Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Peningkatan kasus anak hilang hingga berujung penculikan menjadi alarm serius yang menuntut level kewaspadaan tinggi di seluruh kalangan.

Untuk membahas hal ini secara mendalam, kami telah bergabung dengan psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, serta AI Maryarti, selaku Komisioner KPAI.

Sahabat KompasTV, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube KompasTV, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia. Jangan lewatkan live streaming KompasTV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.

Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari KompasTV.

Sahabat KompasTV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv

#anakhilang #KPAI #psikolog

Baca Juga Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia 16 November | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/regional/631161/istri-wiranto-rugaiya-usman-meninggal-dunia-16-november-kompas-malam



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/631162/full-kpai-psikolog-soal-maraknya-kasus-anak-hilang-pentingnya-regulasi-ruang-aman-untuk-anak
Transkrip
00:00Masih terlintas di benak kita, bagaimana bocah berusia 4,5 tahun yang diculik di Makassar dan ditemukan di Jambi.
00:11Setelah sepekan, ia berhasil ditemukan diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang yang kemungkinan melibatkan jaringan internasional.
00:20Korban diculik dan dijual di Jambi dengan surat palsu.
00:24Sejumlah langkah persuasif dilakukan, hingga akhirnya ia bisa dikembalikan ke pihak keluarga dan ditemukan dalam kondisi yang baik tanpa kekurangan apapun.
00:36Alhamdulillah tidak ada tanda-tanda penganiayaan dan kondisinya juga baik.
00:41Secara psikologis juga sudah di cek, dari bukadis juga sudah ngecek semuanya.
00:46Alhamdulillah dalam kondisi yang sangat baik, anaknya juga ceria, baru kita terima anaknya.
00:51Jadi akan kami dalami pelaku-pelakunya, jaringannya, tindak pidana-nya.
00:56Pelaku penculikan berjumlah 4 orang, korban dijual sebanyak 3 kali.
01:02Tersangka SJ inilah yang pertama kali menculik korban dan menjualnya di media sosial.
01:08SJ kemudian menyerahkan ke tersangka lain, yakni NH, dan ditukar uang 3 juta rupiah.
01:14Selanjutnya, NH membawa korban ke Jambi dan menjualnya kedua tersangka lain, MA dan AS, seharga 15 juta rupiah.
01:25MA dan AS kemudian kembali menjual korban di Jambi, 80 juta rupiah.
01:30Presetabes sudah menamankan 4 tahun tersangka.
01:38Ada pun tersangka adalah SJ, perempuan, 30 tahun pekerjaan PRT, kemudian tersangka kedua NH, perempuan, 29 tahun pekerjaan pengurus rumah tangga.
01:58Kemudian yang ketiga, MA, perempuan, 42 tahun pekerjaan PRT, kemudian AS, laki-laki, 36 tahun, karyawan bonorep, kejamatan Bangko Palingin, Provinsi Jambi.
02:19Sebelumnya, korban dinyatakan hilang pada 2 November lalu, saat menemani sang ayah berolahraga di Taman Pakuisayang, Makassar, Sulawesi Selatan.
02:31Dalam rekaman CCTV, korban dibawa secara tergesa-gesa oleh orang tak dikenal.
02:36Nasib serupa dialami Alvaro Kianonu Broho, anak berusia 6 tahun yang dinyatakan hilang di Pesanggerahan Jakarta Selatan sejak Maret lalu.
02:478 bulan berlalu, namun Alvaro masih belum juga ditemukan.
02:52Keluarga Alvaro masih terus menanti kepulangan cucu mereka, yang terakhir diketahui keberadaannya di salah satu masjid dekat rumah.
03:00Ya, begitu itu ya saya nggak ada kecurigaan apa-apa ya, karena udah kebiasaan, begitu mahrip kok biasa pulang nggak pulang.
03:10Cuman kita juga nggak ada kecurigaan juga, apa main di depan, biasa main di kopti.
03:16Ya, harapan saya mudah-mudahan cucu saya cepat pulang, dibantu.
