- 2 hari yang lalu
KOMPAS.TV - Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi tonggak penting kebangkitan sektor pertanian nasional. Dalam kurun waktu tersebut, sektor pertanian menunjukkan kemajuan signifikan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dinamika global, sekaligus menjadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Capaian ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan salah satu pilar utama Asta Cita, yakni mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
Sektor pertanian kembali menjadi penopang utama ekonomi nasional. Pada triwulan II tahun 2025, sektor pertanian Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,53% dengan kontribusi 13,83% terhadap PDB nasional atau senilai Rp822,6 triliun, angka tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Pertumbuhan ini menegaskan peran vital pertanian dalam menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Kinerja positif tersebut juga tercermin dari meningkatnya kesejahteraan petani dan penyerapan tenaga kerja.
Sektor pertanian menyerap 26,75% tenaga kerja nasional atau sekitar 38,99 juta orang pada Februari 2025. Angka ini meningkat 1,72% dibanding periode yang sama tahun 2024.
Momentum positif turut terlihat dari kinerja perdagangan dan investasi. Neraca perdagangan pada periode JanuariAgustus 2025 meningkat menjadi 8,89 juta ton atau senilai USD 15,46 miliar dibanding tahun sebelumnya, yakni JanuariDesember 2024.
Investasi dalam negeri juga tumbuh pesat, menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap sektor pertanian Indonesia sebagai salah satu penggerak utama ekonomi nasional.
Capaian produksi tersebut mampu menjaga ketersediaan pangan nasional, khususnya beras. Berdasarkan data Bulog, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada Juni 2025 mencapai 4,2 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah dalam 57 tahun terakhir sejak Bulog berdiri tahun 1967.
Kondisi ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan produksi dan distribusi pangan berjalan efektif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/624587/satu-tahun-pemerintahan-prabowo-gibran-pertanian-bangkit-swasembada-pangan-semakin-nyata
Capaian ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan salah satu pilar utama Asta Cita, yakni mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
Sektor pertanian kembali menjadi penopang utama ekonomi nasional. Pada triwulan II tahun 2025, sektor pertanian Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,53% dengan kontribusi 13,83% terhadap PDB nasional atau senilai Rp822,6 triliun, angka tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Pertumbuhan ini menegaskan peran vital pertanian dalam menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Kinerja positif tersebut juga tercermin dari meningkatnya kesejahteraan petani dan penyerapan tenaga kerja.
Sektor pertanian menyerap 26,75% tenaga kerja nasional atau sekitar 38,99 juta orang pada Februari 2025. Angka ini meningkat 1,72% dibanding periode yang sama tahun 2024.
Momentum positif turut terlihat dari kinerja perdagangan dan investasi. Neraca perdagangan pada periode JanuariAgustus 2025 meningkat menjadi 8,89 juta ton atau senilai USD 15,46 miliar dibanding tahun sebelumnya, yakni JanuariDesember 2024.
Investasi dalam negeri juga tumbuh pesat, menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap sektor pertanian Indonesia sebagai salah satu penggerak utama ekonomi nasional.
Capaian produksi tersebut mampu menjaga ketersediaan pangan nasional, khususnya beras. Berdasarkan data Bulog, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada Juni 2025 mencapai 4,2 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah dalam 57 tahun terakhir sejak Bulog berdiri tahun 1967.
Kondisi ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan produksi dan distribusi pangan berjalan efektif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/624587/satu-tahun-pemerintahan-prabowo-gibran-pertanian-bangkit-swasembada-pangan-semakin-nyata
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Terima kasih telah menonton!
00:30Terima kasih telah menonton!
01:00Terima kasih telah menonton!
01:30Terima kasih telah menonton!
02:00Terima kasih telah menonton!
02:30Pupuk tiba tepat dan cepat di tangan petani yang berhak
03:03menuju suasembada yang berdaulat.
03:07Hasilnya terasa, produksi beras nasional melonjak, badan pusat statistik mencatat.
03:13Hingga November 2025, produksi beras Indonesia mencapai 33,19 juta ton, meningkat 12,62 persen dibanding tahun sebelumnya.
03:26Bahkan, sepanjang tahun 2025 ini, Indonesia berhasil untuk tidak impor beras medium.
03:34Ini bukan sekedar angka, ini adalah bukti kerja bersama.
03:39Prediksi lembaga dunia pun terbukti.
03:41Food and Agriculture Organization atau FAO memproyeksikan produksi beras Indonesia tahun ini mencapai 35,6 juta ton.
03:51Sementara, United States Department of Agriculture atau USDA menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peningkatan produksi tertinggi di Asia Tenggara.
04:03Capaian ini menegaskan, Indonesia mampu untuk kembali berdaulat di tanahnya sendiri.
04:11Di desa, wajah-wajah petani kini tersenyum.
04:15Harga gabah naik ke titik tertinggi sepanjang sejarah.
04:18Pendapatan meningkat, kehidupan membaik, dan semangat menanam kembali tumbuh.
04:24Kini, kesejahteraan petani itu benar ada.
04:27Pada September 2025, nilai tukar petani mencapai 124,36.
04:35Dengan adanya pemerintah menyetandarkan harga gabah, alhamdulillah.
04:40Untuk musim tanam sekarang, kami sebagai petani merasa berterima kasih banget kepada pemerintah,
04:49terutama dari Kementerian Pertanian dengan harga 6.500.
04:53Dengan naiknya harga gabah, kami sebagai petani merasa diuntungkan.
04:59Dan hasil kami juga sesuai dengan apa yang telah kami kerjakan selama 4 bulan.
05:04Yang sangat luar biasa, kami mengucapkan ribuan-ribuan terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian,
05:09Bapak Andi Anbran Sulaiman, terima kasih juga kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Pak Prabowo Subianto.
05:16Pemerintah berhasil menjaga keseimbangan.
05:19Petani tidak merugi.
05:20Rakyat tetap nyaman, tak ada lagi ruang bagi mafia pangan.
05:25Negara hadir, menegakkan keadilan bagi mereka yang selama ini bekerja untuk bangsa.
05:31Setiap butir padi kini menjadi simbol keringat yang dihargai, dan perjuangan yang dihormati.
05:37Kerja keras itu semakin nyata.
05:39Ekspor pertanian melonjak hingga 38,25 persen.
05:44Produk-produk Indonesia kini tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri,
05:48tapi juga menembus pasar dunia.
05:51Semua memberi pengakuan, Indonesia kini menjadi salah satu produsen beras terbesar
05:57dengan peningkatan produksi tertinggi kedua di dunia.
06:00Stok beras nasional bahkan mencapai 4,2 juta ton,
06:05tertinggi sepanjang sejarah bangsa Indonesia ini berdiri.
06:08Namun, pemerintah tidak berhenti diproduksi.
06:12Langkah besar berikutnya adalah hilirisasi pertanian.
06:15Bahan mentah kini diolah di dalam negeri,
06:18menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja baru.
06:218,6 juta tenaga kerja bahkan berpotensi dapat terserap dari upaya hilirisasi ini.
06:27Dari sawah hingga pabrik, dari desa hingga ekspor,
06:31seluruh rantai pertanian digerakan untuk menciptakan kesejahteraan yang merata.
06:36Dampak besar sektor pertanian juga terasa pada ekonomi nasional.
06:40Badan Pusat Statistik mencatat,
06:42pada kuartal satu tahun ini, pertanian tumbuh hingga 10,52 persen,
06:47menjadi sektor penopang terbesar ekonomi Indonesia.
06:51Fakta ini sekaligus menegaskan,
06:53pertanian bukan hanya stabil di tengah fluktuasi global,
06:57tetapi juga memiliki daya dorong luar biasa bagi kemajuan ekonomi bangsa.
07:02Inilah transformasi besar pertanian.
07:05Indonesia kini tidak hanya berdaulat pangan di rumah sendiri,
07:08tetapi juga berbagi untuk dunia.
07:11Sebanyak 10 ribu ton beras dikirim ke Palestina,
07:13bukan sekedar bantuan pangan,
07:16tetapi pesan kemanusiaan yang mendalam.
07:18Indonesia kini mampu memberi,
07:21bukan lagi meminta.
07:22Dunia menyaksikan.
07:24Indonesia berdiri tegak di tengah krisis tangan global.
07:28Satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto
07:31dan Lokil Presiden Gibran Raka Bumi Raka
07:33telah mengubah wajah pertanian Indonesia.
07:37Dari sawah tumbuh harapan baru,
07:39dari tangan petani lahir ketahanan bangsa,
07:43dari kebijakan yang berpihak,
07:44hadir kesejahteraan nyata.
07:47Pertanian Indonesia kini berdampak.
07:50Untuk petani,
07:51untuk Indonesia,
07:52untuk dunia.
07:53Saudara satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
08:04tentu saja menjadi tonggak penting kebangkitan sektor pertanian nasional.
08:09Dalam kurun waktu tersebut,
08:11sektor pertanian menunjukkan kemajuan yang signifikan
08:15dalam memperkuat ketahanan pangan nasional
08:18di tengah dinamika global,
08:20sekaligus jadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional.
08:25Dan tentu saja capaian ini sekaligus menegaskan
08:28komitmen pemerintah untuk mewujudkan
08:31salah satu pilar utama astacita,
08:34mendorong kemandirian bangsa melalui swasem pada pangan.
08:38Dan saudara kebangkitan pertanian terlihat nyata
08:41dari kinerja ekonomi yang terus menguat
08:44di tengah tekanan global dan perubahan iklim yang ekstrim, saudara.
08:50dan yang Anda saksikan ini adalah visual terkini
09:16di mana sebentar lagi kita akan saksikan bersama
09:19konferensi pers atau keterangan resmi
09:22dari Menteri Pertanian Andi Ambran Sulaiman
09:25terkait dengan pencapaian Kementerian Pertanian
09:28di satu tahun pemerintahan Prabowo Gibran.
09:33Seperti yang kita tahu, saudara,
09:35sektor pertanian kembali menjadi penopang utama ekonomi nasional.
09:38Pada tahun triwulan atau pada triwulan 2 tahun 2025,
09:44sektor pertanian, saudara, di Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi
09:49sebesar 13,53 persen dengan kontribusi 13,83 persen
09:56terhadap produk domestik bruto atau PDB nasional
10:00atau senilai 822,6 triliun.
10:05Dan tentu saja, angka ini tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
10:11Pertumbuhan ini menegaskan peran vital dari sektor pertanian
10:15dalam menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
10:22Kinerja positif juga tercamin dari meningkatnya
10:25kesejahteraan petani dan penyerapan tenaga kerja.
10:31Sektor pertanian menyerap 26,75 persen tenaga kerja nasional
10:37atau sekitar 38,99 juta orang pada Februari 2025.
10:44Dan angka ini, saudara, meningkat 1,72 persen
10:50dibandingkan dengan periode di tahun yang sama, tahun 2024,
10:54yang menunjukkan bahwa pertanian
10:57tetap menjadi penggerak ekonomi rakyat.
11:03Dari total tenaga kerja tersebut,
11:06subsektor tanaman pangan menjadi penyerap terbesar
11:10dengan 19,54 juta orang
11:13atau 50,12 persen dari total tenaga kerja pertanian.
11:20Sementara kalau kita berbicara soal kesejahteraan,
11:26kesejahteraan petani tentu saja juga meningkat
11:29yang dapat dilihat dari NTP yang naik menjadi 124,36 pada September 2025
11:37di mana bulan yang sama tahun sebelumnya hanya 120,30.
11:43Kita akan saksikan bersama, saudara,
11:46keterangan resmi sebentar lagi akan diberikan
11:49dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
11:52bersama juga didampingi oleh Wakil Menteri Pertanian
11:55untuk mengungkap bagaimana capaian kinerja
12:00Kementerian Pertanian di satu tahun pemerintahan Prabowo Gibran.
12:06Terima kasih.
12:08Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
12:10Shalom, Om Swastiastu, Nabi Budaya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya, Sanraya.
12:17Saya Pak Wamen, Wamen Tang, para direksi, para tenaga ahli, staf khusus,
12:24Terima kasih yang hadir pada hari ini.
12:28Terima kasih kehadirannya.
12:31Hari ini kita akan menyampaikan beberapa hal.
12:35Ada dua hal penting.
12:38Yang pertama adalah capaian kinerja Kementerian Pertanian satu tahun.
12:44Yang kedua adalah berita bairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi, tambairi.
12:50Dan belum pernah terjadi selama merdeka, hari ini terbosan atas perintah Bapak Presiden.
12:59Minggu lalu kami diminta dipanggil Bapak Presiden menghadap, disampaikan agar melakukan revitalisasi sektor pertanian khususnya pupuk.
13:13Hari ini diminta diumumkan.
13:14Yang pertama capaian Kementerian Pertanian satu tahun pemerintahan Prabowo Gibran.
13:23Atas gagasan besar Bapak Presiden, kita membuat lompatan.
13:29Ini sesuai data BPS, FAO, dan Sursi.
13:34PJD kita penyumbang dari sektor pertanian tertinggi, yaitu 13,83%.
13:45Dan itu disampaikan oleh Menteri Keubangan pada saat fraker di DVR ini.
13:57Yang kedua, sudah tertinggi dalam sejarah, sepanjang sejarah, NTP Petani naik 124,36.
14:08Ini tertinggi, yang mempengaruhi adalah adanya kenaikan APB.
14:16Sursi Bapak Presiden langsung menaikkan dari 5.000 menjadi 6.500.000,
14:24Fakudila, petani berikmat itu, hingga 18 bulan tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 4,2 juta ton.
14:38Jadi, ini juga hasil yang membangkakan atas arahan Bapak Presiden.
14:46Yang ketiga, ekspor pertanian.
14:49Itu naik 42,19% dibanding 2024.
14:58Kemudian, tenaga kerja naik jumlahnya di sektor pertanian.
15:08Kemudian, beberapa capaian lainnya, selama ini, selama satu tahun,
15:18produksi beras sampai hari ini, itu 33,19 juta ton.
15:25Tahun lalu, satu tahun, itu 30 juta ton.
15:32Diestimasi, diperkirakan, akhir tahun, produksi sesuai BPS, 34,3 juta ton.
15:43Naik 4 juta ton dalam satu tahun.
15:47Ini adalah lompatan tertinggi sepanjang sejarah.
15:50Lompatan 4 juta ton.
15:55Dan kesejahteraan juga meningkat.
15:57Itu bukan data dari Kementerian Pertanian.
16:00Tapi, ini dari BPS, juga dirilis oleh FAO.
16:06Dan, Kementerian Amerika Serikat,
16:09United State Department of Agriculture,
16:12Dirilis pada bulan 4, 2025, bahwa Indonesia produksinya akan melompat.
16:18Kemudian juga, produksi jagung meningkat.
16:24Mudah-mudahan.
16:26Untuk suasembada pangan,
16:28perintah Bapak Presiden,
16:30itu targetkan pada kami,
16:334 tahun.
16:34Alhamdulillah, kalau tidak ada arah melintang,
16:37satu bulan, dua bulan ke depan,
16:40kita mencapai suasembada dalam waktu sesingkat-singkatnya,
16:45secepat-cepatnya,
16:47dengan produksi estimasi 34 juta ton.
16:52Ini capaian
16:52di pemerintahan tahun pertama Bapak Presiden.
16:58Kemudian yang kedua,
16:59ini pengumuman penting
17:01Bapak Presiden
17:04mengundang kami ratas
17:06beliau menyampaikan
17:08lakukan revitalisasi
17:11sektor
17:13pupuk.
17:15Karena pupuk adalah darahnya pertanian.
17:18Tanpa pupuk,
17:20tidak mungkin kita berproduksi.
17:23Beliau sampaikan
17:24tolong cek dari hulu ke hilir.
17:27Ini arahan Bapak Presiden.
17:30Yang pertama, pupuk,
17:31kita perbaiki regulasi.
17:35Dulu,
17:37harus 12 menteri
17:39yang setujui,
17:40baru pupuk bisa diadakan.
17:43Kemudian yang kedua adalah,
17:45gubernur seluruh Indonesia
17:46harus tanda tangan.
17:4838 gubernur.
17:50Tanda tangan,
17:51bukan para tanda tangan.
17:54Baru bisa dikeluarkan.
17:55Kemudian yang terakhir adalah,
17:57514
17:59bupati dan wali kota
18:01se-Indonesia
18:03harus tanda tangan.
