Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 4/7/2025
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkap satu pertanyaan yang dilayangkan Presiden Prabowo Subianto usai ia ditunjuk kembali menjadi Menkeu.

Sri Mulyani mengungkap bahwa pertanyaan dari Prabowo adalah berapa anggaran untuk merehabilitasi sekolah.

"Saya rasa kalau kita bicara tentang kebutuhan dan terutama kualitas dari pendidikan, berbagai kerusakan atau situasi kondisi dari sekolah-sekolah yang masih sangat tidak memadai, itu juga menjadi concern dari Bapak Presiden," kata Sri Mulyani saat rapat bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Sri Mulyani mengatakan, pertanyaan Prabowo itu muncul setelah ia melihat kondisi sekolah di sekitar kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, tidak dalam kondisi yang baik.

Baca Juga Sri Mulyani di DPR: Rasio Utang Indonesia Terendah di Antara Anggota G20 di https://www.kompas.tv/nasional/603355/sri-mulyani-di-dpr-rasio-utang-indonesia-terendah-di-antara-anggota-g20



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/603357/sri-mulyani-bongkar-pertanyaan-pertama-prabowo-usai-dirinya-ditunjuk-kembali-jadi-menkeu
Transkrip
00:00Tadi silakan kepada Menteri Keuangan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang relevan, Menteri Bapak Nas juga, Gubernur BI dan Ketua DKI UJK.
00:13Saya persilakan.
00:15Terima kasih pimpinan dan para anggota atas pertanyaan.
00:21Untuk pertanyaan dan mungkin klarifikasi dari Pak Aris Turino PDIP, tadi sebetulnya mengkonfirmasi apa yang sudah kami presentasikan, bahwa memang tekanan perekonomian terlihat.
00:37Dan oleh karena itu pemerintah kemudian melakukan beberapa mitigasi seperti tadi disampaikan, baik melalui program stimulus 1 dan 2 dan juga tentu akselerasi dari berbagai program-program pemerintah yang sudah ditetapkan.
00:54Jadi dalam hal ini Pak Aris moga-moga itu juga bisa membuat pertumbuhan ekonomi yang cenderung mengalami tekanan bisa termitigasi.
01:05Untuk beberapa estimasi dari penerimaan pajak, biaya cukai, tentu tadi sudah disampaikan kepada Direkturat Jenderal Pajak dan Biaya dan Cukai.
01:16Kami terus akan memonitor penerimaan dan terutama kalau tadi ada aspek-aspek yang harus kita waspadai seperti restitusi atau karena ada harga komoditas atau karena aktivitasnya melemah, itu yang sedang terus.
01:32Dan Pak Bimo terus melihat dari sisi data, jadi data juga sangat penting dalam hal ini dan kita juga melakukan joint effort antara pajak, biaya cukai, dan PNPP.
01:44Bapak tadi menanyakan mengenai pendanaan defisit, pendanaan defisit dalam hal ini selalu kita jaga melalui kombinasi pembiayaan dari sisi penerbitan surat utang.
01:57Itu nanti mungkin besok di dalam panjang akan ditunjukkan detailnya.
02:03Kemudian kita juga bisa melakukan pinjaman dari multilateral, bilateral.
02:09Dan kita dalam hal dibutuhkan kita bisa minta penggunaan sal.
02:14Jadi seperti tahun 2025 ini, kami sudah meminta izin dari Badan Anggaran untuk penggunaan sisa anggaran lebih di Rp85,6 triliun yang tadi sore juga sudah disetujui.
02:29Tentu di dalam pendanaan defisit kita akan terus melihat kondisi dari bond market di dalam negeri dan luar negeri,
02:37karena itu sangat penting dan juga melakukan pendalaman dari pasar obligasi pemerintah.
02:43Terutama di level retail, karena mereka biasanya lebih stabil dan masyarakat kita kalau pegang surat berharga negara,
02:51dia pegang sampai jatuh tempo, jadi tidak menimbulkan gejolak terhadap harga.
