- 5 bulan yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Budayawan Sujiwo Tejo utarakan pandangannya secara sarkas soal kondisi bangsa Indonesia saat ini. Reaksi rakyat atas kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto, dinilai tidak luput dengan bagaimana kualitas rakyat Indonesia sendiri.
Dia pun menegaskan, bahwa pemerintah adalah cerminan dari kualitas rakyatnya, karena mereka juga yang memilihnya.
Di tengah publik difokuskan dengan kebisingan politik dan kondisi ekonomi Indonesia pasca Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberlakukan kebijakan tarif resiprokal. Tak lama ini, Prabowo Subianto menjawab deretan pertanyaan dari 7 jurnalis senior yang hadir secara langsung ke kediamannya di Hambalang, Bogor, Pada Minggu (6/4).
Baca Juga FULL - Hikmahanto Soal Prabowo di Pusaran Gempuran Tarif Trump - Evakuasi Warga Palestina | Lantura di https://www.kompas.tv/talkshow/588602/full-hikmahanto-soal-prabowo-di-pusaran-gempuran-tarif-trump-evakuasi-warga-palestina-lantura
Menyikapi hal itu, Sujiwo melihat ada yang jangan dari pertanyaan para Jurnalis. Menurutnya mereka tidak bertanya secara tajam dan mengejar. sehingga seakan obrolan tersebut tak berujung.
Tidak hanya itu, Sujiwo bicara soal Prabowo punya dua karakter dalam hidupnya, dari karakter yang benci sekali dengan Indonesia dan karakter rela mati untuk negara ini. Lantas bagaiamana kedua hal itu bisa berjalan selaras? apakah kita akan aman, dipimpin oleh Presiden seperti ini?
Menyikapi pasca beredar foto pertemuan Prabowo dengan Mega, Sujiwo menyakini itu bukanlah pertemuan pertama. bahwak baginya ini jadi simbol yang disampaikan bahwa adanya pecah kongsi antara Prabowo dan Jokowi. Apakah ada kaitanya dengan isi Bio Instagram @president_jancukers, yang bertuliskan Sujiwo Tejo menuliskan kalimat "Resoluusi 2025 Sujiwo Tejo Tantang Prabowo Gugur".
Lantas melihat sosok Prabowo dan Jokowi, Apakah karakter wayang yang cocok menggambarkan keduanya?
Selengkapnya saksikan Lanturan episode "Presiden Jancukers Tantang Prabowo Gugur".
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/588620/full-sujiwo-tejo-prabowo-dan-jokowi-wayang-atau-nyata-lanturan
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00:00Terima kasih telah menonton
00:00:30Terima kasih telah menonton
00:01:00Terima kasih telah menonton
00:01:30Terima kasih telah menonton
00:01:59Terima kasih telah menonton
00:02:29Terima kasih telah menonton
00:02:59Terima kasih telah menonton
00:03:29Terima kasih telah menonton
00:03:31Terima kasih telah menonton
00:03:33Terima kasih telah menonton
00:03:35Terima kasih telah menonton
00:03:37Terima kasih telah menonton
00:04:07Terima kasih telah menonton
00:04:09Terima kasih telah menonton
00:04:11Terima kasih telah menonton
00:04:13Terima kasih telah menonton
00:04:15Terima kasih telah menonton
00:04:17Terima kasih telah menonton
00:04:19Terima kasih telah menonton
00:04:21Terima kasih telah menonton
00:04:23Terima kasih telah menonton
00:04:25Terima kasih telah menonton
00:04:27Terima kasih telah menonton
00:04:31Terima kasih telah menonton
00:04:33Terima kasih telah menonton
00:04:35Terima kasih telah menonton
00:04:37Terima kasih telah menonton
00:04:39Terima kasih telah menonton
00:04:41Terima kasih telah menonton
00:04:43Terima kasih telah menonton
00:04:45Saya lebih cocok
00:04:47Jalan lurus itu boleh jalan begini, tapi di setiap jalan itu tidak tegak, itu menakim.
00:04:53Berarti walaupun jalannya berkelok-kelok, kalau kita hanya lurus, berarti kita tetap bisa berdiri tegak.
00:04:59Kita bisa jadi orang lurus gitu?
00:05:01Buk, orang lurus itu nggak menarik.
00:05:05Nggak menarik?
00:05:06Rama itu orang lurus.
00:05:07Memesankan ya.
00:05:08Rama dibayang itu, cucur, nggak pernah selingkuh, nggak pernah apa-apa.
00:05:13Tapi bosen?
00:05:14Sinta bosen, akhirnya minta ditawan sama Rahwana.
00:05:18Cuman perempuan kalau ditanya memang selalu pengen, pengennya punya suami yang lurus.
00:05:26Pasti mengomong itu.
00:05:27Tapi perempuan tidak tentang yang diucapkan.
00:05:30Perempuan selalu tentang...
00:05:32Yang dirasakan.
00:05:33Iya.
00:05:34Wih, sudah dong. Kan perempuan.
00:05:37Iya, iya, iya.
00:05:39Tapi gini...
00:05:40Cocok makanya buayawan.
00:05:42Bukan budayawan.
00:05:45Mbak Tejo, kalau ngelihat Indonesia saat ini berkelok-kelok apa lurusnya, Mbak Tejo?
00:05:51Sebentar, sebentar.
00:05:52Sebelum kesana?
00:05:53Kesana ini saya tertarik dengan wayang yang dibawa sama Mbak Tejo ini.
00:05:57Ini maksudnya apa ini?
00:05:58Ada...
00:06:00Petruk.
00:06:01Petruk.
00:06:02Yang sering disebut, Petruk Dadi Ratu.
00:06:04Nah, sama satu lagi.
00:06:05Yang sering untuk Nyandir Jokowi.
00:06:06Betul.
00:06:07Jadi, dari orang gak apa-apa terus jadi ratu ini, Petruk.
00:06:11Oh.
00:06:12Karena mirip Petruk maksudnya, Mbak?
00:06:13Kalau menurut Budet, hidungnya makin panjang setiap kali dia bohong.
00:06:17Itu Pinocchio.
00:06:18Itu Pinocchio.
00:06:19Iya, sama.
00:06:20Sama.
00:06:21Gitu juga ininya?
00:06:22Petruk Dadi Ratu.
00:06:23Katanya.
00:06:24Tapi kan saya gak...
00:06:25Aku kan budayawan, buayawan.
00:06:27Buayawan?
00:06:28Gak ngomong politik.
00:06:29Gak ngomong soal politik.
00:06:30Gak ngomong soal politik.
00:06:31Gak ngomong soal politik, Mbak ngomong Jokowi aja.
00:06:33Ini Bagong.
00:06:35Bagong.
00:06:36Kalau ini karakternya gimana nih, Mbak?
00:06:38Kalau ini siapa, Mbak?
00:06:39Bagong.
00:06:40Tapi soal karakter nanti aja kalau ada omongan yang cocok.
00:06:43Oh, gitu.
00:06:44Kita ngelantur, cocok.
00:06:45Oke, ini Bagong.
00:06:46Nah, tadi soal bergelok-gelok.
00:06:47Tunggu, tunggu.
00:06:48Iki dulu dong.
00:06:49Iki.
00:06:50Ini kan ada aku perempuan.
00:06:51Ini Cynthia.
00:06:53Hehehe.
00:06:54Cynthia Rompas bukan ini.
00:06:56Cynthia Rompas.
00:06:57Cynthia atau Sintaba.
00:06:59Ini bisa.
00:07:00Iya.
00:07:03Oke, ini deket aku berarti ini.
00:07:05Jalan bergelok-gelok.
00:07:07Ya, tadi pertanyaannya.
00:07:09Apakah jalan bergelok-gelok?
00:07:12Menurutku iya.
00:07:14Kalau enggak.
00:07:15Aku pernah ngeliat foto, Cynthia.
00:07:18Jalan yang lurus.
00:07:20Sekian kilometer terus.
00:07:22Ngeliat aja kita udah pengen bunuh diri.
00:07:26Karena bosennya ya?
00:07:27Bosen.
00:07:28Jelek-jelek gini, saya orang teknik sipil juga loh.
00:07:33Pelajaran saya di teknik sipil.
00:07:36Itu Cynthia.
00:07:37Kalau kamu bikin jalan raya.
00:07:39Enggak boleh lurus terus.
00:07:41Kalau ada jalan raya lurus.
00:07:43Berarti ada masalah dengan pembebasan tanah.
00:07:47Mungkin yang sini enggak mau.
00:07:49Karena jalan itu harus begini.
00:07:51Supaya pengemudi tidak ngantuk.
00:07:54Makanya kalau jalan yang lurus kadang banyak kecelakaan disitu ya?
00:07:57Mbak Tejo ya?
00:07:58Ya.
00:07:59Astak apa.
00:08:00Amit-amit ya.
00:08:01Makanya tapi kadang-kadang pembebasan tanah kan susah.
00:08:04Makanya.
00:08:05Jadi kalau saya.
00:08:06Ini kalau kontaknya kita kaitkan dengan kondisi Indonesia hari ini.
00:08:09Apakah Mbak Tejuin mengatakan bahwa seharusnya yang memang ideal yang seperti ini gitu loh.
00:08:14Yang berkelok-kelok.
00:08:15Misalnya.
00:08:16Dalam berbangsa.
00:08:17Apa.
00:08:18Misalnya dulu.
00:08:19Era Ardu Baru.
00:08:21Misalnya.
00:08:22Terus era reformasi.
00:08:24Terus sekarang sempat era Jokowi.
00:08:28Kita anggap era sendiri ya.
00:08:29Terus sekarang misalnya dianggap balik lagi mau ke era sebelumnya misalnya.
00:08:33Apakah itu yang menurut Mbak Tejo memang.
00:08:36Ya.
00:08:37Cara memang harusnya seperti itu.
00:08:38Ada dinamika.
00:08:39Ya ada dinamika.
00:08:40Dan dinamika yang saya tawarkan Gus Kim.
00:08:44Ada nggak pemimpin yang bisa mengambil sebagian dari Soekarno.
00:08:48Dan sebagian dari Soeharto.
00:08:50Nggak cukup dua itu aja.
00:08:52Pimpin Indonesia ke 2025.
00:08:55Prabowo mampu nggak ngambil Soekarno yang mempersatukan seluruh ini.
00:09:00Kan dia selalu mengidentifikasinya seperti Soekarno.
00:09:02Enggak.
00:09:03Soekarno kecil.
00:09:04Tapi mampu nggak otoriter Kak Soeharto juga.
00:09:08Sorry Rogi Gerung.
00:09:09Sorry Mas Akbar Faizal.
