- 2 years ago
Kementerian Perindustrian mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Oktober 2023 di level 50,70 poin. Angka ini mengalami penurunan sebesar 1,81 poin dibandingkan September yang berada di level 52,51 poin. Meski IKI Oktober tercatat turun, Kementerian Perindustrian menegaskan Kinerja Industri di Tanah Air masih dalam tingkat ekspasif.
Tren penurunan Indeks Kepercayaan Industri mulai terjadi sejak Juni 2023, yang berada di level 53,93 setelah sempat naik dari bulan Mei sebesar 50,90. Berlanjut pada Agustus, level IKI turun menjadi 53,22 dan kembali turun di September di level 52,51 poin.
Tren penurunan Indeks Kepercayaan Industri mulai terjadi sejak Juni 2023, yang berada di level 53,93 setelah sempat naik dari bulan Mei sebesar 50,90. Berlanjut pada Agustus, level IKI turun menjadi 53,22 dan kembali turun di September di level 52,51 poin.
Category
📺
TVTranscript
00:00 [MUSIK]
00:07 Ya pemirsa, Indeks Kepercayaan Industri pada bulan Oktober 2023 mengalami penurunan di level 50,7% dibandingkan September 2023.
00:17 Kementerian Perindustrian menegaskan meski level iki Oktober tersebut turun, namun masih dalam tingkat ekspansif.
00:23 [MUSIK]
00:27 Kementerian Perindustrian mencetat Indeks Kepercayaan Industri atau IKI bulan Oktober 2023 sebesar 50,70 poin.
00:36 Angka ini mengalami penurunan sekitar 1,81 poin dibandingkan September 2023 yang mencapai 52,51 poin.
00:44 Meski IKI Oktober tercetat turun, jurubicara Kementerian Perindustrian Febri Henry Anthony Arief menegaskan,
00:51 kinerja industri di tanah air masih tetap dalam tingkat ekspansi.
00:55 Adapun tren penurunan Indeks Kepercayaan Industri mulai terjadi sejak Juni 2023 yang berada di level 53,93 setelah sempat naik dari bulan Mei 50,9.
01:04 Kemudian pada Juli IKI kembali turun di level 53,31.
01:08 Belanjut pada Agustus level IKI turun menjadi 53,22 dan kembali melandai di bulan September di level 52,51.
01:16 FIB menampakkan penurunan IKI pada Oktober ini disebabkan 3 hal.
01:21 Pertama penurunan daya beli global dan domestik yang dipicu oleh kenaikan harga energi serta kenaikan suku bunga.
01:27 Kedua adalah melemahnya nilai tokoh remata uang, rupiah dan ketiga faktor eksternal
01:31 seperti banjirnya produk impor, peredaran barang ilegal dan kenaikan harga energi pada Oktober ini.
01:38 Indeks percayaan industri pada bulan Oktober 2023 masih pada level ekspansi yaitu sebesar 50,70
01:54 dan itu berarti melambat sebesar 1,81 poin dibandingkan dengan bulan September 2023 yaitu nilainya sebesar 52,51
02:10 Sementara itu beberapa subsektor yang memiliki penurunan IKI tertinggi yaitu industri mesin dan perlengkapan,
02:17 industri pengolahan tembakau dan industri komputer, barang elektronik dan optik.
02:21 Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan IKI adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus,
02:25 industri barang kalian bukan logam, dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan perlalatan.
02:30 Dari Jakarta, Adefir Mansyah, IDX Jenuh
02:33 [Musik]
02:39 Baik pemeriksa berikut ini kami sampaikan infografik terkait dengan trend indeks kepercayaan industri
02:44 dari rentang waktu Mei sampai dengan Oktober 2023.
02:48 Ya seperti yang bisa anda saksikan di layar televisi anda pemeriksa.
02:51 Di bulan Mei 50,9 poin kemudian di bulan Juni lonjak 53,93 poin.
02:58 Kemudian di bulan Juli kita lihat indeks kepercayaan industri mengalami penurunan menjadi 53,31.
03:06 Kemudian di bulan Agustus kita cermati juga trendnya semakin turun 53,22 dan di bulan September turun lagi menjadi 52,51.
03:17 Sementara di bulan Oktober kita lihat dari indeks kepercayaan industri kembali lagi melemah 50,7 poin.
