JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Utama Pusat Riset Politik BRIN, Moch Nurhasim mengatakan ada kekecewaan Presiden Prabowo terhadap kinerja menteri-menteri utama. Apakah ini alasan Menko Polkam Budi Gunawan diganti?
"Jadi kalau kita bayangkan ada tujuh kementerian koordinator, itu idealnya gerak dari program pemerintah ini cepat. Tetapi begitu belum satu tahun yang diawali oleh isu tentang buruh, demonstrasi, kemudian ojol demonstrasi, kemudian mahasiswa demonstrasi, lalu kemudian timbul pemicu meluas menjadi sebuah instabilitas kritik terhadap gaya hidup, gaya berpolitik, parlement, dan lain sebagainya, yang itu juga kemudian merembet kepada tuntutan terhadap situasi ekonomi yang semakin sulit. Tetapi harus diingat bahwa keputusan penggunaan anggaran negara atau APBN terhadap program-program yang sifatnya populis seperti MBG, meskipun dengan berbagai macam dinamika dan tantangan dan persoalan yang terjadi, itu belum bisa mengerek kondisi real ekonomi sehingga ada semacam tuntutan dari kelesuan ekonomi, kemudian ada PHK banyak, dan ini kan sudah diingatkan," katanya.
Lebih lanjut Nurhasim mengatakan untuk mengendalikan situasi, sebenarnya perlu perintah arahan yang tegas dari Presiden.
"Setelah elit-elit politik itu bergerak untuk meminta maaf, untuk kemudian katakanlah dia menyampaikan empati, empati kepada demonstran. Kemudian demokrasinya dibuka. Di mana ada demonstrasi itu para elit, baik itu di tingkat nasional maupun lokal, itu mulai menyambut. Sebelumnya kan mereka menutup diri, seperti menutup diri. Dianggap respons itu terlambat. Saya kira itu yang dilihat oleh Pak Presiden," katanya lagi.
Bagaimana pendapat Anda?
Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/J0N67T7wizg
#reshuffle #menteri #prabowo
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/618358/prabowo-lantik-djamari-chaniago-gantikan-budi-gunawan-sebagai-menko-polkam-ini-kata-pengamat-rosi
00:00Selamat malam saudara, Anda menyaksikan program ROSI bersama saya Friska Klarissa.
00:06Belum ada satu tahun pemerintahan, Presiden Prabowo Subianto sudah tiga kali melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.
00:15Apakah perombakan dilakukan guna memaksimalkan kinerja pemerintahan atau sekadar bagi-bagi jabatan?
00:22Malam ini saya mengundang peneliti utama pusat riset politik BRIN, Muhammad Nur Hasim.
00:28Pak Hasim selamat malam. Selamat malam Mbak Friska.
00:31Kalau Pak Hasim lihat setahun belum sampai pemerintahan Pak Presiden Prabowo dengan Wakil Presiden Gibran Raka Buming.
00:40Tapi sudah ada tiga kali reshuffle, apa pesan yang Pak Hasim lihat?
00:44Ya, di dalam sistem presidensial memang stabilitas pemerintahan itu ditentukan oleh beberapa faktor.
00:52Yang pertama adalah faktor gaya kepemimpinan presiden.
00:55Ini yang pertama. Di antara juga gaya kepemimpinan presiden itu bagaimana dia mengelola kabinet, mengelola pemerintahan.
01:04Ini faktor yang pertama.
01:06Faktor yang keduanya adalah hubungan dengan parlemen.
01:10Nah, kalau kita lihat di dalam konteks hubungan dengan parlemen, itu tidak terlalu banyak masalah dalam satu tahun pemerintahan atau kabinet mirah putih.
01:18Apalagi semuanya terafiliasi juga dengan...
01:22Semuanya hampir 59 persen atau 60 persen itu mulai dari Gerindra, kemudian PKB, Gulkar, kemudian PAN, Demokrat.
01:32Ini kan yang punya kursi di parlemen itu mendukung penuh apa yang dilakukan atau apa yang dicanangkan sebagai visi dan misi.
