Skip to playerSkip to main content
  • 2 years ago
Musim panas berkepanjangan yang terjadi di Tanah Air sebagai akibat fenomena El Nino, telah mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas di sektor pertanian, termasuk tanaman tebu sebagai bahan dasar komoditas gula. Belum lagi ditambah dengan musim giling tebu yang akan segera berakhir. Kondisi ini pun dikhawatirkan akan memicu kenaikan harga gula konsumsi di masyarakat.

Menyikapi kondisi tersebut, holding BUMN Pangan ID Food berencana melakukan impor gula sebanyak 125.675 ton. Importasi gula merupakan realisasi dari sisa kuota penugasan impor gula di tahun 2023 ini, sebanyak 250.000 ton raw sugar atau sekitar 230.000 ton gula kristal putih. Langkah ini diharapkan mampu menjaga harga gula tetap stabil hingga akhir tahun 2023 dan tahun 2024.

Category

📺
TV
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:07 Ya, pemirsa.
00:09 Pemerintah berencana untuk melakukan importasi gula sebanyak 125.675 ton menjelang akhir tahun 2023.
00:17 Hal ini dipicu berkurangnya produksi gula nasional akibat fenomena El Nino,
00:22 sekaligus menjaga harga gula tetap stabil.
00:24 [MUSIK]
00:28 Musim panas berkepanjangan yang terjadi di tanah air sebagai akibat fenomena El Nino
00:34 telah mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas di sektor pertanian,
00:39 termasuk tanaman tebu, sebagai bahan dasar komoditas gula.
00:43 Belum lagi ditambah dengan musim giling tebu yang akan segera berakhir.
00:47 Kondisi ini pun dikhawatirkan akan memicu kenaikan harga gula konsumsi di masyarakat.
00:52 Menyekepi kondisi tersebut,
00:54 pemerintah dalam hal ini, Holding BUMN Pangan, ID Food, berencana melakukan impor gula sebanyak 125.675 ton.
01:04 Importasi gula merupakan realisasi dari sisa kuota penugasan impor gula di tahun 2023 ini,
01:11 sebanyak 250.000 ton raw sugar atau sekitar 230.000 ton gula kristal putih.
01:18 Langkah ini diharapkan mampu menjaga harga gula tetap stabil hingga akhir tahun 2023 dan tahun depan.
01:25 Direktur utama ID Food, French Marganda Tabunan, seperti dikutip media, mengatakan,
01:32 pemenuhan stok gula dari importasi perlu segera dilakukan untuk keperluan stabilisasi harga.
01:37 Apalagi hari besar keagaman nasional dan lebaran tahun depan akan berlangsung lebih awal, yakni di pertangan April 2024.
01:45 Saat ini, perlaksanaan impor gula hanya tinggal menunggu izin impor gula dikeluarkan pemerintah.
01:50 ID Food setidaknya membutuhkan dana hingga 1,5 triliun rupiah untuk merealisasikan impor gula sebanyak 125.675 ton tersebut.
02:01 Sumber anggaran sebagian berasal dari dana cadangan pangan pemerintah
02:05 dan sebagian lainnya berasal dari pinjaman komersial dari bank.
02:08 Meski demikian, rencana importasi gula ini bukan tanpa tantangan.
02:12 Saat ini sejumlah negara eksportir bahan pangan seperti gula, yaitu India dan Thailand,
02:16 tengah melakukan pembatasan ketat ekspor gula mereka.
02:20 Bahkan India telah menerapkan larangan ekspor gula hingga pertengahan tahun 2024.
02:26 Dari Jakarta Tim Leputan, IDX Channel
02:29 [Musik]
02:33 Baik, Pak Mirso, untuk membahas tema kita hari ini,
02:36 Jaga Harga Stabil Pemerintah Siap Impor Gula,
02:38 kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Sumitro Samadikun,
02:42 Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia.
02:45 Selamat pagi, Pak Sumitro.
02:47 Selamat pagi, Mas Bas.
02:49 - Iya, salam sehat. - Salam sehat.
