Skip to playerSkip to main content
  • 2 years ago
Tren positif penyaluran kredit perbankan diprediksikan masih akan berlanjut di tahun 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun ini bisa mencapai dobel digit. Hal ini berdasarkan target pertumbuhan kredit dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2024 hingga 2026 yang telah masuk ke OJK per September 2023.

Target penyaluran kredit tersebut senada dengan proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan penyaluran kredit perbankan berkisar antara 10 – 12% pada 2024 dan 11- 13% pada 2025. Sesuai dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan 4,7-5,5% pada 2024, dan akan meningkat menjadi 4,8-5,6% pada 2025. Sedangkan, tingkat inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 1,5-3,5% pada 2024 dan 2025.

Category

📺
TV
Transcript
00:00 Ya pemirsa jangan beranjak dari tempat anda, kami masih akan segera kembali dengan informasi menarik lainnya
00:04 terkait dengan penyeluruhan kredit perbankan yang topang ekonomi tahun 2024.
00:09 Sampai ketemu lagi Pak Ian, terima kasih banyak. Mohon maaf tadi ada sedikit gangguan untuk sinyal ya Pak.
00:29 Ya betul, betul. Terima kasih ya Mas Prasetyo, saya izin leave ya.
00:33 Baik Bapak, terima kasih.
00:35 Ya sama-sama.
00:38 Halo, selamat pagi Pak Amin.
00:45 Bapak kabar?
00:47 Masih di-mute sepertinya Pak Amin.
00:51 Halo.
00:53 Halo Pak Amin.
00:54 Ya.
00:56 Siap, posisi di Jakarta Pak?
00:59 Di Batam.
00:59 Oh di Batam ya, oh siap, siap. Oke.
01:01 Pak Amin ini jaraknya masih terlalu jauh, Bapak boleh agak maju dikit lagi Pak?
01:06 Oke, kameranya boleh ditekuk sedikit, Bapak pakai tap ya?
01:13 Iya.
01:14 Oh oke, oke.
01:15 Boleh ditekuk sedikit bisa enggak Pak? Itu headroomnya masih terlalu tinggi Pak Amin.
01:18 Atau ada ganjiran Pak untuk dia naik lagi tapnya, posisinya?
01:22 Nah, segitu cukup tuh Pak. Lagi, lagi, boleh dikit lagi.
01:27 Oh, nanti kato.
01:29 Iya, masih diganjil ya Pak ya?
01:31 Iya.
01:32 Oke, oke.
01:33 Pakai tap, Pak Amin.
01:35 Nah.
01:38 Oke, masih terlalu jauh sih Pak.
01:44 Sorry nih Pak.
01:45 Nah, kalau agak maju dikit gitu deh Pak Amin. Gimana? Gak apa-apa ya?
01:49 Better lah ini.
01:51 Lagi ada tugas Pak?
01:54 Iya.
01:55 Mantap.
01:57 Nanti kapan-kapan kita jalan bareng lagi tuh Pak.
01:59 Boleh, boleh.
02:01 Eh, diminta nemenin Pak Agus Marto ini.
02:03 Oh, Pak Agus Marto.
02:05 Wih, mantap.
02:06 Mantap, mantap.
02:07 Literasi juga Pak? Atau apa?
02:09 Iya, literasi. Leadership beliau.
02:12 Oh, leadership. Ya, siap, siap.
02:13 Dua jam aja sih nanti, setengah dua.
02:15 Kita mulai dulu Pak Amin. Saya sampaikan satu paket pengantar.
02:18 Thank you, Pak.
02:19 [MUSIK]
02:29 Ya, pemirsa otoritas sejasa keuangan memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2024
02:35 tumbuh double digit.
02:37 Adapun pendorong pertumbuhan kredit di tahun ini berasal dari sektor rumah tangga,
02:41 kemudian perdagangan dan industri pengolahan.
02:45 [MUSIK]
02:48 Trail positif penyaluran kredit perbankan diprediksikan masih akan berlanjut di tahun 2024.
02:55 Otoritas sejasa keuangan atau OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun ini bisa mencapai double digit.
03:02 Hal ini berdasarkan target pertumbuhan kredit dalam rencana bisnis bank atau RBB tahun 2024 hingga 2026
03:11 yang telah masuk ke OJK per September 2023.
03:15 Target penyaluran kredit tersebut senara dengan proyeksi Bank Indonesia
03:20 yang memperkirakan penyaluran kredit perbankan berkisar antara 10 hingga 12 persen pada 2024
03:27 dan 11 hingga 13 persen pada 2025.
03:30 Sesuai dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024
03:40 dan akan meningkat menjadi 4,8 hingga 5,6 persen pada 2025.
03:46 Sedangkan tingkat inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 1,5 hingga 3,5 persen pada 2024 dan 2025.
03:56 Kepala eksekutif pengawas perbankan OJK, Dian Ediana Re, seperti dikutip media, mengatakan
04:04 pendorong pertumbuhan kredit tahun ini berasal dari sektor rumah tangga, perdagangan, dan industri pengolahan.
04:11 Sejalan dengan kondisi makroekonomi tetap tumbuh sekitar 5 persen di topang permintaan konsumen yang masih cukup kuat.
04:19 Dari Jakarta, Tim Liputan, IDX Channel.
04:22 Ya, pemirsa untuk membahas tema menarik kita hari ini, penyaluran kredit perbankan topang ekonomi di tahun 2024
04:31 kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Amin Nurdin.
04:35 Beliau adalah senior faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia LPPI.
04:40 Selamat pagi Pak Amin Nurdin.
04:42 Selamat pagi Mas Pres.
04:44 Baik, selamat sihat Pak.
04:46 Alhamdulillah sehat, Mas Pres sehat ya.
04:49 Baik, alhamdulillah sehat juga nih. Menarik kalau kita lihat dan review perbankan.
04:53 Sejauh mana nih tanggapan dan juga pandangan dari Pak Amin terhadap penyaluran kredit perbankan Pak,
04:58 sepanjang tahun 2023 lalu. Apakah sudah sesuai dengan harapan dari pemerintah maupun dari pelaku perbankan sendiri?
05:06 Ya, terima kasih Mas Pres.
05:09 Kalau kita melihat di tahun 2023 ini sebenarnya dari target awal terkoreksi sedikit ya.
05:17 Kan awalnya yakin akan double digit ya di antara 10 sampai 12.
05:24 Tapi kemudian sempat dikoreksi dan memang pada akhirnya tipis sampai menyentuh double digit di akhir tahun 2023.
05:34 Seperti itu Mas kondisinya yang terjadi di 2023.
05:38 Baik, dan kita tahu pertumbuhan kredit per November 2023 tercatat 9,74% year on year menjadi Rp6.966 triliun.
05:47 Dan berdasarkan kepemilikan Bank UMN ini yang lagi-lagi menjadi pendorong pertumbuhan atas,
05:52 sejumlah mana apakah bisa menjadi modal kuat untuk menapak tahun 2024 ini Pak Amin?
05:57 Ya, kalau melihat kondisi yang akan dihadapi saat ini kan kita semua tahu ya bahwa belum akan ada penurunan PI rate.
06:08 Kemungkinan besarnya situasi akan seperti itu.
06:11 Jadi memang kalau kita bicara berat atau ringannya relatif sebenarnya masih akan yakin tumbuh.
06:19 Apalagi kemudian beberapa bank-bank besar sudah yakin bahwa akan membantu pertumbuhan kredit.
06:26 Karena sebenarnya pertumbuhan kredit itu kan di Indonesia ya khususnya.
06:31 Kita ngomongnya secara ekonomi umum dulu ya, kalau kita bicara perekonomi Indonesia ini kan ditopang sekitar 60-70% melalui industri keuangan khususnya perbankan.
06:44 Artinya apa kalau kita lihat tahun 2024 dimana akan ada tahun pemilu dan kita tahu bahwa Indonesia itu kan pertumbuhan ekonomi paling besar itu dari konsumsi domestik.
06:56 Artinya apa? Di tahun-tahun itu justru, ini ngomongin tahun pemilu ya yang saya sampaikan, itu pasti akan ada tumbuh konsumsi.
