapi kejadian ini kemungkinan akan berakhir di sekitaran akhir Oktober.
02:58BMKG memprediksi cuaca panas ekstrim meredah di akhir Oktober 2025.
03:03Di saat itu diperkirakan akan terjadi curah hujan tinggi setelah gerak semu matahari menjauhi Indonesia bagian selatan.
03:10Tim Liputan Kompas TV
03:13Dalam beberapa pekan terakhir, cuaca panas ekstrim terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
03:26Akibatnya terjadi peningkatan penyebaran sejumlah penyakit seperti ispa dan campak.
03:31Sampai kapan cuaca panas ekstrim terjadi dan apapula yang harus diwaspadai agar kondisi tubuh tetap aman.
03:39Kita bahas bersama sejumlah narasumber ada Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani.
03:47Selamat pagi Ibu Ida.
03:48Selamat pagi Mas Mario.
03:50Terima kasih Ibu Ida sudah bergabung di Dialog Sampai Indonesia Pagi dan juga Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.
03:56Ibu Dwi selamat pagi.
03:58Pagi Mas Mario.
04:00Terima kasih Ibu Ibu sudah bergabung di Dialog Sampai Indonesia Pagi pada hari ini.
04:04Saya ke Ibu Ida terlebih dahulu.
04:06Ibu Ida bagaimana menjelaskan terkait dengan cuaca ekstrim atau cuaca panas di Indonesia, hampir seluruh wilayah Indonesia terkena ini.
04:15Bagaimana menjelaskan bahwa apakah memang ini fenomena yang terjadi setahun sekali atau apa penyebabnya?
04:21Ya baik Mas Mario.
04:23Saya coba menjawab bahwa memang kalau di Indonesia sendiri berada di garis ekuator.
04:28Sehingga fenomena panas seperti yang terjadi saat ini umumnya terjadi dua kali.
04:34Karena memang di ekuator itu dua kali dilewati oleh gerak semua matahari.
04:39Dan beberapa penyebab kenapa akhir-akhir ini terjadi suhu yang panas dan terik.
04:45Yang pertama adalah tadi sudah disebutkan adanya gerak semua matahari yang saat ini berada di dekat selatan ekuator.
04:52Hal ini menyebabkan pemanasan yang optimal di wilayah Katulistiwa sebelah selatan terutama.
04:58Seperti Sumatera, kemudian Sumatera bagian selatan, kemudian Kalimantan bagian selatan, Jawa, Nusa Tenggara, Papua bagian selatan.
05:07Kemudian hal ini juga diperkuat dengan monsoon Australia yang juga kuat.
05:12Yang membawa masa udara yang sudah mulai menghangat dan kering dari Australia ke wilayah Indonesia.
05:17Kemudian di masa transisi ini berkurangnya tutupan awan ini juga menyebabkan sinar matahari yang terik.
05:25Ditambah lagi kelembapan wilayah Indonesia yang tinggi.
05:28Hal ini menyebabkan tidak hanya panas saja yang dirasakan tapi gerak.
05:32Seperti itu Mas Mario.
05:33Dan ini sebetulnya adalah kondisi yang normal terjadi.
05:36Oke ini berarti sederhananya fenomena yang bisa terjadi tiap tahun karena pergantian dari kemarau menuju hujan ya?
05:45Dan sebaliknya.
05:46Oke berarti kalau kita melihat bahwa memang ini mungkin saja setiap tahun akan terjadi.
05:55Begitu seperti itu ya Bu?
05:56Betul, betul. Ini memang setiap tahun fenomena ini terjadi.
05:59Oke saya ke Bu Dwi.
06:01Bu Dwi apa dampaknya ketubuh dengan cuaca ekstrim ini?
06:05Ya baik, terima kasih Mas Mario.
06:07Jadi tubuh itu kita bagian ya sebenarnya manusia, lingkungan itu dan mikrobiologi atau mikroorganisme artinya bakteri, virus dan sebagainya itu merupakan satu kesatuan.
06:20Jadi pada saat salah satu variable tadi berubah kondisinya, misalnya saat ini perubahan cuaca tadi maka akan terjadi pula dampak pada manusia
06:33maupun mikroorganisme yang lainnya, virus, bakteri dan sebagainya.
