00:00Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dadak, yang sedang berdialog dengan masyarakat atau mungkin orang tua dari para siswa korban ambruknya musola di Pondok Pesantren Al-Khozini Buduran Sidoarjo, Jawa Timur.
00:17Dan saudara, ini adalah visual terkini, kunjungan dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dadak, pasca ambruknya musola di Pondok Pesantren Al-Khozini Buduran Sidoarjo.
00:41Sebelumnya, ambruknya musola ini terjadi kemarin sore, saudara.
00:47Tapi mereka masih tanda-tanda kehidupan, masih bisa menjangkau air, masih bisa bernafas.
00:53Mereka bahkan menurut saya sudah sangat berani, artinya sesuatu yang kelihatan mentok tidak berhenti mereka.
01:18Mereka tambah lagi alat, dipahat. Jadi alat itu kayak ini gitu, pakai tangan kayak air, tapi dok, dia kebuka sedikit dia bisa tarik.
01:29Dan nggak lambat, karena apa? Karena kan itu butuh tenaga ya.
01:34Jadi kalau misalnya sudah terlalu lama dia, ditarik paksa komandannya harus ganti orang baru.
01:41Karena kalau nggak, sudah nggak konsentrasi bahaya. Nanti malah membahayakan mereka yang masih ada di lapangan, adik-adik kita yang masih di dalam.
01:49Jadi timnya ini sudah dari Jakarta, Semarang juga sudah datang.
01:53Ya, alat-alatnya juga sudah disupport tambahan lagi.
01:56Tadi ini satu ini, memberi gambaran, mungkin masih ada 6 lagi, selain yang satu ini.
02:09Sampai saat ini aja sudah 11 kan yang berhasil dikeluarkan.
02:12Susah-susah, titiknya susah banget.
02:14Susah banget.
02:15Dan bukan cuma di satu titik ya, sebenarnya dari 5 titik, 3 titik udah dicoba akses itu.
02:21Yang dua betul-betul nggak mungkin.
02:22Bayangan kita mungkin kan, saya maksanya, saya bawa ekskavator.
02:28Bayangan saya tinggal di, ternyata begitu dinyalain ekskavator, mau ambruk.
02:32Kalau ambruk malah yang masih di dalam.
02:37Maaf.
02:37Terima kasih.
02:38Terima kasih.
02:39Terima kasih.
03:07Terima kasih.
03:37Tapi mereka bukannya berhenti, nggak melambat.
03:50Ini makin intensif di lapangan.
03:53Semakin, karena mereka makin bisa membaca adanya di dalam.
03:57Terima kasih.
03:58Terima kasih.
03:59Terima kasih.
04:00Saya, ya, mohon maaf betul ini kuasa kemampuan kami udah dimaksimalkan, ya.
04:06Tapi nggak berhenti, ya.
04:07Terima kasih.
04:08Pak, jadi untuk hari ini, untuk update evakuasi yang dilakukan seperti apa?
04:34Kita mengapresiasi luar biasa kinerja Basarnas yang operasi ini penuh risiko.
04:43Saya dan tim kita sampai sudah bawa ekskavator.
04:46Bayangan kita, kita angkat-angkatin pakai alat berat.
04:50Ternyata baru di setata aja, lendutan dari beton balok yang segini itu menunjukkan instabilitas dan bisa ambles.
05:00Sedangkan banyak tanda-tanda kehidupan.
05:02Dari kerja yang luar biasa, area yang sangat sempit dan berbahaya, karena kita bicara potongan-potongan dari pelat bajanya yang dengan leher mungkin dekat sekali itu.
05:13Bapak Tugas, mereka sudah mengevakuasi.
05:17Kita lihat kurang lebih ada lima titik akses, dua betul-betul tidak mungkin, tiga mereka bergerak secara simultan.
05:24Dan dari satu titik ada dua, dari sini ada, dari sini ada dua lagi, dari sini ada, total bahkan sudah sampai sebelas.
05:31Dan saat ini, mohon doa berjuang.
05:34Estimasi dari satu yang sedang saat ini sudah bisa diakses, diberikan roti di dalam, dia bisa makan sendiri.
05:42Estimasi sekitar enam lagi.
05:43Tapi angka ini tidak bisa dijadikan pegangan, karena ini estimasi dari tanda-tanda kehidupan yang dideteksi tim Basarnas.
05:49Tapi kalau misalkan dilihat dari lokasi, kira-kira ada berapa banyak orang lagi yang sekiranya bisa terdeteksi di sana?
05:57Ini secara perpetual kan kita melihat, sebelah sudah ditambah ini sekitar enam sampai tujuh.
06:02Jadi kan itu total bisa.
06:03Tapi begitu kita bilang sekian, begitu ada tanda-tanda kehidupan, teman-teman Basarnas maksudnya.
