Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam program ROSI, Denny Sumargo secara terbuka mengungkap pernah menerima tawaran bernilai sangat besar hingga ratusan miliar rupiah namun memilih menolaknya demi menjaga integritas dan prinsip hidup yang ia yakini.

Meski sempat bercanda menghindari penyebutan angka pasti, Denny menegaskan bahwa tawaran tersebut berada di kisaran miliaran rupiah. Namun, ia memilih menolak tawaran itu, meski secara realistis uang tersebut dapat menjamin kenyamanan hidupnya.

Namun bagi Denny, keputusan hidup tidak semata diukur dari kemewahan. Ia menilai kebutuhan dasar manusia sejatinya sederhana, sementara dorongan mengejar kemewahan kerap berangkat dari kebutuhan akan validasi dan pengakuan sosial.

Denny kemudian menegaskan prinsip hidup yang ingin ia pegang hingga akhir hayat. Menurutnya, ada empat nilai utama yang ingin melekat pada namanya.

"Kata pertama integritas, kedua kejujuran, ketiga loyalitas, dan terakhir tanggung jawab," tegas Denny.

Ia menolak dikenang semata sebagai sosok kaya raya. Bagi Denny, pencapaian materi tanpa nilai dianggap tidak bermakna.

"Saya tidak ingin mati dengan kalimat, Denny Sumargo orang kaya ya. Itu terlalu murah," ujarnya.

Meski mengakui tetap mencari uang sebagai bagian dari kehidupan, Denny menegaskan uang tersebut ingin ia ubah menjadi nilai yang bisa diwariskan, bukan sekadar angka.

"Uang ini ingin saya ubah menjadi value, dan itu yang akan saya wariskan ke anak-anak saya," kata Denny.

Ia berharap, suatu hari kelak, anak-anaknya dapat memahami pola asuh dan nilai hidup yang ia perjuangkan, termasuk alasan di balik keputusan-keputusan sulit yang ia ambil di ruang publik.



Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/NOUUlpA1Brc



#dennysumargo #natal #politik

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/639788/denny-sumargo-tolak-uang-miliaran-demi-integritas-dan-nilai-hidup-rosi
Transkrip
00:00Natal tidak sekedar lampu-lampu gemerlap, kado bertumpuk atau liburan panjang di hujung tahun.
00:06Natal adalah pengingat tentang kerendahan hati.
00:09Saya bersama seorang mantan pebasket, artis, podcaster Denny Sumargo.
00:14Saya membuka bagian ini, Den, karena ternyata saya ngobrol dengan Denny Sumargo melihat sisi lain dari seorang Densu.
00:23Kamu tidak saja bisa berakting sombong ketika menjadi seorang atlet pebasket.
00:30Kamu bisa nanya yang tanpa beban di podcast Curhat Bank.
00:37Tapi kamu juga ternyata punya prinsip yang kuat.
00:41Mengapa kamu mau bikin podcast ini?
00:45Dan aku senang banget karena Densu mengatakan bahwa bagaimanapun juga harus ada pertanggung jawaban.
00:51Denny mau podcast ini lama.
00:54Podcast itu kan juga menjadi bagian dari media ya.
00:57Media orang mencari informasi.
00:59Dan kita tadi sepakat di penghujung di bagian yang lalu itu kalau mau panjang ya kuncinya adalah di integritas.
01:08Tapi seberapa besar seorang Denny Sumargo bisa bertahan ketika tawaran itu begitu besar.
01:17Tawaran kekuasaan, tawaran miliar-miliaran, seberapa besar kamu bisa menolak?
01:28Menolak ya.
01:29Tawaran yang menggiurkan itu.
01:31Sejauh ini saya pernah ditawari dengan angka yang cukup besar.
01:35Seberapa besar?
01:36Ya ratusan lah ya.
01:38Ratusan ribu, juta.
01:43Ratusan lah ya.
01:45Ratusan apa?
01:46Ya nanti lah habis ini baru kita ngobrol.
01:48Ya kalau cuma ratusan aja ya.
01:50Ratusan miliar.
01:53Pokoknya gitulah ya.
01:54Serius Dan.
01:55Kamu jangan macam-macam cik saya ya.
01:57Pokoknya saya pernah ditawari.
01:58Sampai ratusan M.
01:59Ya nominal yang besar.
02:01Di mana nomin.
02:02Ya lu jangan bertele-tele ratusan M.
02:04Jangan eksplisit ya.
02:06Tapi gak usah sampai angka depannya.
02:08Tapi pernah ditawarin ratusan M.
02:10Ya miliaran lah.
02:12Biar kelihatan rendah hati lah ya.
02:13Jadi kan lu bilang ratusan.
02:15Iya ratusan ya miliaran.
02:16Udah lah ya jangan dibahas ke situ ya.
02:18Kalian di wartawan sekali ya.
02:20Jadi saya pernah ditawarin.
02:21Dan lu tolak?
02:22Saya menolak bukan karena.
02:24Ah kenapa lu gak nanya gue?
02:26Oh mau ya.
02:28Lu masih perlu manajer gak?
02:29Perlu sih.
02:3030 persen ya.
02:3235 lah.
02:33Jadi waktu itu saya tolak karena kurang.
02:36Mas gini doang lu.
02:37Harusnya satu te.
02:38Iya lah lah.
02:40Ini mah sono.
02:42Jadi aku ngerasa bahwa.
02:45Nilai yang aku dapat.
02:46Itu pasti bagus untuk.
02:50Kenyamanan dan kelangsungan hidup.
02:52Tapi aku suka berpikir bahwa gini.
02:54Dan sebenarnya hidup itu butuh apa sih?
02:57Oke.
02:57Hidup itu butuh makan, minum, tempat tinggal.
03:01Oke.
03:02Seberapa mewah?
03:04Sebenarnya sih kalau kita pikir realistis ya.
03:06Gak perlu semewah itu kok gitu.
03:08Kenapa sih akhirnya orang berbono-bono.
03:10Ingin mencapai kemewahan.
03:13Karena simbol yang ingin mereka capai.
03:16Sebagai validasi di masyarakat.
03:18Dalam kehidupan mereka.
03:20Coba kalau gak ada masyarakat sebagai cerminan itu.
03:22Gak akan mereka kejar itu bareng gitu.
03:24Atau mereka cuman sendirian.
03:26Dia gak akan kejar itu.
03:27Tapi aktualisasi atau validasi itu bagian dari kebutuhan hidup juga.
03:31Atau ketika ratusan M itu ditawari ke Densu.
03:35Apa yang, kan harus ada kontra prestasi ya dong.
03:39Densu harus bikin A, B, C.
03:41Itu berlawanan dengan Nuranimu.
03:43Enggak sih.
03:44Sebenarnya saat itu tidak ada narasi-narasi penawaran untuk scoop of work-nya sejauh apa.
03:49Lebih kepada penawaran untuk jump in dan kemudian nilai yang bisa didapatkan.
03:54Setelah itu mungkin baru ada scoop of work and so on.
03:58Cuman sebelum scoop of work itu di awal aja saya sudah bilang mohon maaf sekali gitu.
04:02Bukan saya tidak menghargai gitu.
04:05Cuman saya pribadi belum pengen ke situ.
04:10Dan saya masih pengen berjalan di jalan yang ini.
04:13Saya gak tahu sampai kapan tapi saya juga merasa bahwa Denny Sumargo itu harus bisa di-define.
04:20Kata pertama integritas.
04:22Kata kedua mungkin kejujuran.
04:24Dan kata ketiga loyalitas dan yang terakhir mungkin tanggung jawab.
04:27Jadi saya ingin mati dengan kalimat-kalimat itu.
04:30Saya tidak ingin mati dengan Denny Sumargo orang kaya ya.
04:33No, that's too cheap.
04:36Denny Sumargo orang kaya, banyak orang kaya.
04:38Denny Sumargo orang hebat, banyak orang hebat gitu loh.
04:41Tapi what is the value, define you.
04:44Itu menurut saya itu worth it untuk diperjuangkan.
04:48Karena yang saya perjuangkan itu bukan hanya sekedar materi.
04:50Ya saya cari uang.
04:52Tapi uang ini ingin saya ubah menjadi sebuah value.
04:54What is the value?
04:56Yang akhirnya saya bawa pulang ya itu tadi.
04:58Dan itu value yang akan saya legesikan kepada anak-anak saya.
05:01One day anak-anak saya akan melihat saya mungkin di syarat ini.