03:25 Kita tahu tadi sudah disampaikan kementerian perindustrian juga menyatakan bahwa level 50,7 ini masih dalam kategori ekspansi.
03:34 Baik berikutnya kita akan cermati penyebab penurunan dari indeks kepercayaan industri.
03:40 Di bulan Oktober 2023 itu apa saja sih kita lihat ada penurunan daya beli di masyarakat dan juga permintaan global.
03:48 Karena kita tahu tekanan ekonomi Indonesia juga sekarang dipicu oleh konflik geopolitik yang semakin meluas.
03:55 Sebagai itu di Timur Tengah setelah sebelumnya Rusia, Ukraina.
03:58 Kemudian ada pelemahan kursus rupiah terhadap dolar Amerika.
04:02 Kita lihat trendnya juga memang cenderung dalam beberapa waktu terakhir mengalami pelemahan nilai tukar rupiah kita terhadap dolar Amerika.
04:09 Sementara ada lagi ini yang cukup krusial yang menghantam juga industri di dalam negeri adalah banjirnya.
04:16 Barang impor yang legal maupun yang illegal.
04:19 Ini beberapa sektor sudah mengeluhkan begitu ada konveksi, ban begitu terkait dengan masuknya barang-barang impor.
04:26 Tadi bahkan ada yang sudah masuk dalam kategori illegal.
04:29 Dan selanjutnya kita lihat kinerja subsektor industri.
04:35 Apa saja sih dari indeks kepercayaan industri Oktober 2023 yang mengalami penurunan.
04:41 Ada industri mesin dan perlengkapan, kemudian industri pengolahan tembakau, dan juga industri komputer, balang elektronik, dan optik.
04:50 Sementara kita lihat dari kinerja subsektor industri yang mengalami kenaikan adalah
04:58 industri kayu, barang dari kayu dan gabus, kemudian industri barang, galian bukan logam, jasa reparasi, dan pemasangan mesin dan peralatan.
05:10 Tapi ini beberapa subsektor yang mengalami penurunan dan juga kenaikan.
05:15 Baik, pemirsa untuk membahas terkait dengan tema kita hari ini.
05:24 Bagaimana indeks kepercayaan industri di bulan Oktober 2023 yang sudah turun.
05:28 Kita langsung tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Ajip Hamdani, tim analis kebijakan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia.
05:35 Selamat pagi Pak Ajip.
05:37 Selamat pagi Mas Raas.
05:38 Salam sehat Pak.
05:40 Sehat, alhamdulillah.
05:41 Baik, terima kasih atas waktu yang sempatkan.
05:43 Sebelum membahas terkait dengan indeks dari kepercayaan industri di bulan Oktober yang mengalami penurunan begitu ya.
05:49 Review, bagaimana menurut Anda kinerja industri nasional saat ini Pak Ajip?
05:53 Jadi kalau kita lihat begini Mas Raas, bahwa indeks kepercayaan industri itu adalah formulasi dari bagaimana
06:00 Umset dari bulan ini dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Artinya ketika kemudian kita lihat bahwa angka dari indeks kepercayaan industri ini terus menurun.
06:09 Berarti ini menunjukkan bahwa volume dari transaksi barang-barang yang ada di Indonesia itu sedang menurun.
06:15 Walaupun sekarang masih dalam tahap ekspansi, artinya di atas 50.
06:19 Ada beberapa hal yang perlu kita cermati di sini Mas Raas.
06:22 Bahwa memang dari dua sisi, satu sisi berbicara masalah demand side, yang sisi kedua berbicara masalah supply side.
06:29 Kita lihat dari supply side dulu misalnya.
06:31 Supply side kita memang menghadapi problem yaitu adanya peningkatan nilai HPP misalnya karena adanya cost of fund yang tinggi.
06:38 Kalau kita lihat bagaimana kemudian tingkat suku bungka acuan kita terus mengalami peningkatan.
06:43 Dan bahkan kemarin BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 atau 0,25 poin.
06:49 Ini membuat bagaimana cost of fund dari barang produksi itu akan naik.
06:53 Ini yang kemudian membuat problem tersendiri, adanya kenaikan HPP.
06:57 Sedangkan kalau kita lihat Mas Raas bagaimana dari sisi demand side, dari sisi pembelinya.
07:03 Ada beberapa hal yang kemudian memberikan disincentive terhadap penurunan daya beli masyarakat.
