Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik Danantara Indonesia yang dinilai lebih banyak menggunakan dividen BUMN untuk membeli obligasi atau SBN pemerintah.

"Saya tadi sempat kritik. Kalau Anda taruh obligasi begitu banyak di pemerintah, keahlian Anda apa?" ujar Menkeu Purbaya, Rabu (15/10/2025).

"Tapi mereka bilang, ini kan hanya tiga bulan terakhir. Karena enggak sempat untuk buat proyek. Ke depan akan mereka perbaiki," lanjutnya.

Baca Juga Menkeu Luncurkan Lapor Pak Purbaya untuk Aduan Pajak dan Cukai: Petugas Salah, Kita Sikat! di https://www.kompas.tv/nasional/623300/menkeu-luncurkan-lapor-pak-purbaya-untuk-aduan-pajak-dan-cukai-petugas-salah-kita-sikat

#purbayayudhisadewa #danantara #breakingnews #menkeu


Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/623384/menkeu-purbaya-kritik-danantara-taruh-obligasi-banyak-di-pemerintah-keahlian-anda-apa
Transkrip
00:00Ini kan rapat pertama saya di Dewan Pengawas Padan Antara, baru sekali ini saya ikut.
00:10Jadi saya banyak nanya apa sih itunya.
00:12Tadi itu ya persetujuan RKT 2025 dan beberapa rencana mereka 2026,
00:19termasuk tadi pemilihan, ada pemilihan komite independen untuk Padan Antara sudah putus cepat.
00:31Jadi rapatnya berlangsung bagus sekali, terbuka, saya tanya macam-macam, mereka jawab macam-macam juga.
00:38Jadi harusnya saya ke depan akan lebih baik karena mereka tahu kita pengawasi dengan betul.
00:49Ada pendapat pembahasan tapi mereka bilang mereka akan pelajari lagi seperti apa.
00:55Belum tegas sih seperti yang diperlapkan ya Pak?
00:59Mereka ngontot aja.
01:00Pak, posisi Bapak terkait dengan atlet dan sempat ini lebih baik diinjeksi dari Dantara saja,
01:07tidak pakai APBN, sudah disampaikan langsung dari Pak Bapak Rosan ya?
01:10Sudah saya sampaikan kenapa?
01:11Karena kan Dantara terima dividen dari BUMN kan hampir 90 triliun, 80 triliun, hampir 90 triliun lah.
01:22Itu cukup untuk nutup yang 2 triliun bayaran tahunan untuk kereta api cepat.
01:29Dan saya yakin uangnya juga setiap tahun akan lebih banyak di situ.
01:32Sekian 10 triliun akan lebih dan sebagian katanya akan ditaruh di publikasi, punya saya lagi, pemerintah lagi.
01:38Saya tadi sempat kritik, kalau Anda taruh obligasi segitu banyak di pemerintah, keahlian Anda apa?
01:48Tapi mereka bilang ini kan hanya 3 bulan terakhir ini karena nggak sempat kan untuk buat proyek ke depan,
01:54akhirnya mereka perbaiki sehingga yang diobligasi itu akan meminim lebih banyak di proyek-proyek yang mendorong perkembangan ekonomi.
02:02Sudah?
02:05Ya setuju.
02:06Yang mana nih?
02:08Yang selangkut ya mereka bilang mereka akan belajar lagi, dan mereka akan propose ke kita seperti apa.
02:16Kalau saya bilang saya udah putus, ya bukan itu ya.
02:20Ya kira-kira nanti kita tunggu deh seperti apa studinya.
02:23Tapi yang jelas saya tanya ke beliau tadi, apakah di klausurnya ada yang bayar harus pemerintah?
02:30Kan yang penting kalau saya tahu CDB, saya pernah diskusi sama CDB juga dulu, mereka yang penting struktur pembayarannya clear.
02:37Jadi harusnya nggak ada masalah kalau dalam tanah bayar juga.
02:41Tapi nanti kita lihat hasilnya seperti apa dan kita tunggu pemerintah dari Presiden.
02:46Makasih saya udah kasih soal MUD nya atau ada yang lain?
02:50Nah, beberapa macam.
02:51RK ah ter Bangker Kerja Anggaran Tahunan Mereka 2025.
02:55Ada Garuda, ada ini, ada itu semuanya.
02:57Ada Krakat avcio dibahas gimana mereka akan merestrukturisasi itu.
03:02Kalau yang MUD juman...
03:03Tadi kan ada satu menteri yang nanya.
03:05itu karena rame diberita
03:07gimana posisinya
03:08mereka bilang masih akan studi
03:11saya sih posisinya clear
03:12karena
03:13di perjanjian mereka dengan
03:17Indonesia dengan Cina, gak ada harus pemerintah yang bayar
03:19biasa aja sih, selama struktur
03:21pembayarannya clear, mereka gak ada masalah
03:22tapi akan kita lihat hasil studinya seperti apa nanti

Dianjurkan