- 2 menit yang lalu
- #prabowo
- #keracunanmbg
- #mbg
KOMPAS.TV - Rentetan kasus keracunan MBG ditanggapi Presiden Prabowo.
Presiden mengatakan, program unggulan yang menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat ini memang ada kekurangan, termasuk kasus keracunan. Namun, kesalahan hanya 0,017 persen.
Karena itu, Presiden meminta permasalahan MBG tidak dipolitisasi.
Lalu, benarkah ada politisasi dalam program MBG? Seberapa besar pengaruhnya dalam keberlanjutan program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran?
Kita bahas soal ini bersama sejumlah narasumber: Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Edy Wuryanto dan Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, Neng Eem Marhamah Zulfa. Bergabung pula Pengamat Komunikasi Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo.
Baca Juga Masalah Keracunan MBG, Prabowo: Saya Panggil Kepala BGN di https://www.kompas.tv/nasional/619955/masalah-keracunan-mbg-prabowo-saya-panggil-kepala-bgn
#prabowo #keracunanmbg #mbg
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/620355/prabowo-minta-kasus-keracunan-mbg-jangan-dipolitisasi-benarkah-kasus-ini-dipolitisasi-sapa-pagi
Presiden mengatakan, program unggulan yang menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat ini memang ada kekurangan, termasuk kasus keracunan. Namun, kesalahan hanya 0,017 persen.
Karena itu, Presiden meminta permasalahan MBG tidak dipolitisasi.
Lalu, benarkah ada politisasi dalam program MBG? Seberapa besar pengaruhnya dalam keberlanjutan program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran?
Kita bahas soal ini bersama sejumlah narasumber: Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Edy Wuryanto dan Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, Neng Eem Marhamah Zulfa. Bergabung pula Pengamat Komunikasi Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo.
Baca Juga Masalah Keracunan MBG, Prabowo: Saya Panggil Kepala BGN di https://www.kompas.tv/nasional/619955/masalah-keracunan-mbg-prabowo-saya-panggil-kepala-bgn
#prabowo #keracunanmbg #mbg
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/620355/prabowo-minta-kasus-keracunan-mbg-jangan-dipolitisasi-benarkah-kasus-ini-dipolitisasi-sapa-pagi
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Rentetan kasus keracunan MBG ditanggap oleh Presiden Prabowo.
00:03Presiden bilang program unggulan yang menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat ini memang ada kekurangan termasuk keracunan.
00:10Tapi kesalahan hanya 0,0017 persen.
00:14Karena itu Presiden meminta permasalahan MBG tidak dipolitisasi.
00:17Lalu benarkah ada politisasi dalam program MBG?
00:20Lalu seberapa besar pengaruhnya dalam keberlanjutan program unggulan pemerintahan Prabowo Gibran?
00:26Kita bahas soal ini bersama sejumlah narasumber.
00:27Ada anggota Komisi 9 DPR RI dari fraksi PDIP, Edy Wuryanto.
00:31Pak Edy selamat pagi.
00:33Selamat pagi Mas Mario.
00:34Terima kasih Pak Edy berjumpa lagi di Sampai Indonesia Pagi.
00:37Dan juga anggota Komisi 9 DPR RI fraksi PKB, Neng E.M. Marhama Zulfa.
00:42Bu Neng selamat pagi.
00:44Pagi, Assalamualaikum.
00:46Waalaikumsalam, terima kasih Bu Neng sudah bergabung di Dialog Sampai Indonesia Pagi.
00:50Dan juga pengamat komunikasi politik Universitas Pajajaran Kunto Adi Wibowo.
00:55Mas Kunto selamat pagi.
00:55Selamat pagi Mas Mario.
00:58Terima kasih Mas Kunto.
00:59Bapak Ibu terima kasih sudah bergabung di Dialog Sampai Indonesia Pagi pada hari ini.
01:02Saya ke Pak Edy terlebih dahulu.
01:03Pak Edy, Presiden bilang jangan dipolitisasi MBK ini.
01:08Tanggapan Anda seperti apa?
01:09Ya, saya kira saya lebih melihat bahwa Presiden merespon persoalan keracunan ini dengan positif ya.
01:20Ini masalah besar dan memiliki keyakinan akan segera diatasi.
01:25Tetapi bahwa keracunan itu tidak bisa dibandingkan.
01:30Keracunan ini adalah keselamatan rakyat yang itu tidak bisa ditawar.
01:34Sama kan dengan SOP penerbangan kan, kan banyak penerbangan yang baik.
01:39Tapi begitu ada satu pesawat yang kecelakaan, pasti akan menjadi sorotan publik yang luar biasa.
01:47Sama dengan keracunan.
01:48Ini soal keselamatan rakyat.
01:53Jadi menurut saya, niat baik memberi makanan bergisi gratis ketika makanan yang disajikan itu mengandung racun yang menyampaikan racunan.
02:01Tentu publik sendiri yang akan menilai itu.
