Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Ledakan di SMAN 72 Jakarta memberi dampak trauma bagi sejumlah siswa. Bagaimana memulihkan psikis korban agar bisa memompa semangat kembali ke sekolah dan memulai hari baru, pulih dari tragedi?

Simak dialog KompasTV bersama Psikolog Klinis Forensik, Kasandra Putranto.

Sahabat KompasTV, bagaimana pendapatmu soal berita ini? Tulis di kolom komentar ya!

Baca Juga Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Bahaya Teknologi Tanpa Kompas Moral | ROSI di https://www.kompas.tv/talkshow/630844/kasus-ledakan-di-sman-72-jakarta-bahaya-teknologi-tanpa-kompas-moral-rosi

#sman72 #ledakansman72 #trauma #psikolog #breakingnews

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/631137/full-ledakan-sman-72-beri-trauma-bagaimana-pulihkan-siswa-ini-sorotan-psikolog-klinis-forensik
Transkrip
00:00Saudara ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta memberi dampak trauma bagi sejumlah siswa.
00:06Bagaimana memulihkan psikis korban agar bisa memompas semangat untuk bisa kembali ke sekolah
00:11dan memulai hari baru pulih dari tragedi ini?
00:14Sudah bergabung bersama kami psikolog klinis forensik Kassandra Putranto.
00:18Selamat malam Mbak Kassandra, kabar baik untuk Anda.
00:22Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:24Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
00:26Mbak Kassandra, ini untuk memulai kegiatan belajar mengajar tetap muka pasca tragedi tentu tidak mudah.
00:33Tidak hanya siswa, begitu juga dengan tenaga pendidik.
00:36Nah dalam kondisi seperti ini, apa yang harus diperhatikan pihak terkait?
00:41Yang jelas tentu harus memastikan bahwa setiap siswa di SMA 72 ini,
00:50baik yang sebagai korban langsung maupun tidak langsung,
00:53pasti mengalami trauma.
00:57Tetapi tentu saja perlu adanya pemeriksaan dalam hal ini tadi sudah disebutkan
01:02namanya assessment oleh tokoh yang tentu saja berperan dan punya kompetensinya
01:07untuk mengetahui tingkat traumanya.
01:10Mereka yang menjadi korban langsung tentu hampir dapat diperkirakan dan dipastikan
01:17tingkat traumatiknya pasti lebih besar.
01:20Nah bagi mereka yang punya hasil pengukuran atau assessment trauma yang paling besar ini
01:28tentu berhak untuk misalnya mengajukan permohonan untuk pindah sekolah.
01:35Dan ini harus dipertimbangkan dan harus betul-betul diatasi secara hati-hati
01:41karena ketika kita bicara trauma itu tidak mudah dipulihkan dalam waktu singkat.
01:51Nah selain ada intervensi yang kita harapkan bisa memulihkan tingkat traumatik
01:58para korban baik langsung maupun tidak langsung ini,
02:02tetapi sekali lagi mereka yang punya tingkat traumatik yang paling besar harus diprioritaskan.
02:07Iya, artinya ini kan butuh assessment psikologis yang perlu ditingkatkan begitu ya
02:14karena dalam tujuh hari terakhir pasca insiden itu sudah ada dilakukan pendampingan lewat Zoom
02:20dalam trauma healingnya, kemudian pelibatan aktivis dan juga psikolog.
02:25Kemudian apa lagi sebenarnya yang perlu ditambahkan?
02:28Mohon izin saya tidak yakin bila ada proses trauma healing melalui Zoom itu cukup efektif.
02:34Ukurannya seperti apa?
02:36Jadi artinya tentu harus betul-betul ada berbagai bentuk layanan psikologis
02:44tidak hanya assessment tetapi juga intervensi.
02:47Bahwa pada saat sejak pertama kali sampai sekarang mungkin bentuknya adalah
