00:00Dan saudara, sore ini kita sudah bersama dengan pakar kesehatan Prof. Chandra Yoga Adhitama.
00:06Prof. Chandra, selamat sore. Terima kasih sudah bergabung bersama kami.
00:09Mengingat situasi yang ada saat ini, ada ratusan siswa yang mengalami keracunan akibat MBG.
00:15Catatan Anda seperti apa? Anda menyebut ada tiga titik kritis dalam rantai pasok program MBG.
00:21Apa saja ini, Prof?
00:23Sebenarnya ada lima yang saya mau sampaikan dalam aku singkat ini ya.
00:25Nomor satu, mau makan bergizi gratis atau makan apapun juga, yang paling penting harus aman.
00:31Tentu makanan itu harus bergizi, barangkali mesti enak.
00:34Tapi poin pertama aman. Jadi kalau tidak aman, itu jangan diteruskan.
00:38Seberapa besar pun gizinya, kalau tidak aman, jangan diteruskan.
00:41Jadi aman itu yang berhubungan dengan keracunan makanan saat ini. Itu poin pertama.
00:47Poin kedua, tadi kan banyak dibicara tentang SPPG begini, begitu, begitu ya dengan segala masalahnya.
00:51Itu memang ada.
00:52Tapi saya ingatkan bahwa ada yang namanya rantai keselamatan pangan, food security.
00:59Itu bermula dari tanaman atau bahan mentah sampai ke makanan itu jadi.
01:03Jadi tidak bisa hanya satu atau dua disalahkan. Jangan-jangan ada proses di tengahnya.
01:07Kalau makan bahan mentahnya tadi, sebut-sebut ayamnya misalnya tidak bagus, maka proses berikutnya juga bisa rusak.
01:14Misalnya tuh bahan mentahnya bagus, kalau waktu membawa tertutnya berhenti tiga hari gara-gara ada ferial macet, bahan-bakanannya dia rusak.
01:21Oke.
01:23Kemudian bagaimana gudangnya? Katakanlah pemasakannya sudah bagus, apalagi kalau tadi ada masalah, tidak ada sertifikat segala macam.
01:29Tapi kalau bagus sekalipun, dia harus dibawa lagi ke sekolah. Itu juga ada masalah.
01:33Jadi ada berbagai tahap yang harus dilalui dan itu mesti dicek satu per satu.
01:38Karena disrupsi dari satu proses saja, maka semua rantai ini bisa terganggu.
01:43Itu poin kedua. Poin ketiga, yang sekarang sudah terjadi kan 5 ribu, ada tulisannya di bawah, 5 ribu lebih siswa keracunan.
01:50Ini yang mesti ada proses penanganannya dengan baik lebih 5 ribu ini.
01:56Tadi kita bahas sedikit tentang apa yang terjadi pada anak.
02:00Saya ingatkan bahwa yang pertama mesti dilakukan kalau ada keracunan adalah melakukan PE, penyelidikan epidemiologis,
02:06sehingga tahu persis dari gradasi tadi mana yang terjadi.
02:10Yang kedua, ditangani-ditangani bukan hanya sakit seperti yang ada di gendong ini.
02:14Tentu ini kasihan, harus ditangani, diinfus, segala macam.
02:17Tapi ingat, ada faktor takutan juga ya.
02:20Mental, stress, orang tua, anak, itu juga harus ditangani.
02:23Itu poin kedua.
02:25Dan yang ketiga, menurut saya harus ada transparansi.
02:28Harus dijelaskan ke publik.
02:29Yang di Cipangor begini, yang di Ketapang ini, yang ini.
02:32Masih-masih ada penjelasannya sehingga kita tahu persis apa yang terjadi di tempat-tempat.
02:37Prof, jika pola keracunan ini terjadi di beberapa daerah,
02:40sejatinya apakah ini indikasi dari suatu kelalayan kah?
02:44Indikasi dari suatu kegagalan yang sistemik kah?
02:48Atau indikasi dari desain, dari program MBG itu sendiri?
02:53Kalau saya inginnya sih semua dinilai secara pasti.
02:56Jadi bisa kegagalan program, bisa desain, bisa satu-persatu.
03:00Tapi karena sudah ada lima ribu, kenapa kita tidak keluar dengan data yang lengkap sekarang?
03:05Lima ribu terjadinya karena ini dengan analisa yang ilmiah.
03:09Karena itu kita tahu itulah yang bisa diperbaiki, inilah yang bisa diperbaiki.
03:12Karena kalau pendapat satu-persatu, bisa ya, bisa tidak.
03:15Tapi dengan lima ribu kasus yang sudah ada ini, lima ribu anak maksud saya,
03:19kita sebenarnya sudah bisa mendapatkan gambaran yang kurang lebih menyeluruh apa saja yang terjadi.
03:23Karena itu, sebenarnya saya ada usulan satu, tadi mau saya usulkan ke ibu itu.
03:28Ada usulan dua sebenarnya, tapi karena tidak bisa.
03:30Yang pertama, tadi kan dibicarakan tentang misalnya sertifikat light sanitasi dan ada panduan BGN gitu kan.
03:38Kalau buat kita yang orang dari luar kan, ini kan BGN pemerintah juga, di Indonesia Kesehatan pemerintah juga ya.
03:44Kenapa mesti seakan-akan satu dengan lainnya, enggak, enggak, enggak, enggak, enggak, satu, enggak gitu.
03:48Kenapa enggak, ini kan kenapa kerja lintas sektoral itu beneran terjadi.
03:52Artinya harus ada lembaga independen ya?
03:55Atau lembaga independen boleh, atau mereka kerja sama-sama, jangan yang satu begini, yang satu begitu,
04:00Itu akan mengganggu.
04:01Itu poin pertama.
04:02Poin kedua, sebenarnya ini saatnya sudah untuk melakukan pendekatan ilmiah.
04:06Saya usul dari dua pendekatan ilmiah.
04:08Satu yang namanya survei kepuasan.
04:10Jadi kita tanya sekarang, anak, orang tua, guru, penyedia, bagaimana survei?
04:15Ini kan sudah lebih enam bulan.
04:16Itu satu.
04:17Yang kedua adalah studi, kohort.
04:19Pendek aja, studi kohort.
04:20Mulai sekarang, lakukanlah ikuti anak-anak itu, dua tahun, tiga tahun, lima tahun,
04:25Sehingga kita tahu dampak ini secara jelas.
04:27Oke, Prof, singkat saja, langkah cepat yang harus dilakukan.
04:30Karena sudah ada catatan, lima ribu lebih korban mengalami keracunan akibat MBG.
04:35Singkat saja.
04:36Langkah cepat dalam waktu sikat, beberapa minggu harusnya sudah ada data.
04:40Secara ilmiah yang menjelaskan kepada kita semua, inilah loophole-nya, inilah salahnya.
04:44Karena salahnya sudah ditemukan A, B, N, maka yang ditanggulangi misalnya A, B, dan N.
04:50Itu yang mesti keluar datanya dan itulah yang kita kerjakan sesuai dengan temuan yang harusnya dilakukan secara cepat saat ini.
04:56Oke, baik. Terima kasih Prof Chandra Yoga Aditama, pakar kesehatan masyarakat, sudah berbagi perspektif di Kompas Petang.
05:03Selamat sore Prof, terima kasih.
05:05Selamat sore.