00:00Saudara ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta memberi dampak trauma bagi sejumlah siswa.
00:06Bagaimana memulihkan psikis korban agar bisa memompas semangat untuk bisa kembali ke sekolah
00:11dan memulai hari baru pulih dari tragedi ini?
00:14Sudah bergabung bersama kami psikolog klinis forensik Kassandra Putranto.
00:18Selamat malam Mbak Kassandra, kabar baik untuk Anda.
00:22Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:24Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
00:26Mbak Kassandra, ini untuk memulai kegiatan belajar mengajar tetap muka pasca tragedi tentu tidak mudah.
00:33Tidak hanya siswa, begitu juga dengan tenaga pendidik.
00:36Nah dalam kondisi seperti ini, apa yang harus diperhatikan pihak terkait?
00:41Yang jelas tentu harus memastikan bahwa setiap siswa di SMA 72 ini,
00:50baik yang sebagai korban langsung maupun tidak langsung,
00:53pasti mengalami trauma.
00:57Tetapi tentu saja perlu adanya pemeriksaan dalam hal ini tadi sudah disebutkan
01:02namanya assessment oleh tokoh yang tentu saja berperan dan punya kompetensinya
01:07untuk mengetahui tingkat traumanya.
01:10Mereka yang menjadi korban langsung tentu hampir dapat diperkirakan dan dipastikan
01:17tingkat traumatiknya pasti lebih besar.
01:20Nah bagi mereka yang punya hasil pengukuran atau assessment trauma yang paling besar ini
01:28tentu berhak untuk misalnya mengajukan permohonan untuk pindah sekolah.
01:35Dan ini harus dipertimbangkan dan harus betul-betul diatasi secara hati-hati
01:41karena ketika kita bicara trauma itu tidak mudah dipulihkan dalam waktu singkat.
01:51Nah selain ada intervensi yang kita harapkan bisa memulihkan tingkat traumatik
01:58para korban baik langsung maupun tidak langsung ini,
02:02tetapi sekali lagi mereka yang punya tingkat traumatik yang paling besar harus diprioritaskan.
02:07Iya, artinya ini kan butuh assessment psikologis yang perlu ditingkatkan begitu ya
02:14karena dalam tujuh hari terakhir pasca insiden itu sudah ada dilakukan pendampingan lewat Zoom
02:20dalam trauma healingnya, kemudian pelibatan aktivis dan juga psikolog.
02:25Kemudian apa lagi sebenarnya yang perlu ditambahkan?
02:28Mohon izin saya tidak yakin bila ada proses trauma healing melalui Zoom itu cukup efektif.
02:34Ukurannya seperti apa?
02:36Jadi artinya tentu harus betul-betul ada berbagai bentuk layanan psikologis
02:44tidak hanya assessment tetapi juga intervensi.
02:47Bahwa pada saat sejak pertama kali sampai sekarang mungkin bentuknya adalah
02:52semacam psychological first aid, begitu ya.
02:55bantuan psikologis yang secara darurat, kedaruratan untuk mendampingi dan membuat semua korban baik langsung maupun tidak langsung
03:08bisa berfungsi secara maksimal.
03:12Tetapi setelah beberapa saat tentu harus ada assessment sekali lagi secara langsung tidak bisa lewat Zoom
03:20untuk mengetahui kadar traumanya.
03:24Sekali lagi mereka yang punya pengalaman, mengalami langsung apalagi sampai luka-luka, apalagi sampai dirawat.
03:37Dan saat ini saya yakin kita juga sudah dengar dari 96 korban yang 62 mungkin sudah bisa pulang,
03:46tetapi masih ada sekian yang masih dirawat.
03:51Apalagi juga punya dampak akibat dari kejadian ini.
03:56Nah, itu semua harus diukur, harus diketahui tingkat traumanya.
04:01Mereka yang punya tingkat trauma yang paling tinggi harus diprioritaskan untuk bisa dipindah sekolah.
04:11Karena apa?
04:12Karena trauma yang dialami itu sangat sulit untuk bisa diatasi dalam waktu singkat,
04:19apalagi intervensinya hanya melalui Zoom.
04:21Tentu harus diberikan intervensi yang lebih banyak, lebih tepat, dan tentu saja sesuai dengan kebutuhan.
04:31Intervensi yang seperti apa Mbak Kasandra?
04:33Karena kan ini juga sebagai upaya untuk orang tua dan pihak sekolah bisa menilai kesiapan anak itu secara sikis.
04:41Intervensi yang seperti apa?
04:43Baik, seperti yang tadi saya sebutkan, di awal kemari dari tanggal 7 sampai sekarang,
04:47kebetulan pasti yang disampaikan adalah lebih kepada psychological first aid ya.
04:53Karena lebih kepada penanganan psikologi pertama gitu ya, istilahnya trauma healing.
04:57Betul, betul.
04:58Belum sampai ke trauma healing.
05:00Belum sampai ke trauma healing.
05:02Belum, pasti belum.
05:03Itu nggak mungkin kalau sampai ke trauma healing langsung.
05:06Nah, lalu kemudian harus ada assessmentnya.
05:08Nah, sampai saat ini saya belum tahu.
05:11Setahu saya sudah turun dari birok psikologi Polda, Metro Jaya.
05:15Lalu juga mungkin dari teman-teman Himpunan Psikologi Indonesia.
05:20Tetapi kembali lagi semua itu harus dikumpulkan data-datanya sampai di mana proses pendampingan itu dan apakah sudah dilakukan assessment per anak ya.
