- 2 years ago
"Saksikan tayangan kami Official Youtube IDX Channel di Program Market Review, Rabu (06/12/2023) dengan Tema Strategi Ketahanan Pangan Indonesia 2024".
Category
📺
TVTranscript
00:00 [MUSIK]
00:07 Ya, Pemirsa, pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp114,3 triliun
00:12 dalam APBN 2024 untuk peningkatan ketahanan pangan nasional.
00:16 Kedepan pemerintah akan fokus pada peningkatan produksi domestik
00:20 hingga penguatan riset dan kapasitas pertani serta nelayan.
00:24 [MUSIK]
00:28 Pemerintah telah merupuskan beberapa kebijakan strategis ketahanan pangan nasional
00:32 pada tahun 2024.
00:34 Kebijakan tersebut terkait penekanan pada peningkatan produksi domestik
00:37 serta penguatan riset dan kapasitas pertani dan nelayan.
00:41 Dan untuk memperkuat kelembagaan pertani,
00:43 pemerintah terlibat dalam upaya pembentukan korporasi pertani.
00:46 Bahkan pemerintahan telah menganggarkan dana sebesar Rp114,3 triliun
00:51 dalam APBN 2024 untuk peningkatan ketahanan pangan nasional.
00:55 Di sisi lain, pemerintah juga telah memetakkan sejumlah faktor
00:58 yang berpotensi mempengaruhi ketersediaan dan stabilitas harga pangan di tanah air.
01:02 Faktor tersebut diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana,
01:06 alifungsi lahan, keterbatasan sumber daya manusia,
01:10 kerusakan infrastruktur, serta gangguan dari organisme penggantu tanaman
01:14 dan dampak perubahan iklim.
01:16 Selain itu, pemerintah fokus pada kendala rantai pasok pangan
01:19 seperti dinamika geopolitik,
01:20 ketidaksetaraan pasokan antara waktu dan wilayah,
01:23 serta ketidakpastian terkait iklim dan cuaca
01:26 dapat menjadi hambatan bagi kelencaran rantai pasok.
01:28 Sementara itu, luas areal persawahan di tahun depan ditargetkan bisa mencapai 304.000 hektare,
01:33 jagung seluas 90.000 hektare,
01:35 dan kedelai seluas 184.650 hektare.
01:39 Jakarta Tim Liputan, IDX Channel
01:42 Baik, Pemirsa, untuk membahas tema kita hari ini,
01:48 Strategi Ketahanan Pangan Indonesia Tahun 2024.
01:51 Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Ibu Rahmi Widi Riani.
01:55 Beliau adalah Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional.
01:59 Selamat pagi, Ibu Rahmi.
02:01 Selamat pagi, Mas Pra.
02:04 Ya, salam sehat Ibu.
02:05 Salam sehat.
02:06 Salam sehat juga. Terima kasih juga atas waktu yang disempatkan.
02:09 Ini menarik kalau kita bicara ketahanan pangan nasional.
02:12 Ini kan memang menjadi satu hal yang ditunggu oleh masyarakat.
02:16 Bagaimana kesiapan pasokan, distribusi, dan lain-lain.
02:19 Apalagi menjelang tahun politik di 2024 mendatang.
02:23 Tapi sebelum membahas lebih jauh, bisa Anda update terlebih dahulu
02:27 dari kondisi ketahanan pangan nasional saat ini sudah sampai tahap yang mana, Ibu?
02:32 Silakan.
02:33 Baik, terima kasih.
02:35 Kami mewakili dari Badan Pangan Nasional.
02:39 Jadi di kebijakan pangan nasional,
02:42 kita memperkuat yang pertama adalah cadangan pangan pemerintah.
02:47 Saat ini, BULOK dan BUMN Pangan ID Food
02:52 sebagai operatornya cadangan pangan pemerintah
02:56 sudah mengelola 11 komoditas pangan.