03:21Polisi terus menggali informasi, baik dari titik terakhir Alvaro hingga ke pihak kerabat Alvaro.
03:32Kini polisi telah membentuk tim khusus untuk mencari keberadaan Alvaro,
03:36di mana tim terdiri dari personil reskrim Polsek Pesanggerahan, Polres Jakarta Selatan, dan Polda Metro Jaya.
03:44Proses pencarian juga diperluas hingga keluar Pulau Jawa.
03:48Terus kami juga melakukan pencarian, dugaan-dugaan yang memang diindikasi keberadaan dari Adik Alvaro.
03:56Kami selalu ke lokasi-lokasi tersebut, seperti ke Pandeglang, Banten, ke Pelabuhan Ratus, ke Bumi Jawa Barat.
04:03Lalu juga kami sudah melakukan, coba berkoordinasi dengan ayah dari Adik Alvaro yang ada di Lapas, Cipinang,
04:12sebuah keluarga Bina Anci di Lapas, Cipinang.
04:14Kami juga sudah membangun komunikasi, siapa tahu dari pihak keluarga Ayah Alvaro yang ada di Batam juga mengetahui tentang Adik Alvaro.
04:24Kini pihak keluarga masih terus berharap, perjuangan untuk mencari cucu mereka membuahkan hasil,
04:31dan Alvaro kembali ke pangkuan keluarga.
04:34Kasus anak hilang di Jakarta dan di Makassar tadi harus menjadi perhatian seluruh kalangan.
04:40Tak hanya peran keluarga, peran negara, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas harus hadir untuk memastikan perlindungan terhadap anak-anak.
04:51Tim Liputan, Kompas TV
04:53Lalu seberapa besar peningkatan level kemahaspadaan yang perlu ditingkatkan di seluruh kalangan?
05:03Untuk membahasnya, kita sudah bersama dengan psikolog anak dan remaja,
05:07Vera Itabiliana, Hadi Wijoyo, dan A.I. Mariatis, selaku komisioner KPAI,
05:13yang bergabung keduanya melalui sambungan virtual.
05:16Selamat malam Ibu A.I. dan Ibu Vera.
05:18Selamat malam.
05:19Baik. Saya ke Ibu Aido dari KPAI.
05:23Ibu, sejauh mana tesatan anak hilang hingga berujung menculikan yang dikantongi oleh KPAI dan bagaimana trennya?
05:29Dan apakah juga ada pola kecenderungan lebih marak di Pulau Jawa misalnya atau Sumatera itu bagaimana?
05:36Dari 2021 sampai 2024 kami tabulasi sejumlah angka 138 kasus yang teradukan.
05:44Kami menyebutnya fenomena gunung es karena ternyata di luar itu banyak yang tidak disampaikan ke KPAI ternyata terjadi peristiwanya.
05:52Seperti Belkis ini kan tidak teradukan ke kami tapi jadi atensi publik sehingga kami tingkatkan pada koordinasi dan sinergi.
06:00Beberapa tren yang kami lihat diantaranya memang ada situasi akumulasi anak-anak yang dimanfaatkan oleh sebagian pihak.
06:08Untuk kelengahannya itu mereka ambil alih.
06:13Misalnya kalau sekolah itu keberangkatan dan kepulangan anak-anak.
06:17Nah di situ beberapa modelnya itu menggunakan baju ojol lalu mengatasnamakan keluarga dan dibawa pergi.
06:27Itu satu.
06:28Yang kedua memang ada grooming ya misalnya dengan keluarganya.
06:32Tidaknya seperti Ananda Malika tahun lalu.
06:36Dia seolah-olah dekat gitu ya dan menjadi tempat aman bagi anak tapi ternyata dibawa pergi dan terjadi penculikannya.
06:44Beberapa lainnya adalah zona aman untuk anak itu seperti Ananda Alvaro ini kan di kemasjid ya.
06:50Dan itu setiap hari gitu.
06:52Kok bisa terjadi tidak kembali.
06:54Kemudian kalau melihat dari Bilkis ini juga di tempat apa ruang aman anak ya.