02:56Tapi saya berterima kasih Bank Indonesia juga turut menjaga yield SPN kita.
03:01Kita tadi juga berdiskusi karena menurut kita juga perlu untuk bisa diberikan kesan atau target efisiensi dari harga,
03:13dari surat berharga negara kita agar perekonomian kita menjadi lebih, meningkat secara lebih efisien.
03:22Untuk asumsi gross, tadi telah saya jelaskan mengenai 5,2 hingga 5,8 dan apa-apa yang dibutuhkan untuk mencapai itu.
03:32Tentu yang tadi saya sampaikan untuk konsumsi bisa tumbuh di atas 5%, 5,5.
03:40Seperti yang disampaikan Pak Hanif Dakhiri itu konsumsi enggak cuma tergantung bansos,
03:46tapi harus dari kesempatan kerja.
03:48Jadi memang yang disampaikan Pak Hanif tadi mengenai pentingnya create job dan jobnya itu harus job yang berkualitas,
03:58karena itu yang akan menentukan tadi kelas menengah yang Bu Hanif menyampaikan itu penting sekali.
04:04Saya ingin menambahkan sedikit tadi ada pertanyaan Pak Hanif mengenai kooperasi,
04:11kita sedang mendesain kooperasi merah putih agar dari kemampuan pemerintah untuk memberikan backup melalui dana desa sehingga bisa mencegah potensi NPL.
04:23Tapi kami sedang berdiskusi dengan kementerian terkait,
04:28baik Menteri BUMN dan Nantara, Himbara, dan tentu saja dengan Bank Indonesia dan OJK.
04:35Untuk Pak Melki, terima kasih Bapak atas tadi yang sangat menyentuh saya,
04:44saya rasa kalau kita bicara tentang kebutuhan dan terutama kualitas dari pendidikan.
04:50Tadi berbagai kerusakan atau situasi kondisi dari sekolah-sekolah yang masih sangat tidak memadai,
05:00itu juga menjadi concern dari Bapak Presiden.
05:02Jadi waktu saya pertama kali menjadi Menteri Keuangan di Bapak Prabowo,
05:07pertanyaan beliau berapa anggaran untuk rehabilitasi sekolah.
05:13Dan saya sampaikan kepada beliau ada yang dibelanjakan melalui pemerintah daerah,
05:18ada yang melalui Menteri PUPR, ada yang dari Kementerian Agama Langsung.
05:23Kemudian instruksi Bapak Presiden adalah,
05:26karena beliau juga melihat, tadi kalau Pak Kamrud menyampaikan beliau,
05:31mungkin Bapak dan Ibu sekalian lihat beberapa kali Pak Presiden menggunakan contoh,
05:36ada sekolah yang dekat Hambalang yang beliau lihat,
05:39ternyata sudah diperbaiki tapi tidak ter-deliver dengan baik.
05:43Ada faktor kapasitas, ada faktor tata kelola.
05:48Sehingga kemudian Presiden memutuskan untuk seluruh dana rehabilitasi sekolah itu
05:53kemudian di-centralize agar kita bisa melihat secara langsung dan memonitor kemajuan,
06:04berapa target sekolahnya dan bagaimana mereka akan diperbaiki.
06:08Itu concern yang dari Bapak Presiden.
06:11Untuk afirmasi terhadap daerah-daerah termasuk NTT tadi dan Ibu mengenai,
06:20kalau afirmasi dari anak-anak tadi untuk mereka mendapatkan beasiswa,
06:25kita mengidentifikasikan berdasarkan program-program seperti Kartu Indonesia Pintar,
06:32Kartu Indonesia Kuliah.
06:34Jadi anak-anak yang memang dari keluarga tidak mampu harus bisa tetap meneruskan sekolah.
06:42Kalau afirmasi dari sisi beberapa kesempatan,
06:46kami memahami seperti dari mulai penerimaan di PKN STAN atau LPDP,
06:53kita memberikan afirmasi Indonesia Timur diberikan blok,
06:57sehingga dia tidak out-compete dengan daerah Jawa atau bagian Barat.
07:05Itu kita lakukan untuk Papua, Maluku, dan NTT.
07:09Kita bahkan memberikan suatu jatah khusus.
07:12Untuk LPDP juga kita lakukan seperti itu, Pak.
07:15Mengenai anggaran pendidikan secara total,
07:18saya ingin sampaikan, Pak Melki,
07:21seperti yang tadi Bapak sampaikan di dalam PP48-2008,
