Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Hingga kini sudah lebih 5.000 siswa di sejumlah daerah yang mengalami keracunan, yang diduga berasal dari Makan Bergizi Gratis. Badan Gizi Nasional pun didesak untuk mengevaluasi total program MBG.

Lantas, apa saja poin yang seharusnya dievaluasi secara menyeluruh?

Kita bahas bersama pakar kesehatan, Profesor Tjandra Yoga Aditama.

Baca Juga Blak-Blakan! Wakil Kepala BGN Ungkap Evaluasi MBG Buntut Ribuan Siswa Keracunan: Kami Tidak Diam! di https://www.kompas.tv/nasional/619532/blak-blakan-wakil-kepala-bgn-ungkap-evaluasi-mbg-buntut-ribuan-siswa-keracunan-kami-tidak-diam

#mbg #keracunan #keracunanmbg #breakingnews

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/619533/lengkap-pakar-kesehatan-soroti-keracunan-mbg-jelaskan-5-poin-penting-kompas-petang
Transkrip
00:00Dan saudara, sore ini kita sudah bersama dengan pakar kesehatan Prof. Chandra Yoga Adhitama.
00:06Prof. Chandra, selamat sore. Terima kasih sudah bergabung bersama kami.
00:09Mengingat situasi yang ada saat ini, ada ratusan siswa yang mengalami keracunan akibat MBG.
00:15Catatan Anda seperti apa? Anda menyebut ada tiga titik kritis dalam rantai pasok program MBG.
00:21Apa saja ini, Prof?
00:23Sebenarnya ada lima yang saya mau sampaikan dalam aku singkat ini ya.
00:25Nomor satu, mau makan bergizi gratis atau makan apapun juga, yang paling penting harus aman.
00:31Tentu makanan itu harus bergizi, barangkali mesti enak.
00:34Tapi poin pertama aman. Jadi kalau tidak aman, itu jangan diteruskan.
00:38Seberapa besar pun gizinya, kalau tidak aman, jangan diteruskan.
00:41Jadi aman itu yang berhubungan dengan keracunan makanan saat ini. Itu poin pertama.
00:47Poin kedua, tadi kan banyak dibicara tentang SPPG begini, begitu, begitu ya dengan segala masalahnya.
00:51Itu memang ada.
00:52Tapi saya ingatkan bahwa ada yang namanya rantai keselamatan pangan, food security.
00:59Itu bermula dari tanaman atau bahan mentah sampai ke makanan itu jadi.
01:03Jadi tidak bisa hanya satu atau dua disalahkan. Jangan-jangan ada proses di tengahnya.
01:07Kalau makan bahan mentahnya tadi, sebut-sebut ayamnya misalnya tidak bagus, maka proses berikutnya juga bisa rusak.
01:14Misalnya tuh bahan mentahnya bagus, kalau waktu membawa tertutnya berhenti tiga hari gara-gara ada ferial macet, bahan-bakanannya dia rusak.
01:21Oke.
01:23Kemudian bagaimana gudangnya? Katakanlah pemasakannya sudah bagus, apalagi kalau tadi ada masalah, tidak ada sertifikat segala macam.
01:29Tapi kalau bagus sekalipun, dia harus dibawa lagi ke sekolah. Itu juga ada masalah.
01:33Jadi ada berbagai tahap yang harus dilalui dan itu mesti dicek satu per satu.
01:38Karena disrupsi dari satu proses saja, maka semua rantai ini bisa terganggu.
01:43Itu poin kedua. Poin ketiga, yang sekarang sudah terjadi kan 5 ribu, ada tulisannya di bawah, 5 ribu lebih siswa keracunan.
01:50Ini yang mesti ada proses penanganannya dengan baik lebih 5 ribu ini.
01:56Tadi kita bahas sedikit tentang apa yang terjadi pada anak.
02:00Saya ingatkan bahwa yang pertama mesti dilakukan kalau ada keracunan adalah melakukan PE, penyelidikan epidemiologis,
02:06sehingga tahu persis dari gradasi tadi mana yang terjadi.
02:10Yang kedua, ditangani-ditangani bukan hanya sakit seperti yang ada di gendong ini.