03:00 Dari beras, jagung, kedelei, daging ayam,
03:03 kemudian telur, bawang merah, bawang putih, cabai,
03:07 sampai daging ruminansia juga ada.
03:11 Ikan pun sudah ada.
03:12 Jadi itu salah satu instrumen untuk persiapan
03:15 dalam rangka menghadapi 2024.
03:19 Seperti kita ketahui, 2024 itu dari awal tahun itu
03:23 situasi sudah harus kita antisipasi jauh-jauh hari.
03:27 Karena setelah Nataru, ada Pemilu, kemudian Ramadan, Lebaran,
03:32 nah itu pasti dibutuhkan ketersediaan pangan yang cukup
03:37 dan sebaran yang rata,
03:40 baik antar waktu maupun antar wilayah.
03:43 Saat ini cadangan pangan pemerintah kita
03:46 sudah terisi di dua entitas BUMN ini.
03:49 Baik, tapi dari sisi kebijakan ketahanan pangan
03:52 yang sudah dilakukan begitu belakangan ini
03:55 sudah merata tidak sih dari Syabak sampai Merauke?
03:58 Yang pertama untuk terkait dengan penyediaan
04:02 tentu kita fokus dari produksi dalam negeri.
04:05 Sudah dilaksanakan percepatan kemarin
04:10 rapat membahas Sinas NK
04:13 untuk mengetahui bagaimana
04:16 ketersediaan pangan di 2024 dan sumbernya dari mana.
04:21 Sebagian besar tentu kita mengandalkan dari produksi dalam negeri,
04:25 tapi untuk komoditas-komoditas tertentu
04:27 yang harus didatangkan dari luar negeri
04:29 misalnya bawang putih, kemudian kedelik,
04:33 sebagian gula, kemudian juga sebagian daging,
04:36 itu harus direncanakan ITE kapan dia akan datang,
04:42 berapa jumlahnya, di port mana akan datang,
04:44 supaya pada saat datang
04:46 untuk komoditas yang separoh di produksi dari dalam negeri
04:50 kemudian juga harus didatangkan dari luar
04:52 itu tidak mengganggu produksi dalam negeri.
04:54 Kemudian kalau dari sisi penyebaran komoditas,
04:59 kita bisa lihat saat ini di pasar-pasar,
05:04 semua komoditas ini ada, tersedia,
05:07 hanya beberapa memang agak naik harganya,
05:11 karena saat ini situasi iklim,
05:14 kemarin ternyata hantaman Elmino,
05:17 kemudian pengaruh terhadap penyediaan produksi,
05:22 itu menjadi salah satu tantangan di hulu.
05:26 Dan kita tahu Bapak Menteri Pertanian juga saat ini
05:30 sudah gencar untuk menggerakkan peningkatan produksi.
05:34 Tapi tentu saja dalam sebaran ke wilayah-wilayah lain,
05:40 Badan Pangan Nasional support penuh,
05:43 termasuk dalam penyediaan alat-alat
05:46 untuk memperpanjang masa simpan.
05:48 Ini sesuai dengan arahan Bapak Kepala Badan,
05:51 kita percepat untuk penempatan alat-alat
05:54 seperti cold storage, kemudian river container,
05:58 kemudian itu cold storage bisa untuk,
06:00 ada yang untuk bawang merah, ada yang untuk cabai merah,
06:02 kemudian juga ada heat pump dryer untuk pengering cabai,
06:05 jika terjadi overproduksi itu tidak ada satupun bahan pangan
06:10 yang sudah susah payah diproduksi oleh petani,
06:12 itu menjadi tersiasia karena rusak atau busuk.
06:14 Kemudian untuk yang daging-dagingan,
06:16 kita juga ada air blast freezer untuk mempercepat pembekuan,
06:20 sehingga daging ayam yang dipotong,
06:22 atau daging sapi yang dipotong di RPU,
06:25 RPH itu bisa langsung disimpan di cold storage
06:28 untuk jangka waktu yang lama, bisa satu tahun.
06:31 Baik, itu adalah perasaannya
06:33 begitu yang sudah disiapkan oleh pemerintah Bapak Anas.
06:35 Tapi penyebarannya juga cukup merata,
06:37 kalau bisa dikatakan, karena ini kan besar,
06:40 kemudian ya kalau bicara mengenai harga lumayan mahal.
06:44 Iya, betul. Saat ini sudah 30 alat, gitu ya.
06:47 Kemudian ada juga instrumen lain
06:49 untuk mempercepat sebaran produk pangan ini
06:55 dari wilayah sentra ke wilayah konsumen,
06:57 itu kita fasilitasi distribusi.
06:59 Jadi Badan Pangan Nasional memfasilitasi biaya angkutnya,
07:05 kemudian kita mempertemukan
07:07 daerah mana yang produsen atau surplus
07:10 ke wilayah-wilayah mana yang net consumer.
07:14 Jadi seperti untuk bawang merah,
07:17 halur, cabai,
07:19 bahkan kemarin juga ada beras
07:21 kita fasilitasi dengan biaya FDP.
07:25 Nah, bicara mengenai daerah produsen,
07:28 begitu kalau kita lihat untuk bahan pangan di Indonesia ini,
07:30 daerah mana saja yang selama ini menopang
07:33 pasokan bahan pangan di masyarakat selama ini?
07:36 Sebetulnya, jujurly, masih tetap Jawa.
07:41 Oke.
07:42 Ya, karena Jawa itu kan daerahnya subur, gitu.
07:47 Kemudian Sulawesi, Sumatra juga.
07:52 Tapi jangan salah,
07:54 sebetulnya setiap wilayah itu punya potensi
07:57 untuk bahan pangannya, gitu.
08:00 Jadi kita juga harus terbuka
08:04 untuk komoditas-komoditas yang lain.
08:07 Sumber karbohidrat misalnya,
08:09 kita punya berbagai macam jenis sumber karbohidrat.
08:12 Nah, di sisi lain,
08:14 badan pangan nasional,
08:15 selain memperkuat yang 11 komoditas pangan strategis
08:19 yang menjadi tanggung jawab badan pangan
08:21 untuk ketersediaan antaropak, antarwilayah,
08:24 kita juga ada satu kedeputian tersendiri
08:27 yang khusus untuk mengembangkan,
08:29 mendorong peningkatan diversifikasi pangan.
08:34 Jadi, apa ya, sejalan, gitu,
08:37 agar ketergantungan terhadap jenis-jenis komoditas tertentu,
08:41 khususnya pangan pokok itu tidak terlalu berat.
08:45 Ada alternatif-alternatif sumber pangan pokok lain.
08:48 Ya, Bu Rahmi, ini ada sejumlah kendala
08:50 yang masih dicermati oleh pemerintah
08:53 dalam memujudkan ketahanan pangan,
08:55 seperti terbatasnya sarana-prasarana,
08:57 alih fungsi lahan,
08:59 kemudian ada juga keterbatasan SDM,
09:01 kerusakan infrastruktur,
09:02 gangguan dari organisme,
09:03 pengganggu tanaman,
09:04 dan juga dampak dari perubahan iklim.
09:06 Benarkah demikian?
09:08 Lantas, apa yang sudah dilakukan Bapak Nas
09:10 dalam mengatasi kendala-kendala tadi, Bu?
09:13 Kegiatan tersebut dihulu, Mas.
09:17 Jadi, tentu teman-teman kementerian pertanian
09:20 sudah punya strategi.
09:22 Jadi, untuk meningkatkan produktivitas,
09:26 salah satunya kan dengan intensifikasi, gitu,
09:31 kalau intensifikasinya berat, gitu.
09:33 Nah, di dalam intensifikasi itu
09:35 juga ada rangkaian kegiatan untuk support
09:39 supaya produktivitas itu meningkat.