07:05 Kalau tadi disampaikan oleh regulator bahwa harapannya kredit tumbuh itu dari beberapa sektor seperti jasa, kemudian kalaupun manufaktur juga yang pengolahan, industri pengolahan.
07:22 Ini kalau saya bilang pengolahan berarti bisa makanan dan minuman dan sebagainya itu pasti akan tumbuh dari ini, akan baik, kalau kemudian ditopang pertumbuhannya melalui akan seirama dengan pertumbuhan kredit perbankan di tahun 2024.
07:36 Kalau banyak pengawat memprediksi pertumbuhan ekonomi akan di atas 5% termasuk juga kredit akan double digit buat saya pribadi, iya tapi tipis.
07:46 Maksudnya tidak akan 5 tinggi, 5, sekian tinggi atau kemudian tumbuh 11 sekian tinggi, enggak.
07:53 Range-nya kalau double digit itu tipis. Itu sih mas Peras yang menasihkan pengamatan saya.
08:13 Sebenarnya kalau bicara trend likwiditas ini kan tadi kembali ya, kembali ke kondisi secara umum kita bicara singkat suku bunga ini kan sebenarnya berpengaruh ya.
08:24 Kamu harus memikirkan bagaimana menjaga antara cost of fund dengan cost of borrowing, ini kan pasti akan pengaruh kemana-mana.
08:31 Kalau kemudian bicaranya likwiditas memang ada sedikit keskhawatiran meskipun secara umum kuat.
08:41 Karena apa? Permodalan bank cukup kuat, stabilitas ekonomi juga saya yakin akan terjaga di tahun 2024.
08:46 Ini akan sangat membantu bank dalam dan sebenarnya regulasi juga regulator maksud saya sudah banyak mengeluarkan berbagai macam insensif yang ini mampu menjaga likwiditas perbankan secara umum gitu.
09:03 Itu sih mas Peras, jadi saya rasa ada kecenderungan dan keskhawatiran tapi tetap stabil.
09:11 Oke, kekhawatiran tetap ada tapi yang penting optimismenya juga masih cukup kuat sehingga disitulah ada kestabilan ya terkait dengan sektor perbankan.
09:18 Nah bicara mengenai tantangannya ini Pak Amin, apa saja yang kira-kira berpotensi berlanjut dari tahun 2023 yang akan menghambat kinerja penyeluruhan kredit perbankan di tahun ini?
09:31 Kita melihat, kalau saya lebih senang melihat ini secara global ya karena pasca kan pengaruhnya. Kita belum tahu the Fed itu akan menjaga sampai di titik mana.
09:44 Karena prediksi di tahun lalu juga akan ada kenaikan, belum terjadi. Tapi juga inflasi belum membaik.
09:49 Kenapa? Karena kalau kita bicara ada sentimen perang gitu ya di wilayah timur sana itu pasca kan berpengaruh terhadap jalur distribusi.
09:59 Ketika jalur distribusi itu ada masalah biasanya harga produk apapun itu akan cenderung naikkan, produksi menurun sehingga akhirnya menimbulkan inflasi.
10:09 Dan kalau ini nggak stabil kan otomatis akan mempengaruhi terhadap tingkat suku bunga.
10:14 Nah kalau bicara secara global seperti itu, kembali kalau soal Indonesia itu pasca akan ada, pasca akan sedikit banyak berpengaruh.
10:22 Nah ketika pengaruh itu sampai ke Indonesia ini bisa jadikan kalau kita mau ngomong tentang pertumbuhan itu kan keberanian atau keyakinan pelaku industri untuk kemudian melakukan ekspansi.
10:37 Nah disana kemudian muncul kebutuhan akan kredit dan sebagainya.
10:41 Kalau kemudian ini terhambat ya otomatis akan juga terhambat pertumbuhannya.
10:47 Tapi secara umum saya melihat masih sangat yakin bahwa itu akan masih cukup baiklah untuk industri keuangan khususnya perbankan.
10:56 Ya itu dia, dengan target pertumbuhan ekonomi yang masih diatas 5% di tahun 2024, iklim investasi, iklim usaha yang menurut Anda begitu LPPI sendiri melihat apakah masih cukup kondusif untuk bisa mengembangkan lebih jauh penyaluran kredit perbankan kita?