07:25anggaran pendidikan kedinasan tidak termasuk dalam anggaran pendidikan.
07:30Jadi 700 tadi itu tidak termasuk anggaran kedinasan.
07:35Tidak termasuk dalam perhitungan 20%.
07:37Jadi memang mereka masuk di dalam anggaran dari kementerian
07:42seperti yang Pak Melki sampaikan.
07:44Mengenai desain dari belanja pendidikan ini,
07:48ini terus terang termasuk yang menjadi perhatian Presiden Pak Bowo.
07:51Karena Bapak Presiden kan sekarang melihat kepada intervensi-intervensi langsung
07:56di daerah-daerah kemiskinan.
07:59Makanya dibuatkan sekolah rakyat dan perbaikan.
08:01Jadi kalau dari sisi intervensi di daerah...
08:04Intrupsi kemiskinan?
08:05Intrupsi, Pak Ketua.
08:06Silakan, Pak Dolphin.
08:08Bu Menteri, saya mau klarifikasi, Bu.
08:10Saya baru dapat dokumennya dari LAPSEM.
08:12Coba ditayangkan tentang 20% anggaran pendidikan.
08:21Nah ini yang melalui kementerian,
08:23kalau bukan kedidasan ini apa ini, Bu?
08:27Kalau di kementerian keuangan itu LPDP mungkin, Pak, ya.
08:31Kalau dimasukkan.
08:32Ini kementerian pertanian, perindustrian, perhubungan,
08:36kesehatan, kehutanan, dan seterusnya itu apa?
08:39Ada sekolah umum di bawah kementerian itu.
08:43Kami cek ya, Pak, ya.
08:44Tapi kami memang sesuai dengan yang keputusan waktu itu.
08:49Tahun berapa itu?
08:50Tahun 2008.
08:53Kedinasan itu tidak masuk.
08:54Nanti kualifikasi dari yang disebut kedinasan
08:57dengan yang non-kedinasan mungkin kita perlu klarifikasi.
09:00Tapi yang disampaikan, Pak Dolphin, saya memahami.
09:04Karena ada di berbagai KL tadi.
09:07Jadi kita perlu.
09:08Dokumentan sosial aja sampai hampir 12 triliun lebih.
09:12Untuk tahun 2025.
09:15Untuk sekolah rakyat nanti, Pak, mungkin.
09:17Itu masuk.
09:18Ya, terus gimana?
09:19Pak, saya tuh, Bu.
09:21Kementerian Kesehatan,
09:24Kerjaan Umum.
09:27Ya, nanti tolong dicek, Bu.
09:28Kalau Ibu, Pak, katakan tidak ada di kedinasan,
09:31ini tersebar di berbagai kementerian.
09:33Akan lanjut, Bu.
09:37Nanti kami akan cek dan kami sampaikan kepada Bapak dan Ibu sekalian.
09:43Untuk aspirasi DAK penugasan,
09:45tentu ini nanti kami akan konsultasikan, Pak Melki,
09:49terutama kepada pemerintah sendiri maupun kepada di dalam DPR sendiri.
09:54Karena ini berarti apakah basisnya komisi ataukah berbasiskan kepada sektoral.
10:02Pak Kamru Samad, dalam hal ini terima kasih karena lebih banyak kepada Pak OJK.
10:08Kami kembalikan ke OJK.
10:10Dari Nasdem, PKB akan mendalami.
10:13Terima kasih untuk Ibu Anis, tadi yang kelas menengah.
10:17Saya rasa ini terus-terusan yang akan kita lihat berdasarkan polisi.
10:23Kalau polisi-polisi yang berhubungan dengan hilirisasi,
10:26itu kenanya nanti adalah pekerja yang di kelas lebih educated.
10:31Programnya pemerintah yang lebih labor intensif adalah seperti perbaikan sekolah,
10:37rakyat, itu dilakukan, diupayakan, itu dilakukan oleh kontraktor lokal,
10:42sehingga dia menciptakan tadi pekerjaan yang tadi Pak Anif juga memberikan perhatian adalah pada kelas menengah.
10:50Jadi kita juga kooperasi merah putih, kur, yang tadi kita baru diskusikan tadi untuk petani tebu,
10:57ini semuanya adalah di level yang kelas menengah tadi, Ibu Anis.
11:02Jadi kita juga mencoba untuk mendesign dan mendukung program-program yang dilakukan oleh kementerian terkait
11:10di dalam rangka untuk mempertebal kelas menengah.
11:13Atau merecover tadi yang disampaikan kalau mereka mengalami penurunan ke kelompok aspiring middle class
11:23untuk bisa kemudian tetap ada di kelas menengah.
11:26Untuk Ibu Ani Juliani

Dianjurkan