02:51 Baik, terima kasih juga Pak Sumitro atas waktu yang disempatkan
02:55 dan langsung saja kita akan review terlebih dahulu
02:57 bagaimana dengan tingkat produktivitas volume produksi gula nasional
03:02 di kalangan petani tebu rakyat saat ini, Pak Sumitro?
03:05 Terima kasih atas kesempatannya,
03:08 kawan-kawan semua, para pesawat terutama,
03:13 bahwa perlu diketahui dampak El Nino terhadap kita,
03:19 terutama tebu ini cukup lumayan.
03:22 Secara individu produksi kita per petak sawah ini,
03:28 jadi kita bicara per petak sawah,
03:30 tentu nanti akan berpengaruh juga pada produksi nasional.
03:34 Ini turun minimal 15%, bahkan ada 25%,
03:39 ada yang laporan kepada kami lebih dari itu.
03:41 Itu produksi, jadi kalau biasanya 101 hektare misalnya dapat,
03:46 atau satu petak satu daerah tertentu dia mendapatkan 115 ton tebu,
03:52 atau 125 itu turun sampai di bawah 100.
03:57 Ada yang turun sampai 95, ada yang turun, bahkan ada yang turun sampai 85,
04:01 dari 110 ke 85.
04:03 Ini berarti cukup mengkhawatirkan bagi kita semuanya,
04:08 karena kita tahu penurunan produksi di sawah ini
04:16 tentu akan berpengaruh pada penurunan produksi gula nasional.
04:19 Bahkan kita tahu bahwa hari-hari ini kita sedang kiat
04:23 untuk melaksanakan program sawah sembadah,
04:26 namun cukaca ini yang sebetulnya harus sudah kita antisipasi
04:33 karena ramalan pun tidak jauh berbeda dari kenyataan.
04:36 Sekarang panenya, kenyataannya begitu.
04:40 Sebagai gambaran saja untuk musim giling yang biasanya hari-hari begini,
04:46 ini masih rame pabrik gula yang giling.
04:48 Kalau tidak salah, laporan yang masuk ke kami di Jawa,
04:53 karena Jawa ini pusatnya produksi tebu terutama,
04:56 itu sudah tinggal dua, maka dua,
05:03 tiga kemarin laporan yang satu sudah tutup juga.
05:06 Dua pabrik gula itu di Malang,
05:08 itu Kebun Agung dan Kerebet Baru.
05:10 Saya tidak tahu kapan itu tutupnya,
05:12 berharapan saya bisa menunggu tebu yang berserahkan
05:16 sisa-sisa di pabrik-pabrik daerah-daerah yang lain
05:19 yang pabriknya karena tidak memenuhi kuantumnya,
05:22 tidak memenuhi tingkat efisiensi giling pabrik,
05:25 maka pabriknya tutup.
05:26 Nah, ini kasian juga petaninya.
05:27 Nah, ini secara nasional pasti ini akan berpengaruh
05:30 pada produk gula di negara kita ini
05:33 yang dulunya diperkirakan oleh para pemilik pabrik,
05:39 taruhlah begitu, pemangku kebijakan,
05:41 karena dalam rangka memprediksi ini
05:43 kami petani tebu juga tidak diundang
05:47 untuk ikut berbicara bagaimana kondisi tanaman.
05:50 Ini ada diperkirakan 2,7 juta.
05:53 Nah, kalau sekarang pada perhitungan kemarin
05:58 bulan September, itu taksasinya bisa
06:03 taksasi sampai akhir ini bisa 2,4.
06:05 Konon katanya begitu.
06:07 Tapi saya ragu-ragu kalau itu 2,4
06:10 masih seperti tahun lalu, kita harus bersyukur.
06:14 Yang saya khawatirkan kalau di bawah itu.
06:17 Nah, ini yang berpengaruh terutama
06:22 di dalam tadi Mas Kola sampaikan
06:25 kita menjaga harga stabil
06:26 pemerintah siap impor gula.
06:28 Sebetulnya yang harus kita pertimbangkan
06:31 ini juga, bukan harga,
06:32 menjaga pasokan kita stabil.
06:35 Jadi pasokan nasional ini harus stabil
06:38 baik itu secara kuantum nasional
06:41 maupun secara titik-titik tertentu.