01:41Para pendukung dan pengusung semuanya ada di sana.
01:44Jadi memang di dalam konteks untuk reshuffle itu tergantung dari pertimbangan presiden.
01:51Nah, makanya ada kritik.
01:54Di dalam sistem presidensial itu pengawasan menteri itu melekat kepada diri presiden.
02:00Jadi tergantung dari pola kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang presiden.
02:06Maka pada setiap periode itu pasti akan muncul perbedaan.
02:11Perbedaan gaya misalnya antara Bu Mega dengan Pak SBY, dengan Pak Jokowi, dengan Pak Prabowo itu selalu berbeda.
02:20Tetapi kunci yang kemudian menjadi penting di dalam stabilitas pemerintahan presidensial itu adalah
02:26meskipun presiden itu punya inner cycle, orang-orang inti yang akan memberikan masukan,
02:34yang akan membantu untuk melakukan katakanlah konsolidasi pemerintahan dan sebagainya.
02:40Pada saat-saat penting dan pada saat-saat genting, presiden itu akan kesepian.
02:46Karena dia harus memutuskan sendiri.
02:48Karena seluruh kontrol, kontrol pemerintahan.
02:52Karena ini adalah sistem presidensial.
02:54Jadi harus presiden yang ambil keputusan itu.
02:56Dia yang harus mengambil posisi.
02:57Nah tapi salah satu yang tadi Pak Hasim juga sampaikan soal stabilitas politik.
03:01Apakah ini jadi salah satu alasan utama?
03:04Kenapa saya tanyakan ini?
03:05Karena kalau kita lihat unjuk rasa 25 sampai 31 Agustus lalu,
03:10ini jadi indikator instabilitas politik.
03:13Apakah ini yang jadi dasar?
03:16Salah satunya bisa dibaca kenapa Menko Polkam akhirnya diganti?
03:19Saya melihat ada semacam kekecewaan dari Pak Presiden ya, Pak Prabowo terhadap kinerja menteri-menteri utama.
03:30Jadi kalau kita bayangkan ada tujuh kementerian koordinator, itu idealnya gerak dari program pemerintah ini cepat.
03:39Tetapi begitu belum satu tahun yang diawali oleh isu tentang buruh ya, demonstrasi, kemudian ojol demonstrasi, kemudian mahasiswa demonstrasi,
03:52lalu kemudian timbul pemicu meluas menjadi sebuah instabilitas kritik terhadap gaya hidup, gaya berpolitik, parlement, dan lain sebagainya.
04:03Yang itu juga kemudian merembet kepada tuntutan terhadap situasi ekonomi yang semakin sulit.
04:10Tetapi harus diingat bahwa keputusan penggunaan anggaran negara atau APBN terhadap program-program yang sifatnya populis seperti MBG,
04:24meskipun dengan berbagai macam dinamika dan tantangan dan persoalan yang terjadi,
04:28itu belum bisa mengerek kondisi real ekonomi sehingga ada semacam tuntutan dari kelesuhan ekonomi, kemudian ada PHK banyak dan ini kan sudah diingatkan.
04:43Situasi itu dianggap tidak bisa dikelola dengan baik?
04:46Tidak bisa dikendalikan, tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah dan mungkin ini dari sisi ekonomi dianggap sebagai sebuah kelemahan.
04:55Nah ketika muncul resistensi, muncul perlawanan dalam tanda petik ya dengan berbagai anarki yang terjadi di berbagai tempat,
05:06kita harus ingat bahwa dari 25 September, Agustus ya, sampai dengan 28,
05:14itu ada sekitar 127 titik orang berdemonstrasi karena merasa tidak puas.
05:20Dan sinyal itu sebenarnya sudah disampaikan ketika mahasiswa itu kemudian membuat semacam protes Indonesia gelap.
05:32Itu jauh sebelum itu kan?
05:33Jauh sebelum itu dan itu pada saat-saat menjelang awal tahun di 2025, sudah ada wacana itu.
