Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Cuaca panas ekstrem yang melanda Kabupaten Karangasem, Bali, memicu jumlah pasien anak di rumah sakit meningkat sejak dua minggu terakhir dengan gejala batuk, pilek, hingga campak.

Pasien anak di RSUD Karangasem, Bali, meningkat sejak dua minggu terakhir. Menurut pihak RSUD Karangasem, kondisi ini meningkat akibat virus yang disebabkan perubahan cuaca.

Cuaca panas ekstrem berdampak pada imun anak-anak yang menurun, sehingga mudah terserang penyakit.

Tidak hanya batuk pilek, sejumlah anak juga terkena penyakit campak yang ditandai dengan panas badan dan muncul bintik-bintik merah pada tubuh.

Cuaca panas ekstrem dirasakan di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Suhu udara pun mencapai lebih dari 37 derajat Celsius.

BMKG memprediksi cuaca panas ekstrem akan mereda di akhir Oktober 2025.

Menurut prakirawan cuaca BMKG, faktor panasnya suhu udara disebabkan gerak semu Matahari di wilayah selatan ekuator, di Indonesia bagian selatan.

Suhu 36 sampai 38 derajat terjadi di Tanah Merah, Jayawijaya, Papua; Kupang, Nusa Tenggara Timur; Kalimantan Barat; dan Majalengka, Jawa Barat.

BMKG memperkirakan di akhir Oktober akan terjadi curah hujan tinggi setelah gerak semu Matahari menjauhi Indonesia bagian selatan.

Baca Juga Cuaca Panas Masih Mendera, BMKG Jelaskan Penyebab dan Dampaknya di https://www.kompas.tv/info-publik/623672/cuaca-panas-masih-mendera-bmkg-jelaskan-penyebab-dan-dampaknya

#cuacaekstrem #bmkg #cuacapanas

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/623731/bmkg-prediksi-gelombang-panas-di-indonesia-akan-mereda-di-akhir-oktober-2025

Dianjurkan