07:08 Misalnya dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga pun juga kembali memperlemah daya beli masyarakat.
07:15 Memang kemudian pemerintah akan mensupport dengan memberikan incentive-incentive dari kebijakan-kebijakan.
07:20 Misalnya insentif fiskal misalnya.
07:22 Pemerintah menerapkan bahwa PPN pembelian properti di bawah 2 milir menjadi tanggung pemerintah misalnya.
07:28 Ini menjadi bagian dari insentif fiskal untuk bisa mendorong daya beli masyarakat.
07:32 Harapan kita Mas Raas adalah bagaimana pemerintah kembali mengelonturkan incentive-incentive jangka pendek.
07:37 Sehingga daya beli masyarakat, sehingga sisi demandnya kembali naik.
07:41 Sehingga volume transaksi barang dan jasa dalam negeri bisa kembali naik menjelang akhir tahun.
07:46 Belum kalau kita lihat sisi yang lain Mas Raas.
07:48 Adanya inflasi misalnya. Inflasi memberikan sentimen negatif tersendiri terhadap pertumbuhan ekonomi kita.
07:54 Walaupun itu masih dalam rentang kerangka ekonomi makro di awal.
07:58 Di mana masih 2+-1.
08:01 Kira-kira demikian Mas Raas.
08:03 Tantangan apa saja sebenarnya masih menyelimuti dunia industri saat ini?
08:06 Apakah dari domestik atau sekarang dominasinya sudah dari global ini Pak Ju?
08:10 Oke kalau kita lihat berbicara domestik juga ada problem.
08:13 Sedangkan global juga ada problem.
08:15 Karena kalau kita lihat Mas Raas bagaimana global itu memberikan sentimen negatif.
08:19 Misalnya adanya demand dari luar negeri dari 2 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar.
08:24 Yaitu Amerika dan China mengalami pelemahan.
08:27 Sehingga otomatis bagaimana permintaan ekspor barang dan jasa dalam negeri akan cenderung berkurang.
08:33 Walaupun kemudian kita lihat bahwa impor juga nilainya berkurang.
08:38 Tapi kemudian secara agregat ini akan mengurangi volume produksi barang dan jasa dari dalam negeri.
08:45 Itu yang perlu kita perhatikan.
08:46 Apalagi misalnya kalau kita lihat kurs rupiah yang cenderung sedang lemah di beberapa saat terakhir.
08:52 Ini kembali juga memberikan sentimen negatif terhadap transaksi global antara Indonesia dengan negara-negara lain.
08:59 Yang kalau kita lihat Mas Raas bahwa kurs rupiah itu sudah relatif jauh di atas proyeksi pemerintah dari awal.
09:06 Di mana pemerintah itu memroyeksikan dari awal itu saja di kisaran 14.300 sampai maksimal 14.800.
09:13 Artinya ketika kemudian sekarang rupiah sudah di atas 15.000.
09:17 Maka tentunya ini akan memberikan dampak negatif terhadap indikator-indikator ekonomi yang lain.
09:21 Terhadap misalnya pelemahan daya beli masyarakat.
09:24 Kemudian terhadap inflasi yang terus naik.
09:27 Dan tentunya dalam konteks nasional akan lebih mewabani terhadap belanjaan negara.
09:32 Karena sebagian utang kita dalam bentuk valuta asing.
09:34 Dan ini yang kemudian sekali lagi Mas Raas.
09:36 Bahwa untuk menaikkan produksi, menaikkan volume dan ujungnya nanti bagaimana indikatornya di indeks kepercayaan industri kembali naik.
09:43 Maka pemerintah harus bisa menggenjot permintaan-permintaan dalam negeri.
09:47 Sehingga bagaimana sentimen negatif dari kondisi global yang ada dengan adanya pelemahan-pelemahan permintaan luar negeri bisa tertopang.
09:54 Dan bisa tertutupi dengan adanya permintaan dalam negeri yang lebih membaik.
09:58 Seperti halnya kalau kita lihat bagaimana pemerintah akan mengelontorkan BLT, El Nino misalnya.
10:03 Ini adalah langkah pragmatis dari pemerintah untuk bisa menopang tabli masyarakat dengan baik. Demikian Mas Raas.