18:04Regulasi yang mengikat,
18:06145 regulasi.
18:10Atas instruksi Bapak Presiden,
18:12melalui regulasi yang dikeluarkan,
18:14impres,
18:15itu sekarang dari pertanian
18:17ke pabrik-pabrik langsung petani.
18:21Petani seluruh Indonesia
18:22menikmati.
18:23yang kedua,
18:25adalah puluh buah pupuk.
18:27Separuh,
18:28dulu langkah pupuk seluruh Indonesia.
18:30kami kunjungan.
18:32Tonnya satu,
18:34berteriak,
18:35pupuk kurang.
18:36Alhamdulillah,
18:37kali dua,
18:389,55 juta ton.
18:42Ini juga sudah dirilaisisikan.
18:44Nah, kemudian,
18:47dari dalam,
18:49ada pupuk palsu.
18:5127 perusahaan,
18:54dan 5 perusahaan,
18:55total 100% palsu.
18:58Kemudian,
18:59selebihnya adalah,
19:01mereka,
19:02hanya kandungannya,
19:0370% dari standar.
19:04Ini kita serahkan penegak hukum.
19:07Ini sudah tersangka.
19:11Kemudian,
19:12distribusi pupuk.
19:15Ada,
19:16ini penting,
19:18seluruh distributor,
19:19penyecer kami hingbab.
19:20Jangan coba-coba menaikkan,
19:24harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
19:27Kalau,
19:28ini dinaikkan,
19:29kita izinnya akan dicabut.
19:32Minggu lalu,
19:33kita cabut,
19:342039.
19:37Kios,
19:38pengecer,
19:39itu kita cabut.
19:41Seluruh Indonesia.
19:43Tapi,
19:44kalau masih ada,
19:45ingin mencoba,
19:46pasti kita tindak,
19:48pasti kita cabut.
19:49Ijinnya.
19:50Nah,
19:51kemudian,
19:52sistem penyeluruhan kita kawal.
19:55Hari ini,
19:57ini,
19:58ini adalah,
20:02milestone,
20:03tonggak sejarah,
20:05revitalisasi,
20:07sektor,
20:08pupuk,
20:09pesanan produksi.
20:10Ini sangat penting,
20:12hari ini diumumkan,
20:14atas arahan Bapak Presiden,
20:16atas perintah Bapak Presiden.
20:18Tolong,
20:18hari Rabu,
20:19diumumkan,
20:22harga pupuk,
20:27turun,
20:2820%,
20:29berlaku mulai hari ini.
20:31ini adalah berita gembira,
20:38tahun ke-2,
20:39masuk tahun ke-2,
20:40pemerintahan,
20:41Bapak Prabowo Gibran.
20:44Ini tidak pernah terjadi,
20:46sepanjang sejarah.
20:48Kami umumkan,
20:50tolong seluruh yang hadir,
20:51pada hari ini,
20:52PPR,
20:53Bapak Bisa,
20:54seluruh yang hadir,
20:55dicatat baik-baik.
20:56dan nanti,
20:58mana kala ada yang naikkan,
21:00harga pupuk,
21:01akan izinnya dicabut,
21:03dan diproses hukum.
21:05Ini harus kita kawal.
21:07Kami pastikan ke depan,
21:09insya Allah,
21:10produksi akan naik lebih tinggi,
21:12karena,
21:13pasti,
21:14yang pasti adalah,
21:16NTP naik,
21:17kesejahteraan petani naik,
21:18biaya produksi turun,
21:19otomatis produksi akan naik,
21:22tahun-tahun berikutnya.
21:24Karena ini adalah,
21:25terobosan hasil,
21:27revitalisasi,
21:28hasil perbaikan tata kelola,
21:30bersama seluruh,
21:32Direktur,
21:33kebetulan,
21:34komutnya adalah,
21:35Pak,
21:37Wamin Kami,
21:38Pak Sudari,
21:39Pak Sudari,
21:40Pak Sudari,
21:40Pak Sudari,
21:40Pak Sudari,
21:40Pak Sudari,
21:40Pak Sudari,
21:41Pak Sudari,
21:41Pak Sudari,
21:42Kemudian ada dirutnya,
21:45Pak Dirut Pak Rahmat,
21:46ada Direktur Keuangan,
21:49Komisaris,
21:49ini bukan kerja sendiri,
21:51terpenting,
21:52kita semua,
21:53termasuk media.
21:55Kami,
21:55tolong dicatat dengan baik,
21:57Uria,
21:58dari,
22:00Rp2.250 per kilo,
22:04menjadi,
22:06Rp1.800,
22:08turun,
22:09Rp450 per kilogram,
22:12seluruh Indonesia.
22:15Hitungan persat,
22:17Uria,
22:18ini dari,
22:19Rp1.112.500,
22:23turun,
22:24menjadi,
22:25Rp90.000 per sat,
22:28ini,
22:29adalah,
22:31luar biasa,
22:34inilah,
22:35hasil dari,
22:36efisiensi,
22:36efektif,
22:38produktif,
22:39ini adalah,
22:40hasil,
22:41efisiensi anggaran,
22:42yang,
22:43dilakukan,
22:44oleh,
22:45pemerintah,
22:46efektivitas,
22:47efisien,
22:48dan seterusnya.