00:09:11Sorry Mas Revely Harun.
00:09:13Dan sorry semuanya yang mewakili demokrasi.
00:09:16Dengan segala hormat.
00:09:18Menurut saya rakyat Indonesia hanya bisa dipimpin oleh pemimpin otoriter.
00:09:22Kenapa?
00:09:23Kenapa?
00:09:24Kan ini zaman yang demokrasi.
00:09:26Zaman demokrasi itu kan yang ngasih pengertian yang ngasih ekspor Amerika.
00:09:31Kamu kira ekspor Amerika paling mematikan Google?
00:09:34Google itu sekarang Mark Zuckerberg beli rumah dihapus dari map Google.
00:09:42Dia sendiri menghapus.
00:09:44Tapi rumah kita ada di map Google.
00:09:46Rumahnya Mark Zuckerberg sendiri yang baru 350 miliar itu.
00:09:50Tiba-tiba nggak ada.
00:09:52Berarti kan enak.
00:09:54Nah.
00:09:55Tapi bukan itu ekspor yang paling mematikan.
00:09:58Ekspor yang paling mematikan dari Amerika adalah demokrasi.
00:10:01Kenapa?
00:10:02Demokrasi itu hanya bisa dijalankan kalau 80% orang sudah terlidik.
00:10:08Jadi artinya Indonesia belum terlidik.
00:10:11Mesti habis ini kalian akan dikritik.
00:10:13Enggak nggak.
00:10:14Kita sih nggak dikritik.
00:10:15Enggak ngomong.
00:10:16Tapi faktanya.
00:10:18Kita harus dibentak baru bisa kerja.
00:10:24Oke.
00:10:25Kenapa?
00:10:26Mentality manusia dudisa gitu maksudnya.
00:10:29Aku nggak berani ngomong.
00:10:30Karena kalau itu dibilang mentality kita, aku takutnya kita mendegrade sejarah.
00:10:39Karena misalnya pendidikan tertua di India.
00:10:45Enggak juga.
00:10:46Waktu itu ada di Sriwijaya.
00:10:48Orang-orang di Sriwijaya bahkan belajar Buddha di Sriwijaya.
00:10:51Bukti itu.
00:10:52Kita nggak masuk budaya tulis.
00:10:55Enggak.
00:10:56Di sejak para ratun dan lain sebagainya ada banyak prosesi-prosesi tertulis.
00:11:00Berarti kita sudah ada budaya tulis.
00:11:02Oke.
00:11:03Makanya saya nggak berani ngomong.
00:11:04Tapi mungkin itu pernah besar terus dikecilkan sama penjajahan.
00:11:09Terus jadi bermental begini.
00:11:11Mungkin loh ya aku nggak tahu.
00:11:12Tapi kalau balik lagi kenapa harus pemerintah yang otoriter.
00:11:16Apa karena karakter masyarakat kita?
00:11:19Atau karena memang menurut Mbak Tejo 80% masyarakat kita belum terdidik?
00:11:25Belum siap berdemokrasi.
00:11:26Belum siap berdemokrasi.
00:11:27Belum siap berdemokrasi.
00:11:28Kenapa aku sekarang nggak rajin nge-tweet?
00:11:32Di-tweet itu begini saja.
00:11:34Aku nge-tweet A, dikominin B, diajak debat soal C.
00:11:41Kalau nggak diladenin, dimaki-maki kita.
00:11:46Artinya dia mencerna tweet aja nggak bisa.
00:11:52Mencerna tweet aja nggak bisa.
00:11:54Padahal cuman berapa baris ya?
00:11:57Misalnya apalah.
00:11:58Coba kamu ngomong deh.
00:11:59Kamu ngomong soal.
00:12:00Coba kamu nge-tweet.
00:12:01Misalkan nge-tweet.
00:12:02Coba.
00:12:03Mau ke mana bangsa ini lima tahun ke depan?
00:12:10Ya lima tahun ke depan memangnya harus mikirin bangsa ini.
00:12:14Lebih baik mikirin kita aja di nikah atau nggak.
00:12:18Nggak nyambung.
00:12:19Terus kita diajak.
00:12:20Gimana Cynthia?
00:12:21Pendapatmu soal pernikahan?
00:12:23Gitu.
00:12:24Bagaimana kita ngajak demokrasi masyarakat seperti itu?
00:12:31Tapi kan itu karena gini loh.
00:12:33Ketika Fahri Ahmad ngomong, tidak di-commenin omongannya Fahri Ahmad.
00:12:39Tapi omongan dia ketika dia keluar dari partai PKS.
00:12:44Fahri Amsa.
00:12:45Fahri Amsa ke Fahri Ahmad.
00:12:47Itu namanya nggak ada hubungannya.
00:12:51Bagaimana kamu mau berdebat sama itu?
00:12:54Ya karena mungkin dalam konteks...
00:12:56Rocky Gerung ngomong, bagus-bagus.
00:12:58Ditanya soal kenapa nggak nikah?
00:13:00Nggak konek.
00:13:01Nggak nyambung.
00:13:02Nggak lupa.
00:13:03Mau ditanya, kenapa Rocky Gerung mau bertemu sama Sumi Dasko?
00:13:11Gitu loh.
00:13:12Ya, ya, ya.
00:13:13Tapi pertanyaannya Mbah...
00:13:14Kalau memang Rocky Gerung kenceng.
00:13:18Kenapa mau diajak berunding dalam tanda kutip?
00:13:21Jadi nggak usah ditanya kenapa nikah?
00:13:23Apa enaknya mendaki gunung?
00:13:25Tapi gini Mbah, kalau kita misalnya kalau menurut Mbah Tejo misalnya bahwa masyarakat belum siap untuk berdemokrasi terus pilihannya adalah pembina yang otoriter.
00:13:36Kenapa pilihannya tidak menyiapkan masyarakat kita?
00:13:39Bukan memilih sistem politik yang lain misalnya.
00:13:43Itu yang dulu ingin diindikan sama Bung Hatta.
00:13:47Bung Hatta kan termasuk jangan dimerdekakan dulu.
00:13:50Gitu loh.
00:13:51Dididik dulu masyarakat.
00:13:52Bung Karno nggak sabaran udah.
00:13:54Saya nggak tahu jalan tengahnya apa.
00:13:58Tapi maksudku otoriter yang...
00:14:01Yang gimana?
00:14:02Otoriter yang gimana?
00:14:03Yang kayak Lee Kuan Yew gitu loh.
00:14:04Tahun 90 kalau kamu naik taksi, nanya soal politik mancing ke sopir dia.
00:14:10Gimana soal politik?
00:14:12Dia akan bilang, tanya Mr. Lee.
00:14:14Itu bukan urusan kamu.
00:14:15Di Singapura?
00:14:16Iya.
00:14:17Maksudku yang kayak gitu.
00:14:19Militer tapi memang untuk rakyat.
00:14:23Jadi menurut Mbak Tejo Pak Prabowo udah tepat dong?
00:14:28Pak Prabowo katanya berani mati menghadapi korupsi.
00:14:34Karena katanya Pak Prabowo itu secara nasionalis sangat-sangat begitu kuat.
00:14:40Bahkan jika dadanya di belah merah putih.
00:14:42Iya.
00:14:43Makanya ada rencana kooperasi merah putih juga.
00:14:48Tapi saya tertarik tadi Mbak yang soal berani mati itu.
00:14:52Ya merah putih di dadanya dan berani mati.
00:14:56Gak lama kemudian ada kasus pager laut.
00:15:00Kan udah Pak gak usah jauh-jauh Pak.
00:15:03Berani mati gak menghadapi pager laut gitu.
00:15:05Gak lama setelah itu.
00:15:07Gak usah ke Antartika ya?
00:15:08Gak usah ke Antartika diantara kita aja.
00:15:10Terus apalagi, berani mati gak menghadapi korupsi di Pertamina?
00:15:19Iya, iya.
00:15:21Yang saya tahu Cynthia.
00:15:23Yang saya tahu.
00:15:25Yang gak bisa dilokalisir itu kanker.
00:15:29Walaupun sekarang ada.
00:15:31Katanya kalau kankernya dimana gitu.
00:15:33Gak bisa dilokalisir disitu aja tapi seluruh tubuh juga.
00:15:36Katanya begitu.
00:15:37Yang gak bisa dilokalisir.
00:15:40Tapi kalau kasus mestinya juga gak boleh dilokalisir dong.
00:15:44Masa Pertamina ini cuma itu aja gitu loh.
00:15:47Hampir seribu triliun.
00:15:49Masa hampir seribu triliun gak melibatkan.
00:15:53Mas Tejo banyak pihak yang belum diungkap dalam kasus itu.
00:15:57Enggak makanya.
00:15:58Saya cuma Pak Prabowo salut kalau mau berani mati.
00:16:02Sadumuk baduk sanyari bumi.
00:16:05Kalau kata orang Jawa.
00:16:07Den tohinyowo.
00:16:08Sadumuk baduk sekian.
00:16:10Sanyari bumi cuma sekian.
00:16:13Tapi kalau ini sudah masalah hak dan amanah.
00:16:16Aku korbankan juara gak gitu.
00:16:18Sadumuk baduk sanyari bumi.
00:16:20Tak tohinyowo.
00:16:21Pak Prabowo aku tantang.
00:16:23Gak usah kantar tiga.
00:16:25Berani mati gak ngadepin koruptor-koruptor diantara kita?
00:16:28Di antara kita.
00:16:29Di antara kita.
00:16:30Berarti sampai saat ini belum ada yang bisa membuktikan.
00:16:34Bukan gini ya.
00:16:35Sampai saat ini belum ada sikap dan juga.
00:16:43Belum ada sikap dan juga.
00:16:45Belum ada bukti.
00:16:46Belum terbukti lah Pak Prabowo itu berani mati gitu.
00:16:49Seharusnya bisa dibuktikan karena.
00:16:51Di Indonesia saat ini dari tiga ratusan juta penduduk.
00:16:55Sebelum ada orang-orang Gaza masuk seribu orang nanti ya.
00:16:58Berarti kan penduduk kita kan.
00:16:59Tiga ratusan juta.
00:17:00Tambah lagi seribu ya.
00:17:01Seribu orang dari Gaza dari Palestina.
00:17:03Baru lagi.
00:17:05Berarti belum terbukti Pak Prabowo bisa mengungkapkan kenyataannya.
00:17:11Belum terbukti tapi Prabowo satu-satunya yang potensial bisa membuktikan berani mati.
00:17:17Indikasinya apa?
00:17:19Puan nggak punya.
00:17:21Puan hanya pernah jadi mantu cucunya presiden.