06:38Nah kondisi saat ini menyebabkan ada kondisi yang memudahkan bakteri dan virus untuk berkembang lebih cepat karena dia mendapat lingkungan yang cukup nih.
06:52Sehingga manusia juga mempunyai risiko untuk terdampak sakit.
06:57Untuk itu manusia harus melakukan perubahan juga pada dirinya, kebiasaannya untuk mengurangi risiko sakit tadi.
07:05Kalau kita lihat secara umum sih sekarang kita lihat ya lagi banyak musim flu, batuk seperti itu.
07:11Itu juga bagian dari, akibat dari perubahan lingkungan tadi ya yang menyebabkan virusnya lagi mudah berkembang dan kita kemudian menjadi lebih mudah sakit.
07:21Oke, Bu berarti dari beberapa berita yang saya baca, Ispa Campak itu menjadi salah satu akibat ya daripada cuaca ekstrim ini ya?
07:31Iya, karena itu penyakit-penyakit yang endemis ada di Indonesia ya termasuk Jakarta.
07:38Artinya penyakit tersebut ada sepanjang tahun sebenarnya dan pola naik turunnya penyakit diakibatkan oleh perubahan tadi ya lingkungan.
07:47Makanya ada bulan-bulan tertentu penyakit-penyakit tersebut menjadi lebih tinggi dibanding bulan lainnya.
07:54Kapan biasanya pada saat terjadi perubahan lingkungan, musim pacaroba termasuk juga seperti saat ini.
08:00Walaupun cuacanya panas, tapi kan sering hujan juga ya jadi perubahan.
08:05Di malam hari ya?
08:08Ya, kalau kita rasa mungkin sebagai masyarakat awam ya kita merasakan ada hujan seringnya malam hari tapi siangnya panas terik dan itu tentu tadi ya membuat penyakit-penyakit yang dipengaruhi oleh lingkungan menjadi lebih mudah untuk terjadi fluktuasi penyakit.
08:27Oke, saya kembali ke Bu Ida.
08:29Bu Ida, yang dicatat oleh BMKG yang masuk dalam rekordnya berapa paling tinggi panasnya dan berapa mungkin paling rendah di cuaca ekstrim?
08:38Ya, untuk yang paling tinggi di sini terjatat di sebagian besar di wilayah Jawa ya Mas Mario.
08:44Di Karanganyar, Jawa Tengah mencapai 38,2 derajat Celcius.
08:4938 derajat ya?
08:49Kemudian ya 38,2.
08:52Kemudian Surabaya, Jawa Timur 37,4 dan di Kartajati, Jawa Barat itu 36,4 derajat Celcius.
08:59Namun beberapa wilayah juga suhu maksimumnya masih di bawah 30 derajat Celcius terutama di wilayah dengan topografi yang lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya.
09:08Seperti wilayah sekitar Sumatera Utara di sekitar Danau Toba, kemudian juga di wilayah Nusa Tenggara Timur di daerah pegunungannya dan lain sebagainya.
09:19Seperti di puncak juga seperti itu.
09:22Jadi ini bervariasi memang kalau kita bicara tentang wilayah Indonesia.
09:25Tapi untuk tercatat, seminggu terakhir ini paling tinggi di Karanganyar 38,2 derajat Celcius.
09:31Di Karanganyar ya Bu? 38 derajat.
09:33Oke Bu, apakah memang cuaca ekstrim ini, fenomena ini hanya terjadi di siang hari ketika ada matahari atau sebenarnya malam kita juga bisa merasakan suhu panas tersebut?
09:44Ya, sebetulnya yang dirasakan masyarakat ini, yang langsung dirasakan masyarakat itu tidak hanya suhu atau dari teriknya sinar matahari saja,
09:53tapi juga kelembapan yang tinggi.
09:55Dan ini biasanya panas ini terjadi pada pagi sampai dengan siang hari menjelang sore hari.
10:00Kemudian karena memang kita sebagian besar beberapa wilayah, terutama di wilayah Selatan Katolik Setiwa,
10:06berada pada masa transisi sehingga potensi hujan masih tinggi karena kelembapan tinggi tadi.