06:59Taman bermain dan itu ada orang tuanya.
07:02Jadi sesungguhnya kami bisa melihat ya ada salah satu indikasi yang paling kuat di situ.
07:08Ternyata mereka tahu di mana anak-anak berada.
07:11Kemudian yang kedua tentu saja ada kelengahan-kelengahan yang kemudian cepat dimanfaatkan oleh kelompok tertentu gitu ya.
07:18Dan berikutnya yang paling marah hari ini kami menyebutnya media sosial juga dimanfaatkan secara besar-besaran bahkan depan mata kita.
07:27Ya kalau misalnya polisi mau melakukan patroli siber ini gak menunggu lama ya.
07:34Kalau kita mau nge-break it di medsos apapun.
07:37Praktek penjualan bayi, perdagangan anak melalui media sosial baik untuk adopsi maupun kebutuhan lainnya.
07:44Bahkan loker di situ ada gitu dan disebutkan juga dengan gaji besar gitu ya.
07:49Lalu misalnya ART ya untuk asisten rumah tangga dan lain sebagainya.
07:53Dan gak tanggung-tanggung memang dengan usia-usia yang mereka pikir itu bisa gitu ya disalurkan dan lain sebagainya.
08:00Nah ini beberapa model yang keren yang kami terima gitu ya.
08:04Oke ini Anda tadi mengatakan Bu Ayy bahwa ini dilakukan di ruang aman anak begitu ya.
08:11Seperti di masjid tadi, lalu di taman bermain, ada juga yang lingkungan dekat rumah.
08:16Ini apa artinya ruang aman untuk anak ini semakin sempit dan bagaimana memperluas kembali?
08:22Dan menyertakan juga peran lingkungan untuk memperluas kembali ruang aman anak.
08:27Ya karena tadi berbagai modusnya dia ingin mencari perhatian pada orang tua dengan meng-grooming.
08:32Otomatis dia masuk di ruang private, di rumah anak.
08:35Yang kedua ruang atau zona anak berada.
08:38Perangkat dan pulang sekolah kemudian tempat bermain.
08:41Ya ini yang kemudian negara sebetulnya sudah pada fase membuat regulasi.
08:46Memastikan anak aman nyaman berada di lingkungannya.
08:49Ya nah sebelum ke situ bahwa ini juga tidak lepas ternyata dimanfaatkan oleh sebagian pihak.
08:54Dan itu terjadi ya karena memang ada sebagian mungkin yang sudah memiliki awareness ya.
08:59Bahkan regulasi diimplementasi.
09:00Ada sebagian yang belum memiliki kepedulian.
09:03Dan bahkan tidak dilaksanakan regulasi itu di tantangan implementasi.
09:06Jadi memang kita harus segera menata ini.
09:10Dan kemudian secara daya naik ini penegakan hukum kita juga harus peningkat.
09:15Kalau kemarin saya minta SOP terkait DPO misalnya.
09:19Daftar pencarian nama orang itu harus 1x24 jam.
09:23Atau misalnya ada 7x24 jam.
09:25Ada beberapa SOP tingkatannya.
09:27Untuk anak memang harus saat itu dia misalnya mengadu.
09:31Dan waktu yang secepatnya untuk dilakukan langkah-langkah yang lebih eskalatif.
09:37Nah ini saya kira memang tidak lepas ya dari infrastruktur mas.
09:41Kalau misalnya masjid itu memiliki CCTV ya.
09:44Nah ini bagian-bagian dari regulasi yang dimaksud dengan ruang aman untuk anak di masyarakat.
09:49Regulasi yang mempertegas fasilitas lingkungan ramah anak begitu ya.
09:53Yang juga diwajibkan dipasang di sekitar lingkungan.
09:57Ini yang mungkin perlu didorong juga untuk segera diakselerasi.
10:00Saya ke Ibu Vera ya.
10:04Ibu Vera bagaimana menjelaskan kira-kira bahaya orang tidak kenal.
10:09Kalau kata ilmu psikologis biasanya stranger danger begitu ya.