10:09 Tapi kalau kita lihat dengan tren penurunan dari IKI sendiri, Indeks Keyakinan Industri, kita tahu bagaimana di bulan Oktober dibandingkan dengan September,
10:17 bahkan beberapa bulan sebelumnya. Meskipun ini levelnya masih ekspansif itu Pak Haji.
10:22 Iya, IKI di beberapa bulan sebelumnya di angka 53, turun 52, kemudian 51, dan terakhir bulan ini di angka 50 Mas Raas.
10:31 Menjadi kuas pemenang tersendiri pemerintah agar bagaimana di bulan November dan December ini kembali berekspansi, naik kembali ke angka 51, 52, dan seterusnya Mas Raas.
10:42 Kuncinya adalah sekali lagi bagaimana di dua hal ini bisa didorong dengan baik.
10:46 Satu si demennya, HTT-nya harus kembali diturunkan sehingga kita bisa memproduksi barang dan jasa dengan barang yang lebih kompetitif dari sisi harga misalnya.
10:56 Tapi kemudian sisi yang lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana sisi demennya, sisi permintaan masyarakat bisa dinaikkan dengan cara apa?
11:03 Dengan cara menaikkan daya beli masyarakat.
11:05 Dan daya beli masyarakat itu sekarang sedang agak terkonstruksi dengan adanya invasi dan lain-lain, makanya pemerintah kemudian dengan langkah pragmatis mendorong BLT-BLT ini.
11:13 Ini yang kita lihat Mas Raas. Jadi harapan kita adalah di dua bulan terakhir menjelang akhir tahun 2023, bagaimana indeks seperti industri harus kembali dinaikkan dan terus berekspansi secara signifikan menjelang akhir tahun demikian Mas Raas.
11:25 Karena kita lihat memang ada tiga faktor yang memicu begitu turunnya level iki di bulan Oktober 2023.
11:30 Tadi seperti yang sudah Anda sampaikan penurunan daya beli masyarakat, kemudian permintaan global juga nih yang dipicu oleh perlambatan ekonomi mitra, dagang kita, Amerika Serikat, China, Eropa dan juga kenaikan harga energi dunia.
11:41 Apakah Indonesia akan langsung merasakan dampaknya untuk beberapa waktu yang lama? Kita akan bahas nanti di segmen berikutnya Pak Hajib, kita akan jeda sebentar.
11:49 Dan pemirsa kami akan segera kembali usai pariwara berikut ini.
11:53 [MUSIK]
12:09 Ya pemirsa kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Hajib Hamdani, tim analis kebijakan dari Apino.
12:14 Pak Hajib kita akan langsung saja membahas bagaimana dengan beberapa dampak-dampaknya.
12:18 Dan kita tahu ini menjadi satu hal yang terjadi di global begitu tadi ya, kita tahu konflik geopolitik, memicu harga energi, kemudian juga ada perlambatan daya beli masyarakat begitu.
12:29 Apa yang bisa kita lihat dengan kondisi ini dari sisi kacamata pelaku usaha nih?
12:33 Oke kondisi global adalah sebuah kondisi yang cenderung tidak bisa kita kendalikan secara langsung dalam konteks kebijakan dalam negeri Mas Paas.
12:41 Artinya kemudian untuk jangka panjang pemerintah harus fokus dengan bagaimana adanya demand dalam negeri.
12:47 Indonesia mempunyai 280 juta orang, ini adalah sebuah lokal domestic demand yang kalau kita kelola dengan baik, maka sebenarnya ini menjadi sebuah potensi yang luar biasa.
12:57 Justru inilah yang kemudian bisa menjadi potensi andalan bagaimana Indonesia bisa masuk menjadi negara 4 atau 5 besar dunia di tahun 2045 nanti Mas Paas.
13:06 Pemerintah harus jeli dengan ini, kemudian sisi ini berbicara sisi demand, Indonesia punya demand yang luar biasa kalau ini dikelola dengan baik dan mempunyai daya beli yang terjaga.
13:14 Kemudian dari sisi supply, pemerintah seharusnya Mas Paas itu fokus dengan hilirisasi, fokus dengan peningkatan nilai tambah, fokus dengan membangun ekosistem bisnis dari hulu sampai hilir.
13:24 Sehingga ada added value yang dirasakan oleh pelaku ekonomi dalam negeri.
13:29 Ketika pemerintah bisa membangunnya dengan baik, maka nilai-nilai tambahan yang semangat akan memberikan daya ungkit ekonomi, daya ungkit pertumbuhan ekonomi yang lebih baik secara agregat dalam konteks ekonomi nasional Mas Paas.
