Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menduga adanya warga sipil yang menjadi korban dalam insiden peledakan amunisi di Garut karena banyaknya warga yang membantu TNI. Dedi berharap, ke depan tidak ada lagi warga sipil yang dilibatkan dalam pemusnahan amunisi.

Ia menjelaskan, banyaknya korban sipil dalam kejadian tersebut disebabkan keterlibatan warga yang membantu TNI. Menurutnya, hal itu berisiko tinggi karena warga sipil tidak memiliki pelatihan khusus.

Dedi meminta agar ke depan tidak ada lagi warga sipil yang terlibat agar tidak jatuh lebih banyak korban.

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Anis Hidayah, menanggapi ledakan yang menewaskan 13 orang tersebut. Ia menyayangkan peristiwa itu dan menyebutnya bukan sebagai bencana, melainkan akibat kelalaian prosedur.

Baca Juga Komnas HAM Minta Investigasi Ledakan Amunisi di Garut Dilakukan secara Transparan dan Akuntabel di https://www.kompas.tv/nasional/593363/komnas-ham-minta-investigasi-ledakan-amunisi-di-garut-dilakukan-secara-transparan-dan-akuntabel

#ledakan #amunisi #garut #dedimulyadi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/593371/usut-ledakan-amunisi-di-garut-gubernur-dedi-mulyadi-beri-imbauan-komnas-ham-soroti-kelalaian-sop
Transkrip
00:00Sorotan lainnya Saudara Gubernur Jawa Barat Deddy Mulyadi menduga
00:04adanya warga sipil yang menjadi korban saat peledakan amunisi di Garut
00:08karena banyak warga yang bekerja membantu TNI.
00:12Namun ke depan Deddy berharap tak ada lagi warga sipil
00:15yang terlibat dalam pemusnahan amunisi.
00:21Gubernur Jawa Barat Deddy Mulyadi menjelaskan penyebab banyak korban
00:25warga sipil saat peledakan amunisi di Garut
00:28karena banyaknya warga yang membantu TNI.
00:31Kedepannya Deddy berharap tak ada lagi warga sipil
00:34yang terlibat membantu dalam penanganan peledakan amunisi
00:38karena memiliki risiko tinggi dan tidak terlatih
00:41serta agar tidak ada lagi banyak korban warga sipil.
00:50Pertama kalau pengakuan dari kemarin orang yang kebetulan
00:55sudah bekerja 10 tahun di situ
00:57mereka posisi di situnya bekerja
00:59membantu teman-teman yang anggota yang ada di situ.
01:06Nah kemudian apakah itu diperbolehkan atau tidak
01:09biarkan itu Mabes TNI yang menjelaskan.
01:12Nah ranah saya hanya ranah sosial
01:14dan ranah penanganan ketika saat ini sudah terjadi.
01:18Tetapi ke depannya akan menjadi perhatian utama.
01:21Nah kalau saya sih cenderung nanti warga sipil yang di Garut
01:24tidak boleh lagi terlibat dalam kegiatan-kegiatan itu
01:28karena memiliki risiko tinggi dan bukan orang yang terlatih
01:31walaupun dia sudah mengatakan saya terlatih.
01:33Sementara itu proses identifikasi korban
01:39ledakan pemusunan amunisi tidak layak pakai di Garut
01:42tim DIVI Bidokas Polda Jabar bersama TNI
01:47berhasil mengidentifikasi 13 jenazah korban
01:50ledakan pemusunan amunisi tidak layak pakai.
01:544 korban merupakan prajurit TNI dan 9 korban merupakan warga sipil.
01:59Semua korban mayatnya sudah kita serahkan ke masing-masing keluarga
02:08mengenai identifikasi sepenuhnya sudah dikerjakan oleh tim DPI Bidokas Polda Jabar.
02:14Jadi kami melakukan pemulasaraan untuk 13 korban dari kejadian kemarin.
02:22Komisioner Komnas HAM Anies Hidayah merespon
02:27soal ledakan pemusunan amunisi di Garut
02:29yang menewaskan 13 orang.
02:32Anies bilang Komnas HAM menyayangkan peristiwa tersebut
02:35dan melihat kejadian tersebut bukan bencana
02:38melainkan kelalaian prosedur.
02:42Karena hak hidup itu kan dijamin oleh konstitusi, undang-undang HAM
02:47dan juga beberapa instrumen HAM yang lain
02:50sehingga mestinya dalam setiap kegiatan pemusnahan amunisi
02:55yang dianggap daluarsa itu perlu kehati-hatian
02:59dan bagaimana ketaatan dan kepatuhan pada prosedur
03:03yang meminimalisir dampak itu perlu dilakukan.
03:06Tidak bisa dilumrahkan dan juga tidak bisa dianggap bencana atau musibah
03:12karena peristiwa yang mengakibatkan sekian nyawa melayang atau hilang
03:19itu patut dipertanyakan.

Dianjurkan