Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengunjungi Kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) di Wisma Mandiri, Jakarta, Selasa, 14 Oktober. Kunjungan ini diwarnai gurauan dari Purbaya. Saat mendengarkan pemaparan program dari Menteri PKP Maruarar Sirait (Ara), Purbaya tiba-tiba tersadar dengan luasnya ruang kerja Menteri Ara.
Menurutnya, Menteri Ara tidak adil, karena ruang kerjanya luas namun rumah yang dibangun untuk ditempati rakyat ukurannya kecil. Pertanyaannya, apa makna di balik candaan Purbaya? Pakar Forensik Bahasa atau Ahli Bahasa Prof. Wahyu Wibowo dan Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra menjelaskan makna di balik candaan Purbaya. Simak informasi selengkapnya di VOI.id. #purbaya
00:00Menteri Keuangan Purbaya Yudhisa Dewa gemar melontarkan gurawan kepada menteri-menteri lain.
00:05Namun, di balik gurawan itu tersirat sindiran yang cukup pedas.
00:10Simak informasi selengkapnya di follow hari ini.
00:16Menteri Keuangan Purbaya Yudhisa Dewa mengunjungi kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman di Wisma Mandiri, Jakarta, selasa 14 Oktober.
00:25Tujuan kunjungan itu adalah mengecek serapan APBN 2025 di Kementerian PKP.
00:31Namun, kunjungan ini diwarnai gurawan dari Purbaya.
00:34Saat mendengarkan pemaparan program dari Menteri PKP Maru Arar Sirait atau Menteri Ara, Purbaya tiba-tiba salvok dengan luasnya ruang kerja Menteri Ara.
00:45Menurutnya, Menteri Ara tidak adil karena ruang kerjanya luas, namun rumah yang dibangun untuk dijual dan ditempati rakyat ukurannya kecil.
00:55Purbaya mengusulkan agar luasan rumah subsidi idealnya menjadi 45 meter persegi.
01:01Yang dinilai lebih manusiawi dan nyaman dibandingkan tipe 36 meter persegi.
01:07Ini ruang kerja Anda?
01:09Ya, ruang kerja, ruang rapat, ruang nerima aspirasi, kemarin ratusan orang gigi.
01:14Ya, ruang kerja gini Anda kasih apaturnya berapa?
01:17Tentu-tentu.
01:18Tentu-tentu.
01:19Tentu-tentu.
01:19Tentu-tentu.
01:19Tentu-tentu.
01:20Tentu-tentu.
01:20Tentu-tentu.
01:22Tentu-tentu.
01:22Tentu-tentu.
01:23Tapi ini multifungsi, Pak.
01:25Jadi multifungsi, satu ruang.
01:27Tentu-tentu.
01:28Tentu-tentu.
01:29Tentu-tentu.
01:30Tentu-tentu.
01:31Tentu-tentu.
01:32Tentu-tentu.
01:33Tentu-tentu.
01:33Purbaya lantas mengatakan kepada awak media bahwa ia hanya bercanda atau main-main saja.
01:39Dalam pertemuan itu, Purbaya juga menyentil isu perumahan yang jadi perhatian publik, yakni proyek Meikarta.
01:45Menteri Ara kemudian menjelaskan bahwa Meikarta bukanlah proyek mangkak.
01:50Ia mengapresiasi bos Lipo Group, James Riyadi, yang telah menunjukkan itikat baik dengan melakukan refund kepada konsumen yang belum mendapat unit pada tahap 1 dan 2.
02:00Dalam hasil evaluasinya, Menteri Purbaya menemukan penyerapan anggaran kementerian PKP yang belum maksimal.
02:06Ia pun meminta Menteri Ara segera mendorong penyerapan anggaran tersebut.
02:10Terutama terkait KPR subsidi atau FLPP 350.000 unit.
02:15Purbaya tak segan mengancam akan menarik anggaran tersebut jika tidak terserap hingga akhir bulan.