02:04Karena itu saya sangat pendapat bahwa Pak Presiden melihat ini masyarakat besar dan akan dievaluasi.
02:11Semua kementerian lembaga dikumpulkan.
02:14Dan tentu Komisi 9 juga rabu besok mengundang seluruh mitra,
02:18Kemenkes, Bepom, lalu juga BKKBN, lalu BGN sendiri sebagai leading sector.
02:24Kita akan evaluasi teras oleh dengan instruksi Ketua DPR RI.
02:28Tapi kalau soal politisiasinya Pak Edi, apakah betul Anda melihat seperti itu?
02:32Saya kalau melihat tidak ya.
02:34Karena Komisi 9 semua fraksi termasuk PD Perjuangan melihat program MBG ini program kerayatan.
02:40Kita paham betul bahwa persoalan bangsa ini kalau malnutrisi stunting.
02:46Yang itu mengakibatkan kualiti SDM kita ada sayangnya rendah.
02:50Dan berbagai hal pernah kita lakukan.
02:52Mulai pemberian makanan tambahan, mulai memberikan uang kepada seluruh rakyat.
02:57Semua sudah pernah kita lakukan.
02:59Lalu ada terobosan baru bahwa MBG melalui SPPG ini.
03:04Diharapkan SPPG itu seperti instalasi gisi di publik.
03:08Lalu di masyarakat banyak sekali kasus ada stunting, ada ibu amir, ada ibu menyusui
03:12yang punya resiko malnutrisi, stunting.
03:15Lalu diharapkan SPPG itu bisa mengolah makanan sesuai dengan kebutuhan mereka.
03:22Lalu bisa mengatasi masalah nutrisi.
03:24Ini program kerayatan.
03:25Karena soal satu persoalan kita adalah soal malnutrisi dan stunting ini.
03:29Jadi saya kira politisasi dari mana?
03:34Di saat kami Komisi 9 juga sangat support.
03:37Kami terus lakukan diskusi mendalam dengan BGN.
03:41Dan saya kira saya belum melihat soal ini.
03:44Oke, berarti menurut Anda bahwa ini viral, ini menjadi sebuah berita besar
03:48karena memang ini menyangkut nyawa anak-anak.
03:50Pun juga ini adalah program prioritas presiden sebenarnya.
03:52Bukan ada politisasi.
03:54Betul. Jadi sekarang ini mestinya penerapan standar kesehatan dan keselamatan pangan yang menyebabkan keracunan.
04:02Itu harus diperbaiki.
04:03Karena pemerintah kan juga mengakui dari sekian ribu dapur yang memiliki certified light igienis sanitasi SLHS
04:13Misalnya 36. Artinya kan ada konstitusi yang dilanggar sendiri oleh pemerintah.
04:19Meskinya harus ada pengawasan baik oleh BGN, oleh Kementerian Kesehatan, oleh BPOM, oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan seluruh jejaring puskesmas.
04:30Tahu bahwa kan ada Permen Kesehatan 14. 2021 bahwa SPPG itu seperti catering, seperti usaha jasa buka, dia harus memenuhi certified light igienis sanitasi.
04:46Kalau kemudian belum memiliki SLHS, selalu diizinkan untuk operasional, ya tentu ada standar dong yang dilanggar.
04:54Nah efeknya apa ya keracunan itu sendiri gitu loh.
04:57Oke, saya ke Bu Neng. Bu Neng, menurut Anda seperti Pak Edi, tidak ada politisasi atau mungkin saja sebenarnya ini berita bisa ditanggulangi lebih, pemberitaan ini bisa ditanggulangi lebih sederhana.
05:10Tapi sekarang sudah menjadi viral. Menurut Anda ada politisasi seperti itu?
05:14Sebenarnya mungkin yang dimaksud Pak Edi bukan politisasi. Jangan terlalu gaduh lah seperti itu.
05:20Mungkin beri kesempatan untuk memperbaiki.
05:22Itu Pak Prabowo maksudnya, Bu Neng?
05:24Tidak, Pak Prabowo gitu kan.
05:27Ya.
05:27Jadi kalau secara tidak langsung, saya kayaknya beliau ini berpesan, jangan terlalu gaduh dulu.
05:33Beri kesempatan untuk memperbaiki.
05:35Karena kan beliau mengakui ada kesalahan dan sebagainya dan siap memperbaiki.
05:40Di samping itu juga, saya juga mengapresiasi kayak apa, Kepala BGN langsung membangun, akan membentuk Satgas berkoordinasi dengan Kepala Daerah.
05:52Terus kemudian juga beberapa korban-korban itu juga dari sisi pembiayaan kesehatannya akan ditanggung pemerintah sepenuhnya.
06:01Itu saya kira bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memperbaiki itu bahwa, ini peduli, bahwa mengembalikan kembali kepada niat awal dari MBG tersebut adalah dalam raka untuk kepentingan masyarakat untuk membangun masa depan bangsa ini, membangun generasi yang unggul, tangguh, generasi emas, seperti itu.