10:12Dan umumnya terjadi pada menjelang malam hari sampai dengan dini hari.
10:16Dan ini adalah hal yang wajar karena memang proses konvektif atau pembentukan awan dari pemanasan sinar matahari ini terjadi di sore sampai dengan malam hari.
10:27Sementara pagi sampai dengan sore harinya panas karena sinar yang menyingat tadi.
10:31Oke, Bu, boleh didetailkan puncaknya itu dari jam berapa ke jam berapa?
10:37Ya, yang perlu diwaspada adalah panas sinar matahari dari jam 10 sampai sekitar jam 16.
10:42Jadi itu yang perlu diperhatikan, ya.
10:45Jadi masyarakat mungkin yang ingin berpergian atau terpapar langsung di sinar matahari mungkin perlu menggunakan pengaman seperti misalnya payung atau tabir surya pada sekitar pukul 10 sampai pukul 16.
10:57Oke, terakhir sebelum saya ke Bu Dwi.
11:00Akan berlangsung berapa lama sebenarnya?
11:01Satu bulan atau mungkin sampai bulan Desember?
11:07Bu Ida?
11:07Oh ya, mohon maaf.
11:10Untuk potensi suhu panas ini diprediksi akan terjadi sampai dengan akhir Oktober atau sampai dengan awal November.
11:17Jadi antara akhir Oktober sampai dengan awal November.
11:19Oke, saya ke Bu Dwi.
11:21Bu Dwi, apa efek yang akan dirasakan oleh tubuh jika pada akhirnya, ini banyak juga pekerja-pekerja yang langsung berada di luar pekerja lapangan misalkan,
11:31yang langsung terpapar sinar matahari langsung, apalagi di cuaca ekstrim seperti ini.
11:37Apa dampaknya kalau memang terus-terusan terkena?
11:41Ya, yang penting adalah pada saat kita beraktifitas luar ruang itu kita sadari bahwa kita harus menjaga kondisi kita tetap terhidrasi dengan baik ya, tetap terpenuhi cairannya.
11:55Sehingga tidak merasakan gejala yang bisa mengarah curga ke arah heat stroke.
12:01Tapi mungkin heat stroke di Jakarta atau di Indonesia ini agak berbeda mungkin ya,
12:11dengan kalau kita lagi mengadakan, mengikuti perjalanan ibadah misalnya, karena di kumur tengah biasanya lebih panas ya.
12:18Mungkin kalau di Jakarta artinya panasnya, panas tadi seperti disampaikan Bu Ida,
12:25tapi mungkin kita masih bisa menggunakan cara-cara yang sering, yang sehari-hari sudah kita lakukan sebenarnya.
12:35Misalnya tadi pakai payung, pakai topi, kemudian banyak minum, kemudian juga pakai pelindung ya, sunblock ya,
12:45supaya mengurangi juga keluhan di kulit akibat panas misalnya menyebabkan keluhan iritasi.
12:54Jadi bagaimana kita menyikapi kondisi lingkungan dengan aktivitas yang tetap menunjak aktivitas kita,
13:02agar tidak kemudian mengalami keluhan kesehatan.
13:04Oke.
13:04Tadi ya.
13:05Bu Dwi, tadi kita sudah berbicara ispa dan campak, tapi saya baca apakah betul Bu ada penyebab bisa juga mengakibatkan heat stroke?
13:17Berbeda ya, karena kalau heat stroke itu memang karena paparan langsung dari suhu panas kepada tubuh kita,
13:26terutama mungkin bagian kepala atau bagian-bagian yang tidak terlindung oleh pakaian.
13:30Tapi kalau ispa, kalau campak, atau kalau apa penyakit yang akibat virus atau bakteri lainnya,
13:37maka itu tidak selangsung akibat paparan panas,
13:41tapi tentu tadi karena perubahan keseimbangan lingkungan kita,
13:45antara suhu, kelembapan, kemudian juga virus bakteri yang bisa lebih mudah berkembang,
13:53dan kemudian tubuh yang tidak.
