00:00demi meningkatkan ekonomi keluarga.
00:04Rian F. Winarta, Kompas TV, Lampung
00:07Beralih ke informasi selanjutnya,
00:14Awi seorang pria di Natar, Lampung Selatan
00:16berhasil menyulat lahan tidur bekas bengkel menjadi lahan produktif
00:20dengan budidaya sayur hidroponik.
00:23Dalam sekolipanen, ia mampu menjualnya ke super mindset
00:26dan pasar digital media sosial
00:28hingga berhasil merauh pundi-pundi rupiah.
00:37Wilhelmus atau Akrab di Sapaawi,
00:40warga Haji Mena kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan Lampung,
00:44kini sukses menekuni budidaya tanaman sayur hidroponik.
00:50Usaha yang digeluti sejak 2015 lalu ini
00:53memanfaatkan lahan bekas bengkel yang tak terpakai
00:56dan dijadikan sebagai lokasi budidaya berbagai sayuran hidroponik
01:01seperti selada, kangkung, pakcoy hingga kucai
01:05yang mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah.
01:10Hasil panen sayur hidroponik milik Awi
01:12sebelumnya hanya dijual ke pedagang pasar tradisional.
01:16Namun, kini ia mulai merambah ke supermarket
01:19hingga pasar digital melalui media sosial.
01:23Dari otor itu kira-kira 4 minggu panen.
01:27Itu 4 mingguan ya?
01:294 mingguan.
01:29Nah, kalau untuk 4 mingguan kita bisa panen berapa nih?
01:32Sekarang ini bisa 40-50 kilo lah.
01:3550 kilo?
01:36Ini kita 4 x 1 meter aja bisa dapat
01:396 x 20-120 lubang.
01:43Itu udah 12 kilo sendiri.
01:45Kalau untuk skala rumah tangga cukup lah.
01:47Mari kita bersuka kepada pangan.
01:51Dalam sekali panen,
01:53Awi mampu menjual belasan hingga puluhan kilogram
01:56sayur hidroponik
01:57dengan harga Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram.
02:04Irani Diansyah, salah satu pembeli
02:06mengaku lebih memilih sayur hidroponik
02:08lantaran kondisi yang segar
02:10dan tentunya juga lebih sehat
02:12karena tidak ada kandungan pesticida
02:14dalam proses budidayanya.
02:16Kisah Wilhelmus ini bisa menjadi inspirasi
02:35bagi warga lainnya
02:36untuk dapat mengolah lahan tidur
02:38menjadi lahan produktif
02:40melalui usaha budidaya tanaman sayur hidroponik
02:43atau jenis budidaya lainnya.
02:45Roma Afriya Idam, Kompas TV, Lampung