Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 13/7/2025
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus kematian diplomat muda yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, masih menjadi misteri.

Rekaman terbaru CCTV yang menunjukkan penjaga kos sempat mondar-mandir di depan kamar-kamar diplomat, jadi bukti tambahan untuk mengungkap kasus ini.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam mengatakan, sembari menunggu hasil Lapfor, polisi juga mendalami profil dan keseharian korban sebelum ditemukan tewas. Kasus ini pun kini ditangani oleh Polda Metro Jaya.

Mantan Wakapolri, Ugroseno menyebut Arya Daru meninggal tidak wajar, terutama dengan kondisi wajah yang terlilit lakban, sehingga dugaan korban dibunuh masih terbuka lebar.

Hal senada juga disampaikan oleh analis intelijen, Wawan Purwanto, yang menyebut kejanggalan kematian korban harus diungkap, termasuk kaitannya dengan latar belakang korban.

Dalam proses penyelidikan, polisi membuka peluang untuk melakukan ekshumasi. Di satu sisi, latar Arya Daru Pangayunan yang pernah menangani kasus TPPO juga mulai dihubungkan dengan kasus kematiannya, meski Kemlu sudah menepis hal itu.

Pengungkapan kasus oleh Polri... inilah yang kini tengah dinanti untuk menjawab semua teka-teki kematian diplomat Kemlu ini.

Baca Juga Kematian Diplomat Kemlu Penuh Tanda Tanya, Ditemukan Tewas dengan Kepala Terlakban | BERUT di https://www.kompas.tv/regional/604936/kematian-diplomat-kemlu-penuh-tanda-tanya-ditemukan-tewas-dengan-kepala-terlakban-berut

#diplomat #diplomattewas #diplomatkemlu

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/604952/full-menguak-sebab-kematian-diplomat-kemlu-eks-kapolda-jabar-ada-yang-janggal-kompas-petang
Transkrip
00:00Saudara misteri penyebab kematian diplomat muda Kemlu yang tewas dengan wajah terlakban masih belum dipecahkan polisi.
00:08Dalam proses penyelidikannya polisi membuka peluang untuk melakukan ekshumasi atau membongkar makam untuk memeriksa jasad yang telah dikuburkan.
00:16Komisioner Kompolnas Yusuf Warsim dan mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Purnawirawan Anton Charlian sudah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
00:24Selamat petang Pak Yusuf, Pak Anton terima kasih sudah bergabung bersama kami di Kompas Petang, terima kasih.
00:31Selamat petang, selamat sore ya.
00:34Selamat sore, saya ke Pak Yusuf terlebih dahulu.
00:36Pak Yusuf Kompolnas terakhir menerima laporan sejauh mana penyelidikan terkait kasus tewasnya diplomat muda ini Pak Yusuf?
00:44Ya terima kasih.
00:45Jadi sejauh yang kita pantau ini tentu kita harus menilainya bahwa kasus ini tentu tidak mudah, tidak mudah karena korban meninggal dunia dalam keadaan di dalam kamar dan sendiri.
01:05Kami memantau dan menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh penyelidikan dalam proses penyelidikan ini sebenarnya sudah terlihat sungguh-sungguh.
01:17Tiga kali melakukan olah PKP, hanya sebenarnya ada CCTV yang tentu ini harus dilakukan digital analisis forensik ya.
01:31Jadi dilakukan analisis digital forensik baru kemudian terkait dengan saksi-saksi yang terkam dalam CCTV yang disebut mundar-mandir itu kan kami kira sudah dimintain klarifikasi.
01:48Hanya tentu yang terus ada otopsi ya itu sudah bagus tinggal menunggu hasilnya apakah hasil otopsi itu dapat menjelaskan penyebab kematian.
02:00Hanya nanti tentu kita mendorong apakah ada handphone atau smartphone milik korban yang ada di TKP dalam beberapa kasus yang itu dalam kondisi seperti itu sendiri dan tidak ada saksi.
02:18Jadi kita dapat menjelaskan bagaimana latar belakang ketika dilakukan analisis digital forensik terhadap handphone korban.
02:28Mudah-mudahan ada.
02:28Pak Antan, kalau Anda membaca kasus ini, ini kan beberapa potongan dari rekaman CCTV mulai diungkap ke publik.
02:38Salah satunya adalah penjaga indekos yang sempat terlihat mundar-mandir.
02:42Sebenarnya kalau dari titik ini sudah bisa belum diungkap penyebab dan juga latar belakang dari kasus tewasnya, diplomat muda?
02:51Saya kira kalau hanya dari satu sisi ini masih sangat dini ya.
02:59Tapi kita percaya bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna.
03:05Nah di sini pun juga ini mundar-mandir atau kenapa dia melihat itu juga kan harus dilihat latar belakangnya.
03:12Kenapa yang bersangkutan ini mundar-mandir?
03:15Ada juga yang memberitakan bahwa konon kabarnya istinya meniapun penjaga untuk mengecek daripada korban tersebut.
03:27Nah apabila memang dari jejak digital yang mundar-mandir itu bisa dipertanggungjawabkan,
03:34Mungkin ini ya agak sumir untuk dikatakan bahwa ini adalah mereka para pelakunya.
03:42Jadi saya sepanjang jadi penyidik sama dengan juga dengan senior saya Pak Ugro,
03:50Baik penyidikan Marsina, penyidikan Munir, itu memang kita ini harus meneliti menelaan dari sesuatu yang komplek
04:00Mulai dari kejanggalan-kejanggalan yang ada.
04:04Karena kejanggalan itu diawali dari kejanggalan.
04:08Nah ini, ini kan baru satu sisi saja.
04:11Oke, tapi maaf saya potong, kalau dari potongan-potongan CCTV ini Anda melihatnya ada sesuatu yang janggal
04:18Atau bisa dikatakan memang suatu hal yang wajar?
04:23Ya saya kira kalau tidak ada latar belakang itu sesuatu yang janggal.
04:27Tetapi ketika ada latar belakang, misalkan seperti yang dikatakan bahwa itu diminta oleh seseorang atau oleh istrinya,
04:37Kalau diminta oleh istrinya juga itu harus didalami lagi.
04:41Seperti, mohon maaf ini tidak menuduh masalah pembunuhan Subang,
04:45Kan ternyata adalah dari keluarganya sendiri.
04:50Makanya ini di samping physical evidence, bukti-bukti mati, bukti-bukti hidup, latar belakang,
04:58Ini harus saling berkelindan erat.
05:01Karena untuk mengungkap satu masalah tidak bisa dari satu sisi.
05:05Apalagi ini tadi dikatakan, apakah sidik jari itu hanya di lakban saja,
05:11Atau ada di tempat lain.
05:13Kan ini perlu terus-terusan dikumpulkan antara satu bukti dengan satu layak.
05:19Yang lain istilahnya antara fakta yang satu, fakta kedua,
05:23Sehingga menjadikan satu sebuah kenyataan tentang tindak pidana.