05:04Mereka akan mengerti semua pola asa, pola asu yang saya berikan kepada mereka.
05:09Tujuan papa itu apa sih sebenarnya gitu loh.
05:11Semua yang saya lakukan ini ya untuk anak-anak saya dan untuk orang yang mengenal saya.
05:17Bahwa hidup di dunia itu memang kita butuh kebutuhan materi.
05:20Tapi ada hal yang kalian lupa.
05:22Bahwa materi itu kalian gak bawa pulang ke akhirat.
05:25Iya gak dibawa mati.
05:26Gak bawa mati.
05:27Mungkin banyak yang mengerti hal itu.
05:28Tapi apa yang kamu bawa mati itu yang orang masih banyak belum paham.
05:32Banyak kan orang sibuk dengan amal ibadah, amal ibadah.
05:34Ya amal ibadah adalah the bottom line.
05:37Dari sebuah keyakinan untuk dibawa pulang.
05:40Tapi apa yang sebenarnya terlewatkan daripada orang.
05:43What is your value yang lu bawa pulang ke akhirat itu.
05:47Kalau melidahmu bisa saya beli.
05:49Iya kan?
05:51Kalau hatimu bisa saya tuker dengan sesuatu.
05:54Sudah kelar hidup loh.
05:54Bagaimana kita mau ngobrol sama malaikatnya nanti.
05:57Bagaimana cara kita mau ngobrol gitu.
05:59Kamu bisa manipulasi dia.
06:01Ya gak bisa lah gitu.
06:03Jadi ibaratnya saya mungkin saya tidak punya banyak hal di dalam hidup saya.
06:08Yang bisa saya bawa pulang kepada Tuhan saya.
06:11Tapi saya bisa bawa pulang value itu.
06:14Hallelujah.
06:16Gila.
06:17Ya mungkin ya.
06:18Tim lu sampai tepuk tangan tuh.
06:19Dia gini gak?
06:20Atau cuman di layar dong begini?
06:22Oh emang begitu katanya.
06:23Wah hebat panggung depan sama panggung belakang sama.
06:26Jujur nih Kak Rosy.
06:29Saya punya cita-cita terakhir yang ingin saya capek.
06:32Jangan.
06:33Ini mungkin agak naif ya.
06:34Ini terakhir ya terakhir.
06:35The end of everything.
06:36Saya pengen sujud di kaki Tuhanku.
06:40Kemudian saya bilang.
06:41Mission accomplished my Lord.
06:44This is all the things yang saya sacrifice.
06:46Dengan darah hidup saya.
06:48Dengan semua prinsip yang saya pegang kuat.
06:50Saya berdarah-darah di belakang.
06:52This is for you.
06:53This is integrity.
06:54This is kejujuran.
06:55Ini tanggung jawab.
06:56This is the failure yang saya bawa di hadapanmu.
06:59Ini untuk kerajaan surgamu.
07:01Itu yang ingin saya bawa pulang.
07:02Wow.
07:05Ya itu aja sih.
07:06Dan itu susah loh.
07:08Susah.
07:09Susah banget.
07:10Ya gue gak nyangka lu Dan.
07:11Apa itu?
07:12Gue gak nyangka lu.
07:14Maksudnya.
07:14Ya gue pikir kan.
07:15Seorang Densu.
07:16Ya.
07:17Kita udah pernah ketemu satu dua kali.
07:19Waktu itu kamu lagi promo film gitu.
07:21Ya aku pikir.
07:22I mean.
07:23Ya.
07:25Densu is the Densu gitu.
07:26Tapi gue malam ini ngobrol makin dalam sama lu.
07:31Gue merasa.
07:31Wow ternyata lu pribadi yang unik ya.
07:33Unik ya.
07:34Dan gue gak tau.
07:36Baru lihat sekarang.
07:38Lu begitu memegang teguh prinsip integritas.
07:43Nilai.
07:44Dan itulah yang ingin lu wariskan buat anak-anak lu.
07:48And on top of that.
07:50Lu ternyata seorang yang sangat spiritualis.
07:53Mungkin ya.
07:54Karena saya merasa bahwa segala sesuatu itu akan kembali kepada satu nama.
08:02Yaitu Tuhan itu sendiri.
08:04Dimana buat saya pribadi apa yang kita kerjakan semua ini.
08:08Tidak akan punya arti.
08:09Kalau tidak ada esensi di dalamnya.
08:12Esensi of spiritual buat saya itu suatu hal yang penting.
08:14Karena kalau kita terlalu sibuk dengan merasa diri kita benar.
08:18Keyakinan kita paling benar.
08:20Tapi kita melupakan esensi yang tersirat di dalam ini untuk kita bawa pulang.
08:23Apa esensi itu?
08:25Namanya kasih.
08:28Dunia ini akan menjadi lebih baik.
08:30Bukan karena orang yang punya kekuatan.
08:33Atau power.
08:34Atau uang yang banyak.
08:35Tapi orang yang punya kasih.
08:38Maka dunia ini akan menjadi lebih baik.
08:40Terima kasih pendeta Denny Sumargo.
08:43Terima kasih ya.
08:44Atas kotbahnya di episode Natal program Rosi ini.
08:49Bagus ya pencitra saya.
08:53Dan keren.
08:54Thank you.
08:55Dan terima kasih.
08:57Selalu menjadi bagian yang saling melengkapi dengan jurnalisme.
09:02Sama-sama semoga kita berhasil.
09:03Aku sangat, aku respect sekali dengan para podcaster yang juga memberikan wancara-wancara berkualitas.
09:11Rasanya kita saling melengkapi saib kiri, saib kanan.
09:13Untuk bisa menyuarakan apa yang menjadi rosonya publik.
09:18Dan keep up good works.
09:20Selamat Natal ya Dan Su.
09:21Selamat Natal.
09:23Tuhan memberkatimu.
09:24Dan selamat tahun baru 2026.
09:27Tahun yang juga semoga penuh berkat untuk kamu.
09:31Untuk bangsa Indonesia.
09:33Amin.
09:33Kita doakan semuanya mendapat berkat di 2026.
09:36Selamat Natal.
09:37Damai selalu ada di hati.
09:38Dan lahir dari sebuah harapan.
09:40Di tempat yang sederhana.
09:42Kita jaga dengan kerendahan hati.
09:43Dan penuh kasih.
09:45Selamat Natal.
09:46Thank you.
09:47Selamat Natal bagi Anda semua.
09:49Selamat berlibur dan berkumpul bersama keluarga.
09:52Dan juga selamat menyongsong tahun baru.
09:54Tetaplah di Kompas TV independen terpercaya.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan