JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hadir dalam acara Rembuk Tani Menuju Swasembada Gula Nasional bersama Petani Tebu, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (8/7/2025).
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto.
Mentan Amran menyampaikan evaluasi dan sejumlah langkah strategis terkait sektor pertanian dan komoditas gula.
Baca Juga Trump Umumkan Tarif 32%, Istana: Memberi Peluang Negosiasi di https://www.kompas.tv/nasional/603976/trump-umumkan-tarif-32-istana-memberi-peluang-negosiasi
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/603979/di-depan-gibran-mentan-amran-kami-kejar-petani-nakal-yang-salah-gunakan-subsidi
00:30Ini mohon ditindaklanjuti, bukan Pak Menteri sudah bisa menyelesaikan masalah beras ini.
00:38Nah ini kita lanjut ke tebu, jagung, dan lain-lain.
00:44Saya kira permasalahannya hampir mirip-mirip.
00:49Nah nanti untuk masalah harga lelang, masalah hama, masalah pompanisasi, masalah rendemen, ini mohon nanti bisa diselesaikan ya Pak ya.
01:04Saya kira ini bisalah kemarin beras bisa, tebu juga bisa.
01:08Apalagi dari Pak Presiden sudah memberikan arahan, instruksi secara langsung.
01:15Dan untuk masalah kurtani ya Pak, nanti Pak Menteri aja yang menjelaskan ini ada ya berita baiklah terkait kurtani.
01:24Saya titip juga Pak Wagub, ada Pak Bupati tadi.
01:30Saya titip nanti ini kan proses sebelum launching kooperasi merah putih kan badan hukum kooperasi-kooperasinya kan sudah diproses enggak Pak?
01:39Jadi nanti saya mohon nanti para petani, terutama yang petani tebu nanti bisa terfasilitasi juga.
01:47Pak Menteri mohon di ini Pak dijelaskan yang masalah kurtani tadi Pak yang kita bahas tadi Pak.
01:51Atas seizin Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, kami ingin menjelaskan beberapa hal.
02:09Izin Bu Ketua Komisi 4, ada Komisi 5, ada Pak Panglima, ada Wakil Menteri, Pak Dirut, Pak Wagub, seluruh hadirin yang kami cintai.
02:19Izin Pak Wapres atas arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
02:25Sebelum laporan sampai ke beliau, kami sudah evaluasi satu bulan yang lalu.
02:31Kami mencoba keliling fokus setelah padi jagung.
02:34Alhamdulillah stok kita izin Pak Wapres tertinggi sepanjang sejarah saat ini.
02:42Sekarang kami ke gula, ini kami rapatkan rakortas, harga gula Rp14.500.000, kami pemerintah sudah siapkan anggaran melalui BUMN, ID Food Rp1,5 triliun membeli gula petani yang ada sekarang.
03:03Itu tolong jangan dijual di bawah harga standar, itu perintah Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden.
03:11Berikutnya kur, kur ini izin miripupuk masalahnya.
03:17Sama semua masalahnya, ini masalah puluhan tahun.
03:20Jadi ada kredit akumulasi, artinya apa?
03:24Flaponnya Rp500, kalau dia mengambil Rp100.000 satu tahun berarti tahun ke-6, gak bisa ambil kredit.
03:30Alhamdulillah Pak Wapres, insya Allah mungkin minggu bulan ini, harapan kami minggu depan sudah terbit suratnya,
03:42bisa mengambil, bukan akumulasi lagi, bisa mengambil kur bebas.
03:48Yang penting jangan yang luasannya seribu hektare.
03:50Itu bukan kur itu, pengusaha besar itu.
03:53Ya dua hektare, tiga hektare.
03:54Kalau tadi yang ada empat hektare kan ada anaknya, ada ibu, dua nama kan, terakhir tetangga, kan bisa.
04:02Dampaknya, Pak Wapres, dampaknya ini 86% yang rusak seperti di belakang.
04:10Kenapa rendemen tidak pernah berubah?
04:13Ini karena regulasi yang ada.
04:15Ini cara tanamnya di belakang, maaf.
04:17Ini bermacam-macam varitas.
04:21Dan itu harus dibongkar ulang.
04:22Kita target tiga tahun bongkar ulang semua seluruh Indonesia.
04:25Ada 500.000 hektare.
04:27Seluruh Indonesia kita bongkar ulang.
04:31Kemudian, pupuk tidak masalah, saya kira.
04:36Kemudian harga kita sudah tetapkan, 14.500.
04:40Pempa, tetapi minta lagi.
04:48Pak siapa namanya?
04:51Pak Januri.
04:52Pak Januri, terima kasih dulu baru minta lagi.
04:57Karena ibu ketua juga ada di samping saya, jadi saya hati-hati sekali menjanji.
05:03Kalau pompa ada.
05:05Sekarang bisa izin Pak Wapres, ada pompa sekarang.
05:08Ini bisa nanti.
05:10Oh, sumurnya lagi?
05:13Ya, mestinya kita bagi Pak Wagup.
05:16Jadi pupuknya dari atas, uangnya 1,5 triliun dari pusat.
05:20Pak Wagup yang pompanya.
05:22Eh bukan, sumurnya.
05:25Ya ibu ketua ya.
05:27Jadi daerah yang ngebor.
05:29Nanti kalau kurang pompa, aku tambah lagi pompanya.
05:33Kemudian Pak beri gula.
05:35Jadi nanti itu yang apelis Pak.
05:37Tolong sahabatku petani semua, Pak Wapres izin yang menjadi apelis nanti tidak perlu agunan.
05:43Yang penting pabriknya menjadi apelis.
05:46Itu kita sudah sepakati dan menjadi regulasi.
05:49Jadi tidak perlu apelis tapi pabrik, eh sorry tidak perlu agunan tapi pabriknya apelis.
05:53Yang terima gula nanti kreditnya dipotong lewat pabrik.
05:55Jadi tingkat kepastiannya tinggi.
05:58Jadi petani tebu jauh lebih mudah kita selesaikan.
06:02Karena dia cukup, nilainya cukup baik.
06:06Keuntungannya cukup baik dibanding padi.
06:08Kemudian subsidi, petani tebu mau buat sendiri silahkan.
06:15Pak Dirut Pupuk, silahkan Pak.
06:17Buat kelompok petani tebu sendiri silahkan.
06:20Silahkan saja.
06:21Silahkan.
06:22Ijin Pak Wapres kita, saya putusin silahkan karena ini kelompok tani.
06:27Kalau agak diatasnya sedikit Pak Wapres tapi hanya membentuk kelompok tani.
06:31Saya kira, sudah lah terserah Bapak.
06:36Yang penting, yang penting produksinya bagus.
06:39Enggak usah.
06:40Terserah Bapak.
06:41Yang penting produksinya naik.
06:43Ijin Pak Wapres, insya Allah kalau white sugar ada keyakinan kami tahun depan.
06:50Tapi dengan gula industri mungkin 3-4 tahun.
06:54Ini puluhan tahun.
06:56Nah ada yang menarik Pak Wapres, dulu zaman Belanda,
06:59waktu kita dijajah itu produksi kita penyuplai gula nomor 2 dunia.
07:06Produksinya 14 ton per hektare.
07:09Alhamdulillah setelah merdeka turun menjadi 4 ton.
07:12Kenapa?
07:13Karena tidak regulasi harus mendukung kemudian diberi tekanan.
07:18Nanti kami tagih nanti ke petaninya setelah kami regulasi baik,
07:21pupus subsidi ada, pompa ada, irigasi ada, kemudian harga pasti ini yang ditunggu.
07:27Kalau tidak produksi lagi nanti kami yang kejar di lapangan.
07:30Dan yang tidak naik produksinya,
07:34atau tolong ini petani, maaf ya, petani ini kan baik-baik nih.
07:39Jangan yang menjadi penjamin adalah pabrik A,
07:43tapi jualnya setelah panen ke pabrik B.
07:45Kalau itu terjadi, pupus subsidi-nya pasti kami cabut.
07:50Tapi tidak ada di sini, tidak ada petani dari luar negeri.
07:52Jauh dari pabrik, Pak Dini.
07:54Dari pabrik lain jauh sini.
07:55Oh jauh, berarti aman ya.
07:57Berapa pabrik di sini?
07:58Hah?
08:00Oh aman, aman, aman.
08:01Berarti tidak berlaku untuk di sini.
08:02Di luar negeri, di negara lain.
08:05Jadi, gini Pak Wapres, di sini yang jamin adalah pabrik A.
08:09Yang membantu pabrik A.
08:10Yang membina pabrik A.
08:11Kan sudah, jualnya ke sebelah, jadi dapat dua.
08:16Ini tidak terjadi, tapi di petani tebu Indonesia tidak ada.
08:20Kedepan semua regulasi, kemudian bibit, bongkar, ratun kita perbaiki, insya Allah produksi naik.