09:42 Salah satunya tadi penyediaan saprodi yang tepat waktu,
09:45 kemudian beni yang berkualitas,
09:48 kemudian juga pendampingan oleh penyuluh, gitu.
09:52 Saya juga memperhatikan
09:54 sepertinya juga teman-teman kementerian pertanian ini
09:57 gercep, gitu,
09:59 dalam menyikapi mulai turunnya hujan, gitu.
10:02 Kalau kita lihat kan di beberapa wilayah,
10:05 khususnya wilayah-wilayah yang masih banyak air,
10:08 itu sudah mulai ditanam, gitu.
10:10 Itu untuk persiapan panen di awal tahun 2024.
10:14 Dan itu dia, kita tahu,
10:15 pemerintah juga sudah menyiapkan beberapa langkah strategis
10:18 begitu ada peningkatan produksi domestik,
10:20 penguatan riset juga ini,
10:22 dan kapasitas dari petandingnya.
10:24 Kita akan bahas nanti di segmen berikutnya.
10:26 Mbak Rahmi, kita akan jadah dulu sementara.
10:28 Dan, Pemirsa, tetaplah bersama kami.
10:30 [Musik]
10:38 Ya, terima kasih Anda masih bergabung bersama kami
10:40 dalam Market Review.
10:41 Pemirsa, berikutnya ini kami sampaikan data
10:43 terkait bagaimana dengan anggaran ketahanan pangan
10:46 yang sudah disiapkan oleh pemerintah dalam Pemirsa Pemerintah
10:48 tahun 2024.
10:50 Ya, seperti yang bisa Anda saksikan di layar televisinya,
10:52 kita akan cermati dari tahun 2020,
10:54 anggaran ketahanan pangan dipatok Rp74,5 triliun.
10:59 Trendnya nampaknya naik terus,
11:01 2021 Rp86 triliun,
11:03 2022 Rp88,8 triliun,
11:06 2023 ini Rp100,9 triliun,
11:09 dan tahun depan sudah ditetapkan Rp114,3 triliun.
11:14 Dan berikutnya hambatan dari ketahanan pangan Indonesia.
11:18 Yang pertama, tadi juga sudah sempat kita singgung
11:21 terbatasnya sarana dan prasarana.
11:23 Kemudian ada alih fungsi lahan,
11:25 keterbatasan sumber daya manusia,
11:27 kerusakan infrastruktur,
11:29 gangguan dari organisme,
11:30 pengganggu tanaman,
11:31 kemudian juga ada dampak perubahan iklim,
11:33 dinamika geopolitik,
11:35 dan juga ketidak setaraan pasokan
11:37 antara waktu dan wilayah.
11:39 Baik, kita akan lanjutkan kembali
11:41 perbincangan bersama dengan Ibu Rahmi Widi Riani.
11:43 Baik, Ibu Rahmi kita akan lanjutkan kembali,
11:46 kalau tadi sudah disampaikan data
11:48 terkait dengan anggaran ketahanan pangan.
11:50 Tahun depan ada Rp114,3 triliun.
11:53 Nah, Bapak Nas ini porsinya berapa?
11:56 Kemudian nanti sudah akan melakukan
11:59 apa saja strategi yang disiapkan
12:01 dengan dana yang diberikan oleh pemerintah
12:03 melalui APBN tadi?
12:05 Ya, terima kasih Mas Pras.
12:08 Dari sekian triliun,
12:10 alhamdulillah badan pangan 400 miliar.
12:13 Jadi, ya kalau dibilang dikit-dikit gitu,
12:18 tapi kalau dibilang banyak, tidak banyak.
12:21 Tapi badan pangan nasional
12:23 sesuai dengan penugasannya,
12:26 maka kami mengoptimalkan
12:29 pemanfaatan anggaran tersebut
12:31 untuk menjaga ketersediaan
12:34 pasokan dan stabilisasi harga
12:37 di seluruh wilayah,
12:39 baik itu antarwilayah maupun antarwaktu.