00:17:26Cucu dan anak presiden dong.
00:17:28Mbak Mega.
00:17:29Mbak Mega.
00:17:30Mbak Mega cuma jadi cucu anaknya presiden.
00:17:36Pak Prabowo.
00:17:37Kan jadi presiden juga Bu Mega.
00:17:39Presiden juga.
00:17:40Iya.
00:17:41Tapi nggak pernah jadi menantu presiden kan.
00:17:44Dia pernah jadi menantu presiden.
00:17:46Tapi tunggu dong.
00:17:47Itu kan status.
00:17:48Nggak dulu.
00:17:49Nggak, nggak.
00:17:50Ya ada hubungannya sama darah dong.
00:17:52Statusnya menunjukkan bahwa hanya dia yang sebetulnya boleh berani mati.
00:17:57Bapaknya pegawan ekonomi.
00:18:00Omnya padi siapa itu yang dipakai namanya Subianto itu mati di tangan Jepang.
00:18:07Oke kalau Subianto itu nama umnya loh.
00:18:09Bukan nama Pak Sumitro.
00:18:11Bukan kakaknya.
00:18:12Kopassus.
00:18:14Pernah jadi Kopassus.
00:18:15Pangkostrat.
00:18:16Pangkostrat yang pasukannya sangat banyak.
00:18:19Oke.
00:18:20Terus ketua partai.
00:18:22Ketua organisasi petani juga.
00:18:25Ketua organisasi petani juga.
00:18:26Sintia apa?
00:18:27Sintia juga apa?
00:18:28Anaknya Pak Leorompas.
00:18:30Anaknya Gus Mustakim.
00:18:33Anaknya...
00:18:35Wajar kalau takut mati menghadapi...
00:18:38Ah gitu bener gak sih?
00:18:39Prabowo memiliki semua syarat itu.
00:18:42Mbak Tejo apakah indikasi itu bisa membuktikan bahwa takut matinya itu untuk seluruh masyarakat Indonesia?
00:18:48Berani matinya.
00:18:49Berani matinya.
00:18:50Berani matinya soalnya.
00:18:51Berani matinya tuh memang untuk seluruh masyarakat Indonesia.
00:18:54Mesejahterakan Indonesia.
00:18:56Indikasi itu loh bisa.
00:18:58Itu pintar ya.
00:19:01Aku sering ketemu beberapa psikolog.
00:19:03Aku tanya.
00:19:05Mbak.
00:19:06Artu terakhirnya ketemu siapa ya?
00:19:08Lupa.
00:19:09Tapi aku tanya.
00:19:10Orang yang masa kecilnya selalu dipengasingan.
00:19:13Itu apa?
00:19:14Pertanyaannya, jawabannya hampir sama.
00:19:17Iya.
00:19:18Dia akan sangat membenci negaranya.
00:19:21Karena bapaknya...
00:19:23Prabowo kan mungsu gimana?
00:19:25Mungsu gimana?
00:19:26Terus dia akan sangat bangga sama negaranya.
00:19:28Karena ketika dia berteman sama orang-orang asing pasti dia dieci terus kan?
00:19:32Dieci.
00:19:33Wah Indonesia, Indonesia, Indonesia.
00:19:35Jadi ada dua Prabowo itu.
00:19:37Nah kalau kamu jadi lingkaran setan.
00:19:40Lingkaran setan.
00:19:41Lingkaran setan.
00:19:42Apa?
00:19:43Satunya Prabowo.
00:19:44Tugasmu adalah memunculkan Prabowo yang ini.
00:19:47Kan ada dua di Prabowo.
00:19:49Yang mencintai negaranya itu.
00:19:50Ada yang mencintai.
00:19:51Loh bisa.
00:19:52Tapi juga ada yang bisa membenci.
00:19:53Bapaknya cengusir.
00:19:54Dari tanah air.
00:19:55Ya kan kasus.
00:19:56Nah iya.
00:19:57Artinya dia kecilnya itu dipengasingan-pengasingan.
00:20:00Bayangin juga.
00:20:01Hal yang nggak aku alami.
00:20:03Nah artinya menurut Mbak Tejo dari kedua karakternya Pak Prabowo ini.
00:20:07Kita kan nggak tahu mana sebenarnya paling kuat.
00:20:09Kripti-kripti.
00:20:10Tergantung orang-orang lingkarannya.
00:20:12Kalau menurutku.
00:20:13Kalau betul psikolog itu betul.
00:20:15Maka tergantung.
00:20:17Sekarang gimana lingkarannya menurut Mbak Tejo?
00:20:19Tergantung Raffi Ahmad.
00:20:21Influensernya.
00:20:23Udah bukan lingkaran.
00:20:25Tergantung Deddy Revolution.
00:20:27Mana death yang akan munculkan dari Pak Prabowo death?
00:20:30Bah.
00:20:31Bah itu zaman gitu ya.
00:20:33Kasih otot ya.
00:20:35Oh iya, kasih otot.
00:20:37Bentar dulu.
00:20:39Ada jus udah makan yang gratis.
00:20:43Benar-benar kasih.
00:20:45Mbak, menarik.
00:20:47Kalau saya boleh menangkap itu kan ada kesan optimisme ya.
00:20:52Terkait dengan kepimpinan Prabowo ini ya.
00:20:54Nah sementara kan.
00:20:56Loh terus kalau nggak optimis.
00:20:57Soalnya aku potong.
00:20:58Kalau nggak optimis.
00:20:59Buat apa acara ini?
00:21:02Kalau Cynthia nggak ada optimis semuanya.
00:21:06Saya tidak bilang saya nggak optimis.
00:21:09Loh.
00:21:10Iya, kita harus optimis.
00:21:11Betul.
00:21:12Masa ini salah satu bukti bahwa masyarakat masih optimis.
00:21:15Saya masih melihat orang hamil di mana-mana.
00:21:17Iya.
00:21:18Kalau udah nggak ada orang hamil berarti kita udah...
00:21:21Mengkhawatirkan.
00:21:22Ya nggak berani kasih kehidupan baru.
00:21:25Masa susu berapa sekarang?
00:21:29Sekolah antarjemput.
00:21:32Berani loh punya anak zaman kayak gini nih.
00:21:36Loh ini aku nggak main-main.
00:21:38Aku nggak persulis-sulis-sulis.
00:21:40Pokoknya setiap selama masih ada bumil,
00:21:42berarti Indonesia masih nggak gelap.
00:21:45Oh itu.
00:21:47Oke.
00:21:48Teman-teman aktifisi Indonesia gelap.
00:21:50Selama ada ibu hamil, aman.
00:21:53Kita masih bisa punya harafah.
00:21:57Pampers aja berapa sekarang?
00:21:59Ayo pampers berapa?
00:22:01Berapa pampers?
00:22:02Punya neknya udah lama.
00:22:03Berapa?
00:22:04Terakhir itu berapa?
00:22:06Satu tiga.
00:22:07Berapa?
00:22:08Satu juta.
00:22:09Satu juta tiga.
00:22:10Isi satunya berapa?
00:22:11Tujuh puluh.
00:22:13Sehari aja udah pakai empat?
00:22:15Sehari udah berapa pampers?
00:22:16Empat atau lima ya?
00:22:17Belum kalau ke dokter.
00:22:18Pakai popok aja lah.
00:22:20Udah lah pokoknya.
00:22:21Oke kita masih optimis.
00:22:22Tapi maksudnya Gus Kim gimana?
00:22:24Optimis ya?
00:22:25Pertanyaannya.
00:22:26Ada suara-suara yang apa?
00:22:29Istilahnya itu mencemaskan.
00:22:31Dengan kondisi Indonesia hari ini secara ekonomi misalnya.
00:22:34Dengan kebijakan baru Trump soal tarif misalnya.
00:22:37Terus bahkan sebelum lebaran kemarin PHK terjadi.
00:22:40Lumayan banyak bahkan ada menyebut semacam gelombang PHK.
00:22:45Dan dikhawatirkan pas kebijakan Trump ini gelombang PHK akan semakin tinggi.
00:22:49Karena ekonomi kita terus melambat gitu loh.
00:22:51Secara politik misalnya juga ada bayang-bayang kecemasan misalnya.
00:22:55Ada konflik di tingkat elit.
00:22:57Dan itu bisa memicu misalnya konflik berdampak di konflik sosial.
00:23:02Kalau perspektif Mbak Teja sendiri melihatnya seperti apa?
00:23:05Apakah itu kekhawatiran yang berlebihan?
00:23:07Atau seperti apa?
00:23:12Menarik.
00:23:16Tapi begini.
00:23:18Gini, gini, gini.
00:23:19Gimana?
00:23:20Setiap orang harus berusaha untuk terus lebih baik.
00:23:23Baik dirinya sendiri, Gus Kim sendiri dan lingkarannya.
00:23:27Sintia sendiri dan lingkarannya.
00:23:29Dan Tejo dan lingkarannya.
00:23:31Harus berusaha lebih baik.
00:23:32Tetapi selama itu belum tercapai.
00:23:36Itu hal terbaik yang dikasih Tuhan.
00:23:39Gitu aja lah.
00:23:40Kalau enggak kita frustrasi.
00:23:43Kita berusaha untuk tidak macet.
00:23:44Tapi selama masih ada macet ya udah itu terima sebagai...
00:23:47Syukuri aja.
00:23:48Syukuri karena dengan itu ada manusia perak.
00:23:51Loh enggak?
00:23:52Yang bisa menghidupi keluarganya.
00:23:53Ya, ya, ya.
00:23:54Di sisi lain betul.
00:23:55Kemacetan di Semarang Demak itu melahirkan para penjaga kedele.
00:24:00Kedele Godok itu.
00:24:01Pisang Godok.
00:24:02Kalau enggak mau jualan di mana mereka?
00:24:05Kalau enggak kita akan...
00:24:07Bukannya kemacetan itu bagus.
00:24:09Tapi mari kita.
00:24:10Tapi selama itu masih ada.
00:24:12Kita terima bahwa itu yang terbaik.
00:24:15Itu Semar sendiri yang mengatakan.
00:24:17Gimana, Pak?
00:24:18Kalau enggak kita berusaha untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.
00:24:19Kalau enggak kita berusaha untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.
00:24:33Kalau enggak kita berusaha untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.
00:24:36Kalau enggak kita berusaha untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.
00:24:38Kalau itu belum terrealisasi, maka itu adalah hal yang terbaik yang diberikan Tuhan kepada kita.
00:24:50Ya, prinsipnya sih bagus.
00:24:52Maksudnya apa yang Mbak Tejo...