10:14Itu kepada anak yang masih di bawah umur terutama masih TK, SD.
10:19Tapi tanpa membuat takut mereka berlebihan atau trauma.
10:23Oke.
10:24Konsep stranger itu sendiri agak sulit ya untuk dipahami anak.
10:29Karena ini bisa sangat abstrak sekali.
10:31Dan bisa sangat susah diterjemahkan oleh anak dengan pasti, dengan konkret gitu.
10:37Karena kalau stranger itu kita artikan dengan orang yang kamu tidak kenal gitu ya.
10:42Tapi terus stranger-nya nih baik.
10:45Ngajakin aku main, nawarin aku mainan, makanan gitu ya.
10:49Kok baik sih gak apa-apa dong dia gak danger nih.
10:51Karena dia baik gitu kan.
10:53Anak-anak apalagi yang masih usia TK gitu ya.
10:567 tahun ke bawah itu masih sangat mudah untuk dimanipulasi.
10:59Jadi lebih baik sebetulnya, apa ya.
11:03Berikan instruksi yang spesifik.
11:05Dengan siapa dan sama siapa mereka boleh pergi gitu ya.
11:09Misalnya kamu hanya dijemput oleh, sebutkan namanya, siapa?
11:14Oke.
11:15Oleh mama ya.
11:16Selain mama yang dijemput, tidak boleh.
11:18Dan itu disampaikan juga ke lingkungan di mana anak ini berada gitu ya.
11:24Tadi Bu Ayi sudah mengatakan ya lingkungan ini juga perlu didorong nih untuk melindungi anak-anak gitu.
11:30Tidak hanya di rumah.
11:30Jadi sebenarnya tanggung jawab atas keselamatan anak itu tidak hanya ada di orang tuanya atau pengasuhnya gitu ya.
11:38Tapi juga it takes a village to protect a child gitu ya.
11:41Jadi misalnya lingkungan seperti sekolah, masjid gitu juga harus aware akan keselamatan anak ini.
11:47Anak ini diantar oleh siapa, nanti dijemput oleh siapa itu juga harus diperhatikan gitu ya.
11:53Oke. Kalau gitu perlu enggak orang tua ini meningkatkan misalnya attachment parenting selalu dalam jangkauan penglihatan misalnya.
12:02Sehingga anak berusia yang masih sangat belia begitu ini bisa mengingat bahwa saat ini banyak bahaya yang juga berujung pada kasus penculikan.
12:13Iya. Jadi kalau misalnya kita bicara tadi 7 tahun ke bawah gitu ya, itu masih memang memerlukan pendampingan dan pengawasan gitu.
12:22Seperti kasusnya Bilkis gitu kan, orang tuanya sedang berolahraga gitu ya.
12:27Sedang berolahraga kan berarti fokusnya teralihkan.
12:30Nah kalau untuk situasi seperti ini kan perlu anak seusia Bilkis tetap harus ada pengawasan, pendampingan, terjangkau dan terlihat gitu ya.
12:40Oke. Nah seperti itu. Jadi tidak bisa dilepas, mungkin dulu ya, misalnya ada orang yang bilang dulu kayaknya aman-aman aja deh anak-anak main di lapangan terus pulang dengan amannya gitu ya.
12:51Tapi semakin kesini semakin banyak orang-orang yang punya niat kurang baik.
12:55Dan ini kita harus sadari dan harus terima sebagai fakta yang kita jalani dalam kehidupan sekarang gitu ya.
13:00Oke.
13:00Jadi proteksi pada anak juga harus lebih diperketat gitu.
13:03Baik. Saya ke Bu Ai lagi. Tadi Bu Ai sudah menyinggung ya bahwa regulasi ini bisa memperkuat begitu adanya fasilitas-fasilitas lingkungan yang bisa memperaman ruang aman anak gitu.
13:16Memperluas ruang aman anak.
13:18Nah bagaimana hal itu bisa diakselerasi kemudian?
13:20Saya akan tanyakan hal itu nanti setelah jeda di Sapa Indonesia Malap. Tetaplah bersama kami.