06:44 Karena kita bisa bicara pasokan gula
06:48 ini cukup, tapi kalau itu ngumpul
06:52 di satu tempat, maka tempat yang lain
06:53 akan berkurang.
06:54 Perlu diingat juga bahwa peminum gula
06:58 ini merata di seluruh Indonesia.
07:00 Bukan kami mengecilkan beras,
07:04 beras juga sekarang kita tahu ributnya begitu.
07:07 Tetapi beras itu ada daerah-daerah
07:09 di mana saudara-saudara kita
07:11 konsumsi nasinya sedikit.
07:15 Jadi mungkin uimian atau yang lain.
07:18 Tapi kalau gula ini pemanisnya
07:20 dimanapun juga kita pakai gula.
07:21 Oleh sebab itu yang disampaikan tadi
07:26 bahwa ID Food berencana mengimpor gula
07:28 kurang lebih 125.675 ton,
07:33 kita harus menghitung cermat ulang
07:36 berapa sih itu potensi stok gula nasional kita
07:42 di tahun 2023 awal yang lalu.
07:45 Pak Sumitro, tapi kalau Anda katakan
07:49 yang paling utama adalah menjaga pasokan gulanya
07:52 yang tersebar atau ada rata di masyarakat.
07:55 Lantas bagaimana dengan tingkat produksinya saja
07:58 yang sedang mengalami peturunan
07:59 akibat El Lino, kemudian kan tidak bisa
08:01 memenuhi kebutuhan sendiri yang ada di masyarakat.
08:03 Lantas bagaimana? Anda melihat stok kita
08:06 juga sudah mencukupi kah untuk gula nasional
08:08 sehingga kita memang harus mendatangkannya
08:10 dari luar negeri begitu Pak Sumitro?
08:13 Iya, jangan kan kita bicara ada El Lino.
08:17 Pada waktu musim normal saja produksi kita
08:21 itu masih belum bisa memenuhi kebutuhan nasional.
08:24 Oleh sebab itu kita masih perlu impor.
08:28 Hanya saja impor ini harus disesuaikan
08:32 dengan berbagai hal terutama yang pertama
08:35 berapakah stok awal tahun kita.
08:38 Kalau kita mau impor itu kita bicara
08:40 stok awal tahun sebelum manen.
08:42 Misalnya, misalnya saja, misalnya tahun awal 2023 ini
08:47 kita punya stok 2 juta ton.
08:49 Dari mana ini 2 juta?
08:50 Dihitung dulu 2022 kemarin,
08:53 stok awal 2002 berapa, impor berapa,
08:56 konsumsi berapa, adakah gula-gula yang
08:58 tidak patut masuk ke pasar juga,
09:00 dihitunglah agar kita ini, kita tidak malu-malu
09:03 misalnya ada rembesan gula dari luar
09:05 atau dari mana pun juga, tidak usah malu-malu
09:07 karena biar kita tahu secara detail
09:10 nanti real kebutuhan kita ini berapa
09:13 supaya nanti kita tidak panik.
09:15 Karena kalau kokorintah saja misalnya
09:17 sudah panik ini, masyarakatnya kasian
09:19 apalagi ya maaf-maaf ini media,
09:20 tidak usah panik, insya Allah tercukupi.
09:22 Nah, setelah itu kebutuhan kita berapa
09:26 supaya kita ini betul-betul bisa menghitung
09:29 nantinya stok kita itu ada berapa.
09:31 Kalau dengan kebutuhan ini cukup,
09:32 apakah perlu impor?
09:34 Bisa juga masih, karena gini,
09:36 seperti yang sering saya sampaikan,
09:38 impor itu ada yang mendasari impor
09:41 yang pertama bila mana kita terjadi
09:43 kelangkaan pasokan.
09:45 Jadi apa itu, gula itu langka,
09:47 kan pernah komunitas yang lain itu langka,
09:50 yang kecil saja, garam pernah langka,
09:52 nah itu dari, belum lagi kalau gula,
09:54 gula itu mau menuju langka itu harus kita hitung,
09:57 oh ini nanti langka bulan sekian.