22:49Ini,
22:49tidak menambah,
22:50anggaran APBN,
22:52ini,
22:53tidak menambah,
22:54anggaran APBN,
22:55tetapi,
22:56menurunkan,
22:57harga,
22:5720%,
22:58kemudian,
22:59NPK,
23:00Rp2.300,
23:02menjadi,
23:02Rp1.840,
23:05per kilogram,
23:08persat,
23:09NPK,
23:10Rp115.000,
23:12menjadi,
23:13Rp92.000,
23:15persat,
23:16ini,
23:17berita baik,
23:18untuk petani,
23:19seluruh Indonesia,
23:20Rp160,000,
23:22warga petani kita,
23:24menanti,
23:24berita ini,
23:26karena,
23:26yang terjadi sebelumnya,
23:27puluhan tahun adalah,
23:28tiap tahun naik,
23:30atau tiap dua tahun,
23:31sekarang,
23:33turun,
23:34karena hasil,
23:35efisiensi,
23:36yang,
23:37merupakan,
23:38gagasan besar,
23:39Bapak Presiden,
23:40Republik Indonesia,
23:42dan juga,
23:44ada nomor HP,
23:45sudah,
23:45ada disampaikan,
23:48tunjukkan,
23:48ini,
23:49saudaraku,
23:50sahabatku,
23:51kalau ada,
23:52yang,
23:54coba-coba,
23:54menaikkan,
23:55dari harga,
23:56yang ditetapkan,
23:56pemerintah,
23:58tolong,
23:58dihubungi,
23:59kontak pengaduan,
24:00pupuk,
24:01jadi,
24:02hubungi,
24:03ini,
24:05kontak pengaduan,
24:06pupuk,
24:07itu,
24:08pasti,
24:08langsung,
24:09ditindakan,
24:09juri,
24:10kepada seluruh,
24:11saudaraku,
24:12sahabatku,
24:13distributor,
24:14pengece,
24:15seluruh Indonesia,
24:17kami himbau,
24:18bila,
24:19Anda,
24:19menaikkan harga,
24:21pada hari itu juga,
24:22izinnya,
24:23kami cabut,
24:24tidak ada,
24:25ruang lagi,
24:26untuk mempermainkan,
24:27petani Indonesia,
24:28tidak,
24:29tidak ada ruang lagi,
24:31mafia,
24:31atau korupsi,
24:32di sektor pertanian,
24:33ini adalah,
24:34kepentingan,
24:35hajat hidup orang banyak,
24:37kita harus berjuang bersama,
24:39Presiden selalu,
24:40perintahkan,
24:41hilangkan koruptor,
24:42mafia,
24:43hilangkan,
24:44dan,
24:45tolong,
24:46support petani seluruh Indonesia,
24:48beri yang terbaik,
24:50tolong,
24:50perhatikan nasib mereka,
24:51Bapak Ibu sekalian,
24:54sebelum kami tutup,
24:57mungkin,
24:57ada pertanyaan,
24:58dari teman-teman wartawan,
25:00tentang hal ini,
25:02silahkan,
25:03silahkan,
25:05selamat pagi Pak Amra,
25:08saya Alimba,
25:08dari Pak Lidus,
25:09izin bertanya,
25:10mengenai tadi,
25:11ekspor pertanian,
25:12naikkan 42,19%,
25:14boleh dijelaskan,
25:15lebih rinci lagi,
25:15tidak apa saja yang naik,
25:16terus,
25:17kedua,
25:17tadi juga dijelaskan,
25:18tenaga kerja naik,
25:19di sektor pertanian,
25:20itu kenaikannya berapa,
25:21dan,
25:22apakah ini termasuk,
25:24petani milenial,
25:25atau bagaimana,
25:25terima kasih.
25:26Yang pertama,
25:27ini,
25:28milenial,
25:29kenapa,
25:30kenapa meningkat tenaga,
25:32jumlah tenaga sektor pertanian,
25:33yang pertama adalah,
25:35kita mentransformasi pertanian,
25:39tradisional,
25:40kemoderan,
25:41kita membangun rencana 3 juta hektare,
25:443 juta hektare ini,
25:45kita membuat setara dengan negara maju,
25:48seperti Amerika dengan China,
25:49kita membuat setara dengan teknologinya,
25:53kita buat klaster,
25:54sehingga,
25:55anak-anak muda turun,
25:57bagaimana menarik,
25:58agar milenial generasi set mau turun,
26:01sekarang sudah 27 ribu,
26:03ikut,
26:04bagaimana caranya supaya ikut,
26:06yang pertama adalah,
26:08menggunakan teknologi tinggi,
26:09yang kedua adalah,
26:10pendapatannya lebih tinggi,
26:13kalau dia menjadi,
26:14pegawai,
26:15atau pekerjaan lainnya,
26:16Alhamdulillah,
26:18testimoni mereka,
26:19mereka dari Maroke,
26:21dari Kalimantan,
26:22dan Aceh,
26:23itu pendapatannya rata-rata,
26:2615 sampai 20 juta,
26:27kita berikan fasilitas,
26:29kita berikan alat pertanian,
26:31hibah untuk mereka,
26:32dan nanti,
26:33ini insya Allah berkelanjutan,
26:35ekspor,
26:36ekspor kita,
26:37kenapa meningkat,
26:38ada yang menarik,
26:39salah satu contoh,
26:40kelapa,
26:41kelapa,
26:43bahkan industri dalam negeri,
26:46itu agak kesulitan,
26:47kenapa,
26:47harga kelapa,
26:48tiba-tiba naik,
26:49seratus tiga,
26:50seribu tiga ratus per kilo,
26:53seribu tiga ratus per kilo,