06:25Ibu, dari tangkapan ibu, apakah memang gaduh seperti yang disampaikan oleh Presiden?
06:32Ya bukan gaduh ya, maksud saya tuh, maksudnya tuh Pak Presiden tuh tidak, apa ya, gaduh atau rame kan.
06:40Kalau tadi kan Pak Edi secara tidak langsung menyampaikan bahwa ketika ada keracunan seperti diibaratkan pesawat, kalau ada terjadi kecelakaan maka akan rame gitu kan.
06:56Nah rame itu rame atau gaduh apalah namanya, mungkin seperti itu akan masyarakat akan rame.
07:02Dan hari ini kita tahu, ini kan dunia, hari ini kan udah media sosial, udah semua udah tahu kejadian dimanapun terjadi, kemudian di upload di media sosial, maka otomatis akan rame gitu kan.
07:14Seperti itu.
07:15Nah artinya, menurut saya, beliau ini bahwa minta kesempatan untuk memperbaiki, untuk mengembalikan kepada maksud niat awal dari program MBG ini.
07:29Itu ada dalam rangka untuk menangani stunting, untuk memperbaiki generasi masa yang akan datang.
07:35Di samping itu kan sebenarnya memang program MBG ini sangat bagus ya, tidak hanya sekedar menangani stunting dan lain sebagainya, tetapi juga ada pertumbuhan ekonomi.
07:44Di lokal-lokal, titik-titik lokal di mana SPPG dibangun, karena ketika APBN disebar gitu kan, dan ini disebarnya di seluruh negeri gitu kan, di Indonesia gitu kan.
07:55Dan yang mendapatkan manfaat dan pelaku sosio-preneur bisnis, itu akan membangun juga di situ ekosistem ekonomi.
08:05Ada transaksi, kemudian otomatis ada pertumbuhan ekonomi juga.
08:09Dan itu bagus gitu loh dari sisi itu.
08:12Oke, tapi Bu Neng, ini kan permasalahan nyawa sebenarnya, sehingga mungkin saja pemberitaan ataupun terkait dengan kejadian ini ya, lumayan lebih viral ataupun lebih besar terkait dengan pemberitaan soal anak-anak yang keracunan ini kan Bu?
08:26Ya, kalau soal nyawa itu memang nggak bisa ditolerir Pak ya.
08:31Kita pasti, saya yang DPR, Pak Edi semuanya ya, baik juga apalagi pemerintah yang meluncurkan program ini, termasuk apalagi orang tua, siswa, guru, semua, tidak ingin ada nyawa yang melayang.
08:45Makanya ketika ada kejadian keracunan, itu juga sebenarnya pasti tidak diinginkan oleh semua pihak, maka kemudian langsung memperbaiki dengan berbagai instrumen-instrumen yang tadi dikatakan.
09:00Oke, saya ke Pak Edi kembali, Pak Edi, bahwa ya jangan gaduh dulu sebentar, tunggu dulu biar pemerintah menyelesaikannya, menurut Anda seperti itu?
09:08Ya, saya kira ini pemerintah harus kerja keras ya, karena 82 juta penerima manfaat MBG dalam satu tahun yang melibatkan 30 ribu SPPG, ini bukan persoalan mudah.
09:22Di negara lain saja butuh waktu puluhan tahun itu, maka satu tahun ini menjadi target yang berusaha besar, dan kalau targetnya besar, effortnya harus besar.
09:34Maka, kalau ingin mencegah keracunan, maka penerapan standar kesehatan dan keselamatan pangan, itu sesuatu yang mutlak, tidak bisa ditawar.
09:44Dan konstitusi kita sudah mengatur itu, bahwa setiap SPPG harus memenuhi dulu SLHS, sertifikat layi higiene sanitasi,
09:55lalu ada sertifikat penjamah makanan bagi seluruh pekerja yang ada di dapur, dan itu sudah diatur yang mengandung tanggung jawab publik dan tanggung jawab etik.
10:06Jadi menurut saya ini yang harus dilakukan, kan Presiden sudah perintahkan satu bulan harus selesai,
10:12tapi juga harus hati-hati jangan sampai SLHS itu hanya sertifikat, kan ada pengecekan soal kebersihan,
10:19tata letak, pengolahan bahan makanan, sanitasi lingkungan, pengendalian potensi kontaminasi,
10:25ini harus dilakukan, nah siapa yang melakukan itu?
10:28Nggak mungkin BGN, maka betul tadi pemerintah daerah melalui Satgasnya,
10:33dia menggerakkan dinas kesehatannya, puskesmasnya, SDM untuk turun ke dapur,
10:38ngecek semua kesiapan dapur, sehingga semua proses makanan itu berjalan dengan baik.