12:44 Nah, tadi sudah saya sebutkan
12:46 yang pertama adalah kami terus melakukan
12:48 penguatan cadangan pangan pemerintah,
12:50 kemudian berkolaborasi dengan KL,
12:53 Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah,
12:57 kita juga mendorong percepatan
12:59 penguatan cadangan pangan pemerintah daerah.
13:02 Kami juga melakukan penguatan
13:05 pengelola lumbung pangan masyarakat.
13:08 Jadi, cadangan pangan ini
13:10 kita bangun berlapis gitu.
13:13 Jadi, tidak tergantung pada cadangan pangan pemerintah saja.
13:17 Yang kedua, kami juga melaksanakan penugasan
13:20 untuk penyaluran bantuan pangan
13:22 untuk keluarga rawan stunting,
13:26 itu 1,4 juta di KRS di tujuh provinsi,
13:30 2024 ini juga kita laksanakan.
13:33 Kemudian untuk keluarga miskin
13:35 di 22 juta di seluruh provinsi,
13:38 ini masih berlanjut di 2024.
13:41 Selain itu tadi, Badan Pangan Nasional
13:44 juga punya program pengentasan daerah rentan rawan pangan.
13:48 Jadi, berdasarkan PETA, FSPA,
13:51 yang kita update setiap tahun,
13:53 itu kita punya titik-titik wilayah mana,
13:56 kabupaten mana, kemudian sampai desa mana
13:59 yang harus diintervensi
14:01 untuk memperbaiki situasi ketahanan pangan di wilayah tersebut.
14:06 Itu dilaksanakan oleh Badan Pangan Nasional
14:09 dengan target penurunan wilayah rentan rawan pangan.
14:12 Ini 1% per tahun.
14:14 Nah, di sisi lain, kita juga melakukan gerakan edukasi,
14:18 sosialisasi, pangan, makan, beragam,
14:23 bergisi seimbang dan aman,
14:25 sekaligus juga edukasi untuk stop pemborosan pangan.
14:31 Karena kami percaya bahwa
14:34 setiap produk yang dihasilkan oleh petani
14:38 itu harus berguna, bermanfaat,
14:41 dan sampai ke perut kita masing-masing
14:45 sesuai dengan fungsinya.
14:48 Jadi, jangan sampai ada produk yang tersia-sia.
14:52 Sehingga target untuk peningkatan kualitas kesehatan,
14:57 mencapai target PPH,
14:59 pola pangan harapan, itu bisa kita laksanakan.
15:03 Dan satu hal lagi,
15:04 kegiatan yang dilaksanakan Badan Pangan ini juga
15:07 sebagai salah satu upaya untuk pengendalian inflasi.
15:11 Baik, nah, bicara dengan kondisi saat ini,
15:14 dengan beragam strategi yang sudah disiapkan oleh Bapak Nas,
15:17 masihkah ada bottleneck,
15:18 kira-kira tantangan-tantangan apa saja
15:20 yang harus dipecahkan dari Bapak Nas
15:22 untuk bagaimana menyiapkan pasokan makanan,
15:25 bahan pangan tentunya,
15:26 dan distribusinya ke seluruh Indonesia?
15:28 Kalau untuk sebaran pengiriman bahan pangan,
15:33 Badan Pangan Nasional bekerjasama secara intensif
15:38 dengan Kementerian Perhubungan.
15:40 Jadi, tol laut itu sudah tambah deviasi mendaratnya.
15:47 Jadi, yang titik-titik yang tadinya tidak menjadi deviasi tol laut,
15:53 Badan Pangan sudah propose untuk menambah
15:56 sehingga mempermudah pengiriman bahan pangan.
16:00 Kemudian, kalau yang riset,
16:04 tentu saja Badan Pangan menggunakan kerjasama dengan BRIN.
16:08 Jadi, sudah ada MOU.
16:10 Kalau penyediaan yang dalam negeri,
16:13 tentu teman-teman di Kementerian Pertanian
16:15 yang lebih maju ke depan untuk peningkatan produksi.