26:55tiba-tiba naik,
26:56lima ribu,
26:57sampai sepuluh ribu,
26:59dan ada pergeseran,
27:00pola konsumsi,
27:03China,
27:04India,
27:05dan Eropa,
27:06itu,
27:06coconut milk,
27:07visio,
27:09ada coconut milk,
27:10kemudian visio,
27:11ini dikonsumsi,
27:13karena ini sehat,
27:14dari minumnya susu,
27:15bergeser,
27:17nah,
27:18sekarang,
27:19kita,
27:20Bapak Presiden minta,
27:21hilirisasi,
27:22agar ekspornya lebih tinggi,
27:24tahu,
27:25sekarang,
27:26harga,
27:26seribu,
27:27tiga ratus lima puluh,
27:28per kilo,
27:30kalau ini dihilisasi,
27:31kita ekspor,
27:32visio,
27:34dan,
27:35air kelapa,
27:36kita kemas dengan baik,
27:38itu sekarang,
27:38ekspor,
27:39dua puluh empat triliun,
27:42dan,
27:42kalau ini kali seratus,
27:44itu menjadi,
27:45dua ribu empat ratus triliun,
27:47itu baru kelapa,
27:48inilah,
27:48maksud,
27:50Bapak Presiden,
27:51kita melakukan hilirisasi,
27:53jadi,
27:53yang kita ekspor adalah,
27:54bahan jadi,
27:55yang kedua,
27:56kakao coklat,
27:58kita,
27:58processing dalam negeri,
28:00sehingga menjadi,
28:01coklat,
28:02coklat yang kita ekspor,
28:04bukan,
28:04kakao mentah,
28:05dan,
28:05minta kita ekspor ke negara lain,
28:07nah,
28:08itulah mimpi-mimpi kita,
28:10ke depan,
28:11yang mana,
28:11dimannya tinggi tingkat dunia,
28:13itu yang kita hilirisasi sekarang,
28:15itu bisa peningkatan ribuan,
28:17triun,
28:18oke,
28:18silahkan,
28:19yang kedua,
28:20silahkan,
28:20selamat pagi Bapak Bapak Bapak,
28:23saya Marti dari Sienvisi Indonesia Pak,
28:26Pak izin mau,
28:27minta dilaborasikan lagi,
28:29terkait dengan efisiensi,
28:30yang tadi Bapak sampaikan,
28:31efisiensi apa saja sih Pak,
28:33sampai harga umpuk,
28:34bisa turun sampai 20%, Pak,
28:36terima kasih.
28:37Ini cedih banget,
28:38ini mantap-mantap,
28:39pertanyaan,
28:40inilah pertanyaan,
28:41yang ditunggu banyak orang,
28:44yang pertama adalah,
28:45ini teluncat,
28:46ini menarik,
28:48ini persoalan,
28:49cara,
28:49kami,
28:51tongkrongi 3 minggu,
28:53bersama,
28:53ini direksi-direksi luar biasa,
28:56komutnya luar biasa,
28:57Pak Dari ini luar biasa,
29:00nah,
29:02kita tongkrongi,
29:03perhatikan,
29:04dulu subsidi di hilir,
29:07pupuk yang ada,
29:09kita subsidi di hilir,
29:12sekarang,
29:13ini kan,
29:15milih negara,
29:17apa salahnya,
29:18kalau kita bergeser,
29:18subsidi di puluh,
29:20bahan baku,
29:22inputnya,
29:23ini,
29:25kita geser,
29:26inputnya yang,
29:27kita subsidi,
29:28tentu,
29:30jumlahnya kecil kan,
29:31kita hemat,
29:32kurang lebih,
29:33dari total,
29:3410 triun,
29:35yang pertama,
29:37kita hemat,
29:37buka bank,
29:39karena pembayarannya,
29:40di akhir tahun,
29:42benar,
29:42katakanlah,
29:447 persen,
29:457 kali,
29:46bulat,
29:467 kelima,
29:473 triun,
29:48bunga saja,
29:50ini kita hemat,
29:51baru bunga,
29:52yang kedua adalah,
29:54subsidi,
29:56itu,
29:57yang ada regulasi kita adalah,
29:59cost plus,
30:00artinya apa,
30:01kalau 10 triun,
30:04biaya operasional,
30:0510 persen untungnya,
30:07itu 1 triun,
30:07kita ini bongkar,
30:10karena kenapa,
30:11tidak menguntungkan negara,
30:13contoh,
30:14pabrik tua,
30:16itu lebih banyak untungnya,
30:17daripada pabrik baru,
30:19saya ulang,
30:20pabrik tua,
30:21lebih banyak untungnya,
30:22daripada,
30:23pabrik baru,
30:24kenapa,
30:25karena biaya operasional,
30:27pabrik tua,
30:28ditambah,
30:3010 persen,
30:31tentu menguntungkan,
30:32kalau pabrik tua kan,
30:33karena biayanya banyak,
30:34jumlah biaya ini,
30:35ditambah 10 persen,
30:37oke,
30:38berarti,
30:40ini yang menguntungkan bagi,
30:42PT Pupuk Indonesia,
30:44tapi tidak menguntungkan,
30:45bagi petani dan negara,
30:47akhirnya kita ubah,
30:48adalah,
30:50profesional,
30:51berapa biayanya,
30:53silahkan operasikan sendiri,
30:56tentu memilih pabrik baru,
30:58kalau pabrik baru,
31:01kalau pabrik baru,
31:03pabrik tua,
31:03aku bandingkan,
31:04pabrik tua menggunakan,
31:06bahan baku gas,
31:07itu 43 persen,
31:09pabrik baru,
31:10itu bisa 22 persen,