10:44Saya meyakini itu bisa sehat itu makanannya, kan sekarang yang membangun yayasan dengan kemampuan yang,
10:50ada yang kemampuan baik, ada yang kemampuan seadanya, ada yang dapur dibangun dengan baik,
10:55ada yang dapur dengan seadanya, lalu diberikan di jenuh prasional,
10:58kalau ini kita biarkan, keracunan akan semakin banyak, nanti kalau sudah ada korban nyawa,
11:03baru tambah gaduh lagi, dan itu mengancam polosi Presiden.
11:07Kita semua sayang dengan program ini.
11:09Tapi menurut saya, pemerintah harus serius juga di dalam mengelola kepolose ini.
11:16Oke, saya ke Mas Gunto.
11:18Mas Gunto menarik bahwa apa yang dikatakan oleh Presiden ketika pulang,
11:22dihalin, jangan dipolitisasi.
11:24Menurut Anda apakah ini ada hubungannya dengan program prioritas Presiden sebenarnya?
11:28Kalau ini mengganggu program prioritas Presiden, ini pun mengganggu juga elektabilitasnya
11:34dalam hubungan politis ataupun kondisi politisnya.
11:39Ya, tampaknya Pak Prabowo masih belum secure, terutama setelah ujuk rasa yang besar
11:47di akhir bulan Agustus kemarin ya Mas ya, dengan statement soal politisasi.
11:52Tapi sebenarnya kan ini memang masalah politik gitu.
11:56Masalah keberlangsungan hidup anak-anak kita itu kan masalah politis kan,
12:00nggak, mungkin nggak gitu kan.
12:01Itu terkait dengan cita-cita dan tujuan bangsa ini didirikan.
12:06Dan menurut saya problemnya adalah problem legitimasi dari program MBG hari ini sedang dipertaruhkan gitu.
12:14Legitimasi sendiri kan kalau secara teori ada tiga ya, masih ada kognitif legitimasi bahwa
12:21kebijakan ini memang harus ada di sistem negara sekarang.
12:25Itu yang disampaikan oleh Bu Neng tadi bahwa ya ini tujuannya dan di level kognitif legitimasi menurut saya selesai.
12:33Kita memang bukan MBG.
12:35Tapi kemudian problemnya ada di moral legitimasi kan,
12:39bahwa nilai dari program dan pelaksanaan program itu harus sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
12:47Bahwa untuk keuntungan ekonomi yang mungkin luar biasa nanti,
12:51tapi mengorbankan anak-anak itu sangat tidak bermoral kan gitu kan.
12:56Nah ini menurut saya yang jadi catatan bahwa niat baik saya tidak cukup kan,
13:00butuh cara-cara yang baik dan saya mendorong ada evaluasi yang menyeluruh nih bagi pelaksanaan MBG.
13:08Dan ini ya juga politis pasti kan akan melibatkan DPR RI,
13:13akan melibatkan eksekutif dan akan melibatkan stakeholder yang lain.
13:18Tapi bukan berarti bahwa kita ingin mendongkap Pak Bowo kan gitu.
13:22Oke, Mas Kuto kalau kita melihat bahwa apakah memang ini kan program prioritas,
13:26kalau misalkan ini dinilai sebagai sebuah program yang sampai saat ini belum optimal,
13:33apakah sangat-sangat-sangat berpengaruh dengan elektabilitas presiden sendiri?
13:36Menurut saya publik belum berpersepsi atau belum kepikiran soal elektabilitas.
13:42Oh belum ya?
13:42Masih jauh.
13:43Oh iya, ini kan masih tahun 2025, masih 4 tahun lagi ada pemilu.
13:48Dan menurut saya, tapi kalau MBG ini dibiarkan terus-menerus berlarut-larut masalahnya,
13:54ya tentu saja di tahun 2029 akan memetik buahnya kan gitu aja kan Mas.
14:00Jadi kalau menurut saya, justru peluang ini dengan dorongan publik yang kuat,
14:06bahkan ibu-ibu kan sudah demonstrasi kemarin di Jogja dengan mukul panci dan segala macam gitu.
14:12Itu sebuah peringatan dan sebuah momentum yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah
14:17untuk kemudian ya ambil satu langkah ke belakang untuk lari seribu langkah ke depan,
14:22kalau menurut saya gitu.
14:23Oke, tapi kalau dari analisis Anda Mas, selama beberapa hari terkait dengan MBG ini,
14:27apakah mungkin saja ada pihak-pihak lain yang mempolitisasi tersebut,
14:32memanfaatkan momen ini untuk mungkin bisa, dalam tanda kutip ya,
14:38memanfaatkan untuk menaikkan elektabilitas atau menurunkan elektabilitas Presiden?
14:44Ya, makanya ini pentingnya transparansi akuntabilitas Mas gitu,
14:49bahwa selalu ada aktor-aktor yang kemudian mencoba untuk memanfaatkan keadaan,
14:55itu pasti, itu dalam politik pasti ada gitu.
14:58Cuman kan saya nggak bisa menunjuk satu-dua orang gitu kan.