16:21 Kita yang di tengah sampai hilir.
16:24 Baik, nah, Burahami, kita tahu percepatan pembangunan
16:27 dan infrastruktur pangan ini kan juga diwujudkan
16:29 melalui pengembangan food estate.
16:32 Diharapkan menjadi pustat produksi pangan
16:34 berkelanjutan dengan infrastrukturnya yang terpadu.
16:37 Nah, ini kabarnya sejauh ini bagaimana?
16:40 Kemudian, apakah Bapak Nas sudah bisa mendapatkan benefit
16:43 dengan kehadiran food estate ini?
16:46 Pengembangan food estate dikelola oleh Kementerian Pertanian.
16:51 Tapi, Badan Pangan Nasional dengan operator CPP tadi,
16:56 Bulog dan ID Food,
16:57 tentu kita bersiap-siap untuk menangkap hasil
17:01 jika terjadi kelebihan yang tidak terserap oleh pasar,
17:05 kemudian diserap sebagai cadangan pangan pemerintah.
17:09 Jadi, cadangan pangan pemerintah ini penting
17:12 untuk menjaga di hulu petani tidak mengalami kerugian
17:16 karena jatuhnya harga.
17:18 Tapi di hilir, CPP ini juga berfungsi
17:21 untuk penyediaan bahan pangan yang terjangkau bagi masyarakat.
17:25 Kalau mas Pras suka jalan-jalan ke pasar,
17:28 juga ada beras kantong kuning, beras SPHP,
17:31 itu dijual sesuai dengan HAT setempat.
17:34 Ada tiga region.
17:35 Jadi, kalau di Aceh itu sekitar Rp57.500,
17:38 kemudian di Jawa itu Rp55.500.
17:41 Jadi, ada beras yang bisa dibeli oleh masyarakat
17:45 dengan harga yang lebih murah
17:47 karena pemerintah mengaturnya dengan HAT.
17:50 Nah, tadi kalau dikaitkan dengan food estate,
17:53 food estate ini sudah berkembang,
17:55 baik itu beras, kemudian jagung,
17:57 mungkin ada komunitas pangan lain,
17:59 maka BUMN yang bulog dan ID Food ini
18:02 ditugaskan untuk membeli kelebihan
18:05 yang tidak masuk ke market
18:07 sebagai cadangan pangan pemerintah.
18:09 Nah, saat ini Anda melihat bagaimana
18:11 sebenarnya untuk pasokan bahan pangan sendiri di masyarakat?
18:15 Pemerintah kemarin juga sempat melakukan importasi beras
18:19 kaitannya dengan adanya dampak El Nino.
18:21 Apakah sudah mulai terkendali dalam artian,
18:24 karena sekarang sudah mulai musim hujan,
18:26 apakah pemerintah juga menguatkan lagi musim tanam
18:29 begitu di kalangan petani?
18:31 Sekali lagi kami jelaskan bahwa
18:34 untuk impor beras itu semata-mata
18:37 untuk cadangan beras pemerintah, Mas.
18:39 Jadi, itu di under control pemerintah.
18:42 Jumlah kemana dia akan disalurkan atau dijual
18:45 itu atas persetujuan Kepala Badan Pangan Nasional.
18:49 Jadi, dia tidak akan mengganggu market di dalam negeri.
18:53 Karena memang tujuannya adalah untuk stabilisasi pasokan dan harga.
18:57 Kemudian, kenapa kita harus siap-siap
19:00 punya kuota impor sejak awal?
19:03 Karena ternyata kalau kita perhatikan di 2023 ini
19:07 harga beras di pasar dunia pun mengalami kenaikan.
19:11 Terutama setelah bulan Juli, kalau tidak salah,
19:14 itu India menutup ekspornya.
19:20 Karena kan 40% market beras di pasar internasional itu dipegang India.
19:26 Jadi, setelah dia tutup, dia ban itu,
19:29 harga beras di pasar internasional itu langsung bergerak naik.