02:52semacam psychological first aid, begitu ya.
02:55bantuan psikologis yang secara darurat, kedaruratan untuk mendampingi dan membuat semua korban baik langsung maupun tidak langsung
03:08bisa berfungsi secara maksimal.
03:12Tetapi setelah beberapa saat tentu harus ada assessment sekali lagi secara langsung tidak bisa lewat Zoom
03:20untuk mengetahui kadar traumanya.
03:24Sekali lagi mereka yang punya pengalaman, mengalami langsung apalagi sampai luka-luka, apalagi sampai dirawat.
03:37Dan saat ini saya yakin kita juga sudah dengar dari 96 korban yang 62 mungkin sudah bisa pulang,
03:46tetapi masih ada sekian yang masih dirawat.
03:51Apalagi juga punya dampak akibat dari kejadian ini.
03:56Nah, itu semua harus diukur, harus diketahui tingkat traumanya.
04:01Mereka yang punya tingkat trauma yang paling tinggi harus diprioritaskan untuk bisa dipindah sekolah.
04:11Karena apa?
04:12Karena trauma yang dialami itu sangat sulit untuk bisa diatasi dalam waktu singkat,
04:19apalagi intervensinya hanya melalui Zoom.
04:21Tentu harus diberikan intervensi yang lebih banyak, lebih tepat, dan tentu saja sesuai dengan kebutuhan.
04:31Intervensi yang seperti apa Mbak Kasandra?
04:33Karena kan ini juga sebagai upaya untuk orang tua dan pihak sekolah bisa menilai kesiapan anak itu secara sikis.
04:41Intervensi yang seperti apa?
04:43Baik, seperti yang tadi saya sebutkan, di awal kemari dari tanggal 7 sampai sekarang,
04:47kebetulan pasti yang disampaikan adalah lebih kepada psychological first aid ya.
04:53Karena lebih kepada penanganan psikologi pertama gitu ya, istilahnya trauma healing.
04:57Betul, betul.
04:58Belum sampai ke trauma healing.
05:00Belum sampai ke trauma healing.
05:02Belum, pasti belum.
05:03Itu nggak mungkin kalau sampai ke trauma healing langsung.
05:06Nah, lalu kemudian harus ada assessmentnya.
05:08Nah, sampai saat ini saya belum tahu.
05:11Setahu saya sudah turun dari birok psikologi Polda, Metro Jaya.
05:15Lalu juga mungkin dari teman-teman Himpunan Psikologi Indonesia.
05:20Tetapi kembali lagi semua itu harus dikumpulkan data-datanya sampai di mana proses pendampingan itu dan apakah sudah dilakukan assessment per anak ya.
05:31Tetapi yang jelas mereka yang memiliki pengalaman langsung sampai luka-luka pasti bentuk traumanya lebih besar.
05:38Apalagi sampai sini mereka mungkin masih dirawat dan belum sempat untuk mendapatkan bantuan psikologis.
05:46Karena masih fokus di pemulihan fisiknya terlebih dahulu.
05:51Iya Mbak Kasanda, kita tidak bisa memungkiri dengan adanya kejadian kemarin.
05:55Otomatis nantinya ketika kegiatan belajar mengajar data muka ini dilakukan bisa dibilang akan berbeda.
06:02Tidak akan seperti dulu.
06:03Nah, apalagi secara medis disebut ada korban yang terdampak gangguan pendengaran.
06:07Nah, untuk pembelajaran tatap muka ini setelah dengan assessment psikologi yang kemudian dilakukan termasuk juga dengan analisa Anda.
06:17Model pembelajaran seperti apa yang nantinya cocok atau baik digunakan kepada murid terutama mereka yang menjadi korban begitu yang cocok pascah insiden ini?
06:29Yang jelas tentu harus ada bantuan sesuai kebutuhan.
06:32Jadi, apabila misalnya memang ada masalah pendengaran, ya tentu harus ada bantuan dan dukungan terkait kondisi ini.