13:40 Kalau kita berbicara hilirisasi misalnya, ini tidak hanya berbicara kita membangun smelter, kita membangun pengolahan-pengolahan mineral, dan lain-lain.
13:49 Tapi kalau berbicara misalnya agri culture, berbicara maritim, kemudian berbicara perkebunan, kalau juga ini terbangun hilirisasi dengan baik, maka sebenarnya nilai tambah ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat luas itu justru akan lebih maksimal Mas Paas.
14:04 Jadi sekali lagi, untuk jangka panjang, pemerintah harus fokus dalam supply side, dalam hilirisasi dan pembangunan ekosistem bisnis, sedangkan dalam demand side, pemerintah harus mengelola bagaimana lokal domestic demand, bagaimana 280 juta orang penduduk Indonesia ini bisa lebih teroptimalkan, bisa terjaga dengan baik, penganggurannya bisa berkurang, kemudian kemiskinannya bisa berkurang.
14:24 Karena hal inilah yang bisa membuat lompatan ekonomi, bagaimana Indonesia dari negara emerging country menjadi negara maju. Demikian Mas Paas.
14:30 Nah lantas salah satu faktor berikutnya, begitu terkena dengan pelemahan dari indeks keyakinan industri adalah pelemahan mata uang rupiah, apakah Anda dari sisi lagi-lagi nih, kalau kita bicara dari pelaku usaha Pindo, begitu melihat likiditas rupiah kita sebenarnya saat ini gimana sih Pak?
14:44 Ya, kalau kita lihat memang pelemahan rupiah ini bukan menjadi satu-satunya problem di kita, karena kalau kita seluruh negara ASEAN juga sudah mengalami konstruksi mata uang masing-masing yang begitu luar biasa, dan bahkan paling parah terjadi di Malaysia, itu konstruksinya luar biasa.
14:58 Artinya fenomena ini menjadi fenomena yang sedang umum, tinggal bagaimana kemudian pemerintah bisa menggunakan instrumen terbaiknya agar rupiah bisa terjaga dengan baik.
15:07 Misalnya pemerintah lebih mendorong dedolarisasi misalnya dengan beberapa negara mitra dagang misalnya, bagaimana kemudian misalnya pemerintah lebih banyak mendorong pemakaian industri-industri dalam negeri, sehingga mengurangi permintaan mata uang dolar.
15:23 Ketika kita terjadi transaksi secara global, maka dolar kita butuhkan. Ketika semakin banyak orang butuhkan dolar, maka otomatis demand mata uang dolar akan semakin naik, sehingga rupiah melemah.
15:34 Secara ekonominya akan begitu Mas Prahas.
15:36 Dan kemudian bagaimana pemerintah sebenarnya cukup bagus, bahwa bagaimana hutang-hutang pemerintah, apakah itu hutang negara maupun hutang BUMN maupun hutang industri, dari luar negeri cenderung mulai dikurangi.
15:47 Karena investasi-investasi dalam negeri perlu didorong dan kondisi ini kemudian akan membuat stabil ekonomi dalam negeri kita Mas Prahas.
15:53 Ini yang perlu didorong. Jadi sekali lagi pemerintah perlu mendesain jangka pendek maupun jangka panjang.
15:58 Dan sekali lagi ini tidak kalah pentingnya karena berbicara jangka panjang, itu akan membuat orientasi ekonomi yang berkelanjutan ke depannya.
16:05 Tapi kalau jangka pendek adalah berbicara menyelesaikan masalah masa kini.
16:08 Dan apalagi kalau kita lihat sekali lagi Mas Prahas penurunan nilai rupiah itu sudah jauh di atas kerangka ekonomi makro yang ditapkan oleh pemerintah secara agregat tahun 2023 ini.
16:18 Dan ketika kurs terus melemah maka ini akan mempengaruhi indikator-indikator ekonomi makro yang lain. Demikian Mas Prahas.
16:23 Baik. Nah Paji berikutnya ini yang mungkin membuat banyak pihak begitu bahkan beberapa sektor harus mengalami puturunan kinerja yang cukup dalam.
16:30 Banjirnya barang impor di Indonesia baik yang legal maupun yang ilegal sehingga menggerus pangsa pasar produksi nasional. Anda melihat bagaimana?
