Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
LUMAJANG, KOMPAS.TV - Bantuan kemanusiaan untuk korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terus mengalir. Mulai dari kepolisian, TNI, hingga utusan khusus Presiden.

Lalu, seperti apa penanganan pascaerupsi Gunung Semeru? Sudah bergabung bersama kami Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono.

Baca Juga Usaha Polisi Selamatkan Barang Warga Korban Erupsi Semeru | BERITA UTAMA di https://www.kompas.tv/nasional/633055/usaha-polisi-selamatkan-barang-warga-korban-erupsi-semeru-berita-utama

#erupsi #gunungsemeru #lumajang

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/633057/full-sekda-lumajang-update-penanganan-pascaerupsi-gunung-semeru-kondisi-pengungsi-infrastruktur
Transkrip
00:00Upaya pembersihan material vulkanik pasca letusan Gunung Semeru terus dilakukan petugas gabungan Kabupaten Lumajang.
00:11Endapan abu vulkanik tebal mulai dibersihkan dengan menggunakan satu alat berat.
00:16Sigap darurat bencana Polda Jawa Timur diterjunkan untuk membantu evakuasi barang milik pengungsi saudara.
00:34Polisi juga bersiaga dan juga menghimbau warga yang berada di titik wilayah yang dimungkinkan menjadi lintasan awan panas.
00:42Evakuasi difokuskan terhadap barang berharga milik pengungsi seperti perhiasan, dokumen penting, barang elektronik hingga perlengkapan rumah.
00:54Lalu seperti apa penanganan pasca erupsi Gunung Semeru saudara sudah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
01:00Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang Pak Agus Triono, selamat petang Pak Agus.
01:06Selamat petang Pak Yasir.
01:07Tentu Anda dan juga tim gabungan terus berupaya untuk memberikan penanganan terbaik untuk para pengungsi.
01:14Yang ingin kami tanyakan update terbaru penanganan pengungsi saat ini seperti apa?
01:19Ya baik terima kasih Pak Yasir.
01:22Di hari yang kelima ini kami tetap melakukan penanganan kebaratan khususnya adalah penyelamatan warga.
01:30Dalam kegiatan penampungan pengungsian, Alhamdulillah di hari yang kelima dari keempat di malam jumlah pengungsi sudah relatif berkurang karena sebagian rumah yang tidak terdampak berat bisa ditempati.
01:47Dan itu memang agak jauh karena terdampak debu saja.
01:50Pertagi malam di dua lokasi pengungsian ada sejumlah 477 jiwa yang mengungsi di dua tempat yaitu di SD Subiturang 04 dan di SMP Negeri 02 Prono Jiwo.
02:02Kemudian beberapa instansi terkait dan suruh relawan melaksanakan kegiatan penebalan tanggul yang dimotori oleh BPWS bersama aparat TNI menggunakan kendaraan berat.
02:19Guna mengantisipasi apabila terjadi lahar dingin yang turun dari lereng Sumeru.
02:26Limpasan air lahar ini yang dikhawatirkan membahayakan di pemukiman sekitar apabila tanggul tidak diperkuat.
02:34Tentu perkuatan tanggul ini membutuhkan waktu yang relatif cukup lama, tidak hanya dalam satu dua hari.
02:40Tapi kami berharap dalam proses penguatan tanggul ini mudah-mudahan cuaca di Kabupaten Lumajang, khususnya di lereng Sumeru, mengkondusif.
02:49Kemudian berkaitan dengan kegiatan yang lain masih terus diupayakan.
02:54Jajaran TNI, Polri, Relawan, ASN, semua tokoh masyarakat dan para pemuda aktif membantu masyarakat untuk mengevakuasi barang-barang yang mungkin masih bisa diselamatan dan digunakan dari rumah yang kemarin terdapat.
03:09Baik Pak Gus, berarti saya konfirmasi lagi berarti dari 645 pengungsi saat ini menjadi 477 pengungsi ya.
03:17Berarti sisanya sudah kembali ke rumah mereka dan masih ada di dua lokasi ini ya.
03:22Di dua lokasi betul.
03:23Betul, kondisi mereka saat ini seperti apa? Apa yang mereka butuhkan?
03:28Ya, sebagaimana di tempat pengungsian, tentu untuk kebutuhan dasar pengungsian sudah dilayani dengan baik.
03:36Kebutuhan makan, obat-obatan, kemudian kebutuhan untuk bermalam, tentu menjadi kebutuhan dasar selama di pengungsian, sama dengan hari ini terus bisa dicukupi.
03:45Untuk kebutuhan-kebutuhan yang lain, sementara ini masih kami kumpulkan, kami simpan di gudang logistik dan nanti akan kami berikan ketika mereka sebagian besar yang bisa kembali ke rumah hunian tetap.