05:31Tetapi yang jelas mereka yang memiliki pengalaman langsung sampai luka-luka pasti bentuk traumanya lebih besar.
05:38Apalagi sampai sini mereka mungkin masih dirawat dan belum sempat untuk mendapatkan bantuan psikologis.
05:46Karena masih fokus di pemulihan fisiknya terlebih dahulu.
05:51Iya Mbak Kasanda, kita tidak bisa memungkiri dengan adanya kejadian kemarin.
05:55Otomatis nantinya ketika kegiatan belajar mengajar data muka ini dilakukan bisa dibilang akan berbeda.
06:02Tidak akan seperti dulu.
06:03Nah, apalagi secara medis disebut ada korban yang terdampak gangguan pendengaran.
06:07Nah, untuk pembelajaran tatap muka ini setelah dengan assessment psikologi yang kemudian dilakukan termasuk juga dengan analisa Anda.
06:17Model pembelajaran seperti apa yang nantinya cocok atau baik digunakan kepada murid terutama mereka yang menjadi korban begitu yang cocok pascah insiden ini?
06:29Yang jelas tentu harus ada bantuan sesuai kebutuhan.
06:32Jadi, apabila misalnya memang ada masalah pendengaran, ya tentu harus ada bantuan dan dukungan terkait kondisi ini.
06:41Nah, tetapkan kembali lagi ada masalah-masalah lain, ya misalnya ada luka-luka yang lain, kemudian mungkin juga ada yang pada mata, atau mungkin pada rasa takut sendiri yang akhirnya bisa panik, cemas, dan lain sebagainya.
06:55Nah, semua itu betul-betul sangat tergantung kepada hasil assessment dan untuk mengetahui setiap anak punya kebutuhan yang berbeda-beda dan itu yang harus ditutup.
07:04Dan tentu pendampingan secara psikologis ini dimungkinkan untuk dilakukan meskipun pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan di SMA Negeri 72 Jakarta.
07:15Bagaimana untuk menguatkan mental siswa, terutama ini kan yang paling dekat dengan anak saat ini meskipun belajar secara daring, ini kan adalah peran orang tua.
07:27Nah, bagaimana peran orang tua untuk menguatkan kembali mental anak, membangun lagi rasa percaya diri anak, dan kemudian mendorong mereka untuk ayo kita sekolah lagi, untuk belajar lagi?
07:39Yang jelas tentu sesuai tadi kata Pak Gubernur kita menyatakan bahwa tidak boleh dipaksa, bahwa sudah ada himbauan, anjuran, mungkin bisa dimulai minggu depan.
07:52Tetapi kalau ternyata anak belum siap, tentu tidak bisa dipaksa.
07:57Nah, kembali lagi tentu dari pihak sekolah, dinas pendidikan harus punya solusi-solusi untuk mengatasi hal ini.
08:05Apakah mungkin dipindahkan atau cari lokasi baru, sampai pada level yang bisa diterima oleh anak-anak.
08:15Tadi saya dengar juga bahwa akan dikumpulkan, lalu kemudian ditanya keinginan anak-anak ini seperti apa.
08:21Tetapi tentu saja bahwa proses pembelajaran ini kan tetap harus dilanjutkan.
08:26Itu pun sekali lagi masih ada cukup banyak korban yang masih dirawat di rumah sakit.
08:32Ya, betul. Oke, memang tantangan ini adalah tantangan yang harus kemudian diupayakan oleh sejumlah pihak, termasuk juga orang tua.
08:40Di sisi lain juga bagaimana mental anak itu terbentuk dengan dukungan dari setiap pihak.
08:45Ada yang bisa Anda sampaikan, Mbak, untuk mental dari orang tua yang anaknya menjadi korban atas insiden ini?
08:52Karena pasti tanggung jawabnya akan lebih besar setelah ini.
08:56Baik, berdasarkan pengalaman saya juga secara langsung mendampingi seorang korban dan keluarganya,
09:02yang jelas adalah bahwa korban langsung dan tidak langsung itu tidak hanya anak-anak ini.
09:10Orang tua juga adalah korban secara tidak langsung, terutama biasanya tokoh ibu.
09:16Ya, pasti kecemasannya lebih tinggi.
09:18Kalau ayah karena mungkin laki-laki, biasanya mungkin lebih cepat pulihnya dibandingkan perempuan.
09:25Walaupun pernyataan ini tidak serta-merta menjadi sesuatu yang pasti terjadi karena bisa saja ada ayah yang juga sama cemasnya dengan ibunya.
09:35Nah, persoalannya akan kembali lagi ketika orang tuanya sendiri juga belum nyaman, belum ikhlas untuk bisa melepaskan anak-anaknya.
09:42Sekali lagi, tentu tidak bisa dipaksa.
09:46Dalam hal ini, sekolah bersama dinas pendidikan harus bisa mencarikan solusinya bagi seluruh murid SMA 72.
09:56Murid SMA 72 dan juga orang tua memiliki peran penting dan juga rasa trauma yang sama.
10:01Inilah yang kita nantikan bagaimana peran dari sejumlah pihak, baik itu sekolah ataupun lembaga pemerintah pusat turut andil dalam insiden ini.
10:09Terima kasih sudah berbagi analisa bersama kami di Kompas TV, Kompas Malam, Psikolog Forensik, Kassandra Putranto.
10:16Salam sehat selalu, Mbak Kassandra.
10:18Terima kasih, salam sehat selalu.