15:02Problemnya adalah ketika pemerintah kemudian merangkul,
15:07saya apresiasi wakil ketua BKN yang minta maaf, nangis,
15:11tapi ketuanya kok belum ya, Gem gitu.
15:13Ini yang kemudian jadi pertanyaan publik,
15:15beneran nggak nih minta maafnya?
15:17Nah, ini yang kemudian harusnya direspon dengan lebih empati,
15:22bahwa yang jadi korban ini anak-anak,
15:24yang 0,017 persen itu anak-anak,
15:28bahwa ya siapa yang mau kehilangan anak,
15:31ya siapa yang mau anaknya jadi korban.
15:33Jadi menurut saya harus berempatilah sedikit,
15:37jangan kemudian problemnya jadi problem teknis, problem politis gitu.
15:41Oke, saya ke Pak Yedi lagi.
15:42Pak Yedi, bagaimana Anda melihat bahwa dari analisi Mas Kunto,
15:45ada nih pihak-pihak yang mungkin saja memanfaatkan ini dari segi politisasi
15:49untuk ya mengganggulah elektabilitas presiden?
15:52Ya, saya kira pendapat Pak Kunto tadi benar ya,
15:59bahwa ini persoalannya karena semua,
16:03nggak mungkin kan soal kesehatan ini bisa ditawarkan,
16:06semua mengalami kecemasan,
16:08baik orang tua, baik guru,
16:11ya tentu semakin kejadian keracunan itu semakin tinggi,
16:17semakin meningkat, itu pasti akan menimbulkan respon publik yang besar.
16:21Itu tanpa didorong pun,
16:23mereka akan secara natural akan melakukan itu.
16:27Karena itu,
16:28tentu kami tidak ingin Komisi 9 yang diberi tugas untuk mengawal program ini.
16:35Sehingga menurut saya,
16:37sekarang ini BGN,
16:38karena di setornya yang sudah keras,
16:40dan ini nggak bisa sendiri.
16:41Karena pemerintah daerah yang memang memiliki infrastruktur dan resources
16:46yang harus bekerja kerat juga.
16:50Jangan sampai kelemahan-kelemahan BGN yang selama ini polanya itu sentralistik,
16:54lalu dianggap pemerintah daerah tidak aware,
16:58tidak menyadari,
17:00maka tentu ini akan membahayakan.
17:02Karena itu saat ini yang harus dikuatkan adalah
17:05bagaimana pemerintah itu mendampingi,
17:10terus teknisnya secara intensif,
17:13para pihak mitra yayasan,
17:16para masyarakat yang ingin mendukung program Pak Presiden ini,
17:20secara pengetahuan,
17:22keterampilan mereka harus didampingi,
17:24sehingga secara umum,
17:26SPPG ini berjalan sesuai dengan koridor,
17:29kesehatan, kesehatan, dan keselamatan pangan.
17:32Kalau ini dilakukan dengan baik,
17:33maka pasti keracunan akan semakin turun.
17:36Oke, Bu Neng,
17:37apakah Anda melihat ada aktor-aktor politik yang memanfaatkan ini
17:41seperti analisis dari Mas Kunto tadi?
17:44Saya jujur saja ya, tidak tahu.
17:47Tapi memang kan kejadian-kejadian seperti ini
17:49bisa saja orang mau memanfaatkan,
17:51itu berpeluang sangat-sangat besar gitu kan.
17:54Dan saya juga memang tidak mau cari,
17:57tahu juga terkait itu apakah orang mau memanfaatkan politiknya
18:01atau tidak gitu kan.
18:02Tetapi saya ingin lebih fokus justru bagaimana program
18:05makan bergiji gratis yang menurut saya itu sangat baik ini,
18:09itu mungkin jangan terlalu kita ambisi untuk mengejar target
18:1330 ribu dapur,
18:16terus 8 juta penerima manfaat.
18:19Tetapi prioritas utamanya itu adalah keamanan.
18:23bagaimana nol insiden, nol kejadian luar biasa yang itu mungkin sangat ditakutkan oleh para orang tua gitu kan.
18:33Maka ketika itu ada kejadian itu pasti semua orang akan takut gitu.
18:37Bahkan mungkin beberapa sudah ada yang ingin bawa bekal sendiri untuk secara halus menolak dan sebagai yang khawatir-khawatir.
18:45Orang tua kan ada yang seperti itu, saya lihat beberapa di media sosial.
18:48Maka ini untuk masalah misalkan ini kan masih 0-1 persen kesalahan.
18:56Karena ini ada masalah makanan berimpak terhadap kesehatan dan yang paling buruknya adalah khawatir nyawa melayang.
19:04Maka di sini bagaimana kemudian pengawasan yang paling utama,
19:08terus kemudian saya kira bertahap aja, yang penting aman itu.
19:12Aman untuk dikonsumsi, terus kemudian SPPG yang mau kemudian diberikan izin itu,
19:17tidak hanya sekedar dia dapat sertifikat SLAS,
19:21tetapi juga kerugurunya dari kepala SPPG-nya,
19:24terus kemudian para pekerjanya itu diberikan pelatihan dulu.