11:10 Kalau saya lihat karena potensi Indonesia ini cukup besar ya, masih ya pasar juga masih menarik dan let's play kan tingkat kepercayaan juga kembali normal sedikit maksudnya banyak arus uang juga dari luar yang masuk ke Indonesia sehingga limititas juga baik.
11:31 Ini kan cukup menjaga kepercayaan masyarakat industri untuk kemudian bisa berekspansi dan itu akan cukup membantu tingkat pertumbuhan ekonomi maupun kredit perbankan di beberapa sektor yang sebenarnya saya sangat sependapat dengan pendapat baik dari OOJK maupun Bangsa Indonesia yang mengatakan di sektor-sektor tersebut kita masih bisa tumbuh dan itu saya percaya di tahun 2022 itu akan terjadi.
11:59 Oke dan kita tahu juga proyeksi selain juga pertumbuhan penyaluran kredit NPL ini juga yang perlu kita seremati ya dimana proyeksinya di tahun 2024 ini grossnya 2% sampai dengan 2,5% nanti kita akan minta tanggapan Anda di segmen berikutnya kita akan jendela dulu sebentar Pak Amin dan Pak Mirsa kami akan segera kembali.
12:26 Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam market review. Pemirsa berikut ini kembali kami sampaikan info grafis untuk Anda terkait dengan kinerja dari penyaluran kredit par November 2023 kita lihat dan bandingkan dengan bulan sebelumnya Oktober 2023 yang tercatat 6.903 triliun sementara di bulan November 2023 lalu 6.966 triliun rupiah.
12:47 Ada kenaikan dari sisi pertumbuhan kredit perbankan kemudian kita lihat sektor-sektor yang menjadi penopang kredit perbankan di tahun 2024 itu proyeksinya ada 3. Yang pertama rumah tangga kemudian perdagangan dan juga industri pengolahan.
13:02 Selanjutnya proyeksi kinerja perbankan tahun 2024 dari OJK untuk NPL grossnya 2 sampai dengan 2,5% kemudian LDRnya 84 sampai dengan 86% kemudian NIM atau net interest marginnya 4 sampai dengan 5% dan laba bersih bank proyeksinya bisa 9 sampai dengan 10% secara tahunan.
13:22 Baik kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Amin Nordin senior fakulti lembaga pengembangan perbankan Indonesia.
13:29 Pak Amin kita akan lanjutkan dari sisi sektor penopang kredit perbankan tadi memang sudah sempat disinggung sedikit begitu di segmen sebelumnya rumah tangga perdagangan industri pengolahan.
13:39 Apakah memang ini yang benar-benar bisa menyerap nantinya dari penyaluran kredit perbankan nasional?
13:45 Ya menurut saya memang penopang kredit tidak terlalu jauh dengan tahun 2023 ya. Mungkin ada tambahan satu lagi jasa.
13:57 Jasa.
13:58 Penopang cukup menyediakan pertumbuhan kreditnya. Dan tahun depan seharusnya juga akan kurang lebih sama. Itu saya menambahkan itu. Nah kalau terkait dengan hal-hal yang lain seperti NPL dan lain sebagainya,
14:10 tanpa itu seharusnya tidak akan beranjak jauh dari senilai saat ini ya. Kondisinya cukup aman terkendali.
14:19 Untuk NPL sendiri sebenarnya tujuh mana perkembangannya dari sisi banknya kemudian mereka yang melakukan peminjaman ke bank sendiri apakah kesedaran mereka juga untuk membayar dan lain-lain begitu ini sudah semakin membaik dari tahun ke tahun?
14:34 Kalau saya melihatnya kan sebelum pandemi, kemudian post pandemi, sama pas ke pandemi itu tiga tahap yang kemudian di era itu kan banyak mereka melakukan relaksasi dan seterusnya gitu ya.
14:49 Sekarang kan periode itu sudah lewat. Dan dengan peristiwa itu sebenarnya bank sudah banyak mempersiapkan perbaikan dalam tatap lola, dalam proses kreditnya, kemudian dikenyamkan digitalisasi yang lebih masif.