19:33 Berikutnya, berapa jumlah yang akan didatangkan
19:37 untuk cadangan beras pemerintah
19:39 tentu memperhatikan berapa produksi dalam negeri.
19:43 Agar tidak terjadi kelebihan jumlah yang masuk dari luar
19:49 yang menyebabkan kerugian bagi petani.
19:51 Yang penting, pemerintah punya barang,
19:55 cadangan beras ini kuat,
19:57 sehingga jika dilakukan intervensi ke pasar,
20:00 seperti saat ini SPHP,
20:02 kemudian bantuan pangan untuk masyarakat miskin,
20:04 itu barangnya ada.
20:06 Sekaligus untuk mengantisipasi jika terjadi bencana.
20:10 Karena kita tahu bahwa Indonesia ini adalah salah satu negara
20:13 dengan ancaman bencana yang besar.
20:17 Dan itu sesuatu yang unpredictable kejadiannya.
20:20 Jadi, lebih baik kita bersiap-siap.
20:22 Dan jumlah yang masuk pun dikontrol oleh Bapak Kepala Badan,
20:26 apakah dia akan berhenti di Nipstop,
20:29 atau dia masih lanjut.
20:30 Yang penting kita punya kuotanya dulu.
20:32 Baik, Murah Amin, terakhir bagaimana Anda melihat tahun 2024,
20:35 itu adalah tahun politik juga akan memberikan dampak, tidak sih,
20:38 terkait dengan target ketahanan pangan nasional kita di tahun depan?
20:42 Kalau target ketahanan pangan itu harusnya makin bagus,
20:46 karena relate dengan kesehatan individu.
20:51 Jadi kita tidak boleh menawar itu, Mas.
20:54 Karena itu akan berdampak buruk pada generasi selanjutnya.
20:58 Itu prinsip ketahanan pangan.
21:00 Sehingga kalau kita perhatikan dari Januari sampai nanti bulan Mei,
21:06 akan rame dari Nataru lanjut ke Pemilu,
21:11 kemudian lanjut ke Ramadan dan Lebaran,
21:14 maka yang kita lakukan adalah bagaimana kita persiapannya lebih kuat.
21:20 Sehingga ketika masuk ke 2024,
21:23 kita punya peluru yang cukup untuk tadi.
21:26 Jika di suatu wilayah tiba-tiba dia perlu lebih banyak jumlah bahan pangan ini,
21:31 kemudian ada keriaan,
21:33 kemudian ada hal-hal yang bisa mendorong permintaan lebih tinggi.
21:38 Itu dia beragam kesiapan yang sudah dilakukan oleh Bapak Nasutok
21:41 menyambut bagaimana ketahanan pangan nasional di tahun 2024
21:45 juga harus tetap terjaga dan mencapai target.
21:48 Baik Bu Rami, terima kasih banyak atas waktu dan sharing
21:51 yang sudah Anda sampaikan kepada pemirsa pada hari ini
21:53 tentunya menjadi insight menarik ya,
21:55 terkait dengan bagaimana ketersediaan pasokan bahan pangan kita di tahun depan.
21:59 Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
22:01 Selamat malam sehat, Bu Rami, terima kasih.
22:03 Terima kasih Mas Faraz, terima kasih.
22:05 Baik pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam Market Review.
22:09 Saya Prasetya Wibowo, beserta kerabat kerja yang bertugas, Unur Diri.
22:13 Terima kasih dan sampai jumpa.
22:16 [Musik]
22:20 [Musik]
22:24 [Musik]
22:27 [Musik]
22:36 [Musik]
22:44 [Musik]
22:53 [Musik]
22:56 [Musik]
23:03 [Musik]
23:06 Terima kasih telah menonton!
Recommended
2:59
|
Up next
2:51
1:41
1:25
2:27
1:49
44:27
1:40
2:24
1:59
2:26
4:37
1:59
2:59
2:37
Be the first to comment