19:28Dan bisa jadi untuk membukanya jangan langsung 3 ribu menurut saya.
19:32Mungkin bisa bertahap, seribu dulu, terus kemudian minggu berikutnya.
19:36Jadi bertahap, biar dia untuk membiasakan diri dulu.
19:38Jangan langsung 3 ribu, seperti itu.
19:41Ini demi keamanan.
19:43Seperti itu.
19:44Gak apa-apa, yang penting satu aman gitu.
19:46Oke, target misalkan untuk mempercepat di akhir tahun ini 8 juta peningan manfaat,
19:53itu gak tercapai, gak masalah.
19:54Yang penting aman.
19:55Ada SOP yang aman, teknis yang aman ya Bu ya, Buneng.
19:59Iya, betul.
20:00Saya ke Mas Gunto.
20:01Mas Gunto,
20:02Tadi seperti disampaikan oleh Buneng dan Pak Edi,
20:04teknis harus aman.
20:05SOP, SLAHS.
20:07Tetapi,
20:08kalau dari segi politiknya,
20:10apa yang harus dibenahi oleh Presiden
20:12untuk mengoptimalkan MBG?
20:14Saya kembali ke Mas Gunto.
20:15Mas Gunto,
20:16ada beberapa hal yang disampaikan tadi.
20:19Perbaikan teknis,
20:20SOP,
20:21SLAHS,
20:22pun juga bagaimana kondisi di dalam SPPG sendiri
20:26yang betul-betul harus sesuai dengan aturan.
20:28tapi,
20:29itu pembinaan dari sisi teknisnya.
20:32Pembinaan dari sisi politisnya seperti apa, Mas?
20:35Ya, kalau menurut saya,
20:36yang teknis gak bisa dilepaskan dari yang politis, Mas.
20:39Bahwa,
20:40butuh kajian dan keahlian teknokratik ini
20:43untuk mengawal dan selalu memperbaiki
20:45program raksasa seperti MBG ini, gitu kan.
20:48Ini kan skupnya luar biasa.
20:51Jadi,
20:51memang butuh kahlian teknokratis
20:54yang selama ini kita gak melihatnya di MBG, sayangnya, gitu.
20:57Dan ini perlu dijamin oleh secara politis, kan,
21:01bahwa mungkin orang-orang
21:03atau ya kajian-kajian yang memang penting
21:06buat keberlangsungan MBG.
21:07Terus nomor dua,
21:08mungkin ya mendorong partisipasi masyarakat.
21:12Ini untuk mengawal, mengontrol,
21:15bahkan ikut serta dalam teknis distribusi MBG
21:19yang memang sangat menantangkan secara logistik, gitu kan.
21:23Bisa dibentuk kerelawanan,
21:24ibu-ibu yang memang konsen dengan keselamatan anaknya
21:27bisa dirangkul, bisa diajak partisipasi,
21:30jadi relawan.
21:31Itu secara politis akan sangat menguntungkan, Mas, gitu.
21:34Dan yang ketiga, menurut saya,
21:36ya berhentilah, gitu,
21:37menyerang pengkritik, gitu kan.
21:39Ibu-ibu ini memang konsen,
21:40saya juga konsen dengan keselamatan anak, gitu kan.
21:43Jangan bilang kemudian ada sabotaselah di MBG
21:47atau ada politisasi yang menurut saya,
21:50ini akan justru berbalik, gitu.
21:53Justru menolak partisipasi warga,
21:57menolak konsen warga,
21:59dan akhirnya warga cuma bisa marah-marah dong, Mas, gitu.
22:02Itu intel negara itu banyak, Mas.
22:04Jadi kalau untuk cari identifikasi siapa yang sabotaselah
22:07harusnya lebih gampang, kan, gitu.
22:09Daripada mengaduk-ngaduk opini publik,
22:12yang secara politis akan merugikan.
22:14Oke, saya ke Pak Edi.
22:15Pak Edi, ini berbicara soal keselamatan anak Presiden
22:18juga memberi pernyataan bahwa
22:20hingga saat ini jumlah
22:21kesalahan dari MBG itu
22:230,0017 persen
22:25atau di bawah 1 persen lah.
22:26Menurut Anda, apakah
22:27ada yang salah sebenarnya dari pernyataan Presiden ini
22:30menanggapi sesuatu yang berhubungan
22:32dengan
22:32keselamatan anak-anak kita?
22:34Ya, Pak Presiden kan ingin
22:38program ini berjalan dengan baik
22:40kan itu saja, itu yang saya tangkap.
22:43Maka, saya pendapat dengan Mas Punto tadi
22:45mekanisme kontrol silang
22:48pelaksanaan MBG ini
22:50harus dilakukan dengan baik.