13:54Jadi kalau tidak langsung ada hubungan antara tentu paparan panas dengan atau heat stroke dengan penyakit yang muncul,
14:04seperti penyakit menular, seperti ispa campak.
14:06Oke.
14:08Apakah hingga saat ini dari Dinkes Jakarta sendiri mencatat adanya kenaikan jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit
14:18atau puskesmas karena cuaca ekstrim ini, Pak?
14:21Karena saya dengar-dengar ya ada implikasinya juga sebenarnya.
14:26Ya, kembali tadi.
14:27Penyakit-penyakit menular itu kebanyakan punya pola musiman.
14:33Jadi pada saat suhu atau perubahan lingkungan terjadi akan meningkat.
14:37Biasanya ispa juga akan meningkat di awal tahun biasanya justru.
14:43Pada saat mulai lebih banyak hujan, maka ispanya lebih banyak.
14:46Biasanya kita akan merasakan penyakit-penyakit flu, batuk itu di akhir tahun,
14:51kemudian awal tahun sampai nanti curah hujannya berkurang.
14:55Nah, ini kemungkinan karena sekarang kita juga masih sering ketemu hujan ya sehari-hari.
15:00Jadi ispanya memang dari pertengahan tahun kita lihat memang masih agak meningkat,
15:06tapi saat ini sudah cenderung turun.
15:08Dan kemudian untuk penyakit lain juga polanya sama.
15:12Artinya kita sebagai manusianya yang harus melihat situasi seperti ini
15:19untuk berarti menjaga kesehatan lebih intens lagi.
15:23Oke, saya kembali ke Bu Ida.
15:25Bu Ida, melihat seperti ini ada beberapa daerah yang berpikir solusinya adalah
15:32salah satunya dengan modifikasi cuaca.
15:35Menurut Anda perlu seperti itu untuk bisa nantinya meredam cuaca ekstrim ini?
15:41Ya, sebetulnya esensi dari modifikasi cuaca adalah proses untuk mempercepat jatuhnya hujan
15:49dan menjatuhkan pada wilayah tertentu.
15:52Nah, saya rasa memang perlu adanya kajian kembali wilayah mana saja yang bisa dilakukan modifikasi cuaca.
16:02Karena kita harus selalu melihat pertumbuhan awannya seperti apa,
16:07apakah berpotensi atau apakah bisa dilakukan modifikasi cuaca dan sebagainya.
16:12Tapi saya rasa modifikasi cuaca ini adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan
16:16untuk mengatasi cuaca ekstrim misalnya hujan dengan intensitas sangat tinggi
16:21untuk menjatuhkan hujan di luar daerah perkotaan misalnya seperti itu
16:26atau dengan mempercepat terjadinya hujan dan menjatuhkannya di wilayah-wilayah yang kekeringannya.
16:34Sepertinya seperti itu, Mas.
16:35Jadi, modifikasi cuaca merupakan salah satu solusi
16:38meskipun nanti perlu kita lihat kembali daerah mana yang kira-kira berpotensi dilakukan modifikasi cuaca.
16:45Karena mungkin tidak semuanya.
16:46Baik itu dari sisi kebutuhan maupun dari sisi potensi pembentukan awan-awan hujannya.
16:51Seperti itu, Mas Mario.
16:53Buida, kalau misalkan melihat rekod Jakarta yang 36-37 derajat,
16:57perlukah sebenarnya untuk modifikasi cuaca?
16:59Atau hanya mereka yang berada di atas 38 derajat sebenarnya?
17:01Ya, ini sebetulnya kembali lagi tergantung kebutuhan ya, Mas Mario.
17:06Apabila memang dirasa kebutuhan karena tadi adanya penambahan pasien karena efeknya kekesehatan,
17:14saya rasa ini merupakan hal yang penting.
17:16Tapi kalau misalnya efeknya baik dari sisi kesehatan,
17:20maupun sisi kebencanaannya tidak terlalu signifikan,
17:23mungkin perlu dipertimbangkan lagi.
17:25Dan juga dari sisi kondisi cuacanya juga,
17:28apakah potensi pertumbuhan awannya ini memungkinkan
17:31untuk dilakukan modifikasi cuaca,
17:33maka saya rasa ini juga menjadi hal yang cukup penting untuk dipertimbangkan.
