Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
KOMPAS.TV - Wilhelmus atau akrab disapa Awi, warga Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, sukses menekuni budidaya sayuran hidroponik sejak 2015.

Lahan bekas bengkel yang semula tak terpakai ia sulap menjadi lokasi produktif untuk menanam selada, kangkung, pakcoy, hingga kucai, yang kini menjadi sumber penghasilan tetap. Awalnya, hasil panen hanya dipasarkan ke pedagang pasar tradisional.

Namun, seiring waktu, Awi mulai merambah pasar modern, termasuk supermarket dan penjualan melalui media sosial. Dalam sekali panen, Awi mampu menjual belasan hingga puluhan kilogram sayuran hidroponik dengan harga Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram.

#sayuran #hidroponik #lampung

Baca Juga Ibu Rumah Tangga di Bandar Lampung Sukses Bangun Bisnis Roti Gandum | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/nasional/618547/ibu-rumah-tangga-di-bandar-lampung-sukses-bangun-bisnis-roti-gandum-kompas-siang

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/618549/sukses-budidaya-sayur-hidroponik-warga-lampung-raup-cuan-dari-lahan-bekas-bengkel
Transkrip
00:00demi meningkatkan ekonomi keluarga.
00:04Rian F. Winarta, Kompas TV, Lampung
00:07Beralih ke informasi selanjutnya,
00:14Awi seorang pria di Natar, Lampung Selatan
00:16berhasil menyulat lahan tidur bekas bengkel menjadi lahan produktif
00:20dengan budidaya sayur hidroponik.
00:23Dalam sekolipanen, ia mampu menjualnya ke super mindset
00:26dan pasar digital media sosial
00:28hingga berhasil merauh pundi-pundi rupiah.
00:37Wilhelmus atau Akrab di Sapaawi,
00:40warga Haji Mena kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan Lampung,
00:44kini sukses menekuni budidaya tanaman sayur hidroponik.
00:50Usaha yang digeluti sejak 2015 lalu ini
00:53memanfaatkan lahan bekas bengkel yang tak terpakai
00:56dan dijadikan sebagai lokasi budidaya berbagai sayuran hidroponik
01:01seperti selada, kangkung, pakcoy hingga kucai
01:05yang mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah.
01:10Hasil panen sayur hidroponik milik Awi
01:12sebelumnya hanya dijual ke pedagang pasar tradisional.
01:16Namun, kini ia mulai merambah ke supermarket
01:19hingga pasar digital melalui media sosial.
01:23Dari otor itu kira-kira 4 minggu panen.
01:27Itu 4 mingguan ya?
01:294 mingguan.
01:29Nah, kalau untuk 4 mingguan kita bisa panen berapa nih?
01:32Sekarang ini bisa 40-50 kilo lah.
01:3550 kilo?
01:36Ini kita 4 x 1 meter aja bisa dapat
01:396 x 20-120 lubang.
01:43Itu udah 12 kilo sendiri.
01:45Kalau untuk skala rumah tangga cukup lah.
01:47Mari kita bersuka kepada pangan.
01:51Dalam sekali panen,
01:53Awi mampu menjual belasan hingga puluhan kilogram
01:56sayur hidroponik
01:57dengan harga Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram.
02:04Irani Diansyah, salah satu pembeli
02:06mengaku lebih memilih sayur hidroponik
02:08lantaran kondisi yang segar
02:10dan tentunya juga lebih sehat
02:12karena tidak ada kandungan pesticida
02:14dalam proses budidayanya.
02:16Kisah Wilhelmus ini bisa menjadi inspirasi
02:35bagi warga lainnya
02:36untuk dapat mengolah lahan tidur
02:38menjadi lahan produktif
02:40melalui usaha budidaya tanaman sayur hidroponik
02:43atau jenis budidaya lainnya.
02:45Roma Afriya Idam, Kompas TV, Lampung

Dianjurkan