13:23Saudara ada berita anak hilang lainnya yang tiga tahun berlalu.
13:32Kenzie Alvarezzi hilang secara misterius di Kabupaten Bungo Jambi melihat kasus bocah hilang di Makassar.
13:38Orang tua Kenzie berharap anaknya dapat ditemukan.
13:44Kenzie Alvarezzi dilaporkan hilang 1 September 2022.
13:49Bocah tiga tahun ini terlihat bermain, terakhir kali terlihat bermain di halaman rumah.
13:56Sementara ibunya berjualan di depan warung rumah di Pasar Danau Kecamatan Pelepat Ilir.
14:02Peristiwa penculikan anak di Makassar membuat keluarga Kenzie kembali merasa ada harapan.
14:07Terlebih lagi lokasi ditemukan tidak jauh dari wilayah tempat Kenzie hilang.
14:12Dan dengan adanya kasus penculikan anak di Makassar dan berhasil ditemukan di daerah kami Merangin Jambi.
14:30Yang mana Merangin itu tidak jauh dari daerah kami ini kami seperti menemukan harapan baru, semangat baru untuk bisa menemukan anak kami Kenzie.
14:49Menindaklanjuti hal tersebut pagi ini kami dari Sarai Skrim Pores Bungo, khususnya tim Gunjo, telah berangkat ke Pores Merangin.
15:00Berkoordinasi dengan opsional sana dan mengajak juga melibatkan dari Dina Sosial, Temenggung di sana untuk bertemu dengan keluarga tersebut.
15:11Kami masih menunggu hasil dari pertemuan tersebut.
15:14Kami lanjutkan perbincangan bersama psikolog anak dan remaja Fera Itibiliana, Hadi Wijoyo dan A.I. Mariati selaku komisioner KPAI.
15:24Tadi saya ke Bu A.I. sempat singgung, tadi Bu A.I. juga sempat menyinggung soal regulasi yang bisa memperkuat fasilitas keamanan lingkungan,
15:33termasuk ruang ramah anak lingkungan yang bisa diperbesar.
15:36Kira-kira apakah ini bisa secepatnya diakselerasi?
15:40Sekarang sudah menjadi perpres ya, Kota Kabupaten Layak Anak 25-2021.
15:47Dulu mungkin masih permen PPA, jadi masih agak toral.
15:51Itu ada di dua kluster, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif.
15:55Bentuknya adalah bagaimana lingkungan memastikan ramah anak.
15:58Seperti tadi ya, lingkungan itu ada arah mau ke tempat bermain anak, mau arah ke masjid, misalnya di rumahnya, di lingkungannya.
16:07Dan yang kedua adalah kluster pendidikan disebut dengan jonah nyaman anak dalam pendidikan.
16:13Seperti tadi anak pulang sekolah bisa ketemu dengan seragam ojol lalu dibawa manapun.
16:18Itu kan sesuatu yang masih permisip ya, agak longgar gitu.
16:23Sementara tidak semua sekolah punya CCTV, infrastruktur juga belum memadai dan lain sebagainya.
16:28Tetapi kalau kaitan keamanan dan keselamatan, saya kira inilah yang sedang kita ekskalasi menjadi implementasi.
16:36Yang awalnya permen menjadi perpes, maka pemerintah daerah ya, terutama leading sector.
16:41Baik itu berada di Kemendik Dasmen dan di dinas pendidikan terutama.
16:44Lalu keluarga dan pengasuhan itu ada di KMNPPA gitu, ada di Kementerian Pengembangan Keluarga dan lain sebagainya.
16:51Nah ini masuk menjadi alat kita semua untuk berikhtiar lebih tinggi lagi yang diimplementasikan di masyarakat terutama berbasis kota kebupaten gitu.
17:02Dan bahkan kecamatan dan desa.
17:04Saya kira ini memang harus betul-betul kita breakdown bersama bagaimana implementasinya.
17:09Sehingga tidak lagi berkelas ya, mungkin yang memiliki infrastruktur dia terlihat lebih terjamin keselamatannya.