00:24:55Jadi, aku lihat Mbak Tejo ini pikirnya perspektif.
00:24:58Positif.
00:24:59Positif.
00:25:00Positif.
00:25:01Mengambil hikmah.
00:25:02Tapi, kalau dilihat belakangan ini, kita enggak usah sebut sebagian besar deh.
00:25:08Sebagian kecil aja mungkin di medsos.
00:25:11Atau kita lihat sebagian kecil deh dari jurubicara-jurubicara pemerintah.
00:25:16Itu seakan tidak ada rasa empati kepada masyarakat.
00:25:20Contoh, waktu kasus teror kepala babi.
00:25:24PCEP punya ngomongnya seperti itu.
00:25:26Artinya kan...
00:25:27Hasan Nasib.
00:25:29Hasan Nasib apa?
00:25:30Hasan Nasib.
00:25:31Ya, terserah lah.
00:25:32Hasan Nasib.
00:25:33Hasan Nasib.
00:25:34Itu kan perwakilannya begitu menyakiti.
00:25:38Tapi kita enggak fair kalau cuma bilang Pak Hasan Nasib yang tidak punya empati.
00:25:43Ibu-ibu banyak yang enggak punya empati.
00:25:45Tapi kan dia bukan perwakilan negara.
00:25:47Apapun, pemimpin cerminan dari rakyat.
00:25:50Jangan lupa itu ada hadisnya.
00:25:52Jadi kalau kita dapat pemimpin culas, karena kita culas.
00:25:55Karena kita enggak ngaku.
00:25:56Pemimpin juga harus menjadi contoh bagi rakyat.
00:25:59Nanti kita akan ngomong soal itu.
00:26:01Tapi hadis yang saya tahu dari pemimpin...
00:26:05Ini lanturannya di sini mirip-mirip ceramah ya.
00:26:08Khusnudon.
00:26:09Kepikir positif.
00:26:11Tawakal.
00:26:12Tadun ya jadinya ya?
00:26:13Sebetulnya ya.
00:26:14Dicapakan itu jadi tawakal.
00:26:16Mungkin gitu.
00:26:18Aku selalu bilang, aku bukan ulama.
00:26:21Hidupku Amburadu.
00:26:22Istriku itu orang paling stress di dunia.
00:26:24Karena aku bajingan.
00:26:25Ya, ya, ya.
00:26:26Tapi untuk membuat kita happy.
00:26:30Enggak ada lain begitu, Mas.
00:26:32Coba.
00:26:33Wah, Indonesia udah ada SDA.
00:26:37Tapi sayang SDM-nya kenapa enggak?
00:26:39Jepang enggak punya SDA.
00:26:41SDM-nya begitu.
00:26:43Israel yang enggak punya hujan cukup.
00:26:46Dia ingin kebun-kebun yang bersusun-susun dan blablabla.
00:26:49Eh, kita Indonesia ini sudah SDA-nya.
00:26:52Kenapa SDM jadi begini?
00:26:53Dalam hati aku.
00:26:54Mungkin kalau SDM kita bagus, kita akan lebih sombong lagi.
00:26:57Lebih banyak flexing.
00:26:58Nah, kan?
00:26:59Bener kan?
00:27:00Mungkin lho.
00:27:01Selalu ambil sisi positifnya.
00:27:02Lho.
00:27:03Enggak aja flexing.
00:27:04Bayangin coba.
00:27:06Enggak kayak-kayak aja flexing ya?
00:27:08Cuman kayak sumber daya alam aja flexing.
00:27:11Apalagi kalau enggak.
00:27:12Bagaimana itu orang-orang yang bikin Instagram.
00:27:15Wih gila orang Indonesia ini.
00:27:17Dia pinter banyak bukunya.
00:27:19Di belakangnya ada gandum.
00:27:21Bisa ditaram ada singa.
00:27:23Cuman orang Arab yang bisa melihara singa di rumah.
00:27:25Orang Indonesia.
00:27:26Ya, cing.
00:27:27Singa berapa makannya daging sehari?
00:27:30Pasti di flexing.
00:27:32Lebih sombong kita.
00:27:33Mungkin.
00:27:34Makanya SDM kita dibikin gini.
00:27:36Ini Ustadz enggak?
00:27:39Ya, ya, ya, ya.
00:27:42Nah, Mbah Mas itu gini.
00:27:44Apa?
00:27:45Yang sama Mas itu.
00:27:47Yang sama Mas itu kan konteknya adalah.
00:27:49Kalau misalnya.
00:27:50Tadi kan Mbak Tejo bicara.
00:27:52Kalau misalnya.
00:27:53Oke lah.
00:27:54Satu hal kita berpikir positif.
00:27:55Itu adalah bagian dari proses.
00:27:57Tapi kan dalam berbangsa ini kan.
00:27:59Kita bukan berkemarin sore.
00:28:01Ada proses panjang yang sudah kita lalui misalnya.
00:28:04Saya tidak bicara dalam kontek demokrasi.
00:28:06Kalau konteksnya adalah kita bicara soal kesejahteraan misalnya.
00:28:09Karena ada yang bilang tuh.
00:28:11Apa?
00:28:12Buat apa demokrasi kalau nggak sejahtera?
00:28:14Tapi pertanyaannya apakah tidak demokrasi juga kita sejahtera?
00:28:18Faktanya juga enggak gitu kan.
00:28:19Ya, tadi Mbah Tejo mencetokan misalnya era Soekarno, era Soeharto.
00:28:24Bahkan era setelahnya gitu loh.
00:28:26Nah, kalau menurut Mbah Tejo.
00:28:28Sebenarnya tipikal model pemimpin seperti apa.
00:28:32Yang cocok untuk apa ya.
00:28:35Mendorong atau menggeret bangsa ini untuk relatif lebih maju.
00:28:39Tidak hanya mengandalkan SDA-nya tapi juga SDM-nya.
00:28:42Karena kan kita tahu SDA pasti akan habis.
00:28:44Apalagi yang dari Jufosil misalnya.
00:28:47Kalau itu udah habis sementara SDM-nya kita masih tepas pasan.
00:28:51Nah, itu kan alamat Mbah.
00:28:57Kalau menurutku ya Cynthia ya.
00:28:59Yang nanya saya malah.
00:29:01Gak apa-apa.
00:29:02Oh iya iya.
00:29:03Yang padahal yang nanya.
00:29:04Tapi karena lagi-lagi nggak terlalu benar.
00:29:07Harus berkelok-kelok ya Mbah.
00:29:09Perempuan jauh lebih.
00:29:10Sudah bener Mbah.
00:29:11Kalau menurutku ya Gus Kim ya.
00:29:16Pemimpin yang juga filosofis.
00:29:20Jadi nggak cuma dandanin hal-hal praktis.
00:29:24Kebanyakan kita mendandani hal-hal yang praktis.
00:29:28Seolah-olah jalan raya itu bukannya jelek.
00:29:32Membangun jalan raya, membangun pertanian.
00:29:34Tapi yang paling penting membangun value di belakang itu.
00:29:38Banyak yang harus kita benahi.
00:29:42Misalnya kalau kita akan menuju bangsa yang sehat.
00:29:46Pemimpin otoriter itu membuat sistem value.
00:29:48Hei teman-teman gerakan politikku adalah gerakan kebudayaan.
00:29:54Contohnya apa.
00:29:56Sekarang kalau mau nyenengin tamu jangan makanan yang enak-enak.
00:29:59Karena itu justru membunuh tamu.
00:30:01Makanan yang sehat.
00:30:04Misalkan ubi apa.
00:30:06Mau dirasain biarin.
00:30:08Tapi nanti seluruh Indonesia kalau ada tamu subuhannya itu.
00:30:12Kita umur 25 tahun anak-anak sekarang sudah mengalami apa yang aku rasakan sekarang umur 63 tahun.
00:30:20Penyakit-penyakit ya?
00:30:21Pinggang.
00:30:22Mah.
00:30:24Karena pola makan.
00:30:26Oke.
00:30:27Terus kedua.
00:30:28Di zamanku ini nggak ada lagi aku menerapkan efisiensi.
00:30:33Tapi aku efisiensiku bukan cuma efisiensi di kantoran.
00:30:36Tapi holistik.
00:30:37Apa itu?
00:30:38Mentir-mentir tanya.
00:30:39Seluruh hal yang memicu konsumtivisme kita larang.
00:30:44Moogbank larang.
00:30:45Nggak makan itu secukupnya.
00:30:48Pasti ini diketahukan.
00:30:50Loh.
00:30:51Tapi ini value.
00:30:53Tapi ini value.
00:30:54Percuma kita mendandani korupsi kalau hal-hal yang memicu tubuhnya korupsi nggak dihilangin.
00:31:01Korupsinya dihilangin itu simptom bagiku.
00:31:04Hal-hal yang menyebabkan korupsi itu apa?
00:31:06Tapi itu kan mindset.
00:31:07Loh justru Presiden harus disitu kedepannya.
00:31:10Prabowo bisa?
00:31:12Bukan sebaliknya ya Pak.
00:31:14Kamu harus efisien.
00:31:15Kamu harus efisien.
00:31:16Tapi saya nggak.
00:31:17Saya boleh nggak.
00:31:19Nah kalau itu kita harus belajar dari Ignatius Jonan.
00:31:24Kenapa?
00:31:25Waktu rame-rame kasuskan juruhan sepak bola.
00:31:28Ada yang mengatakan penonton bola nggak bisa diubah industri dari tradisi.
00:31:33Aku terpengaruh.
00:31:34Iya ya.
00:31:35Udah bertahun-tahun namanya penonton bola.
00:31:37Indonesia supporter bola.
00:31:39Jackmania, Viking, Persebaya, Persema, Bonek.
00:31:48Ini udah tradisi.
00:31:50Tapi terus saya ingat Ignatius Jonan.
00:31:53Dulu di lantai di Menara Kompas ini sebelum ada.
00:31:56Waktu itu di lantai Kompas yang sebelah.
00:31:58Saya selalu ngeliat kereta dari Tanah Abang ke Serpong.
00:32:02Itu di atas itu ratusan orang.
00:32:05Kamu udah lahir nggak waktu itu?
00:32:07Enggak.
00:32:08Kamu udah lahir nggak?
00:32:09Saya sudah.
00:32:10Yang sampai naik itu udah ada.
00:32:11Saya nggak nanya Sinti aja.
00:32:12Aku sempat tahu.
00:32:14Sampai aku dalam pemikiran Good Game.
00:32:17Ketawanya senang banget.
00:32:18Good Game.
00:32:19Udah nggak bisa diubah.
00:32:20Karena itu udah kultur.
00:32:22Kultur.
00:32:23Karena kultur.
00:32:24Aku mau bilang kultur bisa diubah.
00:32:27Ternyata bisa ya.
00:32:28Menyuguhkan makanan yang enak-enak untuk dianggap sebagai menghormati tamu bisa diubah.
00:32:34Menjadi kacang.
00:32:36Kalau pemimpin mencontohkan kayak Yonan.
00:32:39Yonan itu perokok berat.
00:32:42Tapi dia nggak melarang rokok.
00:32:44Dan bisa.
00:32:45Karena dia sendiri nggak merokok.
00:32:47Dia nyontohin masirisnya dari Jakarta ke Banyuwangi.
00:32:50Nggak ngerokok.
00:32:53Waktu itu terus Menteri BUMN-nya kalau nggak salah.
00:32:56Pak Dalanis kan.
00:32:58Eh Yonan kamu dipanggil ketua PBNU.
00:33:01Waktu itu Said Agil Sirot.
00:33:03Ketua PBNU.
00:33:04Tahu kan?
00:33:05Tahu.
00:33:06Eh PBNU masih ada kan?
00:33:07Masih.
00:33:08Insya Allah masih ada.
00:33:09PBNU.
00:33:10Insya Allah masih ada.
00:33:11Dateng Yonan.
00:33:12Begitu dateng ternyata PBNU itu kan sampai liftnya aja bawa rokok.
00:33:16Iya.
00:33:17Karena Kiai-Kiai protes.
00:33:18Ada asbak.
00:33:20Ya Sirot belum keluar.
00:33:22Ini ceritanya Pak Dalan.
00:33:24Eh ada rokok.
00:33:25Boleh ngerokok.
00:33:26Dia ngerokok soalnya.
00:33:27Begitu Pak si Agil Sirot keluar.
00:33:29Duh.
00:33:30Kamu ngerokok?
00:33:31Iya Pak.
00:33:32Tapi kalau di kereta jangan.
00:33:33Tuh.
00:33:34Jadi memberikan contoh ya.
00:33:35Enggak.
00:33:36Artinya.
00:33:37Harus ada makanan di istana.
00:33:39Kan sudah mulai ini.
00:33:41Buah kalau nggak salah.
00:33:42Hamster.
00:33:43Hamster apa?
00:33:44Yang hadiah lebaran itu apa namanya?
00:33:46Hampers.
00:33:47Hampers.
00:33:48Hampers.
00:33:49Hewan.
00:33:50Sorry.
00:33:51Tas dulu.
00:33:52Iya.
00:33:53Itu sudah mulai buah-buahan.
00:33:54Sore itu aku lagi di Dhani.
00:33:56Tahu ingat Dhani kan?
00:33:57Iya.
00:33:58Penyanyi yang nyebelin itu.
00:33:59Dhani.
00:34:00Dhani.
00:34:01Tapi karya-karyanya bagus.
00:34:02Oke.
00:34:03Tapi nyebelin.
00:34:04Nyebelin.
00:34:05Aku di rumahnya terus ada hampers itu.
00:34:07Dari Pak.
00:34:08Prabowo.
00:34:09Prabowo.
00:34:10Isinya buah.
00:34:11Kan bisa mulai.
00:34:13Sudah nggak jajan.
00:34:14Sudah nggak.
00:34:15Bisa loh.
00:34:16Tapi kan problem di bangsa ini kan memang keteladanan itu mba.
00:34:20Se, berani nggak?
00:34:22Aku sudah 10 tahun terakhir nggak pernah mengucapkan dukacita terhadap orang meninggal.
00:34:26Nggak pernah.
00:34:27Kenapa?
00:34:28Cek.
00:34:29Karena itu benih-benih korupsi.
00:34:31Kalau kita berdukacita pada orang meninggal.
00:34:34Dia nganggap bahwa kehidupan dunia ini segala-galanya.
00:34:37Aku udah seret ngomong ini ke KPK.
00:34:40Kan KPK ada definisi pencegahan.
00:34:42Ngomong ini juga.
00:34:43Tapi definisi pencegahan nggak seksi.
00:34:45Yang definisi penangkapan.
00:34:47Penindakan.
00:34:48Penindakan.
00:34:49Tidak salah juga.
00:34:50Gitu.
00:34:51Mau datang ke SD SD.
00:34:52Yuk kita kembalikan.
00:34:53Inalillahi wainillahi roji'un.
00:34:54Ke arti sebenarnya.
00:34:55Dari Tuhan kembali ke Tuhan.
00:34:58Udah nggak ada dukacita.
00:34:59Karena berarti lebih baik meninggal.
00:35:01Maksudnya daripada hidup.
00:35:02Bukan.
00:35:03Dia bergerak ke alam lain.
00:35:05Dan nggak usah di dukacitain.
00:35:06Terus bilang.
00:35:07Aku didebat di tweet waktu itu.
00:35:09Sama artis.
00:35:11Lumba.
00:35:12Yang di dukacitain kan bukan yang mati.
00:35:14Tapi yang ditinggalkan.
00:35:15Justru pendidikan itu yang ditinggalkan.
00:35:17Buat dia nggak usah ditangisin.
00:35:19Dunia bukan segala-gala aja.
00:35:21Oke.
00:35:22Nah.
00:35:23Maksudku.
00:35:24Presiden.
00:35:25Misalkan karangan bunga presiden.
00:35:26Setiap hari orang meninggal.
00:35:27Kayak presiden Janjukers itu.
00:35:29Selamat jalan.
00:35:30Nggak ada.
00:35:31Utang rasa.
00:35:32Udah nggak ada dukacita.
00:35:33Dukacita.
00:35:34Kelihatannya kecil.
00:35:36Tapi itu value.
00:35:37Kamu gimana mau bisa memberantas korupsi.
00:35:40Kalau kamu menganggap dunia ini satu-satunya kehidupan gimana?
00:35:43Oke.
00:35:44Mbak Tejo.
00:35:45Kalau kita bergeser.
00:35:46Karena di luar kok kelihatan nggak terkesan gitu sama penjelasan gue.
00:35:49Enggak.
00:35:50Aku terkesan.
00:35:51Cuma masih bingung.
00:35:52Dari tadi aku bingung.
00:35:53Ini budayawan apa ulama sebenarnya gitu ya.
00:35:56Tadi dia ngomongin soal makan secukupnya.
00:35:58Itu kan seperti hadis rusul luas sebenarnya.
00:36:00Iya kan.
00:36:01Makan lapar berhenti sebelum kenyang misalnya gitu.
00:36:04Itu semar juga yang ngomong.
00:36:08Gimana apa?
00:36:10Tidak ada doa apapun kecuali Alhamdulillah.
00:36:20Tidak ada doa apapun kecuali Alhamdulillah.
00:36:23Mungkin sugih mungkin orang.
00:36:25Orang yang seperti itu mungkin kaya mungkin enggak.
00:36:27Tapi setiap kali butuh duit itu ada.
00:36:30Secukupnya?
00:36:31Iya.
00:36:32Bukan setiap kali ingin.
00:36:33Setiap kali butuh.
00:36:35Bukan setiap kali ya.
00:36:36Tapi setiap kali butuh.
00:36:37Betul.
00:36:38Jadi diperlukan.
00:36:39Aku tiga kali mantu itu tiga-tiganya enggak punya duit.
00:36:42Dan geng sih masa anak mau nikah aku enggak oke.
00:36:46Oke.
00:36:47Dua bulan sebulan sebelum itu ada aja.
00:36:49Tiba-tiba jalannya.
00:36:51Aku bukan kiai.
00:36:54Hidupnya mudah dulu.
00:36:58Tiba-tiba.
00:36:59Tiba-tiba kalau kiai enggak ya?
00:37:00Ya enggak tahu kan minimal.
00:37:02Filsuf ini.
00:37:03Filsuf enggak dikira Loki Gerung.
00:37:05Tapi...
00:37:06Mbak Tejo kalau dari karakter...
00:37:09Enggak.
00:37:10Pertanyaan kenapa kalau dianggap Loki Gerung.
00:37:12Dari tadi Loki Gerung.
00:37:13Karena Loki Gerung hidupnya di atas kertas.
00:37:16Iya, iya, iya.
00:37:17Sujiote aja hidup di atas bumi.
00:37:19Iya, iya, iya.
00:37:20Kan kertasnya di atas bumi mbak.
00:37:22Sama-sama di dalam bumi mbak.
00:37:24Oke, oke.
00:37:25Kalau dari karakter-karakter pewayangan ini.
00:37:28Ada enggak karakter Pak Prabowo?
00:37:30Atau...
00:37:31Atau ada karakter lain yang mungkin cocok atau menyerupai?
00:37:34Atau di luar itu, pertanyaanku lebih luas mbak.
00:37:37Kalau dalam lakon pewayangan, lakon apa yang kira-kira bisa menggambarkan kondisi bangsa kita hari ini?
00:37:44Salah enggak apa-apa kok mbak?
00:37:53Enggak.
00:37:54Enggak ada yang salah.
00:37:55Iya.
00:37:57Apa ya?
00:37:58Guang takon selundur angkoro.
00:38:08I'm of the deep point.
00:38:12Oh Jesus, I dive in.
00:38:15I'll never meet the ground.
00:38:18Malah Lady Gaga ya nggak?
00:38:20Iya, Lady Gaga malah bagaimana kita coba ke dasar.
00:38:25Cuman kalau kita ke dasar, orang cenderung, ah itu...
00:38:29Aku tadi masalah value, masalah...
00:38:31Kan lebih mendandani bangsa ini secara dasar.
00:38:34Lebih dasar gitu.
00:38:35Karena kalau enggak, kita akan dandani hilir terus.
00:38:39Gurunya udah keruh.
00:38:41Enggak akan ada abisnya berarti ya.
00:38:43Aku cocok sama Pak Mahfud, aku cocok sama...
00:38:47Ini nggak boleh nyentuh ya.
00:38:48Sama...
00:38:52Tapi sekarang kebablasan.
00:38:53Siapa?
00:38:54Nyentuh aja nggak boleh.
00:38:56Terus kalau...
00:38:57Cat-cat...
00:38:59Cat-cat...
00:39:01Aku pikirin lama-lama hidup kita stress.
00:39:03Suangnya susah.
00:39:04Suangnya susah.
00:39:05Dulu jamanku SMP...
00:39:06Suit-suit itu.
00:39:07Terserah.
00:39:08Dia mau nengok, mau enggak.
00:39:10Ada yang nggak nengok.
00:39:11Ada yang bapaknya yang nyamperin.
00:39:12Aku pernah nyamperin bapaknya apa?
00:39:13Tapi kan asik gitu loh.
00:39:15Apa?
00:39:16Ya kalau sekarang gitu langsung...
00:39:18Laporan polisi.
00:39:20Aku yakin habis ini kita stress deh.
00:39:22Kalau aku jadi presiden, udahlah jangan sok-sok.
00:39:25Masa Bamsud...
00:39:26Kan sudah, Pak.
00:39:27Masa Bamsud bilang ada pertanyaan diri Pak.
00:39:30Ya sayang, panggilan itu juga banyak.
00:39:32Masa ketua MPR waktu itu...
00:39:34Kau wartawan bilang sayang...
00:39:35Dedeh gitu-gitu.
00:39:37Terus apa gitu loh?
00:39:39Jadi tadi belum kejawab itu pertanyaan Negus Kim.
00:39:41Setelah Pak Mahfud yang Mbak Tejo suka siapa?
00:39:44Satu lagi.
00:39:45Menteri Hukum sekarang.
00:39:47Oh...
00:39:48Aktas.
00:39:49Ali Aktas.
00:39:50He?
00:39:51Pak...
00:39:52Cimli.
00:39:53Nama...
00:39:54Enggak.
00:39:55Nama...
00:39:56Penulis lagu Indonesia Raya.
00:39:58Supratman.
00:39:59Supratman.
00:40:00Ada apa?
00:40:01Supratman.
00:40:02Agi Adia.
00:40:03Itu sekarang.
00:40:04Kenapa...
00:40:05Yang sekarang rame ditanyain wartawan.
00:40:07Kenapa perampasan aset undang-undang...
00:40:10Undang-undang TNI nggak diselesaikan.
00:40:12Sementara undang-undang TNI ngebut sebentar lagi.
00:40:14Polri.
00:40:15Undang-undang Polri.
00:40:17Ini undang-undang TNI ini katanya dialihkan perhatiannya.
00:40:21Aku pikir kalau memang kita nggak suka dialihkan perhatian.
00:40:24Orang tua ibu-ibu kalau nyuapin ananya jangan pakai distraksi.
00:40:28Lagi gitu.
00:40:29He!
00:40:30He!
00:40:31Cica!
00:40:32Cica.
00:40:33Cica!
00:40:34Cica!
00:40:35Diri di luar!
00:40:36Sejak kecil dia dialihkan utama reaksi.
00:40:37Terus sekarang kita dialihkan undang-undang TNI.
00:40:38Padahal bentar lagi undang-undang Polri yang lebih berbahaya lagi.
00:40:41Bahaya tau?
00:40:42Bahaya apa?
00:40:43Katanya bahaya.
00:40:44Lebih mau gue nang.
00:40:45Pertama aja perluasan gue nang.
00:40:46Katanya gitu.
00:40:47Aku nggak tertarik gitu-gitu.
00:40:49Biar urusan...
00:40:50Rogi-gerul-gerul.
00:40:51Tapi maksudku.
00:40:53Kalau memang nggak mau dialihkan perhatian...
00:40:55perhatian ada imbuan dari orang tua presiden melalui menteri pemberdayaan wanita ibu-ibu
00:41:02sekarang bukan saja kalau bayi jatuh ke lantai jangan dipukul lantainya menyalahkan orang lain
00:41:07sekarang udah menipis berkurang berkurang mantu-mantuku udah enggak gitu tapi kalau
00:41:16nguap masih alihin perhatian biar cepat gimana sudah dididik seperti itu ayo fokus-fokus
00:41:26kamu dilatih dialihin perhatian itu jadi mendarah daging ya itu hanya baru bisa tercapai ini menurut
00:41:43empat matanya Andi Pratman sama waktu itu masih Menko Volkamp dan satunya masih kepala ketua balik
00:41:51Oh Mahfud sama empat mata tapi Pak Mahfud ngebocorin dan boleh Agusyari undang-undang ini nggak akan
00:42:00jalan kalau dua undang-undang lainnya nggak di yaitu undang-undang maksimal transaksi tunai itu
00:42:06cuma sekian juta 10 juta gitu terus yang ketiga undang-undang politik sekarang yang di yang di yang di
00:42:16yang di Coko itu kan korupsi-korupsi birokrasi korupsi hilir mesinnya korupsi politik sejak dihulu
00:42:24kamu daftar sebagai Partai Nasdem atau nggak usah bayar ke Nasdem nggak usah bayar ke-kegolkar atau yang
00:42:32kalau ini kamu nggak usah dan nggak usah bayar itu korupsi politik korupsi hilir ini akibat dari korupsi
00:42:39politik dihulu nah selama ini nggak bisa mustahil ada undang-undang perampasan aset mustahil akan
00:42:47jalan kalau orang masih bisa transaksi tunai lebih dari sekian juta dan undang-undang hulu politik tidak
00:42:55jadi benar-undang ada punya triumvirat di dunia ini bukan cuman Menteri pertahanan Menteri dalam
00:43:03negeri dan Menteri luar negeri pinjol ini triumvirat sama-sama pinjol itu priamvirat sama ntar
00:43:10triumvirat sama pinjol sama judi online dan prostitusi online jadi benain salah satu ini nggak bisa
00:43:18harus tiga-tiganya ini ada komentar soalnya dari netizen selama judul pinjol belum diberantas Indonesia
00:43:25masih gelap kalau menurut mbak Tejo bener nggak pertama aku nanya judi sekarang aku tanya judi judi
00:43:34sebagai anak baroma apal waktu Roma masih jauhnya busur enggak jauh waktu Roma ya sekarang masih
00:43:49berjaya enak aja waktu Roma masih pikiran sama Bang Roma sekarang masih waktu masih rame-ramenya sama
00:43:59di nol ya gue yang ngebor ada yang ngeridik daripada goyangnya Roma goyang kipas angin
00:44:04judi sorry Bang remah ini video lucu kalau ini kita eh udah mulai lucu kalau gini lucu ini
00:44:22bukan tertawa karena tertawa beneran aman bahwa lu Ski sampai nangis lucu karena dulu aku pernah
00:44:30sejauh ada sepak itu kan lip sync salah satu lagu yang ujanjikan itu lagu judi ya mau begitu kayaknya
00:44:38enggak lanjut pertanyaanku ayo para ulama aku bukan ulama ayo ulama ulama pastur-pastur jawab
00:44:48kalau judi dilarang nih ini sorry tapi bukan aku mau menghalalkan judi gue ya kalau memang judi dilarang
00:44:55kenapa enggak judi dalam hidupnya gambling ya nikah judi punya anak enggak ikut kabin judi
00:45:05Hai aku kuliah di teknik konteksnya berdua kuliah di teknik matematik sekarang jadi hidupku ini judi
00:45:12itu kan mbak Tejo judi punya anak menikah itu kan judi yang terukur oke judi yang terukur
00:45:21enggak problemnya ini batu jauh merasai sebagai perjudian tapi ngajak yang lain sama gitu loh
00:45:30punya berada sama gitu loh saya anggap judi Bang enggak tapi juga aku setuju judi terukur artinya negara-negara
00:45:37yang menghalalkan judi pun melarang rakyat judi Kamboja menghalalkan judi tapi orang-orang
00:45:43nggak boleh masuk kan gede orang Indonesia sebagian Malaysia juga gitu boleh tapi tidak untuk warga
00:45:50Malaysia jadi Hai sorry tapi ini bukan untuk untuk menghalalkan judi sekali lagi bukan judi tadi
00:46:017 centia judi dalam hidup kita mungkin terukur ya udah aku enggak nyangka bahwa aku terlempar di
00:46:06kompas selama delapan tahun enggak ada hubungannya sama-sama sama kurikulum kita teknik sipil
00:46:13tapi mungkin gini eh aku mau ngomongnya apa tadi apa ya judi tentang judi judang aku tanya sekarang Pak Prabowo
00:46:29Pak Prabowo dan seluruh pemimpin boleh dikatakan bahwa judi akibat ini akibat itu akibat ini akibat
00:46:37itu pertanyaanku kalau Pak Prabowo bisa menjadi harapan sebanyak mungkin orang harapan hidupnya apakah
00:46:46mereka masih berjudi kalau Pak Prabowo menjadi harapan besok aku pasti dapat lapangan kerja apakah orang
00:46:53orang-orang JPNS ya yang sudah terlanjur mundur dari pekerjaannya yang ternyata belum diangkat
00:47:08itu apakah tidak judi menurut judi atau enggak gambling ya iya iya gambling bahasa Inggrisnya aja ya
00:47:14dia sudah sign resign
00:47:17gitu loh sorry tak kita tadi bukan sok-sok optimis
00:47:24Gus Kim ya Cynthia nggak apa-apa tadi optimis sekarang giliran pesimis nggak apa-apa
00:47:29cuman dibandingkan sama orang yang sudah sudah mundur dari pekerjaan yang lain mengharapkan CPNS begitu masuk
00:47:37ternyata belum diangkat itu kita lebih baik nasibnya ya karena kita tidak mundur dari pekerjaan meskipun memang
00:47:46karena kita tidak diterima di CPNS itu kan Pak iya iya kalau kita akan terima di CPNS jangan-jangan itu sudah
00:47:51tapi belum diangkat ternyata dulu sampai sekarang sampai sekarang tapi kalau itu bukan judi sih itu lebih
00:47:57kayak sial enggak juga ya karena tapi kan katanya kan bulan terakhir kan bulan Juni kalau acara
00:48:05kalau aku ini pribadi ya tapi ya ya mohon maaf nih lebih kayak tertipu jadinya enggak lah kan udah udah
00:48:12resign penghasilan udah enggak ada terus sampai situ kemana ya kalau punya KPR punya anak gimana biayanya
00:48:20judul dulu kalau soal tipu-menipu aku enggak yakin apakah ini juga bisa
00:48:32Hai diruntut ke para pemimpinnya misalkan bujok pemimpin tertinggi presiden herbal aja banyak
00:48:41penipuan aku kan baru dari temen-temen yang herbal yang min-min itu laverin apa-apa di salah
00:48:48tiga itu kalau kita beli di itu di online hati-hati itu apalagi yang sudah serbu mending
00:48:54langsung minta yang masih masih daun bagi tetap aslinya bayangkan itu aja kita ditipu kita ditipu
00:49:02juga oke ternyata banyak yang nama ternyata tinggal nama Hai sudah judul aku susu-susu kental manis itu
00:49:13aku baru tahu ternyata itu bukan susu dan aku baru tahu ketika umurku udah 63 tahun selama ini
00:49:20ternyata itu kental susu kental manis bayangin coba enggak artinya presiden ini enggak main-main
00:49:28loh ini dengan dengan gizi rakyat loh ini dengan lambung orang loh apa yang akan ditempu 2020-2045
00:49:38kalau sebagian besar orang enggak enak badannya karena susu kental manis itu enggak bisa menemati
00:49:44hidup aku baru tahu sekian puluh tahun kemudian baru tahu mbak Wallahi baru tahu tadi malam sama
00:49:51tapi tapi kalau yang CPNS itu menurut Mbak Tejo berarti gimana dok yang belum diangkat itu ya itu kan
00:50:01bukan-bukan nggak diangkat belum diangkat cuman di tunda-tunda hai hai hai Hai aku nggak bisa ngomong
00:50:12karena ya pasti sedih sendiri aku nggak mau juga melukai karena kalau itu gue bayangkan di keluarga aku
00:50:19atau nggak habis tapi menurut soal empati kembali soal empati ngomong ingat empati kita jangan-jangan
00:50:27empati kita juga udah lemah dan ini pekerjaan makanya mudah tumpul presiden itu bukan cuma
00:50:33hal teknis empati aku banyak sekarang ngeliat anak kecil rewel di gang pesawat pramugari nggak bisa
00:50:41lewat dan ibunya diem aja kalau zamanku itu sudah di diceples anak kecil itu itu sudah lembel-lembel
00:50:49lebih dari nakal bukan ya karena ada agama baru ham itu kami tuh kan agama baru tadi demokrasi ini
00:50:57yang dikritik sekarang hampir kritik lu bentar lagi Mbak Tejo di kritik sama Rokigurung
00:51:02lu iya tapi bukan mas kan ada ukurannya kalau tadi ukuran mana itu judi judi yang terukur atau enggak anaknya
00:51:10nakal di gang tempat pramugari yang mau nyudurin minuman untuk orang lain terhalang itu orang tuanya diem
00:51:19gimana aku bisa ngasih tak komen tentang bangsa ini jadi kalau ada
00:51:25staf komunikasi presiden kayak nggak ada empati jadi cerminan kita kita kurang empati sekarang
00:51:33kita lagi yang disalahin
00:51:34sorry banyak tulisan-tulisan di belakang mobil itu tulisan Arab nggak tahu apa mulai dari ayat kursi
00:51:41tapi dari kaca jendilanya ngebuang tisu ya itu gimana coba gitu wakab banget itu penuh mungkin lebih besar
00:51:52dari kacanya gitu lho tulisannya tulisan Arab bah gitu loh tulisan Arab sama aja dengan tulisan Latin
00:51:58ya iya ada maksudnya kalau tulisan Arab terus yang itu jadi indikasi bahwa yang punya mobil jadi sangat agamis
00:52:07kalau yang agamis pasti moralis karena itu kepolisian menerima dari pesantren ingat nggak terus diutamakan yang hafid
00:52:25hafid Quran yang hafal padahal ini nggak ada hubungannya banyak orang yang sorry tuh saya yang banyak hafal kitab suci
00:52:32tapi menjadi apa namanya harassment apa gitu sekarang aku harus hati-hati ngomongin jaman munaf
00:52:40begini pelukai kerasan seksual nggak bisa nggak bisa ngomong seksual seks apostrofe
00:52:47kasih tanah bintang iya pemu kuka cerit lama-lama jadi bangsa munafik loh kita seri lama-lama bener
00:52:58tapi lebih parah lebih parah dari efemisme ya efemisme tapi kalau menurut Mbak
00:53:02maksud itu apa tadi ngomong itu Polri pasti tahu bahwa banyak orang yang belajar agama atau mengajar agama
00:53:11masih tinggal lakunya begitu kan dari laporan banyak di daerah tapi tetap digunakan ini orang
00:53:18aku kalau ketemu Pak Listewi kita akan ngomong
00:53:22Polisi nggak mungkin nggak tahu bahwa nggak ada hubungan antara orang yang hafal Al-Quran sama kelakuannya
00:53:28atau hafal kitab suci manapun
00:53:30aku tertarik omongannya pastur temennya beginu
00:53:34kita salah mengartikan saat
00:53:36saat yang kita artikan sekarang adalah kronos
00:53:39kronologi habis ini sentia mau ngapain habis itu ngapain habis ini aku mau kemana
00:53:43itu saat diartikan kronos padahal kronos padahal di kitab suci yang disebut saat itu kairos
00:53:50jadi kesempatan
00:53:52jadi ini bukan waktu habis ini kesempatan kita bertemu
00:53:56lain tuh kita lebih happy
00:53:59aku kesempatan kan Mufarida
00:54:01bukan habis itu kesempatan kan Mufarida
00:54:04aku bilang
00:54:05Aduh
00:54:06Jakarta
00:54:11Romo siapa gitu
00:54:13Romo Soehario
00:54:14oh iya
00:54:15Romo Soehario
00:54:16Romo Soehario kardinal
00:54:17iya kan
00:54:18loh
00:54:19canci aku pikir
00:54:20selama ini aku menghayati waktu juga kronos
00:54:23saat
00:54:24sehingga hidupku stres
00:54:25sejak baca itu aku setiap kali ini tanik mati bagi kesempatanku
00:54:28yang belum tahu aku bisa ketemu gini lagi
00:54:31bersyukur
00:54:33bersyukur
00:54:34kairos
00:54:35enggak artinya
00:54:36mungkin kairu juga dari itu ya
00:54:38mungkin ya kairu
00:54:39enggak
00:54:40enggak coba mulai sekarang coba hayati
00:54:42hayatilah waktu sebagai kronos sebagai susunan
00:54:44abis ini abis ini itu abis itu ini
00:54:46kronos
00:54:47kronologi
00:54:48dan mulai sekarang coba pelananya hayati sebagai kairos
00:54:51setiap kamu ketemu istrimu itu kesempatan
00:54:54kecuali ketemu mertuamu ya
00:54:56ya
00:54:59guyan
00:55:00ketahunya kencang banget ya aku
00:55:03oke lah
00:55:06mungkin menikah bukan Judi loh
00:55:08untuk ketemu suami
00:55:10tapi ketemu mertua
00:55:11Judi
00:55:13Judi
00:55:14judi paling berat itu kayaknya ya
00:55:17oke
00:55:18judi paling berat?
00:55:20pengalaman
00:55:22Tolongan, Tolongan, Tolongan, eh Mbah, Pak Prabowo kan baru ketemu Bomega, gimana?
00:55:29Aku gak yakin itu baru bertemu, jadi sebenarnya udah bertemu, tapi gak di publikasi?
00:55:35Iya, aku gak yakin, tapi kalau gini banyak analis ngomong gini, kamu percaya sama analis gak?
00:55:42Tergantung analisannya, enggak Mbah kalau saya enggak, saya percaya Tuhan,
00:55:45Bila Tuhan, bilang Tuhan jadi analis, ketika Pak Prabowo ditanya oleh tujuh wartawan itu,
00:55:54yang sayang sekali masih terlalu formal, beberapa wartawan masih menyanjung-nyangjung di depannya,
00:56:00aku gak suka wartawan tipe gitu, untung Rossi gak ada waktu itu.
00:56:08Udahlah langsung nanya aja, langsung nyana, terus ketika Pak Prabowo ngomong,
00:56:12JNP, utang kita itu ya, kalau dibanding GDP, masih bagus, Amerika, ratusan Jepang,
00:56:19Gak ada satu pun nanyaannya, ininya beda Pak, jangan dibandingkan GDP Pak, utangnya termasuk BUMN gak?
00:56:25Gitu loh, maksudnya?
00:56:26Dikejar.
00:56:27Dikejar, baru itu, atau Jepang lain Pak, lebih banyak utang ke penduduknya sendiri.
00:56:32Gitu kan, Amerika lain Pak, dia memang utangnya banyak, sekian kali lipat, tapi semua mata uang dalam dolar.
00:56:39Gitu, kecewa, aku tutup.
00:56:44Kecewanya serius.
00:56:46Cangan diambil, jangan diambil.
00:56:47Aku tutup.
00:56:48Gak gini wartawan itu, kok kayak bawahan.
00:56:52Wartawan segera kejar dong.
00:56:55Nah, tapi ada yang bener, waktu undang-undang TNI itu demo dimana-mana, kok gak ada lagi demo Adili Jokowi?
00:57:05Ya kan, nah gitu lah.
00:57:07Terus makanya Pak Prabowo bilang, ini coba ke Unilubis waktu ini.
00:57:12Eh halo Unilubis.
00:57:13Halo.
00:57:14Lama gak makan petimu, peti sambil petimu enak banget.
00:57:18Ditunggu.
00:57:19Ya.
00:57:20Dia pintar masak.
00:57:22Nah, menurut Pak, artinya ini pasti ada yang menunggangi, kemungkinan.
00:57:26Maksudnya Jokowi yang menunggangi.
00:57:28Jangan gitu.
00:57:30Kak Unilubis kan?
00:57:32Masa ini gak jeli?
00:57:34Ada demo, ada yang murti, ada yang bayar.
00:57:36Tapi kalau ngelihat eskalasinya, ini ada yang bayar.
00:57:40Terus bersama dengan itu menurut analis, gak ada lagi Adili Jokowi.
00:57:45Jadi siapa yang bayar?
00:57:47Dikanti Adili Prabowo.
00:57:51Nah terus bertemulah ditunggu Umar.
00:57:54Jadi ada korelasi ya?
00:57:56Mungkin pecah kongsi memang.
00:57:58Prabowo pecah kongsi sama Jokowi maksudnya Pak.
00:58:00Gitu maksudnya.
00:58:01Oh gitu.
00:58:02Jangan-jangan.
00:58:03Ini yang penting.
00:58:04Ditambah lagi.
00:58:05Ini yang penting.
00:58:06Ditambah lagi ketika Submi Dasko ditanya.
00:58:11Submi Dasko ini kan katanya Ketua Umum DPR.
00:58:16Ketuanya Puan.
00:58:17Ketua Umumnya Dasko.
00:58:19Ketua Umumnya Dasko.
00:58:20Ketua Umum DPR Dasko.
00:58:21Yang ngomong mati sih ya Pak Puan ya Pak Puan.
00:58:23Pocor halus ya.
00:58:24Terus?
00:58:25Terus.
00:58:26Waktu Pak Prabowo mau ketemu Mbak Mega,
00:58:32minta izin dulu sama Jokowi enggak?
00:58:34Enggak.
00:58:35Submi Dasko bilang.
00:58:36Enggak.
00:58:37Karena itu banyak wartawan yang nanya sebenarnya.
00:58:39Apakah melalui diri dan nanya?
00:58:41Bentar sebentar ini kok senang sekali ya.