05:40Indonesia gelap kemudian situasinya tidak mentuh, ada kekecewaan-kekecewaan tertentu,
05:46tapi ini kan tidak direspon. Nah di dalam demokrasi presidensi yang menjadi salah satu poin penting menurut saya pada waktu itu adalah
05:56kelihatannya orang-orang di dekat Pak Prabowo ini tidak mampu mengkomunikasikan kebijakan yang mau diambil oleh Pak Presiden.
06:07Meskipun ada PGO ya, yang sekarang mungkin nanti diganti menjadi badan komunikasi pemerintah atau ini.
06:16Tapi jarang sekali ya informasi-informasi itu keluar dari juru bicara presiden atau dari KSP atau dari yang lain.
06:26Bahkan Pak Hasan Hasbi itu dianggap kurang memberikan kinerja komunikatif.
06:31Tapi kalau yang tadi Menko Polkam diganti artinya Anda melihat ada kekecewaan presiden atas kinerja menteri utamanya?
06:39Ya, saya lihat itu. Karena di dalam situasi genting itu pilihannya ada beberapa opsi yang harus disampaikan kepada presiden.
06:48Misalnya, bagaimana sebenarnya mengatasi?
06:52Karena sejak tanggal 25 itu terjadi vakum.
06:58Vakum dalam pengertian sosial order itu terganggu.
07:02Ketertiban sosial terganggu.
07:05Ada delegitimasi dari kepolisian, polri.
07:09Tetapi kemudian ini kelihatannya ruang untuk memberikan informasi, memberikan arahan, dan memberikan perintah itu tidak ada.
07:19Nah, dugaan saya ada perbedaan perspektif di dalam kabinet terhadap situasi antara mungkin pendekatan soft power atau hard power
07:30atau pendekatan-pendekatan yang sifatnya apakah mau militaristik yang ada ataukah mau menggunakan pendekatan civilian police.
07:41Ini kan terjadi perdebatan itu setelah muncul gerakan-gerakan yang kemudian menolak ya.
07:50Oh, nggak boleh dong pendekatan militer.
07:52Karena ciri-ciri dari darurat militer itu belum ada.
07:58Karena situasinya sebenarnya masih bisa dikendalikan.
08:01Yang dilakukan adalah sebenarnya perintah.
08:04Perintah arahan yang tegas dari presiden.
08:07Setelah ada perintah, eskalasinya akan menurun.
08:09Dan kemudian setelah elit-elit politik itu bergerak untuk meminta maaf untuk kemudian katakanlah dia menyampaikan empati kepada demonstran.
08:25Kemudian demokrasinya dibuka.
08:27Di mana ada demonstrasi itu para elit baik itu di tingkat nasional maupun lokal itu mulai menyambut.
08:35Sebelumnya kan mereka menutup diri, seperti menutup diri.
08:38Dianggap respons itu terlambat?
08:41Saya kira itu yang dilihat oleh Pak Presiden.
08:44Dengan penggantinya saat ini, dengan keputusan untuk mereshevel, apakah dianggap sudah langkah yang baik menjawab keresahan publik soal instabilitas politik?
08:52Kalau langkah yang baik atau langkah yang apa ya?
08:56Menjawab keresahan publik?
08:57Menjawab situasi itu butuh waktu.
09:01Tapi saya mencatat bahwa Pak Presiden, Pak Prabowo ini memberikan warning.
09:07Warning untuk?
09:08Warning untuk ketua partai, untuk para menteri bahwa kekuasaan, prerogatif itu ada di Presiden.
09:17Ada di tangan beliau.
09:18Jadi kalau kalian dianggap tidak perform, bisa diganti sewaktu-waktu.
09:24Nah ini memang menjadi perdebatan teoretik maupun akademik dan juga praktis.
09:29Sebenarnya pergantian menteri di dalam konteks sistem presidensial yang dianggap sebagai hak prerogatif Presiden itu ukurannya apa?
09:39Maka ukurannya adalah dia menurut kacamata Presiden itu bisa menjalankan visi dan misinya itu.
09:46Bisa mencapai target yang ditentukan dan sebagainya.
09:49Kalau dulu di zaman pemerintahan-pemerintahan yang sebelumnya kan ada ukuran.
09:55Kira-kira seorang menteri itu dianggap sukses atau tidak sukses itu ukurannya apa?
10:01Nah saya menduga bahwa kalau dari pola selama satu tahun yang dilakukan oleh Pak Prabowo ini, beliau yang mengukur sendiri.
10:11Seorang menteri itu bisa sukses atau tidak?
10:13Perform atau tidak?
10:14Perform atau tidak?
10:15Karena biasanya kalau dari Presiden-Presiden sebelum atau pemerintahan-pemerintahan pasti dilihat apakah selain performa ini dekat dengan siapa?
10:23Atau ini partai politik atau bukan asalnya?
10:27Dengan Pak Hasim lihat ada para menteri yang diganti ini diasosiasikan dekat dengan Pak Jokowi misalnya, dekat dengan Bumega misalnya, atau dari partai politik.
10:37Tapi toh tetap diganti juga oleh Pak Presiden.
10:39Anda melihat keberanian Pak Prabowo?
10:41Saya melihat bahwa Pak Prabowo sedang menarik ulur ya, tarik ulur di dalam konteks koalisi, di dalam konteks untuk kompromi politik.
10:52Karena di dalam sistem presidensial yang digabung dengan sistem multipartai, itu mau tidak mau Presiden itu harus berkoalisi.
11:02Nah, saya mencatat bahwa upaya untuk menyampaikan, warning kepada partai bahwa saya tidak bisa dikontrol.
11:12Saya menentukan sendiri setiap langkah, setiap kebijakan yang harus saya ambil untuk supaya pemerintahan ini bekerja secara optimal.
11:23Meskipun ada orang-orang tertentu di baliknya yang menyokong gagasan-gagasan itu.
11:28Nah, saya melihat bahwa posisi yang cukup penting ya, di dalam pengaruh terhadap seorang Presiden, itu ada orang-orang di sekretarnya.
11:40Mungkin kalau sekretaris kabinet ya, atau Pak tadi ya, kemudian yang cukup menarik sebenarnya posisi dari hubnya Pak Prabowo ini di parlemen, Pak Dasko.
11:54Pak Dasko ini punya hubungan khusus dengan Presiden dan bisa memberikan masukan-masukan.
11:59Apalagi Ketua Harian pula di dalam partai politik.
12:03Itu yang pertama.
12:04Nah, yang kedua, situasi kemarin itu menunjukkan juga hubungan yang dilematis antara Presiden dengan para menteri dan Presiden sebagai ketua partai dengan koalisi para pimpinan partai yang lain.
12:21Karena sebagian ketua umum partai itu ada di dalam pemerintahan.
12:26Misalnya PKB, ketua umumnya menjadi Menteri Koordinator ya.
12:31Kemudian Pak Bahlil ya, dari Gulkar.
12:35Kemudian PAN ya, dari Pak Zulhas.
12:37Pak Zulhas, Menko Pangan.
12:39Jadi ketika proses mau pergantian dan lain sebagainya itu tidak dibicarakan terlebih dahulu.
12:47Sehingga kalau pinjam istilahnya Pak Yusuf Kala ini seperti gerakan senyap itu.
12:53Jadi ada semacam situasi senyap yang diciptakan, tiba-tiba kemudian dilakukan reshuffle.
13:01Reshuffle, padahal publik sebenarnya kan tidak meminta, tidak ada tuntutan untuk reshuffle kabinet.
13:06Di 17 plus 8 itu tidak ada.
13:09Tapi yang dituntut adalah adanya perbaikan-perbaikan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
13:15Dari berbagai macam isu.
13:17Nah ini dengan keputusan Pak Presiden Prabowo sendiri, seperti yang tadi Pak Asing bilang,
13:21tidak ada diskusi dulu dengan partai politik, betul-betul prerogatif presiden ditunjukkan di sini.
13:26menguntungkan atau tidak dengan soliditas kabinet, partai politik di dalam kabinetnya Pak Prabowo.
Jadilah yang pertama berkomentar