15:06 Itu otomatis memperbaiki semua keadaan termasuk juga resikonya karena kemudian bank lebih berhati-hati lagi dalam penyeluruhan kredit dan otomatis itu mengakibatkan kreditnya lebih berkualitas.
15:19 Kalau kreditnya berkualitas otomatis NPL juga akan terjaga dengan baik.
15:24 Sektor yang dominan menurut Anda begitu yang bisa menopang atau menyokong dari penyeluruhan kredit perbaikan ini bagian yang mana?
15:32 Kalau saya perhatikan dari 3 atau 4, sekarang saya tambahkan jasa-jasa ya, karena ini terkait dengan tahun pemilu tahun depan, itu kan lebih ke rumah tangga yang didukung.
15:43 Otomatis kalau rumah tangga ini konsumsi banyak, dan ini kan juga faktor terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia kan, domestik gitu ya, dari domestik lah.
15:52 Nah ini otomatis industri pengolahan akan terdorong mas dengan kepentingan.
15:58 Itu sih ya, nah kalau kemudian di pasarnya semua produk-produk kan juga kan ya tiga ini tidak akan terpisahkan yang pergantaran.
16:08 Akhirnya konser itu akan menjadi pengaruh terhadap faktor pertumbuhan ekonomi maupun pertumbuhan kredit yang cukup signifikan.
16:16 Nah dari sesi Bank Indonesia, dari suku pengacuan kita BI rate begitu yang masih tetap ditahan di 6% ini masih cukup nyaman tidak sih bagi dunia usaha dan juga bisa mendukung juga nih dari kinerja penyeluruhan kredit perbaikan?
16:31 Kalau buat perbaikan masih challenging sih. Jadi Bank berpikir keras untuk menjaga gap tadi yang saya sampaikan di awal antara cost of fund dengan cost of borrowing
16:44 kemudian Bank harus lebih cermat misalnya, satu pilihan yang tidak ada hal yang tidak bisa diidari harus mencari kredit-kredit yang memberikan yield yang tinggi.
16:56 Itu yang harus diupayakan oleh Bank supaya dia bisa menjaga, satu menjaga gap pricing tadi, kedua menjaga supaya NIM tidak akan terlalu terjun bebas.
17:07 Dan saya rasa NIM-nya terjaga meskipun akan turun pun melanda yang tidak terlalu signifikan. Itu kalau pandangan saya di tahun 2024.
17:16 Ya kalau misalnya ada kaitkan tadi dengan tahun pemilu, begitu berarti kan ada belanja masyarakat, belanja perusahaan juga yang bertambah.
17:23 Apakah juga bisa berdampak positif terkait dengan penggunaan kredit di masyarakat?
17:30 Ya itu terjalan loh, karena kalau kemudian pertumbuhan itu ditopang dengan, kan ini pasti belanjanya melalui proses yang panjang ya,
17:40 paling dekat dengan proses perdagangan tadi, jatuh kemudian bisa juga ke industri pengolahan yang juga di predikasi akan naik,
17:49 dan itu pasti mereka akan butuh investasi minimal, walaupun investasi tidak terlalu besar, mereka butuh modal kerja.
17:55 Jadi itu kan beberapa sektor atau kredit yang tumbuh juga cukup signifikan di tahun 2023.
18:01 Nah terkait dengan DPK, ini per November 2023 data yang kami peroleh itu kan tumbuhnya 3,04 persen secara tahunan,
18:08 menjadi Rp8.216 triliun padahal kalau kita lihat bulan sebelumnya 3,43 persen secara tahunan.
18:16 Nah sejauh mana dampaknya terhadap kemampuan perbankan akhirnya dalam menyalurkan kredit mereka kepada konsumen di tahun ini?
18:25 Ya ini memang fenomenanya agak melambat, saya mendapatkan dana yang seperti itu ya, agak melambat memang.
18:33 Dan ini memang tidak mudah, makanya tadi saya sampaikan ini menjadi tantangan tersendiri, bank harus bisa menempatkan strategi yang tepat,
18:40 manakala likuiditas hati yang menjadi sesuatu trend yang kurang menguntungkan,
18:45 maka harus berpikir bagaimana meng-cover ini semua dengan strategi melempar kredit yang kemudian memberikan yuk yang lebih besar.