17:16Sementara yang tidak memiliki infrastruktur ya jadinya masih kelihatan longgar.
17:22Nah inilah perannya pemerintah, kemudian dunia usaha, saya kira masyarakat, masuk wang murid ya disini untuk sama-sama berjuang untuk bisa mengimplementasi itu.
17:32Karena memang perpresnya sudah ada gitu tinggal diperlankan.
17:36Ada dan tidak ada infrastruktur sebenarnya ruang ramah anak itu harus tetap terjaga.
17:40Nah bicara soal itu, saya sempat membaca ada usulan safe body system.
17:48Ini anak berpasangan saat beraktivitas di luar rumah.
17:50Kan anak-anak juga sempat bermain di lingkungannya, baik itu di sekolah maupun di rumah.
17:57Nah kira-kira KPAI bisa nggak implementasikan hal ini?
18:01Misalnya ada usulan safe body system di tingkat RT RW misalnya?
18:04Ya termasuk dalamnya kan sebetulnya protokol keselamatan, safeguarding ya buat children itu tuh sudah diimplementasi baik di level global, regional, dan bahkan kita nasional.
18:16Nah memang ini yang harus sama-sama kita berikan pemahaman edukasi awareness itu menjadi komitmen gitu ya.
18:24Aturan di tingkat lokal dan kemudian diimplementasikan.
18:27Apakah tidak memungkinkan sampai RT RW?
18:29Sangat memungkinkan mas.
18:31Di antaranya misalnya bagaimana kita ngurus anak sekampung itu dalam radius berapa puluh meter anak ada dimanapun bahwa ini harus terkoneksi.
18:39Mungkin gitu ya kalau memiliki awareness sedemikian kuat kohesi sosialnya.
18:43Di pedesaan itu masih mungkin.
18:45Tapi pertanyaan saya justru di perkotaan apakah itu bisa terjadi?
18:48Karena semua orang sibuk dan kemungkinan tidak saling mengenal satu sama yang lain secara lebih tinggi lagi.
18:53Nah dari dua tipologi yang ada di masyarakat di Indonesia, sebetulnya untuk membangun safeguarding itu, itu bisa masuk ke tataran yang lebih dekat dengan anak lagi.
19:05Di sekolah di antaranya gitu ya.
19:08Kemudian di lingkungan misalnya anak-anak berkreasi, taman bermain tadi, itu sangat memungkinkan.
19:14Dan kami juga hari ini sudah mulai memonitor dengan seks sama itu di panti-panti sosial, di panti asuhan lah.
19:20Kita mengenalnya ya, karena beberapa kan kita temukan juga ternyata ada masalah justru pelaku misalnya ataupun yang melakukan kekerasannya adalah orang-orang di internalnya.
19:30Nah ini sekali lagi mas, memang kota keempatan layak anak itu menyentuh sampai dekela, desa kelurahan.
19:36Nah sehingga saya kira memang yang paling utama adalah sumber daya manusia, kemudian para pemangku kepentingan itu harus sudah memberikan pada level yang lebih operasional.
19:46Sehingga bukan mungkin dan tidak mungkin, memang ini hak anak-anak kita untuk menerima itu gitu.
19:51Ini kita harus dorong bersama.
19:53Baik, Bu Vera bicara soal level kewaspadaan.
19:57Sebenarnya kan ada juga orang tua yang sangat ketat begitu ya mengawasi anaknya.
20:02Ada juga yang ya moderat begitu ya, ada yang benar-benar tidak terlalu ketat begitu.
20:08Tapi pertanyaannya saya begini, kalau memang yang terlalu ketat, over protection gitu, terlalu melindungi, apakah ini justru membuat anak tidak mandiri di masa depan?
20:16Ya, ada resiko itu ya gitu ya.
20:19Jadi memang level proteksi itu disesuaikan dengan usia anak satu.
20:25Terus kemampuan anak untuk memproteksi dirinya, melindungi dirinya ya, itu berkaitan dengan pemahamannya dia gitu ya.