17:39Begitu, Mas Mario.
17:41Oke, saya ke Budwi.
17:42Budwi, dengan melihat sisi kesehatannya,
17:43apakah perlu Pempo Kano, Pempo FDK Jakarta salah satu yang ingin
17:47punya solusi untuk modifikasi cuaca jika memang terlalu ekstrim?
17:54Kalau bisa memberi rasa kenyamanan kepada publik
17:58dan juga mengurangi,
18:02terutama memberi kenyamanan ya,
18:04kalau kami tentu mendukung ya,
18:08kalau kita bisa mendapat suhu yang lebih biasa kita hadapi di Jakarta ini.
18:14Tidak sampai terlalu panas.
18:16Jadi ya lumayan membantu juga kalau modifikasi cuaca ini ya Budwi ya?
18:19Iya tentunya ya.
18:21Oke, saya ke Buida.
18:24Buida terakhir,
18:25terkait dengan apa yang perlu dilakukan,
18:27imbauan seperti apa kepada masyarakat,
18:30oke modifikasi cuaca salah satu yang menjadi solusi,
18:36tapi itu dari pemerintah,
18:37tapi dari masyarakat sendiri yang paling sederhana,
18:40apa yang perlu dilakukan untuk bisa,
18:42oke ada cuaca ekstrim,
18:43menjaga kondisi tubuh tetap fit
18:45untuk bisa beraktifitas di tengah cuaca ekstrim tersebut?
18:50Iya, baik Mas Mario.
18:52Jadi ada beberapa hal yang memang masyarakat mungkin perlu lakukan
18:55di tengah kondisi yang panas,
18:57namun ada perubahan yang terjadi tiba-tiba pada sore dan malam hari.
19:01Yang pertama dari sisi kesehatan adalah tetap menghidrasi diri
19:06dan ini untuk menghindari dehidrasi,
19:08menjaga kesehatan,
19:10dengan juga selalu mengkonsumsi air putih,
19:13kemudian dari sisi meteorologi mungkin ya,
19:16yang pertama adalah pada potensi perubahan cuaca,
19:19dari lingkungannya juga perlu diperhatikan,
19:22kebersihannya,
19:23kemudian sanitasi dan lain sebagainya,
19:27karena perubahan cuaca itu tetap terjadi,
19:29potensi hujan tetap terjadi walaupun pada saat transisi ini
19:33panas sekali terjadi pada pagi sampai dengan siang sore hari,
19:37tapi potensi cuaca ekstrim masih terjadi
19:40atau potensi pembentukan awan hujan dengan intensitas tinggi
19:43masih tetap terjadi karena kelembapan yang juga masih tinggi.
19:46Kemudian juga masyarakat juga dihibau untuk selalu memantau
19:50prediksi dan perkembangan cuaca dari BMKG,
19:53dari aplikasi Android maupun dari website maupun dari sosial media.
19:58Oke, Bu Idas, Bu Dwi singkat saja,
20:03edukasi perlu dilakukan dan bagaimana caranya
20:05Pemprov DKI dari Dinas Kesehatan untuk bisa mengedukasi
20:08sampai ke masyarakat ini?
20:10Ya, jadi tentu perangkat pemerintah punya jaring sampai ke bawah ya,
20:17sampai ke masyarakat langsung.
20:19Dinas Kesehatan sampai dengan puskesmas,
20:22kita mempunyai berbagai cara,
20:24ada melalui media sosial,
20:26kemudian juga menyampaikan penyuluhan secara langsung kepada publik,
20:29juga tentu dibantu dengan teman-teman yang di bidang media nih,
20:33bisa menyampaikan informasi kesehatan seperti ini.
20:35Terima kasih, semoga ini menjadi sebuah informasi dan edukasi
20:39bisa sampai ke pasyarakat untuk bisa ya tetap menjaga kesehatan
20:43dan menghindari cuaca ekstrim ini agar tetap bisa beraktivitas.
20:45Terima kasih Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG,
20:49Ida Pramuwardani dan Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta,
20:52Dwi Oktavia.
20:53Ibu, terima kasih.

Dianjurkan