05:29Jadi memang ada puzzle yang harus disambungkan dan juga dikaitkan untuk mengungkap kasus tewasnya diplomat muda.
05:39Tapi Pak Yusuf, kalau dilihat dari ini kan sudah berjalan enam hari kurang lebih.
05:45Apa yang sekiranya yang dilaporkan kepada Kompolnas, kesulitan yang ditemukan oleh penyidik terkait dengan tewasnya diplomat muda ini?
05:54Sejauh ini Kompolnas belum menerima apapun yang menjadi hambatan-hambatan kesulitan.
06:01Penyidik masih optimis bahwa penyidikan ini akan mendapatkan terang.
06:09Mereka terus berusaha mengumpulkan fakta-fakta yang itu menjadi penjelas apa sesungguhnya.
06:18Termasuk tadi, tadi saya sampaikan ada fakta mundar mandir,
06:23yang disebut yang diduga penjaga kos, yang itu terekam dalam CCTV,
06:27kan itu perlu dilakukan analisis digital forensik.
06:31Apalagi apabila benar ada kronologi menelpon keluarganya,
06:37apakah memang benar keluarganya, itu bisa menjelaskan ketika dilakukan analisis digital forensik.
06:44Dan itu tentu bagian dari fakta-fakta yang harus diungkap.
06:48Kami tetap mendorong bahwa penyidikan ini sungguh-sungguh cermat,
06:54dan kita percayakan bahwa kasus ini akan terungkap.
06:58Hanya tadi, dugaannya kan memang dua, apakah bunuh diri atau memang ada pembunuhan.
07:04Nah, tapi kalau terkait dengan dugaan penyebab tewasnya diplomat muda ini,
07:09apakah bunuh diri atau dibunuh, cukup tidak dengan hasil dari forensik,
07:14yang memang sampai saat ini kita masih tunggu.
07:16Atau memang diperlukan adanya proses eksumasi?
07:19Ya, sejauh ini kan kami memantul sudah dilakukan otopsi.
07:24Hasilnya seperti apa?
07:26Kita belum mendapatkan informasi, tentu ini fakta yang harus ditunggu.
07:31Apa dari hasil otopsi itu penjelasannya?
07:35Fakta apa dari hasil otopsi itu yang bisa dilihat oleh penyidik?
07:40Jadi, sementara rangkaian penyidikan yang telah dilakukan oleh penyidik ini,
07:45kami nilai penyidik sungguh-sungguh.
07:47Sejauh ini kita memang belum mendapatkan informasi, sekali lagi,
07:50apa yang menjadi hambatan, tangan, dan kesulitan yang disampaikan kepada kami,
07:56bahwa penyidik terus melakukan pengumpulan fakta-fakta yang dapat menjelaskan,
08:01apakah ada peristiwa pidana atau tidak atas kematian diplomat ini.
08:04Pak Anton, berdasarkan pengalaman Anda terkait dengan pola dari lilitan lakban,
08:12itu bisa diketahui tidak?
08:14Apakah yang bersangkutan atau almarhum ini tewas karena bunuh diri
08:19atau tewas karena ada pihak lain?
08:23Saya kira untuk menentukan itu masih,
08:26saya sependapat dengan Pak Ugro masih 50-50 lah, setengah-setengah.
08:31Tapi apabila dilihat dari tutupan lakban itu,
08:35apakah tutupan lakban itu di mulut,
08:37ataukah tutupan lakban itu di hidung,
08:39kan kita juga tidak tahu.
08:41Jelas, itu ada orang lain kemungkinan yang melakukannya.
08:47Sehingga bisa saja terjadi ini adalah pembunuhan.
08:52Makanya ini untuk mengungkap ini satu pembunuhan itu,
08:55seperti tadi dari Mbak Sintia,
08:57memang betul tidak boleh dipotong berpasal-pasal,
09:01ini harus rangkaian yang utuh.
09:04Tadi dari jejak digital misalkan,
09:07baik handphone maupun HP ataupun lain-lain,
09:12sidik jari, telapak kaki,
09:15ya seperti di Subang kan ini,
09:18bisa dilihat ternyata ada beberapa telapak kaki yang berbeda.
09:22Nah ini pun juga kan bisa mengungkapkan sesuatu.
09:26Jadi kalau hanya satu sisi,
09:30sangat-sangat dinilah kita untuk mengatakan sesuatu.
09:34Dan saya kira kepada masyarakat pun juga,
09:37mohon sabar.
09:38Dan kepada penyidup pun juga,
09:40jangan terganggu dengan opini-opini yang ada,
09:44harus selesai, harus selesai.
09:46Sementara kan ini perlu kecematan,
09:49jangan sampai nanti malah karena desakan opini,
09:51salah tangkap orang,
09:54sehingga menjadikan simalakama bagi Polri,
09:58bukan mendapatkan satu prestasi,
10:01malah mendapatkan cacimaki.
10:03Kan ini kan repot juga,
10:05jadi sekarang saya juga mohon kepada masyarakat,
10:08mohon bersabar.
10:10Insya Allah, dulu saja kasus pembunuhan ini
10:13selalu terungkap gitu kan.
10:15Apalagi sekarang dengan teknologi-teknologi yang sempat canggih,
10:20tentu saja akan sangat membantu.
10:22Karena di dalam kasus pembunuhan ini,
10:25mohon maaf saya selama penyidik,
10:27selalu ada yang,
10:28seolah-olah ada yang menuntun gitu kan.
10:30Ada yang menuntun,
10:32ya baik dari sisi batin atau apa gitu.
10:35Pada akhirnya ya bisa ketemu kan begitu.
10:37Yang penting,
10:38penyidik ulek gitu kan.
10:41Baik, terima kasih Irjen Purnawirawan Anton Carlian,
10:44dan juga dari Kompolnas Pak Yusuf Warsim.
10:47Terima kasih.
10:48Terima kasih Pak Anton.

Dianjurkan