04:01Yang sudah dibangunkan pemerintah pusat di tahun 2021 yang lalu bisa ditempati nanti logistik bantuan akan kami serahkan ke mereka ketika sudah kembali ke rumah hunian tetap.
04:13Yang berada di desa Sumber Mojol, Kecamatan Candipuro.
04:17Bagus.
04:19Bagus, kemudian ini kita juga punya visual udara begitu tampak bagaimana dampak dari erupsi Gunung Semeru ini yang saat ini kami tayangkan begitu.
04:29Ini sudah ada datanya tidak Pak Agus?
04:31Berapa jumlah rumah yang rusak dan kemungkinan besar tidak akan bisa ditinggali lagi oleh warga?
04:37Ya, perlu kami sampaikan kepada seluruh penonton setia Kompas Petang, bahwa area tersebut sebagian besar adalah dampak erupsi 4 Desember 2020.
04:52Kemudian bangunan-bangunan yang lama itu tidak seluruhnya kemarin terdapat bangunan utuh.
04:58Ya, kita tahu bersama bahwa Semeru hampir tiap tahun, mulai tahun 2020, 4 Desember 2020, kemudian berulang lagi 4 Desember 2021, kemudian di bulan tahun 2022, juga terus berulang setiap tahun di bulan Desember.
05:18Di tahun ini lebih awal 19 November.
05:22Jadi, visualisasi yang nampak, itu adalah tidak seluruhnya bangunan hunian.
05:28Oke.
05:28Sekir lagi, tidak seluruhnya bangunan hunian.
05:32Banyak bangunan-bangunan itu kemarin terdampak di 2020, kemudian warga yang terdampak di 2020, sejumlah hampir 1.900 kepala keluarga, sudah dibangunkan rumah hunian tetap oleh pemerintah pesat, bertempat di Desa Sumber Mujur.
05:49Nah, kemarin, begitu hunian tetap, tahun 2021 dibutat ditempati, sebagian warga masih bisa berkebun, bekerja di ladang yang di lokasi yang sekarang terjadi erupsi ini.
06:04Jadi, rumah-rumah itu adalah rumah-rumah yang bukan hunian, tapi segera berteduh ketika mereka bekerja di ladang.
06:11Baik, berarti memang warga yang terdampak ini sebenarnya sudah memiliki atau sudah dialokasikan untuk tinggal di rumah hunian tetap ya, yang sudah disediakan ya Pak Agus ya?
06:22Betul ya.
06:23Sebagian besar ya, mereka adalah penghuni hunian tetap.
06:26Sebagian kecil yang 2020, sampai dengan 2024 kemarin, ya tidak terdampak erupsi Semeru.
06:33Di catatan kami, ada 22 kepala keluarga, 22 rumah yang benar-benar baru terdampak di erupsi yang 19 November kemarin.
06:45Baik, Pak Agus, tadi ada penguatan tanggul.
06:48Ini tentu jangka pendek begitu, tapi untuk jangka panjangnya sendiri, harapan dari pemerintah keupatan sendiri, seperti apa?
06:55Sehingga ketika ada banjir lahir dingin atau lahir hujan ini tidak terdampak parah begitu kepada warga?
07:01Ya, tentu ini membutuhkan effort yang besar ya, yang luar biasa.
07:06Karena kendapan material kiriman erupsi 4 Desember 2020 yang lalu itu belum tersentuh.
07:16Ya, belum tersentuh.
07:17Kemudian setiap tahun, setiap tahun ada aliran-aliran lahir, tambahan-tambahan material lagi.
07:21Nah, per 19 kemarin itu kondisi aliran lahir itu sudah sejajar dengan tanggul.
07:29Tanggul sumber sari atau kalau warga sekitar mengenalnya dengan tanggul suaruto.
07:34Karena di zaman, dibangun dulu pada zaman order baru, zaman presiden baru presiden suaruto.
07:38Masyarakat mengenal tanggul suaruto.
07:41Kondisi aliran lahir, curah pebuahan itu sekarang sudah setara dengan tanggul.
07:46Artinya memang butuh effort yang luar biasa untuk melakukan penguatan tanggul dan peninggian tanggul yang ada.
07:56Kemudian pengambilan material yang berada di aliran curah pebuahan atau semua aliran lahir dari puncak semeru ke aliran-aliran di bawahnya.
08:06Oke, dan ini sudah dilakukan dan juga sudah direkomendasikan ya kepada pemerintahan pusat.
08:11Sehingga memang ini juga turun tangan untuk membantu perluasan, penguatan, dan juga peninggian tanggul ini ya.
08:17Betul, melalui kementerian PU, unit yang ada di bawah yaitu BBBS.
08:22Baik, terima kasih Pak Agus, Sekretaris ataupun Sekda dari Kabupaten Lumajang telah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
08:33Kami berharap semua pengungsi di sana sehat selalu ya Pak Agus.
08:36Amin, amin. Terima kasih.
08:37Mohon-tuhannya, pembukaan yang kami lakukan bisa segera selesai sehingga tidak ada perpanjangan tanggul dan sehingga kehidupan bisa normal kembali.
08:45Baik, terima kasih Pak Agus.
08:47Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan