00:00Anda kembali menyaksikan Kompas Siang, saudara bersama saya, Yagin Fidianto.
00:04Seluruh pelajar korban keracunan akibat mengonsumsi menu MBG sudah dipulangkan.
00:09Jumat pagi, pelajar berasal dari 4 sekolah di Kecamatan Kadungora, Garut
00:14yang sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Leles.
00:19Sejak keracunan masal di 4 sekolah di Garut, yaitu SDN Talaga Seri,
00:243 SMP PGRI Kadungora, SMP Negeri 1 Kadungora, dan SMAN Anisa Kadungora,
00:31Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, mencatat hingga Jumat pagi total yang terkena keracunan mencapai 307 orang.
00:38Dari jumlah itu, seluruh pelajar yang dirawat di Puskesmas Kadungora dan Leles telah dipulangkan.
00:44Hanya tersisa 2 orang yang masih dirawat di RSUD Dr. Selamat Garut.
00:49Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdiniana, bilang status KLB masih diberlakukan
00:55dan akan dicabut jika benar-benar sudah selesai seluruhnya.
01:03Ya KLB sebetulnya kita melihat sejauh mana proses ini selesai.
01:07Kalau ini memang potensi itu ada, bisa saja kita juga melakukan upaya-upaya
01:12persiapan antisipasi komunikasi penjadian seperti ini.
01:15Sehingga hari ini, mohon maaf kami pemerintah Kabupaten Garut melalui infeksi Bupati
01:19agar semua penjama, sebenarnya penjama ya, penjama atau yang menolak terkait dengan masak tadi,
01:26itu kita didik, mereka didik.
01:28Jadi kami Dinas Kesehatan sudah mendidik kurang lebih kemarin di 15 SPBG yang kita sentuh.
01:35Di Kabupaten Agam, Saudara Sumatera Barat, sebanyak 110 orang yang merupakan murid TK, SD, dan guru
01:43jadi korban keracunan diduga akibat mengonsumsi menu MBG.
01:47Pemkap Agam telah menetapkan kasus keracunan masal ini sebagai kejadian luar biasa
01:52yang berlaku sampai kondisi dianggap aman.
01:55Pemerintah Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat menyurati BGN
01:59agar menutup sementara 7 dari 9 SPBG di Kabupaten Agam
02:04karena ditemukan belum memiliki sertifikat layak hijin, sanitasi, atau SLHS.
02:14Berarti ada 7 dapur yang memang tidak punya izin sampai hari ini, tapi tetap beroperasi.
02:20Maksudnya bukan tidak punya izin, SLHS-nya.
02:23Tidak ada berarti?
02:24Tidak ada, layak sanitasinya, inginnya sih.
02:27Kalau izinnya saya tidak ada, itu kawainya BGN.
02:33Tadi kan kita meminta agar yang 7 itu ditutup.
02:37Ya harapan hasilnya seperti itu, supaya cepat mengurus itu saja.
02:41Itu kewenangannya dari BGN.
02:44Kita melaporkan, hari ini kan sudah saya laporkan semua.
02:47Jadi semua yang dikatakan tadi, maksudnya saya tutup, sudah saya laporkan hari ini kan.
02:52Kalau nanti BGN lakukan lagi, itu kewenang BGN.
02:54Saudara kasus keracunan makan bergisi gratis terus berulang.
03:00Sejumlah daerah pun menetapkan status kejadian luar biasa.
03:03Tak hanya menelusuri warga yang keracunan untuk segera diobati,
03:06kepala daerah juga menurunkan tim Satgas untuk investigasi dugaan penyebab keracunan ini.
03:11Puskesmas Kadungora Garut, Jawa Barat, kembali menerima 6 pelajar korban keracunan
03:26setelah mengonsumsi makan bergisi gratis.
03:29Pelajar yang keracunan memiliki gejala yang sama,
03:32yakni mual, sesak, pusing, dan diare.
03:35Kepala Puskesmas Kadungora menyatakan total korban keracunan di Garut berjumlah 307 orang.
03:45Seluruh pasien korban keracunan yang dirawat pada Selasa dan Rabu sudah dipulangkan.
03:49Sementara 6 korban keracunan MBG lainnya masih dirawat di Puskesmas Kadungora,
03:54Puskesmas Leres, dan RSUD Dokter Selamat.
03:57Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sebelumnya menetapkan status kejadian luar biasa atau KLB
04:23keracunan masal akibat menu MBG di Kecamatan Kadungora.
04:28Bupati Garut, Abdusi Syakuramin meminta seluruh kepala desa
04:32menelusir warga yang keracunan untuk segera ditangani
04:35dengan seluruh biaya perawatan ditanggung pemerintah.
04:40Saya minta tolong sama Kaposek dengan babin tanginya ya,
04:46dan juga sama Dan Amir dengan babin tanginya,
04:49lakukan monitoring. Kita nggak mau di tolongan sampai orang tidak datang ke Puskesmas
04:53karena tidak tahu atau tidak ada biaya atau karena takut ada apa namanya tidak perhatikan.
05:00Sementara itu, 80 murid SD dan TK di Kabupaten Agam, Sumatera Barat,
05:04hidup keracunan setelah menyantap menu program MBG.
05:07Siswa dirawat di Puskesmas, Manggopoh, dan RSUD Lubuk Basung.
05:12Mengalukan sakit perut dan diarai,
05:14diduga setelah mengonsumsi MBG yang berasal dari dapur SPPG Kampung Tangah.
05:20Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi,
05:22menurunkan tim Satgas untuk investigasi dugaan penyebab keracunan peluang murid di Kabupaten Agam.
05:28Selama investigasi, kegiatan operasional dapur satuan pelayanan SPPG yang diduga bermasalah akan dihentikan.
05:34Alhamdulillah Pak Bupati Agam langsung menggerakkan Satgasnya
05:43untuk menggerakkan tindakan terhadap peristiwa yang terjadi di Kabupaten Agam.
05:49Di salah satu dapur, dan informasi terakhir,
05:52tadi ada di antara anak kita yang sudah pulang ke rumah,
05:56dan salah sehingga ada pelasan-pelasan yang masih dirawat.
06:00Berulangnya kasus keracunan MBG,
06:05Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI mengusulkan dua pilihan sebagai langkah penanganan keracunan MBG.
06:11Salah satunya, menghentikan sementara program MBG di daerah yang berstatus KLB.
06:18Program ini dihentikan dulu, terutama di daerah-daerah KLB.
06:23Dihentikan ini bisa, satu minggu, dua minggu.
06:26Dan kalau sudah kita evaluasi menyeluruh, termasuk anak-anak yang keracunan ini kembali pulih begitu ya.
06:33Nah, itu mungkin akan lebih baik seperti itu.
06:37Ketua DPR RI, Puan Maharani, menilai opsi moratorium atau pemberhentian sementara program MBG
06:43masih belum diperlukan.
06:45Puan meminta semua pihak memberi kesempatan kepada Badan Gizi Nasional
06:49untuk evaluasi menyeluruh mengatasi problem ini.
06:52Apa saja yang akan dilakukan, bahkan sudah akan turun untuk melibatkan kementerian lembaga terkait
07:02untuk itu bisa berpartisipasi sehingga tidak terjadi hal yang kemudian kemarin terjadi
07:08seperti keracunan dan lain sebagainya.
07:10Kita beri kesempatan dulu untuk evaluasi yang bisa terjalan di lapang.
07:14Pada 30 September 2025, Badan Gizi Nasional mengungkap
07:206.457 orang terdampak keracunan MBG
07:24dari wilayah di Pulau Sumatera, Jawa, dan Indonesia Timur.
07:29Dengan jumlah 4.147 orang atau kasus terbanyak ditemukan di Pulau Jawa.