22:51Karena
22:52paling banyak perannya dalam kontrol silang
22:55itu adalah
22:551. Menteri Kesehatan
22:572. BPOM
22:583. Pemerintah Daerah dengan Dinas Kesehatan
23:00Maka izinkan
23:02Pemerintah Daerah dengan Dinas Kesehatan
23:05Bus Gasmas
23:06itu melakukan audit secara berkala
23:08berhadap SPBG
23:09Yang kedua
23:10Inspeksi mendadak
23:11Lalu dilakukan
23:12Lalu pengujian sampel makanan
23:15Nah, ini penting lah
23:17Partisipasi publik harus dong
23:19karena ini menyangkut keselamatan orang banyak
23:21Bisa sekolah diajak
23:24Bisa komite sekolah
23:25Bisa kadir-kadir kesehatan
23:28Bisa ibu-ibu yang memang
23:30concern terhadap hal ini
23:31Jadi
23:32Semakin banyak yang terlibat
23:35itu gotoh royongnya
23:37semakin kelihatan
23:38di dalam program MBG
23:39ini akan menyangkut
23:4082 juta penerima manfaat
23:42Yang berikutnya
23:43memang
23:44regulasi setingkat perpres
23:48itu dibutuhkan
23:49dalam proyek MBG ini
23:50agar
23:51wawonang
23:52pemerintah daerah
23:53wawonang
23:54kementerian kesehatan
23:55B, POM
23:56bahkan ketimbangan publik
23:57itu semuanya diatur
23:59di dalam regulasi
24:00kan selama ini kritiknya kan
24:02pemerintah daerah kan
24:03mengalami kesulitan
24:04dia misalnya
24:05minimnya kontribusi ya Pak
24:06iya
24:06dia misalnya
24:07mau menerjunkan
24:08dinas kesehatan
24:09ke DAPU
24:10lalu
24:10dari mana anggaran saya
24:12lalu ketika dia
24:13mau memasukkan
24:14di dalam APBD
24:15cantolan
24:18perpresnya mana
24:19regulasinya mana
24:20kan
24:21itu semua harus
24:22transparan kan
24:23dan accountability kan
24:24sehingga menurut saya
24:25perpres itu dibutuhkan
24:28semakin banyak
24:29regulasi
24:30semakin bagus
24:32kan presiden juga
24:33harus disiplin
24:34disiplin apa
24:35kalau tidak ada konstitusi
24:37yang mengatur secara
24:38tata kelola
24:38dan teknis
24:39program MBG ini
24:40sebelum nanti
24:42kalau misalnya
24:42semuanya baik
24:43baru berpikir
24:44regulasi setikat undang-undang
24:46anggaran yang besar
24:47kalau tidak dipayungi
24:48dengan regulasi
24:49pasti nanti
24:50resiko masalahnya
24:51akan semakin banyak
24:52saya kira itu
24:53oke
24:53saya ke Buneng
24:54Buneng bagaimana Anda
24:55menanggapi terkait dengan
24:57pernyataan presiden
24:580,0017%
25:00atau di bawah 1% ini
25:01di saat
25:02ini kita
25:02berbicara
25:03terkait dengan
25:04keselamatan anak
25:05ada yang salah
25:06atau menurut Anda
25:07ini sesuatu yang
25:08memang sebenarnya
25:08masih lumrah
25:09pernyataan presiden ini
25:10jadi kalau beliau itu kan
25:12hanya menyampaikan
25:14fakta statistik aja
25:15tetapi dalam hal
25:17kejadian ini
25:18tapi kan ketika
25:19orang misalkan
25:21hari ini
25:21secara psikologis
25:24terutama orang tua
25:26ketika ada
25:26anaknya keracunan
25:27berarti hal-hal yang
25:28kayak gitu tuh
25:29kadang ya
25:29gak bisa
25:30kemudian
25:31diterima
25:32maka pendekatannya
25:33tentu harus secara
25:34emosional gitu kan
25:35seperti itu
25:36jadi tetap
25:38tadi
25:39seperti Pak Puto
25:40menyampaikan
25:41apa kecewa hari ini
25:42apa kepala BGMnya
25:43belum minta maaf
25:44itu kan
25:45selain mengakui kesalahan
25:46tentu saja
25:47pemerintahan
25:49dan minta maaf
25:51dan berjanji
25:52untuk memperbaikinya
25:54dan itu harus ada
25:55bukti-buktinya
25:56sampai ke tingkat
25:57bawah
25:58terus kemudian
25:59kalau misalkan
26:00tadi
26:01kepala BGM
26:02sudah berkoordinasi
26:04dengan kepala-kepala daerah
26:05terus akan membutuhkan
26:06satgas
26:06terus yang mencicipi
26:07adalah satgas itu
26:09menurut saya itu juga
26:10belum manusiawi ya
26:12maka yang
26:13bukan mencicipi itu
26:14bukan maksudnya itu
26:15orang gitu