09:59 Nah, kita harus impor,
10:00 siapa ini yang diberi tugas?
10:04 Sebaiknya yang pertama diberi tugas ini,
10:07 impornya apa dulu?
10:08 Oh ini kalau medesak berarti white sugar.
10:10 Siapa yang impor?
10:11 Agar ini nanti terkendali,
10:13 maka ini harus BUMN.
10:14 Kalau dari BUMN dikerja dengan biasa swasta,
10:16 monggo.
10:17 Tapi BUMN itu kita buat.
10:18 Yang kedua kalau kita,
10:20 bukan karena kelangkaan gula,
10:21 karena ada lonjakan harga
10:23 yang tidak masuk akal,
10:24 yang tidak rasional, terlalu tinggi.
10:25 Pasar internasionalnya saja,
10:28 misalnya, misalnya saja,
10:29 12-15 ribu kok kita melonjak sampai 20 ribu.
10:33 Kita perlu intervensi dengan gula yang lebih murah,
10:36 yaitu dari gula impor,
10:37 supaya beban masyarakat ini tidak semakin terbebani
10:41 karena yang lain-lain ikut ini.
10:42 Yang ketiga ini yang penting,
10:44 itu adalah kita juga bisa impor
10:46 karena kita ingin memiliki buffer stock.
10:49 Ini sangat penting Mas Firas.
10:51 Saya selalu bicara,
10:52 cuma siapa yang impor buffer stock?
10:54 Dan bagaimana impornya?
10:56 Buffer stock itu harus diimpor,
10:57 dikampur tangan langsung pemerintah,
10:59 yaitu pemangku kebijakan tertinggi.
11:02 Satu di antaranya,
11:03 karena itu dimanamakan buffer stock,
11:05 tadi disampaikan,
11:06 pendanaan oleh IDFUT ini
11:08 diperoleh satu di antaranya dari perbankan.
11:10 Tentu itu mempunyai konsekuensi membayar bunga.
11:14 Apakah mungkin kalau ini nanti
11:15 dipergunakan sebagai buffer stock?
11:17 Itu pasti kita, Pak IDFUT,
11:20 siapapun orangnya lah,
11:21 tadi Pak Fran,
11:22 itu pasti akan kena beban bunga
11:24 dan itu pasti semakin bulan berjalan,
11:27 semakin ada hitung-hitungannya,
11:28 nah itu untung rugi.
11:30 Kalau rugi,
11:30 pasti BUMN nanti jadi salah.
11:32 Oleh sebab itu,
11:34 yang ketiga ini kalau kita mau buffer stock,
11:36 tolong pemerintah menyedarkan
11:38 dana seger yang itu tidak berbunga,
11:40 langsung dari IPBN.
11:41 Yang nangani harus BUMN,
11:43 misalnya Bulog,
11:44 apakah itu BUMN yang gula kayak IDFUT,
11:48 kayak PTPN,
11:49 di mana gula ini begitu dibeli,
11:52 disimpan di gudang
11:54 yang secara administratif,
11:56 pengeluarannya itu harus dikendalikan,
11:58 tidak boleh oleh yang bersangkutan sendiri,
12:00 misalnya sekarang ada Bapak Nas,
12:02 Bapak Nas ikut,
12:03 Nawasijen kalau kasih keluar,
12:07 terus Menteri BUMN,
12:08 terus siapa lagi,
12:09 Menteri Pertanian,
12:10 siapa lagi kalau perlu,
12:12 menggunakan pertinginan.
12:13 Jadi gula ini kapan keluar,
12:14 gula ini kapan keluar,
12:16 kalau ini tidak hanya ketika ada paso,
12:18 kurang,
12:19 tidak hanya harga naik,
12:21 tetapi gula ini,
12:22 karena dia bisa disimpan sampai 2-3 tahun
12:25 asal tempatnya bagus
12:26 dan gulanya bagus,
12:27 3 tahun,
12:28 maka kita ini bisa mengendalikan harga
12:31 tanpa harus bicara.