07:36Tim Liputan, Kompas TV
07:38Akibat konsumsi menu MBG di dua wilayah,
07:47kita bergabung bersama Jurnalis Kompas TV
07:49ada Ridwan Mustafa di Garut, Jawa Barat
07:51dan Jurnalis Kompas TV Rio Johannes
07:52dari Padang, Sumatera Barat.
07:55Kita ke Garut terlebih dahulu dengan Ridwan Mustafa di sana.
07:57Ridwan, Sekda Kabupaten Garut
07:59menyebut bahwa status KLB masih berlaku
08:01dan akan dicabut jika benar-benar sudah selesai seluruhnya.
08:05Hingga saat ini, bagaimana situasi di sana?
08:06Ya, legenda juga saudara
08:10pangka keracunan masal
08:12yang menimpa
08:13lebih dari 300 siswa
08:16tepatnya 307 siswa
08:18hasil dari rilis Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
08:21pada Jumat pagi ini
08:23bahwa hari ini
08:24semua pasien yang ada di
08:27puskesmaskan war dan juga puskesmasleles
08:29telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
08:32Jadi hari ini hanya tinggal
08:34dua pasien korban keracunan
08:36yang masih dirawat di RSUD, Dokter Selamat.
08:40Hasil wawancara kami dengan
08:42Sekretaris Daerah Kabupaten Garut
08:43Tudiana mengatakan bahwa memang
08:45saat ini status KLB di Kabupaten Garut
08:48akibat keracunan pasca
08:50menyantap menu MBG
08:51masih diberlakukan di Kabupaten Garut
08:53dan belum disabut.
08:55Karena penyebut tersebut
08:56akan dilakukan bila memang
08:57betul-betul
08:58kasus MBG
08:59atau kasus keracunan MBG
09:01di Kabupaten Garut
09:01betul-betul selesai.
09:03Maka dari itu pasca keracunan yang terjadi
09:05pada selasa beberapa yang lalu
09:08pemerintah Kabupaten Garut
09:09melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
09:11telah menggelar pelatihan
09:13bagi para penjabah makanan
09:15atau relawan yang bekerja
09:16di SPPG
09:17yang berada di Kabupaten Garut.
09:20Total ada 15 SPPG
09:22yang telah mengikuti latihan
09:24berkaitan dengan
09:25supaya padahannya
09:27kejadian serupa berkaitan dengan
09:29keracunan tidak terjadi
09:30di Kabupaten Garut.
09:31Itu demikian, LJ.
09:32Baik, Ridwan
09:33lalu hingga saat ini
09:35bagaimana kondisi
09:35dua orang
09:36yang masih menjalani perawatan
09:38di RSUD Dr. Selamat Garut?
09:40Untuk dua orang pasien
09:42yang masih dirawat
09:43di RSUD Dr. Selamat Garut
09:45kondisinya saat ini
09:46terus membaik
09:47dan hasil dari
09:48pemeriksaan dokter
09:50yang berada di RSUD Dr. Selamat Garut
09:51tidak akan lama lagi
09:53mereka berdua
09:54akan dipulangkan
09:55ke rumahnya
09:56masing-masing.
09:57Dan berdua demikian
09:58tentunya
09:58pemerintah Kabupaten Garut
10:00tidak diam
10:00dan terus melakukan upaya-upaya
10:02supaya pada akhirnya
10:03kejadian ini tidak terulang kembali
10:04dan juga
10:05pihak prosespa
10:06baik itu prosespa
10:07sekadu ngora
10:08yang memang kemarin
10:08melayani ratusan pasien
10:10terus melakukan koordinasi
10:12dengan pihak sekolah
10:13karena untuk mengantisipasi
10:14kejadian serupa
10:15terulang kembali
10:16pada kesempatan
10:17yang akan datang
10:18seperti itu
10:18LG.
10:19Baik, terima kasih Ridwan.
10:20Selanjutnya kita beralih
10:21dengan jurnalis Kompas TV
10:23Rio Johannes
10:23dari Padang, Sumatera Barat.