18:54 Sehingga kalau diputar kita bicara bisnis akan tertutup, ya bilangnya bukan tertutup ya, akan menjadi sesuatu yang menarik gitu.
19:03 Kalau sedikit merepotkan sih.
19:07 Oke oke, nah lantas kira-kira strategi apa yang perlu disiapkan perbankan juga nih?
19:10 Di satu sisi kan mereka harus bagaimana target double digit itu bisa tercapai,
19:16 begitu mengingat tahun 2024 ini challenging juga nih Pak Amin.
19:20 Kalau saya rasa pertama harus fokus ke retail jumlahnya yang sangat masif, tapi yang berkualitas.
19:27 Harus dikontrol dengan lebih cermat lah. Tapi saya rasa dengan tadi yang saya sampaikan ya,
19:33 berbagai peristiwa yang menghadang di 2020, bank sudah cukup banyak belajar ya dari peristiwa-peristiwa itu,
19:40 dan proses juga sudah banyak perbaikan dimana-mana, terutama tata kelola kita tahu.
19:44 Karena begini mas, kalau kita sampel, tadi mas sampaikan ya pertumbuhan itu di tepang paling besar kan dari bank-bank BUMN,
19:50 dan concern dari Kementerian BUMN ini kan cukup baik mas, untuk tata kelola.
19:54 Dan ini pasti akan diikuti oleh bank-bank besar lain dan juga bank-bank menengah yang juga mau tidak mau,
20:00 itu dalam konteks pertaingan kan mereka juga mengikuti, kalau enggak akan ketinggalan.
20:05 Oke.
20:06 Seperti itu. Jadi ini memang menurut sifatnya.
20:08 Konsolidasi internal begitu perlu dilakukan tidak sih kalau kita melihat dengan kondisi tadi DPK yang juga trade-nya lagi turun,
20:15 sementara kita tetap menjaga kualitas dan dari sisi likuiditas perbaikannya sendiri ini Pak Amin.
20:21 Iya, saya rasa kalau di internal sekarang ini strateginya sudah banyak ya bank-bank yang bekerja sama,
20:29 lintas sektor tidak lagi mereka misalnya kita ngomong, bermain sendiri ini jalan sendiri ke sana, ini ke sana, enggak.
20:36 Ini sudah benar-benar berkolaborasi, memikirkan yang sama dan itu dipantaunya cukup ketat,
20:43 tidak hanya lagi bulanan, mingguan, bahkan harian.
20:46 Mereka semua sudah menggunakan dashboard yang kurang lebih sama, melihat ke angka yang sama,
20:52 dan itu menjadi pemancu timnya untuk bekerja extra ya.
20:56 Itu sudah terlihat kok di tahun 2023 apalagi di tahun 2024 yang bahkan pemerintah sendiri sudah menyampaikan
21:05 di pertemuan Bank Indonesia tahunan Bank Indonesia ya, bahkan presiden sendiri yang mengatakan
21:10 ini sedang tidak baik-baik saja kondisinya, tidak mudah.
21:13 Kan jadi tantangan sendiri, biasanya orang kalau di situasi ya tidak mudah,
21:17 pasti akan berkreasi dan effort lebih dibandingkan yang normal-normal saja kondisinya.
21:24 Oke, nah sekarang dari sisi pemerintahnya, perlu ada kebijakan khusus tidak sih yang menjamin iklim usaha,
21:30 iklim investasi juga akan semakin baik, karena kan perbankan ini juga kan tidak bisa menjadi pilot secara langsung,
21:38 dan mereka mengikuti dengan perkembangan dari industrinya sendiri.
21:41 Kalau industrinya slowdown ya berarti tidak ada penyaluran kredit di sana begitu Pak?
21:46 Ya kalau saya lihat pemerintah melalui OJK atau Pembangunan Bank Indonesia kan sekarang
21:51 sama-sama mendorong tidak hanya pasrah begitu saja dengan kondisi bahwa industri keuangan ini
21:58 sekarang ditopang sepenuhnya oleh perbankan, tapi juga sudah mulai menggeser ke industri keuangan non-bank.