12:32 Awas nanti kalau orang misalnya pedagang ini,
12:35 jadi sebetulnya yang dulu saya sampaikan,
12:37 kita itu tidak perlu HET
12:39 yang ditulis secara peraturan,
12:41 tetapi kita bisa mengadakan kontrol
12:44 dengan cara aksion.
12:45 Nah kalau sudah kita misalnya punya
12:47 buffer stock 2 juta ton misalnya,
12:49 2 juta ton misalnya,
12:50 banyak sekali itu,
12:51 nah itu maka ini jangan kita lepas,
12:53 nah buffer stock ini bisa juga diperoleh
12:56 dari impor,
12:57 bisa juga diperoleh dari dalam negeri
13:00 pada saat harga gula tani kemarin
13:02 itu jatuh misalnya,
13:03 mencapai HPP,
13:04 beli aja,
13:05 justru itu lebih menguntungkan,
13:07 dibeli aja,
13:07 disimpan di,
13:08 atau mungkin biar tetap di gudang PG
13:10 dititipin,
13:11 tapi secara administratif
13:13 itu tidak boleh dikeluarkan atau dijual
13:15 tanpa ada rekomendasi dari pihak-pihak tertentu.
13:18 Oleh sebab itu,
13:19 kalau itu terjadi,
13:20 diadakan,
13:21 dan itu dananya dana yang adem,
13:23 disimpan 2 bulan, 3 bulan,
13:25 bahkan setahun pun tidak kena bumat,
13:27 maka kita akan tenang menghadapi sesuatu,
13:31 termasuk bila mana ada negara yang mengimportir gula seperti itu.
13:34 Ya Pak Sumitro,
13:36 ini memang ada tantangan tersendiri
13:38 pada saat kita ingin melakukan importasi gula,
13:40 dimana beberapa negara juga tengah mengamankan
13:42 kondisi dalam negerinya sendiri
13:44 untuk stok pangan dan lain-lain.
13:46 Kita akan bahas lagi,
13:46 lebih lanjut di segmen berikutnya,
13:48 Pak Sumitro,
13:49 kita akan cedera sebentar dengan pemirsa,
13:50 kami akan segera kembali
13:51 dan selesai pariwara berikut ini.
13:53 [Musik]
14:08 Ya, terima kasih Anda masih bergabung bersama kami
14:10 dalam Market Review
14:11 dan berikut ini kembali kami sampaikan
14:12 sejumlah data untuk Anda
14:14 terkait dengan volume impor gula Indonesia.
14:16 Januari sampai dengan Agustus 2023,
14:20 kita lihat negara mana saja
14:22 ada Thailand, Australia, Brazil, India
14:26 dan sejumlah negara lainnya.
14:27 Ya dominasi masih dari Thailand,
14:29 2,1 juta ton,
14:31 ini pada Januari-Agustus tahun ini,
14:33 kemudian Australia 551 ribu ton,
14:36 Brazil 500 ribu ton,
14:38 kemudian India 308 ribu
14:40 dan sisanya dari negara lain ada 5 ribu ton.
14:43 Berikutnya, luas perkebunan tebu Indonesia
14:46 dari tahun 2018 sampai dengan 2022,
14:49 kita lihat memang terus bertambah ya
14:51 keluas perkebunan tebu kita.
14:53 Terakhir di tahun 2022 tercatat
14:56 488,9 ribu hektare
14:59 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
15:01 Lantas bagaimana dengan luas perkebunan tebu rakyat?
15:05 Ini juga data tahun 2022,
15:07 dari total 488,9 ribu tadi,
15:11 ini mengalami kenaikan 8,88%
15:14 dibandingkan dengan tahun 2021.
15:16 Terdiri dari perkebunan tebu besar
15:18 ada 249.800 hektare,
15:22 kemudian perkebunan tebu rakyatnya 239.100 hektare.
15:27 Baik kita akan lanjutkan kembali perbincangan
15:29 bersama dengan Bapak Sumitro Samadikun,
15:31 Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia.