20:34Dengan kemampuan dia mencerna situasi, kemampuan dia untuk memahami apa yang diinstruksikan, warning-warning dos and don'ts yang diajarkan oleh orang tuanya.
20:43Jadi itu yang menentukan level proteksi sampai mana yang bisa diberikan kepada anak-anak gitu ya.
20:49Tentu ketika misalnya anak bertambah usia, level proteksinya bisa berubah gitu ya, meningkat dengan kemampuan anak semakin besar semakin mampu mandiri.
20:58Tapi kalau bicara soal anak balita atau enggak 7 tahun ke bawah, itu masih besar porsinya yang dilakukan adalah oleh orang tua.
21:06Karena tadi ya, mereka masih sangat mudah dimanipulasi oleh orang-orang yang memang punya niat kurang baik terhadap mereka gitu.
21:15Terkadang begini juga, Bu Vera, saya melihat ada kecenderungan anak-anak yang pernah didekati orang tidak dikenal dan mereka cemas.
21:24Nah tapi tidak menceritakan itu kepada lingkungan terdekatnya, termasuk orang tua.
21:28Nah bagaimana juga orang tua bisa mendeteksi secara dini bahwa anak ini menjadi target penculikan sebenarnya.
21:33Dan itu bisa dilihat dari tingkah laku anak-anak kesehariannya.
21:40Oke, tanda-tandanya mungkin agak sulit dikenali kalau misalnya anak jadi target penculikan ya.
21:46Mungkin kembali lagi kepada awareness kita, kewaspadaan kita melihat lingkungan.
21:50Ini juga tidak, bukan hanya orang tua yang berperan gitu ya, misalnya penjaga di sekolah, lingkungan di sekolah, lingkungan di sekitar, lingkungan RT RW gitu ya, lingkungan di mana anak beraktifitas.
22:02Di masjid atau di lapangan, kalau misalnya ada yang melihat bahwa kok ada orang ini yang, ada satu orang ini yang kita tidak kenal, satu kampung itu tidak kenal gitu ya, satu kawasan itu tidak kenal.
22:11Tapi kok suka memperhatikan anak-anak ya di lapangan, ini ada apa gitu ya.
22:15Nah itu mulai apa namanya proaktif dengan kecurigaan-kecurigaan seperti itu gitu.
22:22Nah anak tidak mau bercerita, ini sebenarnya dimulai dari kebiasaan bercerita dulu.
22:27Apakah ada kebiasaan bercerita di rumah secara rutin, secara santai gitu ya, sehingga anak lebih mudah untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya hari ini gitu ya.
22:37Nah sekarang kan mungkin banyak orang tua yang masih terbiasa dengan bertanyakan tadi ada PR nggak besok, tadi main sama siapa.
22:44Nah jadi sifatnya hanya interogasi ya, bukan bercerita, sehingga anak juga terbatas untuk berceritanya.
22:50Ya artinya dengan demikian pola komunikasi di lingkungan terdekat, terutama keluarga ini sangat-sangat krusial begitu ya,
22:57untuk bisa mendeteksi bahwa anak ini apakah menjadi target juga atau anak ini punya perilaku yang mencemaskan gitu kira-kira.
23:05Nah termasuk juga tadi untuk negara bisa menghadirkan infrastruktur di perkotaan maupun pedesaan yang tidak ada apa namanya,
23:14tidak ada lingkungan ramah anak.
23:17Kalau di perkotaan mungkin bisa dikuatkan infrastrukturnya, mengenai CCTV dan segala macam.
23:22Kalau di pedesaan mungkin di luar perkotaan, safe body system itu tadi juga bisa lebih ditingkatkan,
23:28supaya anak-anak ini juga bisa terhindar dari incaran para sindikat penculikan.
23:33Baik, terima kasih perbincangan malam hari ini yang sangat berguna untuk para orang tua,
23:39terutama untuk meningkatkan kewaspadaan.
23:40Psikolog anak dan remaja Vera Itabilian Elhadi Wijayo dan Aima Reyati,
23:44Komisioner KPAI telah berbagi perspektifnya di Sapa Indonesia Malam.

Dianjurkan