31:1223 persen,
31:13ini hampir separuh,
31:17kita bisa mendirikan,
31:18pabrik baru,
31:19karena efisensi efektif tadi,
31:21rancangan kita,
31:22adalah,
31:23membangun,
31:24tujuh pabrik baru,
31:265 sampai 10 tahun,
31:28tetapi,
31:30ini dirutnya,
31:31dan komutnya,
31:31mengatakan,
31:33bisa diresmikan,
31:34sebelum,
31:355 unit,
31:36sebelum,
31:372029,
31:38dan ini adalah,
31:39repodusi,
31:40yang biasa,
31:43saya ulangi,
31:44supaya pelang-pelang,
31:44supaya paham,
31:45yang tadi bertanya,
31:46perhatikan,
31:47dulu subsidi di hulu,
31:49tadi gilir,
31:50kita tarik,
31:51disini,
31:5244 triliun,
31:53kita tarik,
31:54subsidinya,
31:55di,
31:55bahan-bahan,
31:58berarti,
31:58lebih murah kan,
31:59kita efisien,
32:00bunga bank,
32:01kemudian yang tadi,
32:02regulasi yang mengikat,
32:04bahwa,
32:05kos,
32:06biaya,
32:07ditambah 10%,
32:08tentu logikanya,
32:10makin tinggi biaya operasional,
32:12untungnya,
32:13makin tinggi kan,
32:15kan,
32:16dan,
32:16lebih menguntungkan,
32:18pabrik,
32:19ini peraturan lama ya,
32:20pabrik,
32:21yang,
32:21tua,
32:23umurnya 50 tahun ya,
32:24umurnya 50 tahun,
32:25lebih menguntungkan,
32:26daripada pabrik yang,
32:27umurnya 1 tahun,
32:29bayangkan,
32:31ini peluang tahun,
32:32kita bongkar,
32:33atas perintah Bapak Presiden,
32:34hasilnya,
32:35adalah,
32:36menarik,
32:37ada yang berupa 1,
32:38sekarang,
32:39turun biayanya 20%,
32:41ada tambahan,
32:43ulaman,
32:44700 ribu ton,
32:46tanpa menambah biaya,
32:48ini nilai yang diinginkan,
32:52repitasi Bapak Presiden,
32:54perintah kami,
32:56langsung,
32:56dan,
32:58petani menikmati,
33:00bahkan,
33:00ada pulumennya,
33:01subsidi 1 juta,
33:02bisa,
33:03ya,
33:04700,
33:04tidak apa-apa,
33:05yang terpenting,
33:06biaya petani,
33:08turun harga,
33:09untuk petani kita,
33:10padi saja,
33:11itu,
33:129 juta,
33:12dengan keluarganya,
33:13100 juta lebih,
33:15itu turun 20%,
33:16jangan pernah kita bayangkan,
33:19aku ini petani,
33:20aku ini keluarga petani,
33:21bisa merasakan apa,
33:22dirasakan petani seluruh Indonesia,
33:24seberapa kita,
33:25turun 100 rupiah,
33:2810 rupiah,
33:28apalagi 400 rupiah,
33:29per kilo,
33:30itu luar biasa,
33:31bagi petani Indonesia,
33:32kami punya sejarah,
33:36mau beli ubi saja,
33:383 biji,
33:39uang saya 5 rupiah,
33:40itu tidak cukup,
33:41waktu itu,
33:43jadi aku rasakan,
33:43aku bisa merasakan,
33:45aku,
33:45kami mengerti,
33:46dunia kenali ekonomi,
33:48petani Indonesia,
33:50oke,
33:50yang lain,
33:52itu menarik,
33:53silahkan,
33:53Pak Izin,
33:54Pak Izin,
33:54sebenarnya,
33:55izin,
33:55Bapak,
33:56selamat pagi,
33:56saya aturin,
33:57dari Komas TV,
33:58Pak Izin,
33:58Pak Izin,
33:59Pak Izin,
33:59Pak Izin,
34:00dan harapannya,
34:00Pak Izin,
34:01Pak Izin,
34:01Pak Izin,
34:01Sekarang,
34:20ini sudah ada evidence,
34:22sudah ada fakta,
34:22sudah ada bukti,
34:24bukan nomor-nomor,
34:25tersangka hari ini,
34:27pupuk,
34:27itu puluhan,
34:29beras,
34:31empat puluh satu,
34:32Pak Pak Hori kemarin datang sini,
34:34ini ada Satgas Pangan,
34:36ada dari Kejaksaan,
34:39ini tidak main-main,
34:40kita tindak langsung,
34:42ini baru sebas bulan,
34:45oh sorry,
34:45sudah dua bulan,
34:47itu,
34:49yang tersangka,
34:51mungkin ya,
34:52sudah enam puluh,
34:53tujuh puluh,
34:55itu,
34:56baru satu tahun,
34:58dan Anda tahu,
35:00yang tersangka,
35:01itu banyak,
35:02ada minyak goreng,
35:03ada,
35:03kemarin ada minyak goreng itu,
35:05ada,
35:06beras,
35:08pupuk palsu,
35:11kemarin terakhir,
35:132079 itu tidak munka,
35:15kami laporan Bapak Presiden,
35:17Bapak Presiden,
35:18ini ada lagi melangkah,
35:19gas puluh,
35:20jawabannya sederhana,
35:21satu kan,
35:21gas puluh,
35:22terima kasih Bapak Presiden,
35:23sudah,
35:26itu sudah dikhidratkan,
35:27tindakan langsung,
35:28tidak ada kompromi,
35:32bagi pelaku,
35:33kejahatan terhadap,
35:35hayat hidup orang banyak,
35:36tangan bermasalah,
35:37negara bermasalah,
35:38tidur lalu pesan Bapak Presiden,
35:40jadi kita kawal bersama,