15:35 Baik Pak Sumitro kita akan lanjutkan kembali,
15:38 kalau kita bicara mengenai beberapa negara,
15:40 tantangannya kan juga masih ada dengan beberapa restriksi
15:44 begitu ya pembatasan yang cukup ketat
15:45 yang dilakukan oleh sejumlah negara eksportir gula ke Indonesia.
15:50 Ini sejumlah mana akan memberikan dampak
15:52 terhadap pergerakan harganya lah
15:54 yang ini mungkin agak sensitif di masyarakat ya Pak Sumitro.
15:57 Terima kasih Mas Bras.
15:59 Tadi disampaikan bahwa kita balik sedikit aja,
16:03 disampaikan bahwa kita mau import 125.675 ton.
16:09 Kalau berdasarkan apa yang kita minum di masyarakat,
16:14 gula yang kita konsumsi gitu aja,
16:17 ini sebenarnya relatif kecil ini.
16:19 Kenapa demikian?
16:22 Karena konsumsi kita ini tidak kurang dari 220.000-230.000,
16:28 apalagi nanti tadi ada rata dan tahun baru pasti itu naik,
16:32 walaupun nanti total untuk rata-rata satu tahun
16:34 bisa diberhitungkan kurang lebih berapa itu,
16:37 2,8 atau 3 juta ton gitu.
16:39 Tapi 125.000 itu relatif kecil.
16:42 Nah, kita sebetulnya kembali kepada tadi yang saya sampaikan,
16:46 bahwa kita ini jangan sungkan-sungkan import
16:49 dan andekan kita ini mau punya simpanan gula
16:54 satu juta ton gitu aja untuk safety,
16:58 itu kan kita cuma, maaf ya saya bukan Google,
17:02 nggak pernah pegang uang sampai triliunan gitu apalagi.
17:05 Itu kalau beli gulanya mas petani yang kemarin
17:09 itu dengan 12,5 aja kan cuma 12 satu juta itu,
17:14 12 triliun lah, 12.500 miliar gitu.
17:23 Sebetulnya kecil bagi pemerintah,
17:25 terus itu ditahan untuk bila mana terjadi kayak sekarang.
17:29 Ada negara-negara yang biasanya kita impor,
17:35 kayak Thailand ini kita paling gede impor,
17:37 kemarin itu 2,1 juta,
17:39 sekarang sedang menahan untuk tidak ekspor,
17:46 bahkan menerapkan restriksi ekspor hingga pertengahan tahun depan.
17:50 Nah, kita kan harus mengacau juga banyak negara-negara di dunia ini
17:57 yang kita menyimpang sedikit ini yang tidak punya sumber minyak.
18:03 Tapi mereka kan juga sudah punya cadangan minyak
18:06 sampai berapa bulan ke depan,
18:08 bahkan dia sudah beli minyak untuk produksi misalnya
18:11 Juni atau Juli tahun depan.
18:13 Jadi mereka itu sudah mengamankan diri mereka
18:16 dengan pembelian berjangka yang itu pun mereka menanam uang di sana,
18:21 itu harus diserahkan kepada negara.
18:23 Nah, gula juga begitu.
18:25 Kalau kita boleh, bukan kita itu supaya impornya nambah,
18:27 tolonglah dihitung awal kembali berapa sih stok yang benar
18:31 tentang gula kita, cadangan gula kita di awal tahun 2023.
18:36 Kemarin kita juga sudah impor ID food,
18:38 kalau tidak salah sekitar 97 ribu ton atau berapa.
18:42 Terus kita juga akhir tahun yang lalu terbit izin impor
18:46 apakah itu juga masuk gulanya.
18:48 Begitu itu ditulis.
18:50 Kita petani nggak ngerti karena sudah tidak ada Dewan Gula Indonesia,
18:54 kita bertanya kepada siapa.
18:56 Kita bertanya kepada siapa.
18:58 Jadi kita hitung dengan betul supaya kita ini
19:01 apa ya, tatak tegar gitu loh.
19:03 "Oh saya punya sekian, mau apa?"
19:05 Gula melonjak langsung kita, asal sasarannya juga jelas.
19:09 Jangan kita operasinya, kalau gula itu jangan operasi di pasar induk Jakarta aja.
