Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
KOMPAS.TV - Presiden Prabowo Subianto kemarin telah tiba di Rio de Janeiro, Brasil, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS 2025 di sela agenda kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke negara tersebut.

Presiden Prabowo disambut dengan upacara kehormatan militer saat tiba di Rio de Janeiro.
Indonesia yang kini sudah resmi menjadi anggota BRICS akan mengikuti KTT BRICS perdana yang diselenggarakan pada 6 hingga 7 Juli di Brasil.

Presiden selanjutnya akan ke Braslia pada 89 Juli. Prabowo dijadwalkan menggelar pertemuan membahas kerja sama bilateral.

Kita bahas bersama dengan Praktisi Hubungan Internasional sekaligus Pendiri Synergy Policies, Dina Prapto Raharja.

Baca Juga Indonesia Tak Kena Tambahan Tarif 10 Persen AS Meski Gabung BRICS, Airlangga: Masih Ditunda di https://www.kompas.tv/nasional/605176/indonesia-tak-kena-tambahan-tarif-10-persen-as-meski-gabung-brics-airlangga-masih-ditunda

#prabowo #brics #politikluarnegeri

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/605860/full-analisis-arah-politik-luar-negeri-indonesia-usai-presiden-prabowo-hadiri-ktt-brics

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Presiden Prabowo disambut dengan upacara kehormatan militer saat tiba di Rio de Janeiro.
00:06Indonesia yang kini sudah resmi menjadi anggota BRICS akan mengikuti KTT BRICS perdana
00:12yang diselenggarakan pada 6 hingga 7 Juli di Brazil.
00:16Presiden selanjutnya akan ke Brasilia pada 8 sampai 9 Juli.
00:20Prabowo dijadwalkan menggelar pertemuan membahas kerjasama bilateral.
00:30Selain Prabowo, KTT BRICS di Brasil juga dihadiri Perdana Menteri India Narendra Modi.
00:47Dalam KTT ini, Modi diharapkan menyampaikan pidato tentang sektor-sektor utama yang berkaitan dengan agenda dan pembangunan BRICS.
00:56Selain itu, Perdana Menteri Tiongkok, Li Chiang juga telah tiba dalam pertemuan di Rio de Janeiro.
01:02Kelompok BRICS yang awalnya terdiri dari Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan mulai berkembang pada tahun 2023.
01:10Indonesia menjadi anggota terbaru dalam BRICS.
01:17Soal kehadiran Presiden Prabowo di KTT BRICS, kita bahas bersama dengan praktisi hubungan internasional
01:23sekaligus pendiri Synergy Policy, Dina Praptor Raharja.
01:27Mbak Dina, selamat petang.
01:28Selamat petang, Mbak Cindy.
01:30Mbak Dina, keanggotaan kita kan memang sudah dari awal tahun,
01:33tapi di tengah kepastian kita juga menunggu tarif Trump dan juga dinamika geopolitik.
01:37Apa konsekuensi kita hadir di KTT BRICS yang harus diwaspadai oleh pemerintah?
01:42Summit adalah pertemuan paling tinggi dari BRICS.
01:46Dan BRICS itu statusnya sebenarnya baru forum.
01:49Tapi forum yang punya simbol politik penting.
01:53Karena OECD misalnya, kalau OECD itu adalah organisasi negara-negara maju yang sudah sangat established,
02:01ya sudah jadi gitu loh.
02:02Jadi sudah ada aturan mainnya jelas, segala macam.
02:05Kalau BRICS itu statusnya masih dalam proses, masih dalam pembentukan.
02:10Jadi every step of the way, setiap langkah itu penting sebenarnya untuk dikawal.
02:15Dan BRICS itu dinamis.
02:17Dan kita boleh katakan, tadi saya bilang simbol politik yang penting,
02:21karena alternatif dari G7, organisasi negara-negara maju,
02:28dan juga dari G20, tandingannya itu sebenarnya.
02:31Jadi bukan dengan OECD-nya sebenarnya, tapi bentukan dari groupings yang seperti itu.
02:36Jadi konsekuensinya kalau kita hadir di BRICS ini, memang dinamisnya itu loh.
02:43Suasananya sangat dinamis, jadi kita mau bawa catatan yang baku gitu ya, datang ke sana.
02:48Itu bisa terkaget-kaget tentunya, karena bisa saja situasi berubah cepat.