16:39 Oke saya lihat disini dalam konteks banjir impor barang luar negeri ke dalam Indonesia itu kita perlu sikapi dari tiga sudut pandang.
16:48 Satu sudut pandang regulasi Mas Prahas.
16:50 Karena memang regulasi kita ini cenderung masih perlu penataan di banyak sektor dan masih membutuhkan kerjasama antar kementerian dan lembaga.
16:58 Sehingga relatif mengurangi banjir impor yang ilegal itu dulu.
17:02 Kalau kita kuat di regulasi minimal kita bisa mengurangi impor barang-barang yang bersifat ilegal. Ini yang paling penting.
17:08 Kemudian sudut pandang kedua berbicara Mas Prahas. Sudut pandang ekonomi.
17:11 Ketika secara regulasi kita sudah oke dan kemudian banjir barang itu barang legal misalnya.
17:16 Itu pun secara ekonomi kita seharusnya mendorong penguatan-penguatan industri dalam negeri sehingga lebih mempunyai daya saing.
17:23 Karena kalau kita lihat Mas Prahas, kalau secara jujur memang perlu kita sampaikan bahwa industri dalam negeri kita cenderung lemah dan kurang dalam konteks produktivitas maupun daya saing.
17:34 Jadi PR selanjutnya pemerintah adalah bagaimana mendorong penguatan ekonomi dalam negeri.
17:39 Sudut pandang yang ketiga, ini selain berbicara ekonomi kita berbicara idealisme Mas Prahas.
17:43 Karena kalau kita ingin penguatan ekonomi dalam negeri, harusnya kita mendorong idealisme seperti yang di Jepang misalnya atau di Eropa, bahkan di negara New Zealand misalnya.
17:51 Mereka itu lebih bangga ketika memakai produk dalam negeri.
17:55 Bahkan ketika misalnya barang-barang dalam negeri misalnya sedikit lebih tinggi harganya pun.
18:01 Tapi kemudian ketika mereka punya kebanggaan memakai produk dalam negeri.
18:05 Maka tentunya ini akan bisa menopang pola belanja masyarakat, akan menopang volume produksi industri dalam negerinya.
18:13 Dan tentunya ini memberikan sentimen positif terhadap industri dalam negerinya. Demikian Mas Prahas.
18:18 Baik, lantas kalau kita bicara mengenai sektor-sektor mengalami penurunan dari indeks keyakinan industri ataupun kepercayaan industri.
18:25 Begitu ya ada industri mesin, kemudian perlengkapan pengolahan tembakau, komputer, barang elektronik dan optik.
18:31 Memang lebih dipicu tadi demandnya yang memang turun begitu ataupun daya beli masyarakat begitu disana.
18:37 Ya, kita ambil satu contoh misalnya berbicara industri tembakau.
18:41 Ada dua hal yang kemudian membuat penurunan industri ini menjadi semakin tajam.
18:46 Pertama berbicara masalah pemerintah secara langsung tahun 2022, 2023 dan 2024 selalu menaikkan cukai tembakau misalnya Mas Prahas.
18:54 Sehingga ini mendorong HPP tembakau kita memang serarinya naik.
18:58 Itu yang menjadi problem.
18:59 Kalau kita lihat misalnya industri asil tembakau itu kan 95% ada di rokok misalnya.
19:04 Orang akan lihat harga rokok itu sudah naik kok tahun 2022, 2023 ini akan naik.
19:07 Dan hampir pasti 2024 naik karena sudah ditetapkan cukai tembakau itu juga akan naik.
19:12 Kemudian yang kedua, memang ketika penurunan daya beli masyarakat, orang akan lebih cenderung membeli untuk konsumsi pokok misalnya untuk makan, untuk beli beras misalnya daripada tembakau.
19:23 Jadi sekali lagi kalau kita ambil satu contoh dari satu komoditas tadi yang turun indeks kepercayaan industri nya adalah tembakau.
19:32 Karena sekali lagi kondisinya dari sisi supply side maupun demand side sedang menghadapi problem dan seperti halnya komoditas-komoditas yang lain juga seperti itu. Demikian Mas Prahas.
19:40 Langkah strategi yang perlu mungkin diterapkan oleh pemerintah untuk bisa menjaga bahwa indeks dari kepercayaan industri ini akan kembali lagi terangkat begitu nih?