02:14Tentu ini kasihan, harus ditangani, diinfus, segala macam.
02:17Tapi ingat, ada faktor takutan juga ya.
02:20Mental, stress, orang tua, anak, itu juga harus ditangani.
02:23Itu poin kedua.
02:25Dan yang ketiga, menurut saya harus ada transparansi.
02:28Harus dijelaskan ke publik.
02:29Yang di Cipangor begini, yang di Ketapang ini, yang ini.
02:32Masih-masih ada penjelasannya sehingga kita tahu persis apa yang terjadi di tempat-tempat.
02:37Prof, jika pola keracunan ini terjadi di beberapa daerah,
02:40sejatinya apakah ini indikasi dari suatu kelalayan kah?
02:44Indikasi dari suatu kegagalan yang sistemik kah?
02:48Atau indikasi dari desain, dari program MBG itu sendiri?
02:53Kalau saya inginnya sih semua dinilai secara pasti.
02:56Jadi bisa kegagalan program, bisa desain, bisa satu-persatu.
03:00Tapi karena sudah ada lima ribu, kenapa kita tidak keluar dengan data yang lengkap sekarang?
03:05Lima ribu terjadinya karena ini dengan analisa yang ilmiah.
03:09Karena itu kita tahu itulah yang bisa diperbaiki, inilah yang bisa diperbaiki.
03:12Karena kalau pendapat satu-persatu, bisa ya, bisa tidak.
03:15Tapi dengan lima ribu kasus yang sudah ada ini, lima ribu anak maksud saya,
03:19kita sebenarnya sudah bisa mendapatkan gambaran yang kurang lebih menyeluruh apa saja yang terjadi.
03:23Karena itu, sebenarnya saya ada usulan satu, tadi mau saya usulkan ke ibu itu.
03:28Ada usulan dua sebenarnya, tapi karena tidak bisa.
03:30Yang pertama, tadi kan dibicarakan tentang misalnya sertifikat light sanitasi dan ada panduan BGN gitu kan.
03:38Kalau buat kita yang orang dari luar kan, ini kan BGN pemerintah juga, di Indonesia Kesehatan pemerintah juga ya.
03:44Kenapa mesti seakan-akan satu dengan lainnya, enggak, enggak, enggak, enggak, enggak, satu, enggak gitu.
03:48Kenapa enggak, ini kan kenapa kerja lintas sektoral itu beneran terjadi.
03:52Artinya harus ada lembaga independen ya?
03:55Atau lembaga independen boleh, atau mereka kerja sama-sama, jangan yang satu begini, yang satu begitu,
04:00Itu akan mengganggu.
04:01Itu poin pertama.
04:02Poin kedua, sebenarnya ini saatnya sudah untuk melakukan pendekatan ilmiah.
04:06Saya usul dari dua pendekatan ilmiah.
04:08Satu yang namanya survei kepuasan.
04:10Jadi kita tanya sekarang, anak, orang tua, guru, penyedia, bagaimana survei?
04:15Ini kan sudah lebih enam bulan.
04:16Itu satu.
04:17Yang kedua adalah studi, kohort.
04:19Pendek aja, studi kohort.
04:20Mulai sekarang, lakukanlah ikuti anak-anak itu, dua tahun, tiga tahun, lima tahun,
04:25Sehingga kita tahu dampak ini secara jelas.
04:27Oke, Prof, singkat saja, langkah cepat yang harus dilakukan.
04:30Karena sudah ada catatan, lima ribu lebih korban mengalami keracunan akibat MBG.
04:35Singkat saja.
04:36Langkah cepat dalam waktu sikat, beberapa minggu harusnya sudah ada data.
04:40Secara ilmiah yang menjelaskan kepada kita semua, inilah loophole-nya, inilah salahnya.
04:44Karena salahnya sudah ditemukan A, B, N, maka yang ditanggulangi misalnya A, B, dan N.
04:50Itu yang mesti keluar datanya dan itulah yang kita kerjakan sesuai dengan temuan yang harusnya dilakukan secara cepat saat ini.
04:56Oke, baik. Terima kasih Prof Chandra Yoga Aditama, pakar kesehatan masyarakat, sudah berbagi perspektif di Kompas Petang.
05:03Selamat sore Prof, terima kasih.
05:05Selamat sore.

Dianjurkan