06:41Nah, tetapkan kembali lagi ada masalah-masalah lain, ya misalnya ada luka-luka yang lain, kemudian mungkin juga ada yang pada mata, atau mungkin pada rasa takut sendiri yang akhirnya bisa panik, cemas, dan lain sebagainya.
06:55Nah, semua itu betul-betul sangat tergantung kepada hasil assessment dan untuk mengetahui setiap anak punya kebutuhan yang berbeda-beda dan itu yang harus ditutup.
07:04Dan tentu pendampingan secara psikologis ini dimungkinkan untuk dilakukan meskipun pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan di SMA Negeri 72 Jakarta.
07:15Bagaimana untuk menguatkan mental siswa, terutama ini kan yang paling dekat dengan anak saat ini meskipun belajar secara daring, ini kan adalah peran orang tua.
07:27Nah, bagaimana peran orang tua untuk menguatkan kembali mental anak, membangun lagi rasa percaya diri anak, dan kemudian mendorong mereka untuk ayo kita sekolah lagi, untuk belajar lagi?
07:39Yang jelas tentu sesuai tadi kata Pak Gubernur kita menyatakan bahwa tidak boleh dipaksa, bahwa sudah ada himbauan, anjuran, mungkin bisa dimulai minggu depan.
07:52Tetapi kalau ternyata anak belum siap, tentu tidak bisa dipaksa.
07:57Nah, kembali lagi tentu dari pihak sekolah, dinas pendidikan harus punya solusi-solusi untuk mengatasi hal ini.
08:05Apakah mungkin dipindahkan atau cari lokasi baru, sampai pada level yang bisa diterima oleh anak-anak.
08:15Tadi saya dengar juga bahwa akan dikumpulkan, lalu kemudian ditanya keinginan anak-anak ini seperti apa.
08:21Tetapi tentu saja bahwa proses pembelajaran ini kan tetap harus dilanjutkan.
08:26Itu pun sekali lagi masih ada cukup banyak korban yang masih dirawat di rumah sakit.
08:32Ya, betul. Oke, memang tantangan ini adalah tantangan yang harus kemudian diupayakan oleh sejumlah pihak, termasuk juga orang tua.
08:40Di sisi lain juga bagaimana mental anak itu terbentuk dengan dukungan dari setiap pihak.
08:45Ada yang bisa Anda sampaikan, Mbak, untuk mental dari orang tua yang anaknya menjadi korban atas insiden ini?
08:52Karena pasti tanggung jawabnya akan lebih besar setelah ini.
08:56Baik, berdasarkan pengalaman saya juga secara langsung mendampingi seorang korban dan keluarganya,
09:02yang jelas adalah bahwa korban langsung dan tidak langsung itu tidak hanya anak-anak ini.
09:10Orang tua juga adalah korban secara tidak langsung, terutama biasanya tokoh ibu.
09:16Ya, pasti kecemasannya lebih tinggi.
09:18Kalau ayah karena mungkin laki-laki, biasanya mungkin lebih cepat pulihnya dibandingkan perempuan.
09:25Walaupun pernyataan ini tidak serta-merta menjadi sesuatu yang pasti terjadi karena bisa saja ada ayah yang juga sama cemasnya dengan ibunya.
09:35Nah, persoalannya akan kembali lagi ketika orang tuanya sendiri juga belum nyaman, belum ikhlas untuk bisa melepaskan anak-anaknya.
09:42Sekali lagi, tentu tidak bisa dipaksa.
09:46Dalam hal ini, sekolah bersama dinas pendidikan harus bisa mencarikan solusinya bagi seluruh murid SMA 72.
09:56Murid SMA 72 dan juga orang tua memiliki peran penting dan juga rasa trauma yang sama.
10:01Inilah yang kita nantikan bagaimana peran dari sejumlah pihak, baik itu sekolah ataupun lembaga pemerintah pusat turut andil dalam insiden ini.
10:09Terima kasih sudah berbagi analisa bersama kami di Kompas TV, Kompas Malam, Psikolog Forensik, Kassandra Putranto.
10:16Salam sehat selalu, Mbak Kassandra.
10:18Terima kasih, salam sehat selalu.

Dianjurkan