Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
SURABAYA, KOMPAS.TV - Pemkot Surabaya mengadakan drama kolosal perobekan bendera penjajah Belanda di atas Hotel Majapahit yang dulunya bernama Hotel Yamato.

Detik-detik pusat Kota Surabaya mencekam sangat terasa dikala bendera penjajah Belanda kembali dikibarkan di Hotel Yamato di Jalan Tunjungan, Surabaya, pada 19 September 1945, belum genap sebulan usai proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Presiden Soekarno pada bulan Agustus.

Suasana ini digambarkan cukup jelas dalam pertunjukan drama kolosal yang digelar Pemkot Surabaya dan sejumlah seniman di sekitaran Hotel Majapahit yang dulunya merupakan Hotel Yamato.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi berperan sebagai Residen Soedirman yang memimpin Kota Surabaya kala itu dan menyampaikan amanat presiden untuk serentak mengibarkan bendera merah putih.

Namun sejumlah meneer Belanda di Hotel Yamato justru mengibarkan bendera Belanda yang menjadi pemicu awal perlawanan arek Suroboyo di medan perang.

Kala itu, seluruh pemuda di Surabaya berkumpul di Jalan Tunjungan untuk menurunkan bendera tersebut.

Mereka bergotong royong memanjat bangunan dengan alat seadanya. Setelah berhasil, arek Suroboyo ini merobek bagian bawah bendera agar menjadi merah putih.

Namun perjuangan mereka mendapat perlawanan dari tentara Belanda yang menembaki dari bawah hingga menyebabkan banyak korban.

Eri berharap agar generasi muda di Kota Surabaya tidak melupakan sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan.

Ia juga berharap semangat pahlawan dan gotong royong terus berkobar di Kota Surabaya.

Drama kolosal ini menyedot antusias ribuan warga Kota Surabaya yang menyaksikan di sepanjang Jalan Tunjungan.

Baca Juga Veteran Perang AS hingga Pewarta, Ikut Misi Global Sumud Flotilla 2025 di https://www.kompas.tv/internasional/616163/veteran-perang-as-hingga-pewarta-ikut-misi-global-sumud-flotilla-2025

#benderabelanda #hotelyamato #surabaya

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/618859/warga-antusias-saksikan-drama-kolosal-perobekan-bendera-belanda-di-hotel-majapahit-surabaya
Transkrip
00:00Detik-detik pusat kota Surabaya mencekam, sangat terasa dikala bendera penjajah Belanda kembali dikibarkan di Hotel Yamato di Jalan Tunjungan Surabaya pada 19 September 1945.
00:16Belum genap sebulan, usai proklamasi kemerdekaan dikumandangkan Presiden Soekarno pada bulan Agustus 1945.
00:24Suasana ini digambarkan cukup jelas dalam pertunjukan drama kolosal yang digelar Pemkot Surabaya dan sejumlah seniman di sekitaran Hotel Majapahit yang dulunya merupakan Hotel Yamato.
00:38Wali kota Surabaya, Eri Cahyadi, berperan sebagai Residen Sudirman yang memimpin kota Surabaya kala itu dan menyampaikan amanat Presiden untuk serentak mengibarkan bendera merah putih.
00:50Namun sejumlah menir Belanda di Hotel Yamato justru mengibarkan bendera Belanda yang menjadi pemicu awal perlawanan arek Surabaya di Medan Perang.
01:00Kala itu seluruh pemuda di Surabaya berkumpul di Jalan Tunjungan untuk menurunkan bendera penjajah.
01:07Mereka berkotong royong memanjat bangunan dengan alat seadanya.
01:11Setelah berhasil, arek Surabaya ini merobek bagian bawah bendera agar menjadi merah putih.
01:16Namun perjuangan mereka mendapat perlawanan dari tentara Belanda dengan menembaki dari bawah hingga menyebabkan banyak korban.
01:25Untuk menjadikan Surabaya ini penuh dengan kejujuran, penuh dengan cinta dan kasih sayang.
01:33Seperti yang tadi kita sampaikan.
01:35Bahkan Presiden Sudirman menyampaikan juga bagaimana harus menjaga kota Surabaya ini.
01:42Karena itu saya berharap dengan acara hari ini akan semangat arek-arek Surabaya terus berkobar,
01:50terus saling bergerak bersama untuk menjadikan Surabaya ini kota yang aman, kota yang nyaman,
01:59kota yang bisa menjelaskan seluruh warganya.
02:01Dengan cara apa? Dengan cara berkotong royong.
02:04Eri berharap agar generasi muda di kota Surabaya tidak melupakan sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan.
02:12Ia juga berharap semangat pahlawan dan gotong royong terus berkobar di kota Surabaya.
02:18Drama kolosal ini menyedot antusias ribuan warga kota Surabaya yang menyaksikan di sepanjang jalan tunjungan.
02:25Noman Deni, Kompas TV Surabaya, Jawa Timur

Dianjurkan