22:05 Nah ini sedang dikencarkan, karena kan ini jadi alternatif,
22:09 alternatif manakala ketika industri membutuhkan ABCD yang prosesnya lebih panjang,
22:14 maka ini ada upaya lain yang mungkin lebih bisa mempersingkat, melakukan banyak perbaikan,
22:19 dan ini sudah ada beberapa juga POJK yang dikeluarkan,
22:23 maksudnya akan mendukung persumbuhan di berbagai macam sektor industri yang ditopang
22:29 tidak hanya mengandalkan dari satu sisi perbankan saja.
22:32 Itu sih yang saya amati sekarang ini.
22:35 Tapi itu akhirnya menjadi tantangan tersendiri nggak bagi industri perbankan?
22:41 Ya menjadi tantangan tapi kan mereka sudah paham banget,
22:47 situasinya kan bukan hari ini dan kemarin sore, tapi sudah cukup panjang dan lama ya.
22:54 Artinya apa ya? Bagaimanapun bank tetap menjadi kiblat dalam banyak hal ya,
22:59 karena sangat very regulated, highly regulated,
23:08 dan itu bisa jadi contoh untuk industri keuangan lainnya di Indonesia pada umumnya.
23:15 Oke, bagaimana proyeksi Anda dong di tahun 2020 ini terkait dengan kinerja penyeluruhan kredit perbankan kita?
23:23 Pahami dengan tantangan tadi mungkin ada sumber penanan lain di luar bank kita,
23:29 dan mungkin ada tantangan-tantangan lainnya di sisi industrinya sendiri?
23:33 Ya, karena kalau kita melihat potensi, sebenarnya di Indonesia ini kan belum beranjak jauh,
23:38 masyarakat yang unbankable itu kan masih di angka 50-60% dan itu potensinya masih cukup kelebar.
23:46 Jadi masih cukup lah kalau poinnya itu diperputkan oleh industri yang ada saat ini pun,
23:53 itu masih belum cukup dan bank saya rasa masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam banyak hal.
23:59 Itu sih kalau kemudian pertumbuhan kredit, tadi saya di awal juga sudah sampaikan,
24:04 meskipun hampir semua pengamat dan bahkan regulator berani memasang target double digit,
24:12 saya sampaikan iya konten kredit tapi tipis.
24:15 Era digital sejauh mana ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan terkait dengan sektor perbankan kita?
24:22 Iya dengan kemudahan proses, cangguannya bisa lebih luas,
24:29 paling utama kemudahan proses mas, dan itu sangat membantu terutama masyarakat ya,
24:36 tidak lagi harus repot-repot mengakses datang ke kantor cabang,
24:40 ya ketika mereka butuh mereka tinggal menggunakan gadgetnya itu semua bisa,
24:45 bahkan sampai dengan kondisi di beberapa bank besar, saya tidak sebut banknya,
24:49 itu bahkan untuk tingkat komersial dan korporasi mereka sudah bisa melalui proses digital,
24:55 meskipun belum semua segmen kredit dilayani melalui digital.
24:59 Oke itu dia proyeksi ya dari Lembaga Pengobangan Perbankan Indonesia dalam menyikapi tahun 2024
25:05 akan menjadi penopang juga kinerja penyaluran kredit perbankan nasional kita,
25:10 baik yang perbankannya BUMN maupun dari perbankan pihak swasta begitu Pak Amin.
25:16 Terima kasih banyak atas waktu dan sharing yang sudah Anda sampaikan ya kepada pemirsa pada hari ini,
25:22 selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali, salam sehat Pak Amin Nuruddin, terima kasih.
25:26 Terima kasih mas, Pak Pak Pemirsa semuanya, sampai ketemu.
25:30 Sampai berjumpa kembali dan pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam program Market Review,
25:35 saya Prasetyo Wibowo beserta kerabat kerja yang bertugas Unduderi.
25:39 Terima kasih dan sampai jumpa.
25:41 [Musik]
26:10 [Musik]
26:20 Terima kasih telah menonton!
Be the first to comment
Add your comment

Recommended