Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan alasannya menyebut utang pemerintah senilai Rp9.138,05 triliun masih aman.

"Sekarang masih di bawah 39% dari PDB, kan. Jadi, dari standar ukuran internasional itu masih aman," ujar Menkeu Purbaya saat media gathering yang digelar secara daring di Jakarta, Jumat (10/10/2025).

"Jadi acuannya bukan nilai absolut nominal saja, tapi dibandingkan dengan rasio ekonominya. Kita aman, masih di bawah 40%. Jadi dengan standar itu, kita aman," lanjutnya.

Ia juga sempat membandingkan Amerika Serikat yang memiliki utang lebih dari 100 persen dari PDB, Jepang 250 persen lebih, dan Singapura yang juga memiliki tingkat utang tinggi.

Baca Juga Soal APBN untuk Ponpes Al-Khoziny, Menkeu Purbaya: Saya Belum Tahu Siapa yang Propose! di https://www.kompas.tv/regional/622491/soal-apbn-untuk-ponpes-al-khoziny-menkeu-purbaya-saya-belum-tahu-siapa-yang-propose

#menkeu #purbaya #purbayayudhisadewa #utang #pdb #ekonomi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/622497/alasan-menkeu-purbaya-sebut-utang-indonesia-rp9-138-triliun-masih-aman-bandingkan-jepang-amerika
Transkrip
00:00Pertanyaan saya mengenai posisi utang pemerintah kita yang saat ini sudah mencapai 9.000 triliun lebih.
00:07Meskipun posisinya masih aman, tapi saya ingin mengetahui bagaimana pandangan Bapak tentang utang pemerintah yang dari tahun ke tahun itu semakin meningkat.
00:16Apakah nanti akan ada terobosan dari Bapak supaya kita tidak terlalu bergantung pada utang untuk membiayai pembangunan.
00:24Seperti apa Pak? Terima kasih.
00:27Terima kasih pertanyaan Mbak Helena dari RRI.
00:30Dan kalau acuan utang bahaya besar apa enggak, itu bukan dilihat dari nominalnya saja, tapi diperbandingkan dengan sehpupu ekonominya.
00:41Ini kan 9.000 triliun itu sekarang masih di bawah 39% dari PDB kan.
00:46Jadi dari standar ukuran internasional itu masih aman.
00:52Anda bayangkan kalau saya seorang yang punya uang penghasilan 1 bulan 1 juta dibandingkan Pak Sekjen yang punya penghasilan 100 juta.
01:02Utang saya 1 juta, itu sama dengan pendapatan saya sebulan.
01:06Tapi untuk dia 1 juta itu cuma sepas 100 dari pendapatannya.
01:11Dia aman, bayarnya gampang, saya enggak bisa bayar mungkin atau susah membayar utangnya.
01:19Jadi acuannya bukan nilai absolute nominal saja, tapi dibandingkan dengan rasio ekonominya.
01:25Kita aman, masih di bawah 40.
01:28Maastricht kan 60%.
01:30Negara-negara Eropa di atas 80 kebanyakan, banyak yang 100, bahkan Jerman mendekat 100 loh.
01:38Amerika 100% lebih, Jepang 250% lebih.
01:43Jadi Singapura juga tinggi sekali.
01:45Jadi dengan standar itu kita aman.
01:48Tapi ya, jadi utang itu jangan dipakai untuk menciptakan sentimen negatif ke ekonomi kita.
01:55Karena dari standar nasional, dari standar internasional yang ada di mana-mana, kita cukup berudan.
02:00Tapi ya, kita akan mencoba mengurangi penerbitan utang semaksimal mungkin, seoptimal mungkin.
02:08Dalam pengertian begini, kalau saya utang pun, itu pemakaiannya harus maksimal.
02:15Jangan ada kebocoran, harus mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan, seoptimal, semaksimal mungkin.
02:22Dan depan kita akan coba kontrol belanja pemerintah kita, supaya lebih baik, sehingga yang nggak perlu-perlu, saya bisa mulai potong.
02:33Bukan berarti saya memotong program pemerintah, tapi saya memotong program-program yang tidak efisien,
02:40yang hanya memboroskan uang negara yang sebagian tadi diperoleh dari utang.
02:49Jadi akan kita menciptakan belanja yang lebih bertanggung jawab ke depan.
02:55Siap. Terima kasih, Pak Menteri.

Dianjurkan