26:16yang mempertaruhkan nyawa
26:17ya enggak
26:18tetapi
26:19itu harus
26:20misalkan di
26:21BP POM itu kan
26:21ada alat
26:22untuk melihat bahwa
26:24ini ada
26:24kandungan apa
26:25dan lain sebagainya
26:26ketika aman
26:26maka boleh
26:27jadi
26:27alat-alat seperti itulah
26:29yang menurut saya
26:29itu alat medis
26:31alat untuk
26:31bagaimana bahwa
26:32makanan ini
26:33aman untuk diedarkan
26:35jadi itu
26:35menurut saya itu
26:36kenapa
26:37tidak
26:37tidak perlu manual
26:39dengan orang mencicipi
26:41menurut saya
26:41seperti itu
26:42oke
26:42saya ke Mas Kunto
26:44Mas Kunto
26:45kita melihat bahwa
26:46apa yang terjadi selama ini
26:47pemerintah terus melakukan
26:48evaluasi dan
26:50ingin melakukan
26:51solusi lebih cepat lagi
26:52tapi
26:52tidak lama setelah itu
26:55kemarin
26:55minta maaf
26:56hari ini
26:56ada dugaan
26:57dicimahi
26:58keracunan MBG
26:59menurut Anda
27:00ini singkat saja
27:01apa yang perlu dilakukan
27:03ke depan
27:03apakah perlu
27:05kalau kata
27:05Gubernur Jawa Barat
27:06tutup total
27:07semuanya dulu
27:08tapi menurut Anda
27:09perlu tidak
27:09atau tutup
27:10sementara yang bermasalah
27:11atau
27:12seluruh Indonesia
27:13tutup total
27:14sambil evaluasi
27:15Mas Kunto
27:16kalau menurut saya
27:17begini
27:18ini kan jumlahnya
27:19sudah semakin banyak
27:20itu
27:20saya juga mau jawab
27:21pertanyaan Mas Mario
27:22yang tadi
27:23saya tidak ditanya
27:24kan
27:24soal 0,01
27:250,01
27:26itu
27:28begitu saya dengar itu
27:29di kepala saya
27:30langsung
27:30emang butuh
27:31berapa kurban lagi
27:32untuk bisa jadi serius
27:33ya kan
27:34itu yang
27:35pertanyaan saya
27:36dan jujur
27:36apakah perlu ada
27:37korban jiwa
27:38dan kita kan
27:38tidak inginkan
27:39ada itu
27:40jadi menurut saya
27:41menjawab pertanyaan
27:43yang kedua
27:43ini menurut saya
27:45harus dihentikan
27:46dihentikan dulu
27:47ya mundur satu langkah
27:48dalam taktik
27:50dalam strategi
27:51kan ada yang namanya
27:52mundur satu langkah
27:53kemudian dievaluasi
27:54semua
27:54untuk menjamin
27:55keselamatan
27:56hentikan semua
27:57seluruh Indonesia
27:58maksudnya
27:58kalau saya sih
28:00berpikir begitu
28:01tapi kalau misalnya
28:02ada jalan tengah
28:03diidentifikasi
28:04nah ini tadi kan
28:05pentingnya pengawasan
28:06kan kita jadi tahu
28:07dapur mana
28:08yang bermasalah
28:09kan gini mas
28:09ini kan kita
28:10gelap sama sekali
28:12dapur mana
28:12yang bermasalah
28:13itu pengelolanya
28:15siapa
28:15yang punya ES
28:16mana
28:17gak ada
28:18transparansi
28:19di publik
28:20sehingga ya
28:20kita khawatir
28:21semua kan
28:22ini yang membuat
28:24membuat
28:24menurut saya
28:25transparansi
28:26lalu kemudian ada
28:27langkah-langkah
28:28yang drastis
28:29dan evaluatif
28:30yang menyuruh
28:31itu jadi penting
28:32oke
28:33terima kasih
28:34atas apa yang disampaikan
28:35Bapak Ibu
28:35semoga ini bisa menjadi
28:36evaluasi
28:37penting bagi pemerintah
28:38terkait dengan pelaksanaan MBG
28:40terutama untuk keselamatan
28:41anak-anak kita
28:42sehingga ya
28:43program yang baik ini
28:45bisa dirasakan
28:45lebih optimal
28:46oleh masyarakat kita
28:47terima kasih sekali lagi
28:49anggota Komisi 9 DPRR
28:50dan fraksi PDIP
28:51Edi Wuryanto
28:51ada Neng
28:53EM Marjama Zulfa
28:54anggota Komisi 9 DPRRI
28:56fraksi PKB
28:56dan juga pengamat
28:57komunikasi politik
28:58Universitas Pajajaran
28:59Kunto Adi Wibowo
29:00Bapak Ibu
29:00terima kasih
29:01sehat-sehat selalu
29:02sehat Pak Mario
29:04selamat beraktivitas
29:06sehat-sehat Pak Edi
Dianjurkan
2:35
|
Selanjutnya
1:58
3:26
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
4:26
13:00