Sinopsis :
UNTUK mereka yang masih percaya kekuatan cinta sejati…
DI belahan mana pun cinta klasik selalu punya cerita. Tradisi masing-masing negeri yang membesarkannya. Sampek Engtay di Tiongkok, Kwan Riam di Thailand, Roro Mendut-Prono Citro di Jawa, Yusuf dan Zuleha di Timur Tengah, Romeo-Juliet di dunia Barat. Semua hidup karena mereka percaya bahwa cinta sejati diagungkan, dan itu sepadan dengan harga penderitaan pelakunya. Tidak percaya, saksikan saja serial TV ROME JULIET…

JENI, anak semata wayang seorang janda, ALIN, begitu menyukai kisah-kisah cinta klasik. Cinta klasik Sampek Engtay atau Romeo Juliet tak bosan-bosannya dia baca. Jeni bahkan menyamakan cintanya seperti tokoh-tokoh dalam buku tersebut. Jeni sering mengangankan dirinya adalah Engtay atau Juliet.
Maklum saja, cintanya terhadap JUNA selalu saja ditentang oleh orangtua Juna, Pak Sastrawijaya. Begitu bencinya Sastrawijaya terhadap Jeni, ia bahkan sering menyakiti Jeni. Sastrawijaya merasa berkuasa, karena dulu ayah Jeni melarikan uang perusahaan dan peternakan sapi milik Sastrawijaya. Alin dan Jeni menjadi korbannya. Mereka dituntut mengembalikan uang tersebut. Caranya, mereka bekerja tanpa dibayar oleh Sastrawijaya.
Selain itu, Sastrawijaya sudah menjodohkan Juna dengan putri sahabatnya di Jakarta. Gadis itu namanya YASHINTA. Namun sesungguhnya Sastrawijaya sendiri tertarik oleh kecantikan Jeni. Hanya karena kegalakan istrinya, Bu Sastra, ia harus menahan diri.
Akan halnya Juna, ia tidak berdaya menghadapi orangtuanya. Ini mengingat Sastrawijaya memang orangtua yang keras dan otoriter. Sulit baginya mencari tempat mengadu, ibunya lebih sering satu kata dengan ayahnya. Itu sebabnya, ia sering melakukan pertemuan diam-diam dengan Jeni. Danau ASMARA menjadi tempat paling sering mereka datangi.