35:42nanti ini ada nomor telepon,
35:43begitu masuk,
35:45dari,
35:45Polda,
35:47Polres,
35:47sampai,
35:49Polsek,
35:50menidak lanjut,
35:51dan itu kita sudah sepakat,
35:53pajak sagung kami sudah sepakat,
35:55Pak Kapolri,
35:56sudah sepakat,
35:57TNI,
35:59luar biasa,
35:59Bapak Ibu sekalian,
36:01perlu aku sampaikan,
36:02seluruh capaian ini,
36:03bukan,
36:03kita semua,
36:05ada TNI,
36:07luar biasa,
36:08berjibaku di lapangan,
36:11terima kasih,
36:11kami mewakili petani Indonesia,
36:13mengucapkan terima kasih,
36:15yang setinggi-tingginya,
36:17pada jajaran TNI,
36:18pada Panglima,
36:18Kasau-Kasau seluruh Indonesia,
36:21yang memberikan perhatian,
36:23pada sektor pertanian,
36:25yang kedua,
36:26Pak Kapolri,
36:27seluruh kepolisian,
36:28seluruh Indonesia,
36:29Kapolda,
36:30Kapolres,
36:31sampai Polsek,
36:32kami ucapkan terima kasih,
36:34juga,
36:34Pak Jaksanggum,
36:36sampai Kajati,
36:37Kajati,
36:38Kajati,
36:40kami ucapkan terima kasih,
36:42ini adalah hasil kerjaanak,
36:44bangsa,
36:45bukan saya,
36:46kami hanya bagian kecil,
36:48dan media,
36:49teman-teman media,
36:51kami banyak melakukan,
36:52punishment tindakan,
36:54karena ada berita di media,
36:56kami telusuri,
36:57terima kasih,
36:58teman-teman media,
36:59tolong,
36:59beritakan,
37:00beritakan,
37:01kritik yang konstruktif,
37:03kami tunggu,
37:05teman-teman media,
37:06asal satu,
37:07aku minta,
37:08jangan fitnah,
37:09kalau sekali-sekali,
37:11bolehlah,
37:11kita saling komunikasi,
37:12tolong,
37:13ini keliru,
37:14tapi,
37:15jangan ada kesengajaan,
37:16ini negara milik bersama,
37:18tidak menutup kemungkinan nanti,
37:20dari media,
37:21atau tentara,
37:22TNI,
37:22boleh jadi menteri pertanian,
37:24kita tidak tahu,
37:26atau PIMPRED ini,
37:27jadi,
37:27menteri BWP,
37:28dulu ada,
37:29Pak Dahulang,
37:29makasih ya,
37:33makasih semuanya,
37:35cukup ya,
37:36karena saya ada acara,
37:38Dinda,
37:39satu ya,
37:41langsung,
37:43ini terkait penurunan,
37:45apakah kualitas pokoknya,
37:47juga ada penurunan,
37:48atau sama,
37:48yang ada,
37:52perhatikan,
37:54kualitasnya tetap,
37:55kalau perlu ditingkatkan,
37:56tetapnya sudah pasti,
37:57yang kedua,
37:58volume-nya bertambah,
38:00yang ketiga,
38:01harganya turun,
38:02yang keempat,
38:04tambahan APBN,
38:04untuk subsidi,
38:05tidak bertambah,
38:06cantik kan,
38:07nah itulah,
38:08Prabowo Subianto,
38:11itulah,
38:12makasih,
38:14Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
38:16oke,
38:17baru saja kita saksikan bersama,
38:18bahwa keterangan resmi,
38:20sudah disampaikan oleh,
38:21Menteri Pertanian,
38:22Andi Amran Sulaiman,
38:23yang mengatakan bahwa,
38:25salah satu capaian terbesar adalah,
38:26di sektor pertanian,
38:28ekspor naik sebesar 42,19%,
38:32dan dari komoditas kelapa,
38:34serta coklat,
38:35menjadi penyumbang paling tinggi,
38:37kenaikan ekspor di sektor pertanian,
38:40sementara untuk produksi beras,
38:42Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa,
38:44Indonesia di tahun ini,
38:46memiliki produksi 33,19 juta ton,
38:50dan angka ini naik,
38:52dibandingkan tahun sebelumnya,
38:53di tahun 2024,
38:55yang mencapai 30 juta ton,
38:58targetnya,
39:00sodara,
39:00akhir tahun 2025 ini,
39:03produksi beras ini,
39:04bisa mencapai 34 juta ton,
39:07dan tadi juga,
39:08sempat dikatakan,
39:09bahwa,
39:09Menteri Pertanian,
39:10mengatakan bahwa,
39:11harga pupuk,
39:13turun 20%,
39:14ini tentu saja,
39:15menjadi kabar baik,
39:18di sektor pertanian,
39:19dan juga para petani,
39:20karena,
39:20sekali lagi,
39:21kita saksikan bersama,
39:23bahwa Menteri Pertanian,
39:24mengatakan bahwa,
39:25harga pupuk,
39:26turun 20%,
39:28dan diimbau,
39:29kepada distributor,
39:30dan pengecer,
39:31jangan coba-coba,
39:32untuk menaikkan,
39:33harga pupuk,
39:35kalau tidak,
39:36bahwa,
39:36maka,
39:37izinnya,
39:38akan dicabut.
Dianjurkan
1:42
|
Selanjutnya
3:01
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
2:17
7:36
1:29