02:21Saya ingin lihat akhir bulan seperti apa.
02:23Nanti kalau bagus, ya kita nggak pindahin uangnya.
02:26Tapi kalau ada masalah, ya kita pindahin tempat lain dulu.
02:30Kata Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa.
02:33Purbaya memprediksiki jika sektor properti dapat berkembang, pertumbuhan ekonomi RI bisa menyentuh 5,6 sampai 5,7 persen.
02:42Dia bahkan bergurau, jika target di atas 5 persen itu tercapai, ia akan mendapat hadiah dari Presiden Prabowo.
02:49Gaya Menteri Koboy yang menyindir ruang kerja Maruak Sirait ini menimbulkan pertanyaan.
02:54Apa arti dibalik candaan Purbaya? Apakah sindiran ini adalah teknik komunikasi cerdas untuk mengingatkan tanggung jawab Menteri lain terhadap anggaran publik?
03:04Atau pure hanya gurauan saja?
03:06Jadi sebetulnya tidak ada sifatnya yang sifatnya mendek atau apa enggak, bercanda.
03:11Memang gayanya gaya bercanda dan itu kelihatan dari ke semua orang kalau lagi suasana bicara, ke semua kesempatan bila dia bicara selalu ada gurauannya gitu.
03:26Jadi memang orang itu bergurau itu. Orang itu memang bergurau.
03:29Jadi nggak usah baper juga yang diajak ngobrol. Itu model-model yang memang memilih keterbukaan, pergaulan gitu.
03:50Kalau beliau masih ada yang sifatnya mengganjal gitu, mungkin cara dia breaking ice-nya gitu.
04:01Bercanda aja gitu. Bercanda itu kan kalau dalam jurnalistik kan. Kalau sebuah tulisan jurnalistik, bercanda itu kan ibarat tulisan kita dilempari berlian gitu.
04:17Itu juga sesendok berlian.
04:24Beliau bayangkan. Berlian lho?
04:26Dia sebuah tulisan kita itulah yang namanya bercanda. Jadi memang berharga gitu.
04:30Bercanda itu maksudnya gitu.
04:32Kalau dalam ilmu-ilmu kuno, jurnalistik, gitu mbak.
04:36Jadi nggak apa-apa. Itu memang juga memperlihatkan sesuatu yang baru di kalangan kabinet.
04:46Ya Pak Prabowo itu.
04:50Dan gitu. Nggak apa-apa juga itu.
04:53Bercandaan tapi kan kalau lihat cerita, kalau lihat pidatonya dan sebagainya, dia kan serius orangnya.
05:00Serius orangnya.
05:02Bercandaan tapi serius.
05:04Jadi kalau dia bilang sama Menteri Perumahan, dia bilang,
05:08ini kok uang kerja kok gede banget sih kalau dibikin buat rumah.
05:14Banyak banget ini gitu kan.
05:16Itu kan sebetulnya kan bercanda.
05:18Walaupun bercandanya di, ya ada sesuatu yang ada sentilan dikit lah.
05:24Sentilan namanya kan. Sentilan dikit lah gitu.
05:27Kira-kira itu kan gaya-gaya orang Bogor mbak.
05:30Sama seperti dengan orang Betawi kalau ngomongan gitu kan.
05:33Tadisi dia.
05:35Kan selama ini pemerintah mengatakan keterbukaan publik harus dikedepankan.
05:42Tapi selama ini juga kita lihat bahwa semuanya serius.
05:47Orang semua serius.
05:49Cuma beliau yang enggak.
05:51Kita semua tahu.
05:53Sampai dengan hal-hal kecil yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
06:00Dia buka tuh.
06:02Dia buka.
06:03Gak apa-apa.
06:04Itu teknik komunikasi kok.
06:06Oke tuh.
06:07Oke banget mbak itu.
06:09Jadi kembali ke cerita tadi, saya setuju.
06:11Saya dukung deh bapak itu.