02:54Dan kalau dilihat dari perkembangan di Brazil,
02:57ini tendensinya, misalnya India yang kemungkinannya juga masih gak cocok sama Brazil untuk sejumlah hal.
03:05Kemudian kemungkinan Tiongkok juga masih terus ditekan oleh Amerika Serikat.
03:10Rusia masih ditekan oleh Amerika Serikat.
03:12Jadi keputusan akhir dalam bentuk joint statement,
03:15itu bisa jadi akan sangat dinamis sampai last minute.
03:18Nah Mbak Dina, tapi ngomong-ngomong soal Amerika Serikat tadi,
03:20apakah akan mempengaruhi hubungan diplomasi Indonesia dengan Amerika Serikat
03:24di tengah kita juga masih negosiasi soal tarif Trump?
03:27Sebenarnya itu tergantung bagaimana kita menghadapi Trump aja ya.
03:32Karena Trump itu kan strateginya adalah menghentak di depan,
03:39tetapi faktanya dia sebenarnya juga tahu skema dari logistik global,
03:45misalnya ekonomi global, value chain di tingkat global,
03:49itu memang mayoritas sudah dikuasai oleh negara-negara BRICS,
03:52terutama oleh Tiongkok.
03:54Jadi caranya kita berhadapan dengan BRICS itu yang harus kita antisipasi.
04:00Sekali lagi saya ingin membawa kata cara,
04:02karena soal what kita,
04:04kita ya atau tidak dengan BRICS sebenarnya sudah inevitable ya,
04:08tidak bisa dihindarkan.
04:09Karena kenyataannya memang penguasaan dinamika ekonomi global itu sekarang
04:15dikuasai oleh Tiongkok,
04:17dipengaruhi oleh Rusia juga,
04:19India juga punya andil.
04:21Jadi menurut saya kalau kita tidak masuk di dalamnya,
04:24kita juga ketinggalan.
04:26Mbak Dina kan pemerintah bilang di KTT BRICS kita akan memastikan posisi kita sebagai jembatan,
04:32mau menjadi jembatan untuk dunia internasional.
04:35Di KTT BRICS itu akan bisa dimaksimalkankah oleh Presiden Prabu Subianto?
04:39Kalau itu sebagai cita-cita,
04:42silakan saja.
04:43Kendalanya kalau menurut saya,
04:45di antara negara-negara BRICS ini produk-produknya hampir sama.
04:49Basisnya itu komoditas,
04:51dan komoditasnya juga banyak di sektor tambang.
04:54Kemudian juga kalau kita lihat,
04:57penciptaan lapangan pekerjaan dari sektor-sektor ini di semua negara,
05:02itu relatif masih terhambat.
05:04Jadi kalau kita mau menyelaraskan langkah dari negara-negara anggota ini,
05:09supaya lebih bisa punya impact buat masyarakatnya sendiri,
05:12nah di situ kendalanya saya kira sebenarnya lebih dari sekedar retorika kita menjadi jembatan ya.
05:18Saya ambil contoh,
05:19kemarin Tiongkok sudah membuka diri,
05:22mau ikut investasi juga untuk produk baja di Indonesia.
05:26Ini angin segar karena sektor baja kita juga kena tampar cukup keras ya,
05:31dinaikkan lagi kan tarifnya oleh Amerika Serikat dari 25% menjadi 50%.
05:36Dan sektor ini sebenarnya sudah cukup tersendat-sendat perkembangannya
05:40sejak beberapa tahun lalu pasca pandemi.
05:43Tapi kita tahu juga bahwa dengan kita bekerjasama lebih dekat dengan Tiongkok,
05:48kemarin yang menjadi masalah itu sebenarnya adalah impor besi baja
05:51yang begitu banyaknya masuk ke dalam Indonesia dari Tiongkok.
05:56Dan tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia,
05:59sehingga dianggap membahayakan untuk konstruksi dan seterusnya.
06:04Jadi hal yang seperti itu yang saya lihat masih ada gap ya,
06:08antara industri dengan langkahnya pemerintah.
06:12Itu yang harus diselaraskan.
06:13Nah itu juga menyelaraskan agenda diplomasi dan politik antara Indonesia
06:17dengan negara-negara anggota BRICS,
06:19dan untuk mengutamakan kepentingan ekonomi di negara kita sendiri.
06:22Apa yang bisa Presiden Prabu Subianto lakukan di sana,
06:25memaksimalkan peluang itu?
06:26Sebenarnya kalau saat di meja diplomasi,
06:31yang penting itu adalah sinyal-sinyal yang cukup jelas,
06:33dan dipastikan juga bahwa instruksinya itu adalah
06:36Menteri silahkan laksanakan.
06:38Jadi jangan semuanya harus Presiden sampai detil-detilnya gitu ya.
06:42Karena faktanya di lapangan itu penyelarasan di nomenklatur
06:48antar kementerian, misalnya kementerian kita dengan kementerian di Tiongkok
06:51itu sudah match atau belum.
06:53Janjian kita buat MOU dengan pihak Tiongkok,
06:56tapi ternyata nggak bisa dilaksanakan
06:58hanya karena di sana itu cara pengambilan keputusannya
07:02untuk satu MOU beda gitu.
07:04Atau mitra dagang yang ada di kedua negara ini
07:09ternyata nggak match gitu
07:10antara kadin kita dengan
07:11ternyata di sana bukan kadin misalnya.
07:14Jadi itu hal-hal yang harus ditelusuri
07:16dan satu persatu itu merupakan tugas menteri
07:19dan juga para wakil menterinya.
07:21Jadi harusnya nggak menunggu lagi di tataran para menteri.
07:25Yang saya lihat di belakang ini terjadikan ya
07:27apa-apa semua kalau urusan luar negeri
07:30akhirnya kepada presiden
07:31padahal translation-nya atau penerjemahannya itu
07:34harusnya di tataran teknis.
07:36Harusnya di pejabat teknis.
07:37Tapi Mbak Dina juga untuk memperlebar
07:39peluang kerjasama investasi,
07:41kerjasama di sektor ekonomi
07:43artinya menteri-menterinya itu
07:44harus apa yang bisa mereka tengkankan?
07:47Apa daya tawar yang bisa ditawarkan Indonesia
07:49agar justru kita tidak semakin bergantung
07:51ke negara-negara misalnya ke Tiongkok yang ada di BRICS?
07:53Nah kalau kita perhatikan
07:56yang dikembangkan misalnya salah satu oleh Indonesia
07:59baru-baru ini adalah Danantara.
08:02Danantara itu kan salah satu cara lain sebenarnya
08:05untuk menjamin bahwa
08:07kalau pihak investasi asing masuk
08:09itu bisa ketemu sama championnya di Indonesia.
08:13Nah syaratnya itu sebenarnya adalah
08:15champion yang dimaksud ini bukan melulu hanya BUMN.
08:18Nah kalau pemerintah Indonesia sekarang
08:20entah mengapa gitu ya
08:23selalu yang dilihat kembali lagi
08:25menghidupkan hanya BUMN saja.
08:27Padahal para pelaku pasar di Indonesia
08:29yang ada di Kadin,
08:31yang ada di Apindo itu kan banyak sekali
08:33dan mereka sudah lama gitu
08:35menunggu ada angin segar dari pemerintah
08:37bahwa kalau ada dukungan
08:39dibuka pasar baru,
08:41kemitraan baru,
08:42itu sektor-sektor swasta ini
08:44yang justru diajak gitu loh,
08:46dibawa dan daya saingnya itu dimainkan betul.
08:49Jadi bukan lagi berdasarkan hubungan personal,
08:52bukan lagi berdasarkan preferensi
08:55dari penguasa kepada pihak-pihak tertentu saja.
08:58Oke Mbak Dina singkat saja,
08:59artinya oleh-oleh yang bisa kita harapkan
09:01dibawa pulang oleh pemerintah,
09:02oleh Presiden Prabowo dari berhasil
09:04KTT BRICS apa saja?
09:06Saya kira dari KTT BRICS
09:08yang pertama itu adalah kepastian bahwa
09:11jalur local swap untuk local currency swap
09:16jadi untuk perdagangan kita
09:17itu bisa dilakukan lebih intensif
09:19dengan negara-negara BRICS
09:20dengan menggunakan mata uang antar kita
09:22itu untuk pemicu ya stimulus
09:25kemudian yang kedua
09:26dipastikan bahwa aturan main
09:28antar negara terkait untuk investasi
09:32terkait untuk kerjasama ekonomi
09:34termasuk para championnya itu sudah diperkenalkan
09:36sehingga mereka bisa bertemu dan follow up
09:38dan peran pemerintah untuk melakukan
09:41reformasi yang diperlukan
09:42supaya ini lebih match antar pihak
09:44itu juga dilakukan
09:45Oke, oleh-oleh yang nyata
09:48kita tunggu realisasinya juga nanti
09:50sepulangnya dari lawatan ini
09:51terima kasih
09:52praktisi hubungan internasional
09:53sekaligus pendiri sinerja palesis
09:55Mbak Dina Praptora Harjas
09:56sudah berbagi bersama kami
09:57Terima kasih, selamat sore
09:59Amasara
09:59Amasara

Dianjurkan