00:58:43Prabowo pecah kongsi sama Jokowi.
00:58:45Jadi bener pecah kongsi.
00:58:48Menurut analisanya Mbak Tejo.
00:58:53Kalau pecah kongsi pun nanti kronosnya bakal bagaimana?
00:58:58Kronos atau kairosnya?
00:59:00Atau kesempatan Mega ketemu Pak Prabowo.
00:59:05Atau kesempatan Pak Prabowo mulai menunjukkan tarinya.
00:59:11Atau habis ini apa?
00:59:14Mau gitu.
00:59:15Aku enggak tahu.
00:59:16Aku kalau ketemu Pak Kardinal salam gue.
00:59:19Aku utang rasa banget.
00:59:21Aku suka banget penjelasan dirinya.
00:59:23Saat adalah yang dimaksud dalam kitab suci adalah kairos.
00:59:28Kesempatan.
00:59:29Tapi sepertinya Cynthia.
00:59:30Ini menarik kita diskusi ngelantur dari tadi.
00:59:33Sepertinya yang menarik ujungnya tadi.
00:59:35Ujungnya ini loh.
00:59:36Jadi menurut Mbak Tejo, demo-demo undang-undang TNI itu diorkestrasi oleh seseorang.
00:59:45Karena setelah undang-undang ini rame, demo tolak-tolak.
00:59:51Tapi demo Adili Jokowi hilang.
00:59:55Kata Mbak Tejo.
00:59:56Dan siapa yang berkepentingan?
00:59:57Ngilangin isu Adili Jokowi.
01:00:00Seperti itu.
01:00:01Setelah itu Prabowo ketemu Mega tanpa izin menurut Dasko ya.
01:00:04Dengan Jokowi.
01:00:06Tapi yang menarik justru kesimpulannya Gus Kim ini.
01:00:09Dari mana Tejo yang bilang gitu?
01:00:12Aku cuma mau ngomong.
01:00:14Bahwa Pak Prabowo ketemu Mbak Mega udah beberapa kali pilingku.
01:00:22Dan ketika ditanya sama wartawan.
01:00:26Dia patut menduga di Muni ada yang bayar.
01:00:28Dia ngomongnya ke Unilubis.
01:00:30Walaupun Unilubis gak tanya.
01:00:32Siapa Pak yang bayar?
01:00:34Tapi tunggu deh Mbak Tejo.
01:00:36Maaf aku potok.
01:00:37Kalau misalkan menurut analisa Mbak Tejo.
01:00:39Pertemuan Bu Mega sama Pak Prabowo udah beberapa kali.
01:00:42Kenapa yang kali ini justru dipublikasikan?
01:00:45Karena Santer sama Undang-Undang TNI.
01:00:50Yang menurut analis lain.
01:00:52Begitu Undang-Undang TNI demo di.
01:00:55Mungkin gak tau lebih banyak dari ribuan demo di Amerika tentang tarif.
01:01:00Karena itu di setiap kota.
01:01:03Nah terus ada analis.
01:01:05Ketika itu demo Undang-Undang TNI.
01:01:08Gak ada lagi isu Adili Jokowi.
01:01:11Terus disimpulkan sendiri sama Gusin yang katanya disimpulannya.
01:01:16Saya gak menyimpulkan.
01:01:17Saya nanya.
01:01:18Dan dijawab.
01:01:20Jadi menurut Mbak Tejo.
01:01:22Itu maksud gue.
01:01:25Jadi pecah kongsi.
01:01:27Pecah kongsi.
01:01:28Makanya pertemuan itu.
01:01:30Yang jadi pertanyaannya jadi pertanyaan berikutnya.
01:01:33Kenapa Mbak Tejo bahagia banget?
01:01:35Iya ketawanya kenceng sekali.
01:01:36Kenceng banget.
01:01:37Kalau Cokowi pecah kongsi sama Prabowo.
01:01:39Dalang-dalang itu umumnya.
01:01:41Cukupnya Petro.
01:01:42Cukupnya semua.
01:01:44Aku ambil ya.
01:01:45Petro yang mirip.
01:01:46Satu aja satu aja.
01:01:47Nah ini.
01:01:48Aku ambil sekalian lah.
01:01:49Satu aja satu aja.
01:01:50Oke.
01:01:51Silahkan.
01:01:54Semar, semar.
01:01:55Iya, ya.
01:01:56Petro.
01:01:57Bukan ini pak kong.
01:01:59Jenangku Petro.
01:02:00Yuk kantong bolong.
01:02:02Disebut kantong bolong.
01:02:04Sebab apa yang melepunan jiwa.
01:02:06Metu nang tengan.
01:02:07Apa yang melepunan cantumku.
01:02:08Metu mana nang sildu.
01:02:12Dalang nang dinti wai.
01:02:14Termasuk Romokuntoro almarhum di Jogja.
01:02:17Dosen Sanatadharma.
01:02:20Itu guruku juga.
01:02:22Dia kemana-mana pak Petro.
01:02:25Dalang itu paling seneng.
01:02:27Banyak lakon dia seneng.
01:02:28Dalang kawin-kawinan seneng.
01:02:30Abimanyu kawin.
01:02:31Arjuna kawin.
01:02:32Tapi yang paling seneng.
01:02:34Kalau sudah membawakan.
01:02:35Roto Yuto.
01:02:36Joyo Pinang.
01:02:37Iya.
01:02:38Rame.
01:02:39Oke.
01:02:40Artinya.
01:02:41Menurut mbak Tejo.
01:02:45Kedepan.
01:02:46Bakal rame.
01:02:47Bakal rame.
01:02:48Lebih seru.
01:02:49Lebih seru.
01:02:50Tapi.
01:02:51Katanya.
01:02:53Hanya dua partai kader di Indonesia itu.
01:02:56Adalah.
01:02:57PKS.
01:02:58Jadi kader berarti.
01:03:00Dan PDI.
01:03:02Artinya.
01:03:03Kalau makin rame.
01:03:05Akan berhadapan dengan kader-kader PDI.
01:03:07Sekarang itu.
01:03:09Pertanyaan terakhir Pak.
01:03:10Kalau tadi Mbak Tejo sempat mengilustrasikan Jokowi seperti Petruk.
01:03:19Kalau Prabowo menurut Mbak Tejo.
01:03:22Dalam dina pewayangan.
01:03:24Mana yang menurut Mbak Tejo merupakan karakter?
01:03:26Saya melukis Pak Prabowo.
01:03:27Kalau nggak salah Fadilisan pernah lihat.
01:03:30Tapi belum aku surahkan.
01:03:33Lukisan lama banget.
01:03:34Saya melukis Prabowo itu sebagai Sitija.
01:03:37Sitija itu Boma Narakasura.
01:03:45Anaknya Kresna.
01:03:47Orangnya Sangar.
01:03:48Orangnya kayak Bima gitu.
01:03:51Tapi terlalu naif.
01:03:53Sehingga gampang dibohongi.
01:03:56Terlalu naif atau polos?
01:03:58Terlalu naif.
01:04:00Terlalu naif.
01:04:01Mungkin kayak yang tadi itu Sintija.
01:04:03Siapa itu?
01:04:04Bukan yang aku ngomong.
01:04:05Keberbadian mendua itu.
01:04:07Oh bipolar.
01:04:08Dia bipolar.
01:04:09Dia bisa sangat benci.
01:04:11Tapi pada sisi lain.
01:04:13Cinta.
01:04:14Dan menurut Mbak Tejo.
01:04:17Prabowo relate atau dekat dengan karakternya?
01:04:22Menurutku iya.
01:04:23Apalagi dia pernah ngomong.
01:04:25Bukan dia sendiri yang ngomong.
01:04:27Tapi adiknya.
01:04:28Waktu dia masih belum pernah jadi presiden.
01:04:30Bahkan untuk dapet 100 M aja.
01:04:32100 M kecil bagian mereka.
01:04:34100 miliar.
01:04:35Itu susah hutang buang.
01:04:37Sebelum dia jadi presiden.
01:04:42Apa tadi?
01:04:43Naif?
01:04:44Gampang dibohongi?
01:04:45Orangnya jujur.
01:04:46Sakri.
01:04:47Dicintai sama Ibu Pertiwi.
01:04:49Tapi naif.
01:04:51Naif itu kok maksudnya?
01:04:52Konteksnya?
01:04:53Naif itu...
01:04:54Naif itu ya...
01:04:55Merasa semuanya baik?
01:04:56Bukan naif itu.
01:04:57Bila kau mati...
01:04:59Kau juga mati.
01:05:00Kau juga mati.
01:05:01Kau juga mati.
01:05:02Itu kan naif.
01:05:03Itu kan naif.
01:05:04Itu kan naif.
01:05:05Artinya...
01:05:06Kau mati.
01:05:07Aku belum mati.
01:05:08Tak belani.
01:05:09Gitu lho.
01:05:10Aduh.
01:05:11Rilet dong.
01:05:12Rilet dong.
01:05:13Rilet dong.
01:05:14Rilet dong.
01:05:15Pertanyaannya...
01:05:16Prabowo itu naif sama siapa?
01:05:21Kalau prabowo ingin mati.
01:05:23Ketika yang lain mati.
01:05:24Atau tadi Ibu bilang.
01:05:28Luku.
01:05:29Jujur.
01:05:30Aku enggak tahu.
01:05:31Tapi mudah.
01:05:32Kalian mesti wawancara Sudyoso.
01:05:33Mesti wawancara Luhut.
01:05:35Mesti wawancara.
01:05:36Karena kita pernah di Sibil.
01:05:38Ini orang militer loh.
01:05:39Di Sibil itu hampir jarang banget ada hutang piutang nyawa loh.
01:05:44Jarang kan di Sibil.
01:05:46Kalau di militer siapa tahu itu ada terjadi di timur-timur.
01:05:50Siapa tahu.
01:05:51Pak-bapak punya kehendupriono.
01:05:54Mungkin bagus juga.
01:05:55Karena militer itu pasti berjalin berkelindang hutang nyawa.
01:06:03Hutang nyawa di militer.
01:06:06Kalau di Sibil, hutang politik.
01:06:10Ketemu lagi di lanturan edisi berikutnya.
01:06:14Terima kasih Matijo.
01:06:16Thank you.
01:06:17Seru banget.
01:06:18Hampir tumpah-tumpah.
01:06:20Aku langsung ya.
01:06:21Ya.
01:06:22Ya.
01:06:23Tumpah-tumpah.
01:06:25cji- priests equals MCG-
01:06:29Terima kasih.
Dianjurkan
1:55
|
Selanjutnya
3:26
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
1:22