19:14 Misalnya melalui pasar-pasar modern, pasar retail,
19:18 kita kasih beban untuk memasarkan gula
19:21 supaya ada ketenangan nerga dan ketenangan pasok
19:24 bahan baku seluruh Indonesia.
19:26 Jadi penanganan ini betul-betul sebetulnya
19:29 kalau kita bisa duduk bareng, kita bantu mikir gini loh.
19:34 Kenapa demikian?
19:36 Jangan sampai kalau misalnya saya bilang untuk pengamanan,
19:40 maka perlu impor 1 juta,
19:42 wah itu berarti mau bunuh petani enggak?
19:45 Kita bisa saja impor 1 juta tapi ditahan.
19:48 Oke, yang penting pemanfaatannya seperti ya Pak Sumitra ya, disesuaikan ya.
19:53 Jangan ini, terus luas areal juga begitu.
19:56 Luas areal kita ini kan berangkat dari kadang-kadang dari data yang bias ya.
20:02 Data kita ini bias juga.
20:04 Saya pernah bertanya karena saya pernah diberitahu oleh petinggi salah satu kementerian,
20:12 "Pak Mitro, ini pabrik-pabrik ini hebat, dia udah punya lahan sekian puluh ribu, sekian puluh ribu."
20:18 Saya bertanya, "Pak, izinlah kalau boleh."
20:21 Itu ditanyakan, "Bermitra petani yang lahannya sekian puluh ribu itu di mana?"
20:26 Jangan.
20:28 Lihat tebu putus, maka hitungan mereka tebu yang masuk itu disetarakan ya itu dengan hektaran lahan.
20:39 Padahal lahan yang tebunya dijual ke situ oleh petani itu mungkin didata oleh pabrik yang lain
20:47 atau oleh BUMN bahwa ini lahan kemitraan kita.
20:50 Jadi ada double account sehingga tanaman ini menjadi 488,9 atau 489 hektare.
21:01 Nah ini sehingga ini dianggap kalau itu udah benar gak apa-apa.
21:05 Kalau itu sudah benar gak apa-apa.
21:07 Kalau sudah itu benar, maka di mana titik-titik yang produksinya lemah itu dipus supaya nanti ke depan ini produksinya tinggi.
21:14 Kita tahu bahwa kita ini kesulitan pupuk pada saat musim pupuk.
21:18 Kita sekarang hari ini, El Lino, jangan dikira produksi kita berpengaruh pada yang tahun 2023.
21:24 Pertubuhan kita untuk 2024 ini ya terpengaruh.
21:28 Bahkan beberapa lahan yang kita bongkar, kayak saya lagi bongkar lahan ini ada yang itu traktornya tidak mempan.
21:35 Padahal bibitnya udah terlanjur ada.
21:37 Jadi ini perlu pemetaan.
21:40 Lahan 488, sekian ribu hektare ini di mana?
21:45 Kemitraannya dengan siapa? Mulailah kita ini data.
21:50 Kebetulan ini saya sudah dapat janji akan bertemu dengan Pak PLT Menteri Pertanian.
21:56 Kami akan tekankan ini supaya kita ini benar-benar menatap masa depan ini dengan data yang...
22:02 Memang kalau kita bicara mengenai sektor pertanian ya Pak Sumitra, dibutuhkan data yang kuat begitu.
22:07 Dan ini juga data yang transparan.
22:09 Semua pihak tahu dan lokasinya di mana, kemudian jumlahnya seperti apa, kepastiannya.
22:14 Sehingga tadi akan sesuai nanti dengan produksi kita secara nasional, kemudian kebutuhan masakan berapa,
22:19 dan berapa sih kebutuhan untuk importasi gulanya sendiri Pak Sumitra.
22:23 Nah, Anda melihat bagaimana proyeksi dari pergerakan harga gula dan produktivitas gula kita ke depan dengan kondisi saat ini?
22:29 Tentu kan kita bisa mulai lagi menata kembali kalau memang nanti Pak Sumitra mau ada dialog
22:35 ataupun komunikasi dengan PLT Menteri Pertanian begitu ya Pak Sumitra?