19:50 Pemerintah harus bisa mendorong, pertama pemerintah harus bisa mendorong daya beli masyarakat dengan baik.
19:56 Kalau berbicara mendorong daya beli masyarakat berarti pemerintah harus lebih membuka lapangan pekerjaan, mengurai kemiskinan itu berbicara jangka panjang.
20:05 Kemudian jangka pendek pemerintah memang perlu menggelontorkan BLT karena BLT adalah sekali lagi sebuah program pragmatis yang faktanya sekarang sementara diperlukan untuk terus bisa menopang daya beli masyarakat jangka pendeknya.
20:18 Sedangkan kemudian dari sisi supply side nya Mas Prahas bahwa pemerintah sekali lagi ketika satu sisi pemerintah sedang memberikan disincentive terhadap ekonomi misalnya pemerintah menaikkan suku bunga acuan.
20:31 Pemerintah perlu memberikan incentive-incentive dalam konteks kebijakan yang lain, entah dalam regulasi secara umum maupun misalnya incentive fiskalnya misalnya.
20:39 Walaupun sekali lagi ketika pemerintah memberikan incentive fiskal adalah problem dan yang menjadi challenging adalah apakah akhir tahun di 2023 ini penghasilan pemerintah akan terpenuhi dari adanya pajak misalnya.
20:51 Jadi sekali lagi Mas Prahas pemerintah harus mendorong kebijakan-kebijakan yang komprehensif sehingga ujungnya bagaimana ekonomi bisa diberikan incentive positifnya dan ujungnya bagaimana indeks percayaan industri bisa naik.
21:04 Incentive bisa menjadi salah satu faktor tapi faktor lain yang mendukung kinerja geliat industri adalah bahan baku.
21:10 Nah bagaimana ketersediaan bahan bakunya dari semua sektor yang ada di Indonesia apakah sudah bisa terpenuhi dari dalam negeri atau lagi-lagi kita datangkan dari impor?
21:18 Ya kalau berbicara bahan baku ini akan secara alamiah dalam konteks bisnis Mas Prahas.
21:23 Ketika permintaannya bagus kemudian ketika cost of anya rendah sehingga sisi supply nya bisa terdorong maka saya pikir bahan baku juga akan tersediakan dengan baik.
21:31 Kecuali memang bahan baku yang kemudian memerlukan impor.
21:34 Nah ini yang menjadi problem sendiri karena sekali lagi pemerintah perlu menjaga raca komoditasnya, pemerintah perlu menjaga raca dagang makanya beberapa kebijakan itu kemudian bersifat kontraproduktif.
21:45 Ketika pemerintah ingin menjaga agar terus terjadi surplus dan raca dagang tapi sebenarnya Indonesia membutuhkan bahan-bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi barang danjasa.
21:54 Jadi ketika terjadi kebijakan yang menghambat masuknya barang impor walaupun itu barang baku efeknya adalah atas barang jadi di dalam negeri maka otomatis akan naik.
22:05 Itu yang menjadi perhatian Mas Prahas.
22:07 Untuk jangka panjang pemerintah harus bisa mendorong sebuah ekosistem bisnis dalam negeri yang tidak terlalu tergantung dengan kondisi global.
22:15 Seminimal mungkin kalau bisa demikian Mas Prahas.
22:17 Baik itu dia berarti memang masih banyak tantangan yang harus dipecahkan bersama begitu untuk menyikapi bagaimana tantangan industri Indonesia ke depan.
22:22 Pak Ajib terima kasih banyak atas sharing yang sudah anda sampaikan kepada pemirsa pada hari ini.
22:26 Selamat melanjutkan aktivitas anda kembali Pak Ajib.
22:28 Salam sehat Pak Ajib.
22:30 Salam sehat Mas Prahas terima kasih.
22:32 Baik pemirsa satu jam sudah saya menemani anda dalam Market Review.
22:34 Saya Prahasetyo Ibobo beserta kerabat kerja yang bertugas Undur Diri.
22:38 Terima kasih dan sampai jumpa.
22:40 [Musik]
22:44 [Musik]
23:12 [SUARA JINGLE]
23:14 (Sampai jumpa di video selanjutnya)
Recommended
2:46
|
Up next
1:12
3:01
11:28
2:59
2:51
1:41
1:25
2:27
1:49
44:27
1:40
2:24
1:59
2:26
4:37
Be the first to comment