06:13Gitu.
06:15Masa jangan...
06:20Gimana ya kalau menghadapi orang?
06:22Yang tidak boleh baper menengahkan beliau.
06:26Dengerin aja.
06:27Gitu.
06:28Gitu mbak.
06:30Jadi gak apa-apa teknik komunikasi itu kan.
06:32Komunikasi begitu.
06:33Antara lainnya gitu.
06:34Jadi tadi saya ibaratkan kan.
06:37Humor itu ibarat.
06:39Kita menyebar pergelian satu sendok.
06:42Mbak.
06:43Lalu di jumlah pergelian satu.
06:45Mengeri.
06:46Jadi.
06:47Kalau di Jurnalistik.
06:48Kedalam tulisan kita.
06:49Kan indah banget tuh.
06:51Jadi.
06:52Pendok pergelian banyak lho mbak.
06:53Itu.
06:54Tapi orang gak tahu.
06:55Gitu.
06:56Gitu.
06:57Menyotuk.
06:59Bolehnya gak boleh.
07:00Anti baper.
07:01Jangan baper.
07:02Ngadang cowboy.
07:03Sebenarnya kalau saya bukan menteri cowboy itu bilang.
07:04Jangan bilang menteri cowboy harusnya ya.
07:06Menteri jawara boleh lah gitu.
07:08Don't go away to best run.
07:10Don't.
07:11I mean, that's all.
07:12When I was with a point of view,
07:17I was trying to give credit point to the head of the BPS
07:23that was in the corner of the corner.
07:26He said that he was able to receive five more points.
07:30That's why it's a more value.
07:32No!
07:33That's one thing.
07:35Now, when we see, when I talk about the problem,
07:39Pak Purbaya didn't impress.
07:42They didn't confirm.
07:44Why?
07:45He didn't capture the other topic.
07:47He didn't impress on the other things.
07:51He didn't focus on other things.
07:54He was so upset.
07:57like, I feel like I'm like,
08:02I said, what should I say?
08:05Then she said, it's a place at home,
08:10so it's a place for people,
08:12so we're in the midst,
08:15we're in the midst of the call.
08:17Then we're out of stressā¦
08:19and people are out thereā¦
08:22At the end,
08:24then we're out for the right to play,
08:26Then, his hand is like this.
08:31The nostril is sentient by someone when he is nervous.
08:37Usually, when someone asks a question that he doesn't have to answer,
08:43or when he says something,
08:45he says,
08:46this doesn't mean that from the beginning,
08:49he goes back to the beginning.
08:52But it's not.
08:53This is the beginning of the beginning.
08:56Then, he says,
08:58this is the beginning of the beginning.
09:01What do you mean?
09:03Why do you need to be nervous for something that is angry?
09:06If we are angry, we are nervous.
09:08If we are angry, we are not angry.
09:10We are not angry.
09:11We are not angry.
09:12What do you mean?
09:15What do you mean?
09:16It's not angry.
09:18It's true, sir.
09:19I think,
09:21I am angry.
09:22I, the conclusion that he has to be angry with,
09:25but he is scared.
09:26That's clear.
09:27That's obvious.
09:28It's clear.
09:29And,
09:30can you pay attention to that?
09:31We ask that
09:32the response?
09:33It must be replied.
09:36But, this is multi-functions and everything.
09:38If you are angry,
09:40yang tidak
09:41you think that it was a huge one, why did you give the explanation?
09:47Just, just.
09:48He said and he said, he said, he said, I don't know what he's talking about and he said,
09:52but he said, and this is for it, he said, this is for the aircraft and all kinds of fun.
09:57It's like that.
09:58It's about it.
10:00It's about it.
10:01It's about it.
10:02It's about it.
10:04And it's not easy.
10:07It's only one who feels wrong, it's not normal.
10:09According to Mirsa Foyi, what kind of Purbaya is effective to protect the use of the government?
Be the first to comment