06:10Karena kami ini dari Pemdaya ini memberikan dukungan posko, dukungan logistik, dan kelancaran dengan polda, dengan TNI untuk lalu lintasnya, dan sebagainya agar mobilisasi menjadi lebih lancar.
06:23Jadi kami belum bisa mengebutkan angka, karena dari apa yang telah terjadi dari kemarin sore sampai sekarang, kita ketemu sekian, ternyata ada tanda kehidupan.
06:34Dan kita, saya salut dengan teman Basarnas, dicari terus tanda kehidupan.
06:39Bayangannya kan mungkin mereka bekerja tinggal tiga lagi.
06:41Bukan begitu, cari lagi, cari lagi sebanyak-banyaknya.
06:45Karena itulah mereka yang sudah terlalu lama di dalam, di lorong itu, itu ditarik paksa, harus istirahat.
06:53Karena kognitifnya harus terjaga untuk bisa bekerja secara optimal di dalam ruang yang terbatas itu.
07:00Mas, secara mediannya seperti apa sih Pak? Artinya apakah itu juga kemudian upaya untuk sterilisasi juga diperluas?
07:06Mas, sepertinya waktu itu tidak diperluas?
07:08Ya betul, tadi mungkin saya, salah menggunakan terminologi ya, ketegasan itu perlu.
07:13Dan ya mohon maaf, kadang orang menangkapnya mungkin keras, tapi gimana?
07:16Karena kalau tidak di sterilisasi, tadi kejadian sekali ada relawan coba-coba masuk dengan santri,
07:21tiba-tiba dia menjatuhkan barang, barang itu kemudian menimbulkan gemuruh,
07:26yang kemudian bisa menyebabkan instabilitas.
07:28Tapi sekarang sudah kerja kembali semua tim, tidak terlalu lama tadi,
07:32break karena gemurnya tidak terlalu lama, mereka kembali.
07:35Tapi kita, perimeter ini semakin ketat lagi kita jaga.
07:38Semakin ketat tidak boleh.
07:40Karena kita bayang, saya banyak tadi, terutama yang laki-laki, anggota keluarga,
07:44sudah pengen robos masuk Pak, saya siap, kenapa-napa di dalam.
07:46Bukan, Anda yang kenapa-napa.
07:48Tapi petugas Basarnasnya, Damkarnya, BPBD-nya, TNI Porinya,
07:53dan juga adik-adik kita ini yang masih punya harapan hidup, yang bisa dibahayakan kalau ada yang coba-coba masuk.
07:59Pak, tadi kan juga sudah bertemu dengan orang tua, wali murid dari korban.
08:03Penguatan seperti apa, Pak, yang diberikan, Pak?
08:05Kejujuran.
08:06Mengenai apa yang betul-betul sedang kita ikhtiarkan.
08:10Mereka tidak butuh kata-kata lain selain kejujuran.
08:13Mereka bisa merasakan kita menyampaikannya sebenarnya atau enggak.
08:17Kesulitannya adalah memang mereka tidak bisa melihat langsung.
08:20Karena tidak mungkin sebanyak ini, itu tidak membuat Basarnas tidak bisa bekerja.
08:25Nah, itu yang saya, kita harus punya empati.
08:28Bagaimana mereka tidak tahu apakah anggota keluarganya masih hidup atau tidak.
08:33Kami, tim kami semua berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan informasi yang paling update
08:39dan menyampaikan dengan penuh kejujuran kerja keras dan kerja berisiko yang sedang dilakukan oleh Basarnas saat ini.
08:46Pak, masih terus berlanjut ya, Pak?
08:47Terus tidak berhenti dari kemarin sore.
08:50Terima kasih.
08:50Terima kasih untuk waktu yang bersama kami.
08:51Ini setelah ini mau meninjau kemana, Pak?
08:53Ya, dapur umum.
08:55Sebentar, ini dari Dinas Sosial.
08:57Kementerian Sosial juga tadi sudah datang.
08:58Terima kasih.
09:00Dari semua elemen ini, semua turun memberikan bantuan.
09:02Karena memang kompleksitas dari kejadian ini sangat tinggi.
09:06Terima kasih untuk waktu bersama kami di Kompas TV.
09:10Sepertilah itulah tadi yang juga kemudian Anda saksikan, Saudara, di layar kaca
09:14bahwa ada beberapa hal yang juga kemudian menjadi poin yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur,
09:19Emil Elis Tianto Dardak.
09:20Di antaranya adalah penguatan dan juga kejujuran.
09:22Berupaya untuk menyampaikan informasi sejujur mungkin atau seakurat mungkin kepada para keluarga korban
09:28yang saat ini juga masih menantikan kabar dari anggota keluarga mereka yang diduga masih terjebak
09:33di dalam reruntuhan pondok pesantren Al-Kozini di Sidoarjo, Jawa Timur.
09:39Demikian kembali kepada Anda, Imron.
09:42Oke, terima kasih.
09:44Jonex Kompas TV Kika Madona dari Sidoarjo, Jawa Timur.