22:39 Jadi kita tidak bisa menghindar dari harga yang naik.
22:46 Mak, kepada media, kepada Mas Pras, kepada IDX Channel, kita bantulah agar tidak ada panik bayi.
22:54 Kebutuhan kita akan gula ini, mohon maaf ini, 10% dari kebutuhan kita volume beras.
23:02 Bahkan kurang lebihnya segitulah untuk yang daerah-daerah yang mengkonsumsi beras dan gula.
23:10 Jadi sekecil sekali dibanding dengan kebutuhan beras, cuma 10%-nya.
23:14 Kalau misalnya kebutuhan beras kita satu bulannya itu 8 kilo, kita 8 on cuma.
23:22 Jadi ini yang penting distribusinya merata dan kita jaga supaya tidak ada panik bayi.
23:30 Kenaikan harga itu pasti karena kenaikan biaya itu berjalan setiap tahun.
23:35 Beban biaya kita terlebih petani tebu, maaf kita beda sama petani padi.
23:40 Saya itu petani padi, kita petani padi itu masih dapat spesial itu ada 3,
23:47 pah, jale, padi, jagung, kedele itu mendapatkan perhatian termasuk subsidi pupuknya.
23:53 Kalau tebu itu kita sudah menggunakan pupuk non-subsidi.
23:56 Terus lagi kita untuk panen ini tidak bisa mengandalkan hanya pada
24:01 seberapa besar kita itu meningkatkan tingkat produksi tanaman kita.
24:06 Karena kalau padi itu dipanen dia langsung jadi gabah, bisa dijual.
24:10 Kalau gula dipanen kita harus gilingkan di pabrik gula.
24:14 Nah pabrik gula kita ini kan dari dulu itu-itu saja.
24:18 Jadi kita sangat-sangat betul-betul kita butuh kepala dingin.
24:23 Nah juga begitu sekali lagi kalau kita misalnya dorong impor untuk kita agar kita ini
24:29 mantap gitu ya tenang gitu bukan berarti kita ini embolo untuk petani luar negeri.
24:33 Asal dengan caratan itu jangan keburu-buru keluarkan.
24:38 Jika 125 ribu walaupun cuma kecil tapi kalau itu langsung masuk ke pasar,
24:44 ya ini kita enggak punya senjata gitu.
24:47 Ibarat kita perang itu kita harus punya senjata.
24:49 Jadi ini juga jangan buru-buru harga dipandang naik itu sampai berapa.
24:53 Dimana juga.
24:54 Ini harus di WMN, ID Food harus menahan diri supaya kita punya,
24:59 anggaplah ini buffer stock.
25:00 Kalau memang hitungannya benar, tidak ada salahnya ajukan lagi kepada,
25:04 ya terutama mungkin kepada Pak Presiden untuk dana yang dingin.
25:09 Pak Sumitro, nampaknya memang masih ada PR,
25:10 nah nanti mungkin bisa disampaikan juga nih,
25:12 Apri dan nanti pada saat pertemuan dengan Kementerian Pertanian,
25:15 sehingga nanti benar-benar ada solusi yang konkret ke depannya.
25:18 Baik Pak Sumitro, terima kasih banyak atas waktu dan sharing
25:20 yang sudah Anda sampaikan kepada pemirsa pada hari ini.
25:23 Dan semoga tadi memang ada win-win solusi yang terkait dengan industri gula nasional,
25:28 sehingga tadi stoknya aman, kemudian pemasarannya
25:32 ataupun distribusinya juga semakin merata di Indonesia.
25:35 Baik, sampai berjumpa kembali Pak Sumitro.
25:38 Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.
25:40 Walaikumsalam Wr. Wb.
25:42 Baik pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam Market Review,
25:45 saya Prasetyo Wibowo beserta kreabat kerja yang bertugas undur diri.
25:49 Terima kasih dan sampai jumpa.
25:52 [Musik]
25:54 [Musik]
25:56 [Musik]
26:08 [Musik]
26:21 [Musik]
26:23 [Musik]
26:34 [Musik]
26:36 (Sampai jumpa di video selanjutnya)
Be the first to comment
Add your comment

Recommended