10:25Rio,
10:25110 orang
10:26jadi korban keracunan
10:27yang diduga
10:28akibat mengonsumsi
10:29menu MBG
10:29lalu bagaimana
10:30kondisinya saat ini?
10:31Ya, LG dan juga saudara
10:34memang sejak
10:35Rabu selera itu
10:36terjadi keracunan masal
10:38di Kabupaten Agam
10:39dari data awal itu
10:41ada 30-80 orang
10:43siswa
10:43mulai dari siswa
10:45TK
10:46hingga SD
10:47yang mengalami keracunan masal
10:48yang diduga
10:48akibat
10:49mengonsumsi
10:50menu makanan
10:51dari dapur MBG
10:52dan hingga
10:54Kamis sore
10:55itu data bergerak
10:56karena ada persian lagi
10:57yang datang
10:57pada Kamis sore
10:58siang dan sore
10:59hingga jumlahnya
11:00bertambah menjadi
11:01110 orang
11:02namun hingga pagi ini
11:03itu
11:04sebagian besar dari
11:05pasien-pasien
11:06korban-korban
11:07yang diduga keracunan
11:09menu makanan
11:10MBG ini
11:10sebagian besar
11:11sudah dipulangkan
11:12dan dari data terakhir itu
11:13pemerintah Provinsi
11:14Sumatera Barat
11:15Gubernur Mas Yairdi
11:16menyebutkan bahwasannya
11:17ya hingga saat ini
11:18tersisa
11:1911-11an
11:2011-11an orang lagi
11:21masih dirawat
11:22di dua
11:22pelayanan kesehatan
11:24di Kabupaten Agam
11:25yaitu di
11:26di daerah
11:27di Puskesmas Manggopo
11:29dan juga di rumah sakit
11:30hubung daerah
11:30Lubu Pasung
11:31seduanya masih
11:32melampakkan
11:32pelayanan
11:33kesehatan
11:33dan memang
11:34ini
11:35sudah memulai
11:36membaikkan
11:36baik Rio
11:38lalu ke depan
11:39langkah apa
11:39yang diambil
11:40Pemkap Agam
11:41agar hal serupa ini
11:42tidak terjadi lagi
11:43Rio
11:43ya untuk
11:45antisipasi memang
11:46sejauh ini
11:46di tingkat provinsi
11:48pun sudah melakukan
11:49rapat koordinasi
11:50dan memutuskan
11:50bahwasannya
11:51SPPG yang menjadi
11:53persoalan ini
11:54persoalan ini
11:55SPPG di
11:56Kampung Tangga
11:57itu ditutup
11:57sementara
11:58dan
11:58Kabupaten Agam
12:00juga melakukan
12:00penelusuran
12:02investigasi ke dalam
12:03dan juga ditemukan
12:04adanya
12:047
12:05dari
12:069 SPPG
12:07yang ada di
12:08Kabupaten Agam
12:08itu tidak
12:09mengantongi
12:09sertifikat
12:10laik
12:10higienis
12:11sanitasi
12:12nah inilah
12:13sudah
12:13di
12:14di
12:14di
12:15di
12:15di
12:16di
12:16di
12:17di
12:17di
12:18maksudnya
12:19Kabupaten Agam
12:19pemerintah
12:20Kabupaten Agam
12:20menuruti
12:21FPG
12:22agar memberikan
12:23penghentian sementara
12:25kerjakan untuk
12:25penghentikan sementara
12:267 dari
12:27SPPG
12:28yang tidak
12:28mengantongi
12:29sertifikat
12:31laik
12:31higienis
12:32sanitasi ini
12:32agar
12:33kejadian serupa
12:34tidak terulang
12:34di Kabupaten Agam
12:35demikian
12:36baik terima kasih
12:38untuk informasinya
12:39Rio Johannes dari Padang
12:40dan sebelumnya
12:40ada Ridwan Mustafa
12:41dari Garut
12:42selamat bertugas kembali
12:43terima kasih